
MTM 09 ▪︎ Ananda and His Photography
Sunday, 9 Juni 2024
-: Quest Day 9 :-
Genre Utama : Teenfiction
Sub Genre : Teenfiction
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
▪︎
Sorayaakk
Eh, mana foto kita yang di pantai kemarin? Kirimin dong!
Aku terkekeh sebelum mengirimkan foto-foto kami berlima saat bermain di pantai tempo hari pada grup chat. Tidak hanya aku yang melakukannya, tapi sahabat-sahabatku yang lain juga mengirimkan foto-foto yang telah mereka ambil, dan harus aku akui, hasilnya bagus-bagus!
Sorayaakk
Gilaakk! Cakep-cakep banget gue di situ!
Fikri
Nggak usah kepedean lo, Ray. Itu emang kameranya si Sierra aja yang bagus.
Sorayaakk
Dih! Gue nggak ada minta pendapat lo ya, Fik.
Aku dibuat menggelengkan kepalaku saat membaca rentetan bubble chat yang berisi perdebatan antara Fikri dan Soraya. Mereka berdua memang suka sekali memperdebatkan hal-hal kecil.
Ting!
Satu notifikasi yang masuk membuatku langsung kembali menatap pada layar ponsel, dan aku mendapati satu chat pribadi dari Nanda di beranda teratas. Sahabatku itu mengirimkan sebuah foto.
Fotoku.
Foto diriku saat meminta Nanda mengabadikannya di pantai kemarin. Aku ingat momen ini. Saat itu aku tanpa sadar tersenyum manis ketika Nanda memintaku menghadap ke arah kamera.
Tidak aku sangka kalau hasilnya akan sebagus ini.
Ananda Nanda😛
Gimana hasil jepretan gue? Bagus, 'kan? Lo cantik banget kalo senyum kayak gitu, Ra.
Aku pun membalas pesan Nanda dengan cepat sebelum mematikan mobile data dan meletakkan ponsel milikku di atas nakas. Aku masih harus menyelesaikan makalah yang diberikan oleh guru sejarahku. Kebetulan aku mendapatkan bagian tugas sebagai penyusun makalah. Itu bukanlah hal yang sulit buatku.
Namun sebelum itu terlaksana, aku kembali membuka ponsel milikku dan membuka foto yang baru saja dikirim oleh Nanda. Memerhatikan foto diriku lamat-lamat. Foto ini benar-benar bagus. Bukan karena kameranya, tapi karena skill fotografi Nanda.
"Sejak kapan Nanda suka fotografi, ya?"
Aku termenung di depan laptop dengan tangan yang terus menggenggam ponsel. Hingga suara seruan Sergio yang memanggilku turun untuk makan malam, membuat lamunanku buyar begitu saja.
"Sierra! Buruan turun lo! Waktunya makan malam, woy!"
Aku berdecak sebal, lalu meletakkan ponselku secara asal di dekat laptop yang masih menyala sebelum keluar dari kamar dan menuju ke ruang makan. Aku akan bertanya pada Nanda nanti. Aku jadi penasaran, sejak kapan sahabatku yang cuek itu jadi suka dengan dunia fotografi?
▪︎
▪︎
▪︎
-: Ananda and His Photography :-
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro