Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

BAB TUJUH

(Roni pov)

Bisa kulihat matanya yang membelalak saking kagetnya.

"Roni, apa kau punya fotonya?" Tanya Elena

Aku mengangguk, dengan sigap kuambil pigura cokelat yang berisi foto Zikri yang tengah berdiri di depan sebuah pohon.

Saat aku memberikannya, bisa kulihat wajah Elena yang menggelap.

"Ini....Ika" bisik Elena

"Ika? Kau memanggilnya begitu?"

Elena mengangguk "kalian mengenalnya hanya sebagai Zikrika?"

Aku mengangguk

"Nama lengkapnya Zikrika Anggraini" lanjut Elena  "aku biasa memanggilnya Ika, aku dipindah ke panti asuhan sejak tujuh tahun yang lalu. Saat kedua orang tuaku meninggal"

Elena menghela nafas dan kembali melanjutkan "dia tetanggaku, aku biasa bermain di bawah pohon bersamanya"

"Dia tinggal dengan kakeknya karena kedua orangtuanya juga sudah tiada"

Aku hanya bisa terdiam saat melihat Elena. Gadis itu terlihat sangat berduka.

"Dia teman terbaikku. Teman satu-satunya, karena yang lain menganggapku aneh. Aku terpisah darinya saat aku dipindah ke panti asuhan. Sejak itu aku selalu berkirim surat dengannya. Tapi kirimannya terhenti sejak dua tahun lalu"

Elena menunduk "tapi tak kusangka, surat darinya terhenti karena hal itu"

Bisa kulihat air matanya yang menetes dan hilang di atas selimut putihku. Membuat bekas bercak-bercak bening.

Elena mengusap pipinya dan menatapku "apa ada lagi yang disampaikannya?"

Aku mengangguk "dia memintaku untuk memberikan surat ini padamu"

Aku menyerahkan selembar amplop kecil berwarna putih padanya. Elena membuka amplop itu dan membaca surat di dalamnya.

Setelah selesai, dia menunjukkan surat itu padaku.

Dear Elena,

Sudah tujuh tahun kita tak bertemu. Jika kau membaca surat ini, artinya aku sudah pergi. Maaf aku tak bisa membantumu Elena. Jika kau bertemu seorang lelaki berambut cokelat gelap bernama Roni Siswanto, ikutlah dengannya. Dia akan melindungimu.

Maaf Elena, aku tau kalau kau disiksa di panti asuhan itu. Tapi aku tak bisa, karena si ibu asuh sangat rapi dalam modus operandinya.

Dan terima kasih Elena karena sudah mau berteman denganku. Rasanya aku senang akhirnya punya teman sebaik dirimu.

Juga kepada para anggota Underground Bullet, kalian yang terbaik!

Yang terakhir, terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Roni.... partnerku yang seliar macan kumbang.

Salam,
Zikri

Air matanya mengalir semakin deras. Tanpa bisa kutahan, aku langsung menariknya kedalam pelukanku. Membiarkan air matanya membasahi kaosku.

Tanganku mengusap punggungnya dengan lembut hingga lambat laun tangisannya mengecil dan akhirnya terdiam.

Aku membuka pelukanku dan senyumku mengembang melihat dirinya yang tertidur dalam pelukanku.

Aku menggendong tubuhnya ke tengah ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Saat aku akan beranjak dari ranjang, tiba-tiba dia berbisik pelan

"Roni, jangan pergi"

Aku menoleh dan ikut masuk ke dalam selimut, entah kenapa aku merasa sangat mengantuk dan ikut terjatuh ke alam mimpi....

÷÷÷÷÷

(Elena pov)

Aku merasa ada yang aneh saat menyentuh bantal yang kupakai. Terasa keras dan apa ini? Di bawahnya ada semacam kotak-kotak kecil.

Eh? Kotak?

Dengan penuh perjuangan, aku membuka mata. Dan makhluk pertama yang kulihat adalah Roni yang telanjang disampingku.

"Roni!! Kau....mana bajumu?!"
Pekikku nyaring

Lelaki itu tersenyum dan menunjuk baju kaosnya yang ternyata ada ditanganku. Aku mengernyit, kenapa ada baju kaos di tanganku?

"Kau yang melepas bajuku" ucap Roni pada akhirnya.

Rahangku serasa jatuh kebawah. Tidak mungkin aku melepas baju seseorang saat aku tidur! Pasti aku mengigau atau semacamnya.

Tiba-tiba Roni menindihku, tubuhnya ada diatasku. Persis seperti saat pertama kali kami bertemu. Wow, baru kali ini aku melihat tubuh lelaki secara langsung.

"Roni" bisikku lirih "kau tak memarahiku lagi kan?"

Roni menggeleng "hal yang ingin kulakukan tertunda gara-gara si setan jomblo ingat?"

"Ya, lalu?"

Roni mendekatkan wajahnya dengan wajahku. Mata kami saling berpandangan. Menciptakan semacam getaran aneh diantara kami. Tangan kanannya mengusap pipi dan menyentuh bibirku. Baru kali ini seorang lelaki menyentuhku. Membuat wajahku merona.

Hingga akhirnya bibir kami saling bersentuhan. Aku hanya bisa pasrah (walau suka) saat Roni melumat bibirku. Rasanya seperti....basah, manis, dan (entah kenapa) jantungku berdebar-debar.

Wow, seperti inikah rasanya ciuman? Tak kusangka efeknya sebesar ini.

Roni memasukkan lidahnya kedalam mulutku. Lidah kami saling beradu bagaikan pedang. Akhirnya Roni menang dan lidahnya yang lembut itu mengalahkan lidahku.

Roni melepas ciumannya tepat sebelum aku kehabisan nafas.

"Jadi....ini hal yang ingin kau lakukan?" Tanyaku

Dia mengangguk, senyum mengembang di wajahnya
"Ini ciuman pertamamu?"

Aku mengangguk "iya, sebelumnya aku bahkan tak pernah disentuh lelaki"

"Benarkah?" Roni tampak terkejut

Aku mengangguk lagi, wajahku pasti sudah semerah tomat sekarang.

Tiba-tiba Roni mengangkatku ke dalam pelukannya. Dia berjalan menuju luar kamar.

"Hei" ucapku "kau mau membawaku kemana?!"

"Ke dapur" sahutnya

÷÷÷÷÷

(Author pov)

Anggota Underground Bullet yang lain hanya bisa menganga saat melihat Roni yang berjalan melewati mereka sambil menggendong Elena ala bridal style.

Budi menyemburkan susu cokelat yang diminumnya, Eko menjatuhkan kunci kamar, Ren menjatuhkan piring, sedangkan Kirana dan Rinka langsung berteriak heboh seperti baru saja melihat seekor tikus yang bersalto di hadapan mereka.

Roni menatap semuanya dengan tatapan bingung
"Kalian kenapa?" Tanyanya

Budi mengelap bibirnya "tadi barusan liat makhluk yang baru saja melepas status dudanya"

Sontak, yang lain tertawa keras. Bahkan Eko sampai jatuh berguling-guling. Sebaliknya, Roni terlihat tenang dan memilih berjalan terus sampai ke dapur.

"Hei, menurut kalian si Roni mau ngapain sama Elena di dapur berdua?" Tanya Budi sambil melihat Eko dan yang lainnya

Eko menyeringai "mereka mau ehem-ehem kayaknya"

Rinka langsung menjitak kepala Eko hingga lelaki itu meringis "Kau ini! Mesumnya gak hilang-hilang ya?"

"Biarin!" Sahut Eko "toh, kamu suka kan?"

Wajah Rinka sontak memerah "Eko!"

Budi menghela nafas. Melihat teman-temannya yang sudah memiliki partnernya masing-masing. Hanya dirinya saja yang belum memiliki partner, baik partner dalam kasus maupun partner dalam hatinya.

÷÷÷÷÷

TO BE CONTINUED....

Ps: Hahaha, Budi galau~ Budi galau~~ *Ditendang Budi*









Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro