Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

CHAPTER 29

Semua persiapan sudah dilakukan oleh Taufan, Ochobot, Otoi dan Pipi.
Tinggal memulai lomba nya saja.Mari kita liat posisi mereka.

Yaya – Ying – Fang – Gopal

Yah, kira-kira seperti itu,satu orang satu meja,-(yah cara mudah bayanginnya kek MasterChef gitu loh)-untuk sementara kedai agak diberantakin dikit gapapa kan?

Taufan berjalan kedepan meja Yaya untuk mengarahkan kepada gadis itu apa saja bahan-bahan dan cara membuatnya.

"Siap?"Ochobot memberi arahan.

"Tunggu-tunggu!"

Taufan menoleh keasal suara,"Kenapa Pal?"Tanya-nya.

"Masa' Lo cuman ngarahin si Yaya doang! Lah kita kagak??"Sewot Gopal,dia merasa tidak adil. Memang pemuda berbadan gempal itu sering membantu Taufan namun cuma sekedar mencatat pesanan dan mengantarnya. Ia tidak pernah membuatkan pesanan untuk para pelanggan kedai. Meskipun dia tau bahan apa aja yang dipakai.

Kalo dipikir-pikir sebenarnya tidak susah karna bahannya jelas coklat dan pastinya air, susu, es batu sisanya silahkan tanya Tok Aba//plak-

"Lo pada kan udah tahu bahan apa aja yang digunakan untuk buat!"Bantah Taufan, tinggal mulai aja apa susahnya sih? Pakai acara sewot-sewotan kek gini! Pikir pemuda beriris sapphire itu.

"Ya emang, tapi tahabnya kan belum tau! Mana yang duluan dimasukin! Mana yang terakhir! Atau masukin semuanya langsung!?"Gopal masih tidak terima,apakah benar jika ada lomba tapi jurinya cuma kasih arahan kesatu peserta? menurut Gopal itu tidak adil.

Sepertinya pemuda berbadan gempal itu lupa apa rencana dan tujuan mereka sehingga sewot kek gitu.Ying dan Fang hanya tepuk jidat.

'Kenapa Gopal sewot segala sih? Tinggal biarin aja, kita kalah gpp kan! Yang penting Yaya dan Taufan bisa sama-sama, agar mereka makin akrab!Sapa tau si Yaya jadi inget kan!'Batin keduanya -Fang & Ying-.

Yaya menatap secara bergantian antara Gopal dan Taufan,"Ini jadi gak lombanya?"Atensi semua teralih ke gadis cantik itu.

"Ya jadilah!"Jawab Taufan.

Disaat perhatian Yaya tidak mengarah ke Gopal, Fang berjalan sedikit mendekat ke pemuda berbadan gempal itu"Pstt... Pal?"Bisik Fang kepada Gopal yang berada disebelahnya.

Gopal menoleh"Apa?"Sahut si Arabugam dengan berbisik juga.

"Lo ngapain pakai acara nolak-nolak kek gitu?! Terima aja! Yang penting Yaya bisa makin deket sama Taufan, kalo misalnya Yaya gak inget setidaknya dia udah deket ma Taufan sehingga dia bisa memaafkan-nya atau melupakan kesalahan yang Taufan tidak buat, dan memulainya dari awal!"Bisik Fang penuh penekanan.

"Eh Iya, sorry. Gue lupa...hehehe.."Nyengir Gopal,Fang rasanya pen tabok tu muka!Ganteng kagak! Kayak tong iya.g

"Ayo ayo kita mulai!"Seru Pipi. Fang kembali ketempat nya semula,dan memfokuskan semuanya untuk membuat spesial Ice Chocolat.
.
.
.
Skip
.
.
.
Sekarang sudah ada 4 spesies Ice Chocolat didepan Taufan, yang berada di atas meja. Pemuda itu menatap bergantian keempat sahabatnya.

Ochobot, Pipi dan Otoi lagi mengadakan lomba sendiri. Khusus untuk mereka bertiga.

Senyuman mengembang dibibir pemuda itu,"Gue icip punya, Yaya dulu ya?"Tangannya tergerak mengambil sebuah gelas yang berisi es coklat buatan gadis berjilbab itu. Berharap rasanya tidak sama dengan biskuit beracun Yaya. Menggunakan sedotan Taufan memasukkan pucuknya sedikit–tanpa membuka masker nya.

Cukup satu tegukan saja Taufan mencicipi minuman itu, ekspresi wajahnya menunjukkan ketidak puasan bagi Yaya.

"Kenapa? Nggak enak ya!?"Panic Attack sudah menyelubungi hati Yaya, dia takut hasilnya tidak memuaskan.

Dibalik masker yang dia kenakan, pemuda itu terkekeh"Enak kok, Ya. Cuman ngetes doang,"Ujarnya, masih ada kekehan kecil.

Yaya membulatkan matanya, kakinya ia hentakan sambil menghampiri pemuda bertopi itu. Sesampainya dihadapan Taufan Yaya tersenyum penuh arti, membuat pemuda itu jadi was-was.

"K-Ka-Kamu m-mau ngapain, Ya?"Gugup itulah yang Taufan rasakan. Gimana gak gugup coba, orang doinya ada di hadapannya dengan jarak yang cukup dekat dan senyum penuh arti.

Glup

Taufan menelan air liur nya susah, saat Yaya mendekatkan wajahnya ke pemuda itu dengan mata sedikit di sipit kan.

Dugh

"Aduuuh!"

"Aaww! Sakit, Ya!.. Sakit!"

Yaya melangkah menjauhi pemuda itu lalu menaik turunkan kedua telapak tangannya seakan habis menghajar seorang yang berbuat kejahatan dan bermaksud untuk membersihkan debu ditangannya.

Gadis itu puas setelah menginjak kaki Taufan dan ditambah lagi dengan mencubit bahu pemuda itu. Yaya tersenyum kemenangan, menatap dari kejauhan Taufan yang sedang mengelus-elus bahunya, sambil merintih kesakitan.

Ying hanya menggelengkan kepalanya menatap perbuatan sahabatnya. Fang tersenyum sinis, Gopal melangkah datang menghampiri Taufan.

"Sakit, bro?"Tanya Gopal diakhiri dengan tawa mengejek setalah berada di dekat pemuda itu.

"Enggak!_- ya jelas sakitlah! Pake nanya lagi!"Menjawab dengan ketus dan bringasnya:v

"Awokawok... Canda elah, gitu aja diambil hati!😂"Tawa Gopal.

'Sabar Taufan... Sabar... Orang sabar jodoh lekas dapat.. 'Batin Taufan.

"Ermm.... Yaya!"Panggil Ying.

Yang dipanggil menoleh menghadap Gadis berkacamata itu"Hm..? Apa?" Tanya-nya.

"Apa motif kamu ngelakuin itu?"Selidik Ying, sepertinya kebelakangan ini yang mengharuskan ia bersikap seperti seorang agent telah mempengaruhi nya. Salahkan Fang yang benar-benar berlaku seakan sedang memecahkan kes besar!

Yaya mengernyit heran"Motif?"Ulangnya.

Sementara Ying mengangguk,"Iya. Motif kamu"Tarangnya lagi.

"Cuma mau–"

"Yaya!"

Merasa terpanggil gadis itu memalingkan kepalanya ke asal suara. "Kenapa? Mau lagi?"Tanya-nya tanpa dosa.

"Bukan! Aku cuman mau meluahkan protesku doang!"Ketusnya.

"Silahkan mau protes apa? 'Babang Upan',"Ucapnya santai, seakan-akan dia tidak berbuat salah sedikitpun.

"Gini... Aku kan cuma bercanda mau ngetes doang! lah ngapain kamu balas pake acara injek sama cubit! Dikira ngga sakit!?💢"-Taufan.

"Ya aku kan juga mau ngetes doang kamu masih bisa ngerasain sakit apa ndak!"

Dibalik maskernya Taufan menganga mendengar jawaban Yaya. Sumpah sekarang Yaya berubah jadi jahil banget! Gawat nih ada yang nyaingi Taufan jadi orang juahil.

'Demi apapun gue kesel bet, untung cinta!'Suara hati Taufan.

"Itu doang alasannya?" Tanya Taufan dengan senyuman manis ber-arti dibalik masker nya.

"He'em"Dengan santuy nya Yaya menjawab. Dengan bibir yang membentuk bulan sabit dan mata yang ia pejamkan.

Taufan mendekat perlahan kearah Yaya. Tanpa gadis itu sadari karna dia masih terseyum kemenangan dengan mata yang tertutup seakan ia habis melakukan hal yang luar binasah!

Saat gadis itu membuka kedua matanya ekpresi nya langsung berubah, melihat tinggal 3 langkah lagi Taufan berada di hadapannya. Apakah pemuda itu akan membalas kan perbuatan Yaya?

Tidak! Taufan ngga akan membalasnya kan? Dia pemuda baik-baik kan...? Tidak mungkin dia bersikap kekanakan dan membalas Yaya.

Sibuk dengan pikiran nya sendiri, Yaya tidak sadar jika Taufan sudah berada di hadapan nya. Kaget? Tidak Yaya tidak kaget cuma terkejut doang, perasaan tadi Taufan masih disana kok tiba-tiba jadi disini? Pikirnya.

Sekarang Yaya hanya bisa pasrah.... Menutup rapat-rapat kedua matanya, berharap dia tidak disiram, dijitak, dicubit, dijewer, dimarah, diinjek diceramahi, dimakan—Eh....(Apaan sih gajeʕ´•ᴥ•'ʔ)

"Eh..."Diluar ekspetasi Yaya, ternyata Taufan datang untuk mengelus-elus puncak kepala gadis itu.

Sementara Taufan tersenyum, sebenarnya niat awalnya memang ingin membalas kejahilan Yaya atau setidaknya menceramahinya, tapi setelah melihat ekspresi Yaya yang menutup rapat-rapat kedua matanya membuat pemuda itu gemas, ingin sekali rasanya ia membawa Yaya ke KUA sekarang dan menjadikan gadis itu miliknya selama-lamanya.

Namun dia masih bisa menahan keinginan nya itu, mengingat masih ada kesalahpahaman yang terjadi. Yaya pasti akan semakin membencinya kalau ia melakukan itu. Bahkan jika Yaya tahu dia adalah Taufan sudah dipastikan Yaya akan berlaku sama seperti saat dibandara.

Sekali lagi dibalik masker nya Taufan tersenyum manis, entahlah sudah yang kebarapa kalinya. Yang ia tahu bahwa dia sangat suka bisa berdekatan dengan Yaya. Meskipun gadis itu menundukkan kepalanya tetap saja Taufan masih bisa melihat semburat merah di pipinya. Uugh.... Taufan jadi pengen mendekap erat gadis dihadapannya ini.

Yaya menggigit bibir bawahnya. Taufan masih belum berhenti mengelus-elus puncak kepalanya. Bahkan gadis itu sudah merasakan wajahnya memanas sekarang. Apakah ini...?

Saat ia merasakan pergerakan di puncak kepalanya berhenti, gadis itu mengangkat kepala ingin mengetahui apa yang membuat pemuda itu terhenti...

Deg

Deg

Deg

Diluar dugaan! Ternyata pemuda itu menundukkan kepalanya menatap Yaya membuat pandangan mereka bertemu.

'K-kenapa ini? Jantungku... '-Yaya.

Keduanya terlarut dalam keindahan warna iris orang dihadapannya, dengan keadaan tangan Taufan masih berada di puncak kepala Yaya.Tidak memperdulikan ketiga sahabatnya.

.
.
.
.

Secara mengejutkan Fang merangkul Ying, membuat gadis itu terlonjat, dan mengalihkan pandangannya kearah si Landak ungu, dengan alis terangkat sebelah.

"Kita biarkan dua 'sejoli' itu," Bisikan Fang membuat Ying menegang dan jantungnya bekerja lebih cepat. Sungguh ini perlakuan yang sangat mengejutkan dari Fang.

Dengan masih merangkul Ying pemuda berambut raven itu mengajak gadis dirangkulannya menjauhi dua 'sejoli' yang sedang terpanah dengan keindahan yang diberikan sang Pencipta.

Tangan satunya ia gunakan untuk menarik kerah baju belakang Gopal dan membawanya pergi mengikutinya. Kata yang lebih tepat untuk menggambarkan situasi Gopal adalah diseret oleh Fang.
.
.
Back to TauYa
.
.
Tangan Taufan yang berada di puncak kepala Yaya perlahan turun kepipi gadis itu dengan sedikit gemetar. Tanpa disadari 1 butiran bening jatuh membasahi pipi kanan Taufan yang tertutup masker.

Satu elusan lembut di pipi nya, membuat Yaya sadar dan segera memalingkan wajahnya ke sembarangan arah.

Taufan yang juga turut sadar segera menurunkan tangannya dari pipi gadis berjilbab itu. Dan menghapus air matanya.

Seketika suasananya menjadi canggung, dikarnakan kejadian tadi. Taufan juga sudah kehabisan topik untuk mengajak Yaya ngobrol.

Sementara Yaya kepalanya sedikit berdenyut, dia rasa pernah melihat tatapan itu, tatapan hangat penuh cinta. Tapi dimana?

Yaya ada rasa rindu dengan tatapan itu, hatinya menghangat saat melihat pancaran matanya. Tapi.... Kenapa dia merindukan tatapan orang yang baru ia jumpai? Apakah dia pernah bertemu Taufan dimasa lalunya? Bukannya Fang bilang jika Taufan satu Sekolah dengan mereka, apa mungkin ia dulu dekat dengan lelaki ini?

Kepala gadis itu semakin berdenyut seiring ia berusaha untuk mengingat dan memikirkan kenapa? Bagaimana? Dia bisa suka dengan tatapan yang diberikan oleh pemuda beriris Shapphire itu.

"Maaf,"

Yaya menoleh"Haa'?"

"Maaf untuk apa?"Lanjutnya.

"Gak tau. Maaf aja:v" Balas Taufan sambil menggaruk belakang kepala yang tak tertutup topi.

Yaya tertawa,"Aneh! Gaje bener.."

"Ya namanya juga Upan" Ucap Taufan.

"Terus kalau namanya 'Upan' gaje gitu??hihihi..."Tanya Yaya dengan terkekeh dan menggelengkan kepala.

"Ya gak tau!"

"Astaghfirullah ngakak ya Allah,"-Yaya.

"Ngakak aja harus kasih tau Allah"-Taufan.

"Bukan gitu astagaaa..."

"Terus?"Taufan mengangkat sebelah alisnya.

"Terus nabrak tiang listrik!"

"Terus?"

"Kesamber gledek!"

"Terus?"

"Jatuh ke sarang buaya!"

"Terus?"

"Solar kagak narsis lagi!"

"Terus?"

"Bang Gledek jadi unyu-unyu!"

"Terus?"

"Retak'ka kawin ma Tetak'ka!"

"Teruuusss?"

"Au akh! Kesel aku!!" Setelah perdebatan unfaedah itu selesai Yaya langsung pergi meninggalkan Taufan dengan menghentak-hentak kan kakinya.

Sementara Taufan tertawa puas, berhasil membuat Yaya kesel, itung-itung balasan untuk gadis itu karna sudah menginjak dan mencubit dirinya. Jadi sekornya sekarang 1-1 atau impas.
.
.
.
.
.
"Kenapa nih datang-datang udah kusut bae mukanya?"Tanya Ying melihat ekspresi kesel sahabatnya.

"Auk!"Cuman itu jawaban Yaya udah singkat ketus lagi.

Gadis itu langsung mendudukkan dirinya disebelah Ying dengan tidak elitnya. Ying menoleh menatap sahabatnya. Apa yang sudah Taufan perbuatan pada gadis ini? Pikir Ying.

Ying meletakkan Hp-nya dimeja,"Ngapa tuh bibir manyung udah kayak Bebek aja!" Sekali lagi Ying bertanya, dan diabaikan lagi.

"Perasaan tadi pas ditinggal lagi terhanyut dalam tatapan mata ekhem....ekhem..."

Yaya menoleh mentap sahabatnya beringas"Apa tuh maksudnya dehem-dehem!?"Ketusnya.

"Bukan apa-apa... Cuma tenggorokanku lagi gak enak aja.. Hehehe.."

Yaya menatap intens sahabat berketurunan Chinanya ini. Lalu mendengus kemudian memalingkan wajahnya kasar. Membuat Ying mengerutkan dahinya.

"Lo diapin sama si Upan? Tadi keknya kita tinggal baek², kok datang-datang udah kayak mak lampir?"Celetuk Gopal tiba-tiba. Membuat Ying keget dan menatap datar si Aramugam.

"Enak aja aku disamain sama mak Lampir!"Bentak Yaya, rasa keselnya masih belum ilang udah ditambah kesel lagi.

Gopal ingin membuka mulutnya berniat membalas Yaya tapi dicegat dengan Fang.

"Lo buang-buang tenaga berdebat sama kaum yang dibilang 'Gak pernah salah'," Saran Fang menghentikan niat Gopal itu.

Taufan datang dengan wajah cerianya. Yang disambut tatapan heran Fang, Ying dan Gopal. Tidak lupa juga wajah kesel Yaya terpampang jelas.

"Kenapa?"Herannya dan menatap mereka semua bergantian.

Fang melirik Gopal memberi pemuda berbadan gempal itu sebuah isyarat mata, dan diangguki olehnya. Mereka(Gopal+Fang) mengajak Taufan pergi menjauhi kedua wanita itu.

.
.
.

"Ini kenapa sih?? Kok gue dibawa kesini? Lu pada mo apain gue??"Tanya Taufan, sumpah nadanya alay banget!

"Aww! Sakit nyet!"Umpat Taufan sambil mengelus dahinya korban jitakan Fang.

Gopal dan Fang menatap datar Taufan. Gilanya udah kambuh kembali, pikir mereka berdua.

"Yeileh malah natap gue kek gitu! Kenapa sih kalian? Kesambet setan WC Umum ya?" Ucapnya lagi.

"Duh, Fan lo itu kalo bahagia benget kok kesannya jadi gak waras ya?"Nyelekit bangat perkataan Gopal ini, entahlah sepertinya pemikiran Gopal sudah lebih dewasa:v

"Yeee... Lo itu ngga seneng ya ngeliat best prennnn lo bahagia?" Sewot Taufan.

"Ya seneng sih... Tapi kalo karna lo bahagia terus jadi gak waras, ya mending lo sengsara seumur hidup,"Elak Gopal, setiap perkataannya mengandung cabai ya guyss...

"Itu maksudnya lo do'ain gue sengsara seumur hidup!!?"Suara Taufan meninggi.

"Ya terserah lo mau nganggap nya apa,"Balas Gopal tenang-tenang.

"Pal lo tega ya sam–"

"Bisa berhenti gak!?"Bentak Fang, sejauh ini kesabarannya udah abis. Bentakan itu membuat Gopal dan Taufan kicep.(Bahasa mana tuh?)

Fang menghela nafas"Jadi gue mau nanya... Lo sama Yaya tadi kenapa setelah gue dan yang lain pergi? Kok datang-datang Yaya mukanya udah ketekuk aja trus lo malah bahagia?"

"Ini kan udah menjadi tanggungjawab gue menyatukan cinta kalian berdua, jadi–"

"Ada pelanggan datang, bye gue mo layani,"

Fang menghela nafas sekali lagi,"Sabar.... Sabar... Orang sabar pens nya bertambah.."Ujarnya.

Gopal yang berada di sebelah pemuda itu menatapnya datar. 'Popularitas aja yang dipikirin mentang-mentang wajahnya genteng jadi banyak pens nya! Lah gua? Wajah pas-pasan item lagi_-'Monolognya dalam hati.


















BERSAMBUNG.....

Assalamu'alaikum....
Hai Hai guys... Aku kembali dengan membawa sejuta kabar:D


Aku sih pengen nya sebelum berangkat ke ponpes aku udh tamatin FF ini😟(InsyaAllah)

Tapi ngga tau bisa apa engga... 😞

Intinya Kiya akan berusaha spy bisa segera End kan cerita ku😢

Oke kita ngga usah sedih-sedih, entar konflik kedua nya keluar nya lebih cepat ya, guys...

>Bonus<

Dibawah pohon yang rindang, duduklah 3 manusia. Mereka duduk dengan berbaris, posisi pastinya didepan Ochobot ditengah Otoi dibelakang Otoi, Pipi.

Yah... Seperti ber-barisnya nya gerbong kereta api, Apa yang sedang mereka lakukan? Tentu saja mereka bertiga sedang lomba, iya mereka mengadakan lomba sendiri.

Lombanya adalah Pipi akan me-make up Otoi yang berada didepan nya, sementara Otoi me-make up Ochobot. Tantangan nya Pipi dan Otoi harus dandan-in orang yang berada didepannya, namun orang itu memunggungi dirinya.

Jadi cuma Pipi aja gak ada yang make up-in. Tapi gapapa justru ia selamat dari muka yang amburadul, karena salah mengoleskan make up. Entah lah mereka dapat peralatan make up darimana?

"Aduh Otoi itu bukan pipiku tapi mataku!"Pekik Ochobot.

"Maap atuh bang, kan Otoi gak tau kalo yang dioles sama aku tuh matamu! Heh! Pipi kamu kok pake in lipstik di hidungku sih!!"Kesel Otoi.

"Makanya Otoi jangan banyak gerak!"Marah Pipi.

"Gimana mau gak banyak gerak coba!? Aku kan lagi dandan-in Bang Ocho!"Ketus Otoi sembari mengelap hidungnya, yang berwarna merah karena lipstik.

"Woyy kalian berantem mulu! Aku nih yang kene imbasnya! Muka ku ancur karena Kalian tengkar!"Bentak Ochobot, tangannya ia Kibas-kibaskan agar Otoi tidak asal mempoleskan make up ke wajahnya.

"Abang masih mending! Lah aku udah kayak badut!"

"Ihk Otoi dibilangin jangan banyak gerak kok!"Cibir Pipi.

"Ini nih bang Ocho yang buat aku banyak gerak!"Elak Otoi, menyalahkan Ochobot.

"Udahan saling me-make up nya! Sekarang aku mau liat kalian!"Perintah Ochobot. Ia membalikkan badannya, berniat melihat Otoi dan Pipi.

"Pfft.... Bwahahaha...!"Tawa mereka pecah bersama saat saling melihat betapa ancur nya hasil coretan mereka. Hanya Pipi saja yang mukanya tak ada coretannya sedikitpun.

Bagaimana tidak, hidung Otoi merah karena lipstik, apalagi tadi lelaki itu sempat menggosok hidungnya membuat merahnya semakin menyebar. Dan pipi Ochobot pun merah disebabkan oleh Otoi kerna dia salah mengoleskan lipstik.

Untuk sisanya sedikit susah untuk dijelaskan karena benar-benar berantakan, mereka tertawa sambil memegang perut masing-masing. Sangking ngakaknya.

"Aduh.. Hah... Perutku sakit.. Haha.. "Ucap Ochobot disela tawanya.

"Iya sama, bang... Hahaha,, udah kalian cuci muka sana. Udah kek badut sirkus aja!🤣"Ujar Pipi lalu melanjutkan tawanya.

Ochobot dan Otoi bangkit dari kuburan nya lalu berjalan dengan sempoyongan, ternyata percobaan ilmuan gila itu berhasil, buktinya sekarang mereka bangkit sebagai zombie, tidak sia sia sang Ilmu itu menyuntikkan virus J-7–///plakk

(Gempa : Salah server oyy! Ini mah bukan cerita FF ini!

Zakia : Oke, Oke aku serious bang:D)

Ochobot dan Otoi bangkit dari duduknya, melenggang pergi menuju toilet umum yang terletak tidak jauh dari keberadaan mereka.

Sementara Pipi kembali tertawa, lucu melihat hasil polesan nya di wajah Otoi. Mungkin Ochobot dan Otoi akan panik karena make up mereka tidak mudah hilang, bukankah make up bisa bersih dari wajah jika menggunakan pembersih khusus make up? Kalau hanya menggunakan air saja akan susah.

_+_+_+_+_+

VOTE AND COMMENT!

Wassalamu'alaikum  warahmatullahi wabarakatuh...

Salam Kiya_comel:v

Author Akiya out.






Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro