CHAPTER 24
Sebuah mobil sedan sampai didepan pagar rumah yang sederhana namun berkesan elegan,mobil itu berhenti tepat dihadapan pintu pagar yang terbuat dari kayu jati.
Pintu mobil bagian pengemudi dibuka dari dalam dan keluarlah seorang pemuda yang memiliki ciri khas memakai sebuah topi kesamping.
Pintu mobil tengah pun turut terbuka lalu keluarlah seorang gadis berkacamata,pemuda bertopi itu kembali menggendong gadis yang terjatuh pingsan tadi ala bridal style.
Tante Wawa segera membuka kan pintu pagar dan juga pintu rumah,Taufan pun membawa Yaya masuk dan meletakkannya di kasur kamar gadis itu.
Sementara diluar Gopal sedang mengeluarkan barang-barang bawaan Tante Wawa dari bagasi mobil,lalu Ying membawa masuk barang yang ia bisa bawa.
Akhirnya seorang pemuda berambut raven datang dan turut serta membantu Gopal dan Ying membereskan barang-barang bawaan tersebut.
Didalam rumah Tante Wawa langsung menelpon seseorang yang pastinya adalah dokter Ridwan Saidi,dan menyuruh agar dokter itu segera datang ke rumahnya.
.
.
.
.
.
.
.
Taufan termenung menatap kosong karpet diruang tamu Tante Wawa,sekarang Yaya sedang diperiksa oleh dokter Ridwan,Fang menghela nafas panjang melihat sahabatnya yang tegang sedari tadi.
Hanya kesunyian yang menetapi ruang tamu itu.Ying,gadis itu dari tadi sibuk memainkan jari-jemarinya.
Tante Wawa masih belum memberi tau kenapa Yaya seperti itu.
Kreeet
Pintu kamar Yaya pun terbuka semua orang yang berada di ruang tamu langsung menatap kearah dokter Ridwan.Satu helaan nafas berat terhembus dari sang dokter.
Dia menatap satu persatu orang yang berada di ruang tamu ini,Taufan berdiri dan berjalan menghampiri sang dokter yang sedari tadi diam.
Belum sempat Taufan membuka suaranya dokter Ridwan terlebih dahulu berucap.
"Seperti yang teman saya katakan dokter Jamal Abdillah,bahwa Yaya mengalami amnesia.Untuk seterusnya dan lebih lengkapnya sebaiknya kalian tanya kan saja langsung dengan nyonya Wawa. Saya izin pamit, permisi"Ujar dokter Ridwan.
"Terimakasih,dok"Ucap Taufan.Dokter itu hanya sebatas mengangguk.
"Mari saya antar,dok"Tawar Fang,dokter Ridwan tersenyum.
Fang pun pergi mengantar dokter ke depan rumah Tante Wawa.
Taufan,Gopal dan Ying masuk ke kamar Yaya,didalam ada Tante Wawa yang sedang duduk dipinggir ranjang.Mata Mama Yaya itu mengisyaratkan agar mereka duduk di lantai dekat ranjang milik gadis yang sedang pingsan.
Mereka pun menurut dan mendudukan diri ke lantai yang beralaskan karpet berwarna putih dan bermotif bunga berwarna pink dan biru langit,menghadap ke arah Tante Wawa.
Satu helaan nafas berat terhembus dari ibu sang gadis penyuka pink itu.Bagaimana cara menjelaskannya kepada mereka?itulah yang terfikir oleh Tante Wawa.Dia harus bisa mengatur kalimat yang tepat agar bisa jelas dan mudah untuk difahami.
"Dia(Yaya) mengalami amnesia karna kejadian itu,"Akhirnya setelah lama saling berdiam diri Tante Wawa membuka obrolan.
"Kita tau Tante,tadi dokter Ridwan udah kasih tau"Balas Ying.
"Setelah Tante sampai disana...Yaya langsung dirawat,namun pada saat dia sadar sifatnya berubah dia kembali seperti Yaya yang dulu.Ceria,ramah,sedikit manja,bawel dan hangat.Tante juga bingung kenapa dia bisa kembali ceria lagi,hingga dokter Jamal memberi tau kalo Yaya kehilangan memorinya saat kejadian itu dan pada masa yang lain."Ujar Tante Wawa.
"Tapi Tante kok Yaya bisa ingat aku,Fang dan Gopal?"Celetuk Ying.
"Yaya hanya mengingat disaat dia masih kelas X,disitu dia bertemu dan berkenalan dengan kalian kan?"
"2 tahun kedepannya dia tidak ingat?" Gelengan lah yang menjadi balasan dari pertanyaan itu.
"Kenapa Yaya menganggap Taufan sebagai orang yang menembak nya?"Kali ini Fang lah yang memberikan pertanyaan.Pemuda itu sudah ada sejak Tante Wawa mulai menjelaskan,namun ia lebih memilih bersandar di pintu kamar Yaya sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
"Dokter Jamal meminta semua penjelasan,kenapa? bagaimana? seperti apa?Yaya bisa pendarahan di belakang kepala nya,Tante pun menjelaskan semuanya kepada dia"
Tante Wawa menghela nafas,lalu menatap Taufan.Yang diam tertunduk lesu.
"Dokter Jamal berkata bahwa disaat kejadia itu,Yaya hanya mengingat saat dimana Taufan melepaskan pelurunya dan jatuh ke jurang.Dan setelahnya dia tidak mengingatnya.Jadi dia mengambil kesimpulan bahwa peluru itu mengenai dirinya lalu karna tembakan itu ia jadi jatuh ke jurang dan yang membuatnya menjadi seperti sekarang, jadi dia berfikir Taufan lah yang bersalah"Ucap Tante Wawa lirih dikalimat terakhir.
"Yaya sempat beberapa kali bangun ditengah malam tangannya gemetar,nafasnya memburu,keringat membasahi jidatnya,dokter bilang Yaya sedikit trauma akan kejadian itu makanya sampai terbawa ke mimpinya,itulah sebabnya dia sering bangun ditengah malam. Sekarang dia sudah lebih membaik,setiap malam dia tidak bangun lagi,tapi hari ini....dia kembali seperti itu"Tante Wawa menatap putrinya yang terlelap.
"Dia lupa semuanya,dia lupa siapa yang menculiknya dan siapa yang menyebabkan kebakaran di kantor ayahnya"
"Dan....dia juga tidak ingat siapa dirimu,Taufan.Namun dia masih mengingat kalian" Tangan Tante Wawa terangkat menunjuk Gopal, Fang, dan Ying"Dia melupakan mu Taufan"Lanjutnya.
Taufan, pemuda itu hanya bisa pasrah mungkin memang ini sudah menjadi takdirnya.Dia tau pasti ada kebahagiaan dan jalan untuknya.
Dia mengangkat kepalanya,menatap Yaya sendu.Satu helaan nafas berat terhembus darinya.Ingin rasanya ia mengulang waktu dan memperbaiki semua.Namun itu mustahil,bukan mustahil tapi tidak mungkin.
Taufan berdiri,pandangannya masih setia menatap wajah Yaya.Pemuda itu tersenyum miris.Sungguh indah alur cerita hidupnya,disaat Yaya mulai dekat dengan dirinya,malah gadis itu mengalami amnesia.Bahkan belum sempat ia mengungkapkan perasaan nya.
"Kalo gitu,Taufan pamit pulang ya Tante?entar kalo Yaya bangun dia bakal gak terkendali lagi,karna liat Taufan"Tante Wawa mengangguk lesu,pemuda itu sudah menyelamatkan dan melindungi putrinya tapi..,inikah balasannya?
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"Jawab Tante Wawa.
Taufan melangkah menuju pintu kamar Yaya,sebelum pemuda itu keluar Fang sempat memegang pundaknya memberikan semangat.Setelahnya Fang dan Gopal juga berpamitan untuk pulang.
Taufan terus berjalan, ia sedikit mempercepat langkahnya, hanya tinggal beberapa langkah lagi pemuda itu akan sepenuhnya keluar dari rumah Tante Wawa,namun.....
"Bang Taufan!"Seru seorang anak laki-laki.Taufan pun berbalik dan menemukan Otoi yang datang menghampiri dirinya.
"Kok udah mau pulang aja sih~ kan kita belum main!"Ucap Otoi setelah sampai didepan Taufan.
Taufan pun berjongkok menyamakan tingginya dengan adik Yaya ini.
"Bang Taufan ada perlu,kapan² aja ya kita mainnya?"Ujar pemuda beriris sapphire itu.
"Tapi...udah lama aku gak main sama bang Taufan,emang ada perlu apa sih?sampai gak bisa main dulu sebentar sama aku!"Ketus Otoi.Taufan terkekeh pelan melihat tingkah laku Otoi.
"Ada deh...entar kalo Otoi udah besar tau kok"Balas Taufan.
"Aku kan emang udah besar!emang aku masih kecil!?kalo aku kecil terus kapan aku besar!?"Jawabnya.
"Mau tau kapan kamu besar?"Tanya Taufan,Otoi pun mengangguk dengan laju.
"Sekarang kan kak Yaya lagi sakit. Kamu jaga dia, lindungi, buat dia bahagia jangan sampai kak Yaya nangis... Karna jika seorang lelaki bisa bertanggungjawab,melindungi,dan menghapus air mata seorang wanita tandanya lelaki itu sudah dewasa"Jelas Taufan,pemuda itu tidak tau apakah Otoi bisa faham?Tapi melihat anak itu mengangguk tandanya ia faham.Wajar sih karena Otoi sudah berumur 11 tahun.
"Ya udah kalau gitu bang Taufan pulang dulu ya? Assalamu'alaikum"Pamitnya pada Totoitoy.Otoi mengangguk dan membalas salam pemuda itu.
Dari belakang ada Fang dan Gopal yang terkekeh geli melihat adegan adik kakak beda orang tua itu.Sementara itu bukan cuma Fang dan Gopal saja yang memperhatikan kejadian berusan,tapi Tante Wawa juga melihat itu dari depan pintu kamar Yaya ia tersenyum melihat Taufan masih tetap peduli terhadap Yaya padahal gadis itu sudah melukai hati nya.
.
.
.
Taufan membuka pintu mobilnya dan masuk,ia pun segera menghidupkan mesin mobil itu.Namun sebelum mobil sedan nya melaju Gopal menghentikan mobil Taufan dengan berdiri dihadapan mobil.Refleks Taufan mengerem mobilnya mendadak.
Pemuda bertopi itu menatap Gopal datar,apa maksud pemuda tukang makan itu coba? cari mati? Untung Taufan tepat waktu menginjak rem,kalau tidak mungkin sekarang Gopal sudah— entahlah Readers pasti tau.Sedangkan si Arabugam hanya nyengir Pepsodent:v
Taufan pun memutar bola matanya malas"Kenapa Lo?!"Ketusnya.
"Ehehehe....kagak usah galak² napa bang,gue mo numpang"Ucap Gopal,karna Taufan lagi gk mood jadi ia pun hanya mengiyakan saja.
Mobil pemuda itu pun melaju pergi meninggalkan pekarangan rumah Yaya,Taufan akan mengantar Gopal terlebih dulu baru ia Balek kekandang–eh ralat–rumah besar nya.
____________________
At Yaya.....
"Engh"Suara lenguhan seorang gadis membuat Tante Wawa dan juga Ying menatap nya.
Perlahan namun pasti mata gadis itu terbuka, ia menemukan ibunya dan sahabat baiknya. Satu tangannya terangkat memegang kepalanya.
"Minum dulu sayang"Suara lembut ibunya mengintruksikan kepada Yaya agar minum.Gadis itu pun bangun dari tidur menjadi duduk sambil menyender di senderan ranjang.
Seusai meminum air mineral, Yaya menatap sekeliling,ia mengernyit heran bukankah tadi dia berada di bandara kenapa sekarang bisa berada di kamarnya?
Ia menatap ibunya dan Ying dengar tatapan tanda tanya,meminta penjelasan.Tapi,kedua wanita itu hanya berdiam diri.
"Kok aku bisa ada dikamar? bukannya aku tadi di bandara? kemana pembunuh itu? udah ditangkap polisi?"Merasa dengan menatap sang ibu dan sahabatnya tak memberikan jawaban dari setiap pertanyaan nya Yaya pun membuka suaranya untuk mengungkapkan bertubi-tubi pertanyaan yang berada di benak.
Tante Wawa dan Ying berpura-pura bingung dengan yang Yaya ucapkan,mereka berdua memutuskan untuk membuat seakan-akan itu semua hanya mimpi Yaya.
"Maksud kamu apa,Ya?"Tanya Ying.
"Pembunuh apa? siapa pembunuh? kamu mimpi ya?"Lanjutnya.
"Tadi kamu ketiduran di mobil pada saat kita mau kerumah,trus Mama bangunin kamu pas udah sampai,tapi kamu kayak masih gak sadar gitu trus lanjut tidur aja setelah sampai kamar"Ujar Tante Wawa. Yaya mengernyit heran,bukannya tadi dia memberontak tidak terkendali di bandara? Kenapa Mama nya bilang demikian? Apa betul dia cuman mimpi?tapi kenapa serasa nyata?
"Kenapa Ya?"Tanya Ying.
Yaya menggeleng pelan"Gapapa,kayaknya aku cuma mimpi"Cicitnya
"Ya udah kalian ngobrol dulu,Mama mau ke dapur siapin makan siang"Tutur Tante Wawa.
"Iyah,Mah"Balas Yaya.Sementara Ying hanya tersenyum sambil mengangguk.Yaya beralih menatap sahabatnya.
"Kok kamu masih disini? Gak pulang?"Tanya Yaya mengubah topik.
"Owh... jadi kamu ngusir aku? kamu gak mau aku disini?"Kata Ying pura² ngambek.
"Bukan gitu....."
Belum sempat Ying ingin melanjutkan aktingnya ngambek sama Yaya,sebuah suara mengalihkan perhatian kedua sahabat itu.
"Kak Yaya udah baikan?"Tanya Otoi dengan nada girang.
"Baikan apa? emang kak Yaya kenapa?kakak kan cuma ketiduran doang?"Balas Yaya.Ying gelabah dia lupa memberi tau Otoi tentang rencananya dan Tante Wawa.
Yaya menatap sahabatnya yang sudah keringat dingin,ibunya dan Ying mengatakan jika dia cuma ketiduran tapi,kenapa Otoi bilang dia udah baikan?emangnya dia sakit?
"Tapi kata bang–hhmp"Sebelum Otoi menyelesaikan ucapan nya Ying sudah duluan membekap mulut tanpa filter bocah ini.
"Otoi kamu bantu Mama kamu didapur sana,"Perintah Ying.
Gadis keturunan China itu mendekatkan bibirnya di telinga adik sang sahabat"Minta Mama kamu jelaskan"Lanjut Ying berbisik. Otoi sebenarnya bingung tapi ia tetap menuruti perkataan dari sahabat kakaknya ini.
Setelah Otoi keluar dari kamar Yaya,gadis penyuka pink itu menatap Ying meminta penjelasan tentang itu.
"Bang? Bang siapa? Ada laki-laki ya dirumah ini? perasaan Otoi gak punya abang? dia gak panggil Fang dan Gopal pake sebutan Abang? Terus siapa Abang yang dimaksud Otoi?"Sekali lagi beribu-ribu pertanyaan meluncur dari mulut manis Yaya.
"Oohh...itu...anu...Bang...."Ying bingung mencari jawaban yang tepat.
"Bang siapa?"
"Ouh..Iya..itu A-Abang yang dimaksud Otoi itu Abang supir taksi,iya Abang supir taksi!"Ucap Ying gelabah.Yaya menatap intens Ying seakan menyelediki bak seorang detektif,semntara Ying hanya bisa menelan air liurnya dan berusaha bersikap senormal mungkin.
"Pfft... Hihihi!"Tawa Yaya cekikikan,Ying yang semulanya tagang jadi bingung,sifat Yaya yang sekarang sering mengejutkan.
"Lucu banget tau Ying muka kamu....hahaha.. tenang aku percaya kok Ying gak usah tegang begitu...Ehehe....kayak kamu habis nyolong aja...Haha.."Ying terbelalak melihat Yaya yang tertawa lepas tanpa ada beban.Bahkan mulut gadis keturunan Tionghoa itu menganga.
'inikah Yaya yang sekarang?'Batinnya bertanya.
Yaya masih terkekeh,melihat itu Ying pun cemberut dan berniat melanjutkan akting ngambeknya yang sempat tertunda.
"Gak usah cemberut gitu kalik Ying"Ucap Yaya tersenyum sambil menyenggol lengan Ying.
"Ohya,selama aku di Singapore apa aja yang terjadi disini?"Tanya Yaya.
"Trus bisa gak kamu cerita in serinci mungkin kenapa aku bisa sampai tertembak dan jatuh ke jurang,sampai kepala belakangku jadi pendarahan dan aku amnesia,bisa gak kamu bantu aku untuk kembali mengingat memori ku yang hilang?"Tambah Yaya,Ying hanya diam tidak tau mau menjawab apa?
"Kenapa diam Ying?"
"Mau kan kamu bantu aku? mungkin bawa aku ke sesuatu tempat atau pertemukan aku dengan orang,siapa tau aku bisa mendapatkan kembali memori ku yang hilang"
"Erm..aku...."
"Yaya,Ying! Ke meje makan,makanan udah siap!"Seru Tante Wawa dari dapur.Ying bersyukur karena Tante Wawa menyelamatkan dirinya dari menjawab berjuta-juta pertanyaan Yaya.
"Em..nanti aja ya,Yaya? sekarang kita makan dulu? perut aku dah laper ni!"Rengek Ying.Yaya terkekeh lalu mengangguk.
Mereka berdua pun pergi menuju meja makan untuk makanalah apalagi masa' berkebun?:v
🍃🍃🍃
Kediaman Taufan......
Taufan POV
Aku sampai didepan rumahku,pak Joko satpam rumah ku segera membukakan pintu pagar.Aku menjalankan mobil masuk ke halaman rumah.
Aku membuka pintu mobil,setelahnya ada pekerja rumahku yg menghampiri,aku pun menyerahkan kunci mobil dan dia pun melakukan tugasnya memarkirkan mobil ketempat nya.Aku melangkah menuju pintu rumah.
Kreat
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam,Taufan? kamu udah pulang?ngimana kabar Yaya? kok gak diajak main ke sini sih?!"Kenapa Mama harus ada dirumah? Diriku bingung ingin menjelaskan seperti apa?
"Kok diam sih? Kenapa? Taufan?"Mama mengejutkan ku.
"Ah!Iya mah,kenapa?"
"Loh,kok tanya balik sih?"Bingung Mama.
"Cerita sama Mama,"
"Ahk,itu mah...anu..."Aakhh...Kenapa aku harus kehabisan kata-kata disaat seperti ini??Ayo lah Taufan pikirkan bagaimana menjelaskannya ke Mama.
"Kenapa, cerita sama Mama!"Tegas Mama. Apakah aku harus memberi tau Mama? atau aku harus berbohong?
Aku menghela nafas gusar,melihat itu Mama pun menyerngit.
"Taufan,semuanya baik-baik saja kan?"Seketika wajah Mama berubah menjadi serius.Aku menunduk dan menggeleng pelan,mungkin aku harus memberi tau.
"Jadi gini Mah,tadi....."Aku pun menceritakan semuanya kepada Mama mulai dari A-Z.
Sudah ku duga yang aku dapatkan dari reaksi mama adalah wajah yang terkejut,namun perlahan-lahan berubah menjadi sendu.
Mama membelai lembut bahuku"Yang tabah ya sayang"Ucap Mama dengan lembut.Aku tersenyum,bukan sebuah senyuman palsu ini tulus, suer!
Percayalah aku akan menikmati cobaan ini,setidaknya aku masih bisa mengawasi Yaya dan memastikan bahwa ia baik-baik saja.
Aku pun mengangguk kan kepala pelan. Yang di balas senyuman Mama.
"Mama yakin jagoan Mama ini bisa menghadapinya, Mama tau kalau Taufan itu anak baik, pasti kebaikan akan datang untuk kamu. Karna setiap perbuatan seorang hamba pasti akan berbalik kepada dirinya atau keluarga dan keturunannya, makanya itu kita diharuskan berbuat baik agar kebaikan lah yang kita dapatkan. Karna Taufan udah sering berbuat baik pasti kebaikan akan datang padamu."Mama memberikan ku semangat,dialah pembimbing ku, guru pertama ku. Apapun yang kulakukan tidak akan bisa membalasnya.
"Kamu juga harus ingat ini Taufan,'Untuk semua kepedihan yang kau alami,barsabarlah dan bertahan,karena Allah tahu dimana batas kemampuanmu'jadi Mama mau kamu gak nunjukin senyum palsu,tetap tersenyum manis,Oke?"Aku sangat bersyukur mendapatkan Mama seperti ini,aku hanya membalasnya dengan anggukan,tanda kalau iya.
Mama tersenyum dan membawa ku kedalam pelukan hangatnya.Aku merasa lebih baik.
'Aku akan menjalani ini dengan semangat,untuk apa terlalu berlarut-larut dalam kesedihan?itu tidak ada gunanya,memang boleh bersedih tapi jangan berlebihan.Bahagia itu mudah hanya kita yang membuatnya susah,dengan mengeluh,bersedih maka kita akan merasa bahwa hidup kita tidak bahagia.Terkadang manusia tidak sadar kalau suatu kebahagiaan itu sederhana.Manusia terlalu sibuk mengeluh,mengeluh dan mengeluh sehingga ia tidak bisa melihat kebahagiaan bisa didapat dari suatu hal kecil, bahkan sebuah senyuman'_Taufan.
Taufan POV end
Apapun masalah hidup mu tetap semangat, karena pelangi ada setelah hujan badai.
BERSAMBUNG......
Assalamualaikum n Haii All...
Krn aku bakal jarang banget up atau slow update dikarenakan tugas aku banyak banget...
Jadi sabar ya?
Okelah
Byee 👋
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Blaze: Entar! entar!stop salam perpisahan dulu!
Akiya: Kan udah bang,itu udh wassallam.
Blaze: Yg manis dunk,jangan wassallam aja...
Akiya:*Blur*hah?gmn tu bang?
Blaze: Gini....Ekhem! Ekhem..
Blaze: Ikan salmon lagi berkaca,salam manis buat yang baca😉
Kriik kriik kriik..
Kriik kriik kriik...
Akiya: Kagak nyambung bang_-"
Salam Kiya_Comel:v
Author Akiya out.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro