Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 34

Kedai Kokotiam.... (09:32 A.M)

Taufan melirik Gopal yang berada di sebelahnya, begitupun sebaliknya. Kemudian mereka kembali memandang ke depan dimana ada seorang pemuda landak. Yang sedang menyender di pohon rindang taman ini.

Mereka berdua tidak ada niatan untuk menghampiri lelaki yang gila akan kepopuleran itu. Justru keduanya menatap dengan intens sang pemuda berambut raven.

Tanpa Gopal dan Taufan sadari ada dua orang gadis yang menghampiri mereka dari arah belakang, kedua gadis itu berjalan secara mengendap-endap, niatnya ingin mengejutkan kedua sahabat itu. Sementara kedua pemuda itu masih asik menatap intens temannya.

Perlahan-lahan kedua gadis itu berjalan, hingga sekarang sudah berada tepat dibelakang kedua pemuda.

"HWAAAA!!"

"Astopirulloh!!"

"EhMonyetMakanIkan!"

Spontan kedua pemuda itu berbalik, dan menemukan dua gadis yang sedang menahan tawa dengan menutup mulutnya menggunakan tangan, Taufan dan Gopal menatap datar kedua gadis ini.

Meskipun kedua gadis itu sudah memberitahu jika mereka akan datang kesini, tapi Taufan juga Gopal berpikir bahwa keduanya akan datang lama.. Mengingat kalau seorang wanita itu sungguh amat lama dalam bersiap-siap.

"Heh! Cabe, maen kaget kagetin aje! Untung gue kaga ada riwayat jantungan!"Ketus Gopal, menatap tajam kedua gadis itu.

Seketika keduanya diam, dan mengeluarkan aura negatifnya. Gopal yang semula berjiwa berani bak pahlawan yang sudah memerdekakan negara ini, kini menjadi cuit. Pemuda berbadan gempal itu menelan sangat susah ludahnya.

"Bisa Anda ulangi lagi?"Kompak kedua gadis itu, suaranya yang rendah mampu membuat bulu kuduk Gopal meremang.

Taufan yang melihatnya jadi merinding sendiri, tidak ada niatan sedikitpun untuk menolong sahabatnya yang dalam keadaan rumah sakit atau kuburan?

"Ehehe.... Ampun atuh neng, akang teh kagak ada niatan mau ngomong begitu, tapi ni mulut langsung maen ceplas-ceplos aje,"Rayu Gopal, dengan cengengesan nya.

Si Arabugam itu melirik kearah sahabatnya yang sudah sedikit menjauh dari dirinya. Matanya bergerak memberi isyarat agar pemuda beriris sapphire itu membantunya. Oh.. Jangan lupa dengan wajah memelasnya, yang justru membuat Taufan ingin muntah.

'Mampus gue! Bego banget sih gue cari masalah ama dua macan ini!'Batin Gopal.

"Eh.. Kalian mau ngapain kesini? Kangen aku ya?"Ucap Taufan berusaha menghentikan perang Dunia ketiga, kasian dengan sahabatnya yang doyan makan itu, diakan baik, suka menolong...

"Idih pe-de banget sih!"Kata Yaya yang sudah menghilangkan aura suramnya. Ying pun turut menghilangkan aura mengerikan nya.

"Apasih yang kalian liat,"Tanya Ying, ia mengintip orang yang ditatap intens oleh kedua manusia itu.

"Fang?"Celetuk gadis itu setelah melihat apa yang sedari tadi diperhatikan oleh Taufan dan Gopal.

Yaya yang mendengar itu turut mengintip, dahinya berkerut melihat pemuda landak itu. Di tolehkannya kepala mengarah ke Taufan, satu alisnya terangkan menatap pemuda itu. Sepertinya dia ingin meminta penjelasan kepada si 'Angin Ribut'.

"Ngapain merhatiin Fang seintens itu?"Merasa Taufan tidak peka dengan isyarat yang diberikan, akhirnya Yaya memutuskan untuk bertanya saja.

"Yakan bisa liat sendiri,"Respon Taufan membuat Yaya menatapnya datar. Apa apaan itu!? Mana bisa Yaya tau, emangnya dia cenayang!? Lagipula kalau dilihat Fang biasa-biasa saja!

"Nyeehh... Tinggal jawab aja apa susahnya!? Atau jangan-jangan kalian naksir ya ama Fang?!"Ketus Ying, dia melipat kedua tangan nya didepan dada. Menatap dengan seksama kedua sahabat laki-laki nya ini.

"Ngadi-ngadi lu,"Ketus Gopal tertahan, sehingga dia hanya sekedar bergumam saja. Takut jika sampai Ying mendengar nya dan kembali mengeluarkan aura mengerikan itu.

"Sstttt... Diem! Liat aja apa yang akan kita lakukan."Ujar Taufan tersenyum penuh arti di balik masker nya.

"Lah... Emang kita mau apa?"Tanya Gopal bingung, seingat nya dari tadi mereka berdua belum ada rencana apa-apa, hanya sekedar menatap intens Fang saja, tanpa berucap sama sekali.

"Ya kita mau sadarkan si Fang lah! Dia kan lagi kerasukan!"Ucap Taufan heboh sendiri, namun kehebohan tidak separah biasanya agar Fang tidak mendengar suara dirinya.

"Ehh.. Iya ya, dia kan lagi kerasukan!"Balas Gopal ikut heboh.

"Haa'? Yang bener!?"Tanya Yaya, dia jadi panik sekarang.

"Masa' sih?"Ujar Ying tak percaya. Emangnya Fang bisa semudah itu dirasuki oleh hantu pohon rindang yang di senderinya? Ahh.. Rasanya tidak.

"Udah-udah ngga usah panik, ini tugas untuk kita para lelaki! Kalian perempuan cukup melihat dari kejauhan saja,"Taufan sedang berusaha bersikap seperti pahlawan yang akan menyelamatkan Fang dari hantu pepon.. Ehh nama siapa itu!? Oke oke itu julukan untuk sang hantu dari Taufan:v

Setelahnya Taufan dan Gopal pergi entah kemana. Aku pun tak taulah lepas makan biskuit Yaya jadi macam ni~//plakk

Yaya memerhatikan Fang dari jauh, setelah kedua pemuda itu sudah tidak ada dipandang nya lagi. Ia penasaran hantu jenis apakah yang memasuki Fang? Pemuda yang gila populer itu... Rasanya tidak akan ada hantu yang berminat sedikit pun untuk memasukinya.

Itu sebabnya gadis itu penasaran dengan jenis hantu yang sudah merasuki sang pemuda, sepertinya hantu itu sudah rada-rada sehingga secara tidak sengaja merasuki Fang. Kenapa sang hantu merasuki pemuda landak itu? Padahal kan masih banyak orang yang lebih baik, tampan, keren daripada dia, si Upan contohnya... (:'V)

Setelah puas memerhati pemuda landak itu, Yaya menolehkan kepalanya menatap sahabatnya yang berada di samping dirinya"Emang bener kah Fang dirasuki hantu?"Tanya-nya mengerjapkan matanya.

Ying melirik Fang, lalu kembali menatap Yaya"Kayaknya engga"Jawabnya.

"Iya kayaknya engga... Soalnya mana mungkin ada hantu yang mau rasukin pemuda yang gila popular kek Fang kan?"Ucapnya tanpa dosa, Jangan lupakan ekspresi polos yang terpampang di wajahnya.

Ying menatap datar! sedatar-datarnya, dengan sweatdrop yang bertengger di belakang kepalanya. Sungguh rasanya ia ingin sekali menggetok kepala Yaya yang kadang pinter kadang polos itu! Agar sang gadis berjilbab kembali waras dan terus bijak seperti dulu tanpa ada kekonyolan atau kepolosan sedikitpun!

Namun mana mungkin dirinya akan melakukan hal itu, yang ada dia malah di ceramahi habis-habisan sama pawang gadis ini! Bahkan mungkin lebih parah dari kata 'ceramah'.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Taufan dan Gopal melangkah secara hati-hati dan juga mengendap-endap menghampiri Fang, tentunya tanpa pemuda landak itu sadari. Satu ember berukuran sedang dibawa oleh mereka berdua.

Setelah mereka tepat berada di samping kiri sang pemuda namun dengan sedikit jarak juga tentunya. Melihat pemuda yang termenung dan kadang tersenyum tiba-tiba bahkan terkekeh membuat keduanya yakin jika Fang memang dirasuki oleh penghuni pohon ini.

Mungkin sang penghuni tidak ingin tempatnya menjadi tidak suci lagi karena kedatangan sang pemuda penggila kepopuleran itu. Sehingga hantu itu merasukinya agar kapok untuk datang kesini lagi.

Taufan menoleh kesamping nya, memberikan isyarat mata kepada Gopal agar bersiap-sedia untuk menyiram pemuda landak itu dengan satu–ralat–dua ember sedang berisikan air yang sudah diberi mantra(baca:doa)sebelumnya.

"Satu... Dua..."Keduanya bergumam, mulai menghitung supaya bisa mengguyurkan air itu secara bersamaan.

".. Tiga!!"

Byuuur

Fang mengerjapkan matanya, lalu mengusap wajahnya kasar. Siapa coba yang berani mengganggu ketenangan dirinya!? Rahang pemuda itu mengeras, perlahan dia menoleh kesamping kirinya tempat berasal nya air itu.

Dia mendapati Taufan dan Gopal yang masih memegang ember berukuran sedang namun sudah tidak berisi air lagi, sudah pasti pelakunya adalah mereka berdua. Perempatan imajiner muncul di sisi kepala Fang, tangannya terkepal disebelah kepala juga.

"Ngapain kalian guyur gue!!?"Teriaknya bertanya kepada dua orang manusia yang sepertinya kabur dari rumah sakit jiwa...

"Habisnya lo mesem-mesem sendiri sih, kira ini kerasukan!"Jawab Taufan watados.

"Eh, ternyata kagak,"Lanjutnya bergumam.

"Apa lo bilang!? Kerasukan!? Lo pada, guyur gue ampe baju gue basah kuyup gini!!"Keselnya seakan mau memakan idup-idup kedua sahabatnya ini.

"Ya jelaslah kalo diguyur basah, masa' kagak basah!? Emangnya lo menghindar!?"Balas Gopal santuy. Kek warga +62 yang always santuy dimana aja:v

Mendengar jawaban kedua sahabatnya membuat Fang semakin geram, bajunya sudah basah dan dengan tidak berdosa nya mereka santuy-santuy aja!? Perempatan imajiner dikapala pemuda landak itu semakin bertambah.

"SINI LO PADA!!!"

"Ebuset landaknya ngamuk! Kuy kabur!"Seru Taufan, melempar ember yang ia pegang ke sembarangan arah, lantas berlari terbirit-birit bersama Gopal, yang menjatuhkan ember ke tanah dengan tidak elitnya.

Ember yang dilempar ke sembarangan arah oleh Taufan tadi mendarat tepat dikepala Fang, membuat amarah si Landak ungu itu semakin menggebu-gebu. Asap sudah keluar dari kedua telinganya.

"TAUFAN!!!"Lantas pemuda itu mengejar pemilik nama yang diserukan nya. Setelah melepaskan ember tadi, kemudian melemparkan nya kearah belakang.

Dari kejauhan Yaya terkikik melihat kejar-kejaran di depannya. Sementara Ying menoleh menatap takut-takut sahabatnya, dikarenakan tanpa sengaja Fang sudah menyebutkan nama asli pemuda beriris sapphire itu.

Menyadari dirinya sedang ditatap oleh Ying, Yaya lantas menoleh membalas tatap sahabatnya. Dahinya berkerut melihat ekspresi Ying yang tidak bisa ia tebak sedang memapangkan apa.

"Kenapa Ying?"Tanya Yaya masih mengerutkan dahinya.

"Akh.. Gapapa kok"Ucapnya tersenyum kikuk, lalu kembali menonton aksi kejar-kejaran di halaman kedai ini.

Yaya mengangguk, ia juga menoleh ke depan lagi, melihat Fang yang sudah menangkap Gopal lalu menghukum pemuda doyan makan itu.

Ying tidak sepenuhnya menikmati drama gratis di hadapannya, dia berusaha mengingat-ngingat kejadian di bendara waktu itu. Ah~ benar dirinya tidak diberi kesempatan untuk mengucapkan nama pemuda bertopi itu.

Jadi kesimpulannya Yaya bisa mengenali Taufan dari wajahnya saja, gadis itu tidak tau siapa nama pemuda itu, karena melupakan nya. Dari cerita Tante Wawa kalau Yaya hanya mengingat saat dimana Taufan melepaskan pelurunya, jadi gadis itu tidak mengingat pembicaraan yang terjadi bahkan nama dari sang penjahat sebenarnya disini.

Okay, itu artinya tidak masalah jika salah satu dari mereka memanggil pemuda itu dengan nama aslinya, toh Yaya juga tidak bisa mengenali Taufan hanya dengan namanya saja. Terimakasih kepada Yaya karena sudah memotong ucapan Ying waktu ingin memberitahu nama pemuda beriris sapphire itu.

Sekarang gadis berjilbab itu jadi tidak mengetahui siapa nama sang pemuda yang ada di separuh ingatan nya yang tersisa. Sang pemuda yang dituduh telah berusaha membunuh seorang gadis oleh gadis itu sendiri...

Ying tersenyum, ternyata sia-sia semua ke khawatiran mereka jikalau Yaya mendengar tanpa disengaja nama asli pemuda itu. Karena sang gadis tidak mengingat nama si 'Angin Ribut' itu, syukurlah Yaya hanya mengingat saat Taufan melepaskan peluru pistol saja, tidak mengingat nama pemuda itu. Dan syukur juga gadis itu sudah memotong perkataan Ying saat di bandara yang berniat membongkar nama pemuda periang itu.

Jadi.... Semua usaha Taufan memutar otak nya hanya untuk mencari nama samaran sia-sia? Karena meskipun dia memberitahu nama aslinya Yaya tetap tidak mengenalinya.

Sudahlah....

Sekarang Ying bisa sepenuhnya menikmati pertarungan tak berbayar itu, karena semua pertanyaannya sudah ia pecahkan. Ying tertawa melihat adegan menghajar itu.

Sementara Yaya meringis, ikut merasakan sakit kala melihat tangan Taufan yang dipelintir oleh Fang. Sungguh kejamnya pemuda landak itu, atau Yaya bisa menjulukinya sebagai Iblis?

--oOo--

Angin bertiupan memberikan kenyamanan pada pengunjung kedai, karena merasakan sejuknya pendingin alami ini. Hari ini Taufan sedikit santai tidak seperti biasanya yang sibuk melayani pengunjung kedai ini.

Pemuda itu bersyukur karena sudah menerima Ochobot dan Pipi bekerja disini, sehingga dia tidak terlalu letih bekerja di kedai ini. Mengingat dirinya masih disibukkan dengan kuliah, otomatis ia tidak boleh sampai kelelahan, karna masih harus pergi ke kampus kapan saja jika dosen memanggil, untuk hal penting tentunya.

Taufan mengaduk Spesial Ice Chocolat yang ia buat, lalu memasukkan tiga bongkok es batu kedalamnya. Setelah itu ia menaruh es coklat itu kemeja kaunter, untuk diambil oleh Ochobot nantinya.

Pesanan terakhir pelanggan nya sudah ia buat, sekarang sudah tidak ada lagi pengunjung kedai yang berdatangan. Mungkin jika nanti masih ada, pemuda itu berjalan ke wastafel lalu mencuci tangannya, dan mengelap dengan tisu kering.

Ia berbalik namun tidak melihat Spesial Ice Chocolat tadi, itu artinya Ochobot sudah datang dan memberikan nya kepada orang yang memesan. Pipi menghampiri sang pemilik kedai ini, dengan nampan berisi gelas-gelas kotor.

Gadis kecil itu menaruh semua gelas yang ia bawa ketempat pencucian, lalu mencucinya dengan diiringi irama lagu yang ber-alun indah dari bibir manisnya. Taufan hanya tersenyum simpul melihat itu.

Setelah semua sudah selesai, pemuda itu melangkahkan kakinya menuju para sahabat-sahabatnya. Dirinya sudah lebih baik, setelah dihajar oleh Fang Satu minggu lalu, tapi tidak masalah dikarenakan pemuda landak itu menghajarnya Yaya jadi datang ke kedai ini setiap hari, hanya sekedar memeriksa keadaan dirinya. Memastikan bahwa Taufan tidak bekerja sampai letih karena alasan habis dihajar Fang. Taufan bisa melihat dengan jelas pancaran kekhawatiran terhadap dia dari gadisnya, dan ia sangat senang bisa melihat itu.

Rasanya ada kupu-kupu yang sedang berterbangan di perut pemuda itu saat mengingat setiap momen Yaya yang mengkhawatirkan dirinya, sampai-sampai gadisnya rela menggantikan posisi Taufan sementara untuk melayani setiap pengunjung hanya demi dirinya istirahat dulu. Ahk... Manis sekali, bukan?

Senyum pemuda itu semakin lebar kala dirinya sudah berada dipersekitaran sahabat-sahabatnya. Yang entah sedang berbincang ria mengenai apa? Kepalanya tertoleh ke kiri dan kanan saat dia tidak menemukan keberadaan Yaya disini.

Taufan menatap Fang dan Gopal yang sedang asik memakan kacang,"Yaya mana?"Tanya-nya, lalu kembali mengedarkan pandangan ke sekitar kedai.

Gopal mengangkat bahunya acuh,"Baru juga bentaran pisahnya udah kangen aja! Dasar Bucin!"Ketus Gopal, sejujurnya dia merasa iri karena dirinya tidak kebagian perempuan di sini:v
Jomblo deh jadinya, adakah yang mau berkorban menjadi kekasih Gopal?

"Ho'oh"Fang mengangguk setuju.

"Oh.. Jelas donk. Hidup tanpa dirinya itu bagaikan bumi tanpa langit, remot tanpa TV, HP tanpa charge, engga lengkap deh pokoknya."Ujar Taufan, tersenyum bangga. Gopal dan Fang memutar bola matanya malas.

Taufan berdehem beberapa kali"Rindu artinya sayang, kalau sayang lama-kelamaan bisa jadi cinta, cinta ngga bakalan indah kalau salah satunya tidak ada... Serasa tidak lengkap, maka jika ingin melihat sebuah kisah cinta yang indah keduanya harus ada. Seperti cerita cinta pada umumnya pasti keduanya akan ada untuk membuat cerita menjadi indah dan banyak pembaca, benar?"_Boboiboy Taufan.

"Yeeee... Bucin"Protes Gopal, dia jadi ngenes sendiri mengingat tidak memiliki pasangan.

Taufan berdecak,"Nih gue kasih tau ya 'Bucin' Itu kepanjangannya apa"

"Emang apa?"

"Bucin=Butuh Cinta"

"Salah lo! Bucin itu Bukti Cinta,"

"Bucin=Budak Cinta, itu yang bener!"

"Gue punya yang bener!"

"Yeee... Gue punya lah gue kan pinter!"

"Gue punya!!"

"Kagak! Kalian semua salah! Gue yang selalu benar!"

"Nyehh... Jelas-jelas gue yang bener kok!!"

"Gue yang lebih tau masalah beginian gue yang udah berpengalaman,"

Mereka bertiga terus saja memperebutkan kepanjangan sesungguhnya dari 'Bucin'. Sehingga tidak menyadari kehadiran dua gadis yang menatap mereka jengah.

Ying menggeleng-gelengkan kepalanya melihat adu mulut ketiga sahabatnya ini. Dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi sampai mereka bertengkar hanya karena masalah sepele, dirinya dan Yaya datang-datang ketiganya sudah bertengkar. Jadi Ying tidak tahu-menahu masalah se-aslinya yang membuat mereka bertengkar begini.

"Bucin=Bukan Cinta"Celetuk seseorang membuat pertengkaran ketiganya terhenti, lantas menatap siapakah gerangan yang berbicara.

Fang, Gopal dan Taufan melihat Yaya yang tengah menatap ketiganya dengan datar! Tidak seperti biasanya, apakah sifat gadis itu sudah kembali seperti dulu?

Setelah berkata demikian Yaya langsung melenggang pergi, masih dengan wajah datarnya, meninggal ke-empat sahabatnya yang menatap dia dengan tanda tanya besar.

Sontak Taufan, Fang dan Gopal beralih menatap Ying yang memang sedari tadi bersama gadis itu. Namun respon dari gadis keturunan China itu hanya gelengan kepada dengan bahu yang diangkat.

Tanpa berfikir panjang lagi Taufan segera mengejar langkah gadisnya, yang bersikap aneh itu. Pikiran pemuda itu jadi melayang memikirkan hal-hal buruk. Tidak disuruh pun Fang, Ying dan Gopal pasti mengikuti pemuda bertopi itu mengejar Yaya.

"Yaya?"Ucap Taufan setelah berhasil mengejar langkah Yaya, dan menggenggam pergelangan tangan gadisnya, agar tidak pergi semakin jauh lagi, tubuh gadisnya itu dibalikannya perlahan.

Pupil mata Taufan membola kala melihat kedua mata gadisnya yang berkaca-kaca, dahinya juga berkerut seakan menahan sakit kepala.. Ada apakah dengan bidadari dunia dan surganya ini?

"Aya, kamu kenapa?"Yaya tidak menjawab, ia hanya menundukkan kepalanya, tangan kirinya terangkan memijit pelipis nya pelan.

Sementara Yaya dia tidak tau ada apa dengan dirinya, kepalanya sangat sakit seakan di pukuli dengan palu yang sangat besar, kadang juga rasanya seperti di tusuk beribu-ribu jarum.

Dirinya merasakan sakit kepala ini mulai dari ia semakin dekat dengan Taufan, dengan menunjukkan kekhawatiran nya terhadap pemuda itu setelah dihajar oleh Fang. Yaya tidak paham, ia seakan pernah juga menghawatirkan seorang pemuda, tapi dia tidak dapat mengingat siapa pemuda itu!

Remang-remang Yaya bisa melihat dirinya yang sedang mengobati seorang lelaki yang terluka, wajah pemuda itu burem, dia tidak bisa tau siapakah sebenarnya lelaki itu!? Dengan sabar dan telatennya dirinya mengobati sang pemuda yang terus-menerus menatap wajahnya dengan senyum manis, yang entah mengapa Yaya sangat merindukan senyuman itu.

Kepalanya semakin berdenyut, bahkan Yaya sudah tidak mampu menopang berat tubuhnya sendiri, dia mengabaikan setiap pertanyaan pemuda yang sedang menopang tubuhnya agar tidak jatuh. Biarkan pertanyaan itu tak terjawab, Yaya tidak mampu untuk mengeluarkan walau hanya satu kata saja.

Apa yang sebenarnya terjadi kepada dirinya!? kepalanya semakin sakit mengingat kejadian itu. Kepala ini seakan ingin meledak saja–jika Yaya berusaha untuk bisa mengingat siapa pemuda yang ia obati.

Kenapa mereka sangat akrab?? Bahkan keduanya sesekali berbicara ria di saat sesi pengobatan itu berlangsung. Ia semakin kuat memijat pelipisnya karena kepalanya makin berdenyut-denyut.

"Udah pulang sono!"

"Jadi kamu ngusir aku!?"

"Hm"

"Ya ampun Yaya... Kamu tega banget! Aku ini tamu loh! Dan tamu itu bagaikan raja! Lagian ini luka juga masih sakit!"

Yaya semakin tak terkendali, dirinya sudah tidak sanggup lagi mendengar suara-suara yang terngiang itu. Gadis itu menutup rapat kedua telinganya, sampai Taufan yang sedang menopang tubuhnya jadi kewalahan sendiri. Pemuda itu sudah bertanya berkali-kali kepada gadisnya apa yang terjadi, namun ia tidak mendapatkan balasan.

Taufan turut merasakan sakit yang gadisnya rasakan, apa sebenarnya yang menimbulkan rasa sakit Yaya?? Pemuda itu tidak tau apa saja yang dirasakan oleh seorang yang mengalami amnesia.

Yaya meremas hijabnya menahan sakit yang semakin menjadi ini. Sebuah suara kembali terdengar di pendengaran dirinya. Sakit itu tidak lenyap meskipun Taufan merengkuh tubuh gadis itu.

"Kan gak boleh seorang pemuda berlama-lama dirumah seorang gadis yang tinggal sendiri!"

"Ya dah! Aku pulang!.... Tapi sebelum itu..."

"Sebelum itu apa?"

"Aku minta hadiah karna udah nyelametin kamu!"

"Jadi kamu gak ikhlas!?"

"Hadiahnya gak mahal kok,"

"Kamu minta apa?"

"Simpel kamu senyum itu aja!"

"Ayolah, apa sesusah itukah senyum!?"

"Udah sore entar lagi magrib, pasti Mama kamu nyariin... Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumsalam"

Nafas Yaya semakin memburu, dirinya sudah tidak tahan lagi mendengar semua suara yang entah asalnya dari mana itu!? Semua itu semakin membuat kepalanya sakit.

Perlahan mata yang basah karena air mata itu tertutup, Yaya sudah tidak mampu untuk menahan sakit kepalanya lagi.

"Yaya..!"Menyadari sudah tidak mendapat gerakan dari gadisnya, Taufan jadi panik.

Ying, Fang dan Gopal langsung menghampiri kedua insan itu, sedari tadi mereka bertiga hanya memperhatikan saja, bukan karena tidak peduli tapi mereka tidak mau membuat Yaya semakin parah jika melihat kepanikan mereka.

Taufan menggendong gadisnya ala bridal style membawa Yaya pergi. Ying, Fang dan Gopal kembali mengikuti dua 'sejoli' itu. Mereka khawatir melihat Yaya yang merintih menahan sakit. Apa yang terjadi pada gadis itu?

Banyak pertanyaan di benak mereka, melihat yang terjadi pada Yaya. Dan pastinya Taufan lah yang lebih bingung disini, pemuda itu lebih khawatir kepada gadisnya. Takut jika hal buruk terjadi kepada sang pujaan hati.

Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi... Biarkan lah Taufan tidak diingat oleh gadisnya meskipun selama-lamanya. Yang terpenting nyawa gadis itu tidak melayang... Pergi meninggalkan semuanya dengan kesedihan mendalam.

Pemuda itu tidak akan membiarkan sesuatu terjadi kepada orang yang ia cintai, memang dirinya sering dibilang playboy atau apalah! Tapi sekali dia sudah jatuh cinta, maka ia tidak akan pernah memikirkan wanita lain selain gadis yang dicintainya. Dia tidak akan membuatnya sedih, atau patah hati, bagi Taufan cinta itu bukan mainan... Dirinya akan sangat serius dan dewasa jika masalah perihal cinta.

Inilah sisi lain dari pemuda periang itu. Karena sejati setiap insan manusia bisa menjadi sosok yang tidak diduga, menunjukkan sisi yang lain dari dirinya. Sisi yang mampu mengejutkan seseorang bahkan membuat orang tidak dapat mengenalinya hanya dengan mendengar cerita mengenai sifatnya saja.

Sisi yang pada umumnya keluar untuk melindungi diri dan orang-orang tersayang nya. Yah sisi lain...... Setiap manusia memiliki sisi lain dalam dirinya.








Sisi yang tidak akan pernah kau duga!

_Taufan.









BERSAMBUNG......

Assalamu'alaikum... Haii Semua TvT

Eheq... Aku terlambat Up 🙈

Btw, menurut kln apa itu Bucin? Komen dong! Aku mau tau pendapat kalian!


Ohya Kiya mau curhat dikit nih... 🤧🙏

Hiks...aku lagi sedih😭😣😞

Krna teman Boyvers ku banyak yg quit dari Boyvers 😭😭🔫

Ada yg quit krn mrk jadi Wibu, ada jga yg quit krn udh beralih ke gamers... Hiksrot🤧🤧 ada jga yg emang udh tdk berminat lagi... Aku menghargai itu, aku ndk bakaln paksa mrk kembali jadi Boyvers... Tapi diriku sedih krn udh berkurang teman Boyvers ku😭😭🚮

Aku takut aku kembali kek dulu, menyembunyikan indentitas ku sebagai Boyvers.... Demi kenyamanan aku sendiri, dengan aku punya banyak teman Boyvers.. Aku jadi perlahan berani mengungkapkan kalau aku itu Boyvers😭😭

Tapi, sekarang mereka malah keluar dari Boyvers😭 🤧 dan ada jga yg habis keluar terus post di SW nya perkataan yg mampu menghasut para Boyvers jadi quit... Aku takut semakin banyak yg quit dari Boyvers😭😭

Ini aja ada yg udh menunjukkan tanda-tanda kalau lambat-laun dia akan quit dari Boyvers 🤧🤧🔫

Readers : Dikit apa?? Ini mah banyak!!

Eheq.. Maap🙏🙇‍♀️


Dahlah🚮


“Yang datang lebih baik daripada yang pergi”_Akiya


Sambutlah yang datang, ihklas kanlah yang pergi U-U✨–Seseorang... (Boboiboy)

Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...


Salam Kiya_Comel:v

Author Akiya out.














Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro