Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

after break up

"Otsukare-sama deshita! "

Para kru saling membungkukkan badan sebelum menyebarkan suasana santai. Syuting hari ini berjalan lancar, tidak ada teriakan sutradara yang tidak terima maupun kecelakaan yang sangat dihindari. Mungkin, adanya Natsume Minami, Nikaido Yamato dan Yuki— para idol yang kemampuan akting mereka terakui melegakan semua orang.

Yamato bersiap-siap untuk langsung pulang jika tidak melihat sosok familiar menghampiri Minami. Rambut hitamnya yang sering digulung kini diurai dengan gaya half-up. Pakaian formal melekat sempurna, Ishinara Mona sebagai manajer baru ZooL sangatlah memesona.

Sesuatu yang belum waktunya, Mona mengulanginya saat pertengkaran mereka, adalah hal ini. Wanita yang memiliki kulit lebih pucat dan iris emas itu pasti ingin merahasiakan hal ini. Tanpa ditanya pun, pria berkacamata ini dapat menebak apa yang dikhawatirkan sang kekasih.

Maaf, maksudnya, mantan kekasihnya.

Tak mau mengecap bunga kamboja lebih lama, dia berjalan cepat menuju tas kecilnya. Selesai merapikan barang-barangnya, Yamato bergegas menyelusuri koridor studio. Langkahnya kembali terhenti mendengar suara yang sering menggema di telinganya.

"Yamato-kun, semangat! "

"Lakukan yang terbaik, ya. "

"Tanpa disuruh, kami pasti akan melakukannya. "

Nada angkuh dan penuh percaya diri itu, khas salah satu center ZooL, Isumi Haruka. Suara lain menyahuti beriringan dengan langkah kaki yang menjauh. Tak menyadari ada seorang Tsukumo Ryo di ujung pertigaan, Yamato melanjutkan langkahnya sembari menekan keinginan untuk menoleh.

Kebenaran dari surat kebencian sudah terang, hubungan Idolish7 bersama ZooL tentu membaik. Pelakunya adalah anti-fans mereka. Agensi mereka pun semakin selektif dengan surat-surat yang datang. Semuanya sudah saling menyapa, kecuali Yamato.

Entah bagaimana dia mendapat alasan untuk menghindari acara permintaan maaf Mona kepada Idolish7. Ketika ditanya Mitsuki, tentu saja dia berbohong. Yang lain sepertinya menghindari mode kesal leader Idolish7, sehingga dua bulan ini tidak ada yang membicarakan mantan asisten manajer mereka di depan Yamato.

Ironis. Sedalam apapun pemahamannya tentang Mona, Yamato takkan mendatanginya. Minta maaf pun serasa enggan, seolah egonya lebih besar daripada rasa cinta yang mengakar di hati. Atau katakanlah Nikaido Yamato yang terkenal sebagai leader Idolish7 dan pemilik bakat akting hebat ini adalah pria yang pengecut.

Tawa kecil ditujukan kepada diri sendiri membuat Yamato kembali fokus pada sekitarnya.
"Mona~ Kau benar tidak mau jadi sekretarisku? "

Kali ini Yamato sukses menoleh, menonton sang presiden Tsukumo merangkul bahu manajer baru ZooL. Tanpa sadar, tangannya bergerak. Reflek ketika melihat Mona bersama pria lain sepertinya masih gagal menguasai Yamato. Tangan itu beralih mengambang di udara, menggapai sesuatu yang tak pasti.

Mendecakkan lidah, Yamato bergegas keluar studio.

"Ryo-san, kau tak pernah menawarkanku menjadi sekretarismu. " Mona menyingkirkan tangan putih yang tadi merangkulnya.

Ryo mengangkat kedua tangannya, matanya tersenyum. "Maaf, maaf. Jangan menatapku begitu dong, manajer~ "

Mona mengembuskan napas. Dia menangkap lirikan aneh Ryo setelah merangkulnya, bagaimana Mona tidak membalas dengan tatapan rendah?

"Kalau kau mau mendukung mereka, silahkan menuju studio. Aku masih ada keperluan. "

"Aish, dingin sekali~ Apa kau masih belum bersatu dengan daunmu? "

Mona kembali menatapnya, kali ini setajam pisau.

"Haha, sungguh menyenangkan~ Aku pergi dulu, ya~"

Ryo berjalan ringan menuju arah yang sama seperti grup yang dia naungi sekarang. Mona mengembuskan napasnya lagi. Baiklah, dia akui Ryo yang bergidik karena tatapannya cukup menghibur. Mona segera menoleh, mengharapkan seseorang yang dia duga menontonnya bersama Ryo.

Ah, terlambat lagi.

Awan berwarna gelap, menurunkan air seakan menangis dan menyembunyikan matahari. Nikaido Yamato berjalan tanpa tahu tujuan dengan payung ditangannya, membiarkan kakinya menuntunnya. Suhu rendah sepertinya membuat orang enggan keluar rumah, memilih menghangatkan diri di rumah.

Setidaknya, dia akan pulang nanti. Tamaki tidak menyadari alasan tidak logisnya Yamato untuk mencari udara segar di tengah hujan. Terlalu sibuk dengan ponselnya, Yamato mensyukuri hal itu.

Matanya menatapi bangunan-bangunan yang dilewati. Sorot penuh sarat sesal terpancar, seakan ikut bersimpati dengan kesedihan langit. Ingatan demi ingatan terputar tanpa izin, menaburkan garam di atas luka hatinya.

"Yamato-kun, otsukare! Tadi itu sangat… k-keren."

"Mou, sudah kubilang jangan memaksakan diri! "

"N-ngga! Mona ngga kangen, kok! Hum! "

"A-aku juga… m-mencintaimu, Yamato-kun."

Ingin rasanya Yamato melemparkan payungnya, bersatu dengan air hujan untuk menyalurkan lara. Tapi jika dia kembali basah kuyup, semuanya pasti mencemaskannya.

Apa Mona akan mencemaskanku juga?

Haha, tentu saja tidak. Bodoh sekali.

Kakinya berhenti. Yamato mendongak, terkejut dalam diam mendapati sebuah bangunan bercat putih yang cukup familiar.

Rumah baru Mona, yang awalnya mereka kira apartemen ZooL.

Merenungi, Yamato mulai menyalahkan segalanya. Jika saja mereka tidak mencurigai, jika saja mereka tidak berdiskusi, lebih banyak jika dan tidak berkumpulan di pikirannya.  

Sebuah sosok menarik perhatian Yamato. Seseorang itu sedang berdiri sambil menengadahkan kepalanya, seakan menyambut air hujan. Dia basah kuyup, namun tidak ada genangan air di bawahnya, mengartikan seseorang ini belum terlalu lama di sini.

Mengharapkan seseorang yang tak mungkin, Yamato melangkah ringan. Dia mengulurkan payungnya, membiarkan air hujan menyapa rambutnya.

Mengetahui siapa gerangan seseorang ini lewat wajah dan matanya yang tertutup, Yamato hampir lari.

Cukup. Tekadnya sudah bulat. Kali ini, biarkan egonya mengalah.

Tidak merasakan air hujan menetes, iris emas mendapati sebuah payung hijau melindunginya. Wanita itu segera bangun, namun sedikit limbung dikarenakan terlalu lama menengadahkan kepala. Yamato spontan menangkapnya, mendapati kesimpulan bahwa seseorang dalam dekapannya semakin kurus.

"Y-yamato-kun? "

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro