[ 13 ] Valentine di Musim Semi
EUNRA POV
Setelah insiden di bioskop kemarin , aku sudah menganggapnya sebagai angin berlalu. Dia memarahiku habis-habisan. Katanya seperti ini :
"Bagaimana jika eomma mu tau jika kau berciuman dengan namja lain ha?!"
"Kau masih SMU!!"
Entahlah.. aku bingung dengan sikapnya. Dia tidak sadar dengan omongannya. Padahal setiap hari dia selalu menciumku ketika aku lupa memanggilnya dengan sebutan 'oppa' . Dasar ahjussi culas!
Oke, kadang ia menyebalkan, kadang dia manis. Ya, kuakui itu. Tapi ... Ah sudahlah aku malas membahas si AHJUSSI TERHORMAT NAN BODOH itu!
Saat ini di kelas, aku dan Soohee menikmati pelajaran biologi dari Minguk ssaem. Aku berharap-harap sekali pelajaran membosankan ini berakhir. Tapi, pelajaran baru dimulai 5 menit sebelumnya. Ahh.. serasa seminggu saja. Membosankan!
"Eunra...pulang sekolah nanti ke plaza yuk." Ajak Soohee. Soohee menepuk bahuku dari belakang. Kemudian aku menoleh.
"Memangnya kau ingin membeli apa?"
"Ya ampunn Eunra.. jangan-jangan kau tidak tahu juga hari ini hari apa..." Katanya dengan ekspresi memprihatinkan. Dan ekspresi itu ditujukan kepadaku tentunya.
"Memangnya hari apa? Hari ini hari rabu kan?" Aku sangat polos sekali.
"Ya..ya..ya.. hari ini hari rabu. Pokoknya kau harus ikut aku ke plaza nanti. Oke?"
Kemudian aku mengangguk. Mengiyakan.
***
Sebelum pulang, aku menunggu Soohee di depan gerbang sekolah. Karena dia ada panggilan dari klub yang dia ikuti. Aku menunggunya sampai-sampai Winwin menghampiriku. Aku bisa melihatnya dia sangat riang sekali hari ini.
"Eunra? Kau belum pulang?"
Aku menggeleng. "Belum."
"Bagaimana jika kuantar?" Tawarnya sambil melempar-lempar kunci motornya keatas kemudian menangkapnya lagi dengan cepat.
"A..aku hari ini sedang ada janji dengan Soohee. Jadi aku tidak bisa pulang denganmu.." Jawabku sungkan. Winwin tersenyum.
"Oh baiklah jika itu maumu.. aku pulang dulu , Eunra. Annyeong!" Winwin melambaikan tangannya. Aku pun membalasnya.
"Annyeong !" Balasku. Winwin lalu berjalan meninggalkanku di gerbang. Dan pada akhirnya , aku masih berdiri menunggu Soohee.
Drrtt..drrtt..
Ponselku bergetar. Aku merogoh-rogoh tasku. Mengambil ponsel yang terus bergetar. Pesan dari siapa sih? Sialan! Mengganggu orang saja.
"Eunra.. berangkat sekarang yuk.." Soohee sudah tiba dihadapanku. Aku mengangguk.
"Oke sebentar... aku memeriksa ponselku dulu."
Aku melihat dari layar ponsel. Sebuah pesan whatsapp dari si guru gila.
Ada apa lagi sekarang??! KENAPA KEBAHAGIAAN DAN KESIALAN DATANG BERSAMAAN??? Oh ya ampun dewwaaaa... :'D
Kemudian dengan cepat aku pun membalasnya.
"Dasar ahjussi gila!!" Umpatku. Soohee yang berada disebelahku langsung menepuk bahuku.
"Ada apa kau mengumpat seperti itu Eunra???"
"Ah..tidak..tidak apa-apa. Ada pesan dari pamanku yang merepotkan." Jawabku seadanya. Aku mematikan ponselku dan langsung menggandeng tangan Soohee. Aku tidak perduli Jimin menjawab apa nantinya.
"Ayo kita berangkat."
***
Jeju City Plaza
Aku tidak menyangka, di Jeju City Plaza seluruh isinya bernuansa warna pink. Lampu-lampu yang bergelantungan berbentuk hati dan semua pegawai disana memakai seragam berwarna pink. Terkesan imut sekali.
Sialnya , aku baru ingat kalau hari ini hari Valentine. Hari dimana semua orang menunjukkan kasih sayang mereka. Entah itu kepada orangtua , teman maupun pasangan. Ah sudah-sudah.. aku muak membahas tentang itu. ;'D
Akhirnya , aku dan Soohee memutuskan untuk melihat-lihat di toko khusus untuk merchandise Valentine Day .
Nama tokonya adalah 'Accessorize'. Dari kaca , barang-barangnya terlihat menggemaskan bukan? Tapi apakah ada barang khusus pria disana? Semoga saja ada. Oh tunggu, untuk apa aku membeli barang untuk pria? Untuk siapa?
"Eunra.. aku akan membeli hadiah valentine untuk Jimin ssaem. Tolong bantu aku ya?" Ajak Soohee. Soohee mengajakku di tempat khusus penjualan cangkir bermotif. Motif cangkir-cangkir di toko itu cukup beragam. Tetapi berwarna pink.
"Eunra.. apakah cangkir ini lucu??" Soohee memperlihatkan cangkir dengan gambar teddy bear padaku. Aku menggeleng.
"Aku tidak bisa mengatakannya padamu Soohee. Jadi sesukamu saja.. aku akan berkeliling barangkali aku menemukan barang yang bagus." Jawabku.
Soohee lalu mengangguk setuju. "Baiklah jika itu maumu, Eunra. Kita bertemu di kasir ya.."
Aku membentuk jariku untuk menunjukkan kata "oke". Setelah itu aku mulai berkeliling. Ada gantungan kunci berbentuk hati , bantal berbentuk hati , semuanya berbentuk hati. Hash.. kupikir-pikir aku juga bingung dengan hatiku yang sebenarnya. Hidupku terlalu rumit.
Di menit itu, aku mulai lelah dan memutuskan untuk duduk didepan toko. Aku tidak membeli apa-apa. Karena barang-barangnya serba pink. Sambil menunggu Soohee.. aku mengecek snapchatku. Melihat foto-foto orang yang merayakan valentine day bersama pasangan mereka. Aku cukup geli melihatnya. Tapi , ada sesuatu hal yang tidak membuatku geli.
Foto ini.. foto ini membuat wajahku memerah seketika..
Aku benar-benar tidak percaya ini. Winwin mengucapkan Valentine day kepadaku?
Oh Tuhan.. Aku ingin sekali membalas rasa sukanya padaku. Tapi... si Jimin gila itu telah merusak masa remajakuu :'D
Maafkan aku Winwin-ssi..
"Ah bagaimana jika aku membeli hadiah saja untuknya?" Gumamku.
Aku pun langsung balik masuk kedalam toko. Membeli satu bungkus cokelat Godiva. Kemudian aku langsung membayarnya di kasir. Disini aku langsung bertemu dengan Soohee yang membeli cokelat Godiva juga.
"Kau tidak jadi membeli cangkir?" Tanyaku kepada Soohee. Soohee menggeleng bangga.
"Kurasa Jimin ssaem akan menyukai ini daripada satu buah cangkir.." Ungkapnya mantap.
"Oh itu bagus.."
"Dan kau Eunra? Kau membeli itu pasti untuk Winwin ya?" Tuduhnya.
"Siapa lagi kalau bukan dia.."
"Oh Eunraa sayanggg.. aku berharap semoga kau cepat-cepat dengannyaa.." Soohee memelukku dengan erat. Wajahnya terlihat riang sekali. Berkebalikan denganku tentu saja.
Karena aku..
tidak akan pernah bersama Winwin.
Tidak akan pernah...
***
Di bus sepulang dari plaza, Jimin terus saja menggangguku dengan pesan-pesan tidak berguna darinya. Dia mengirimiku pesan whatsapp beberapa kali tapi aku tak kunjung membacanya. Aku benar-benar muak dengannya.
"Eunra.. ponselmu bergetar terus." Soohee menyikut lenganku.
"Bukan hal yang penting. Hal yang penting sekarang adalah aku akan bertemu Winwin di Taman Namsan dan memberikan cokelat ini padanya." Jawabku.
"Mwo?? Taman Namsan?? Kau tidak bercanda kan?? Aku juga akan bertemu dengan Jimin ssaem disana.."
FUCK! JIMIN EVERYWHERE!!
Bisa-bisa aku juga bertemu Jimin disana. Aku tidak bisa pindah lokasi untuk bertemu Winwin karena Winwin sudah ada di taman Namsan saat ini. Gawat , keringat dingin mulai mengucuri keningku.
"Eunra.. kita akan double date." Soohee menyemangatiku.
Aku meringis dipaksakan.
***
Taman Namsan
Semuanya tampak normal seperti biasa. Dan yang paling tidak biasa adalah...
AKU BERTEMU JIMIN DISINI????!!!!
OH MY GOD..OH MY GOD....
Dia ada dihadapanku sekarang. Saat dia menatapku , matanya sangat sengit seperti ingin menerkamku. Mungkin dia marah karena aku tidak membalas pesannya. Tapi untung saja Soohee yang mengajaknya bicara.
Aku lalu menjauh dari mereka dan mulai mencari Winwin. Setelah lama mencari , aku bertemu Winwin di depan tower. Dia membawa sebuket bunga. Aku lalu menghampirinya.
Winwin tersenyum manis kepadaku.
"Annyeong..." Aku menyapanya.
"Annyeong juga.. Eunra.." Jawabnya. Ia langsung memberikan bunga itu kepadaku.
"Terima kasih.. terima kasih untuk semuanya Winwin. Kau sudah banyak membantuku." Mendengar ungkapanku itu. Taeyong terkekeh.
"Tidak banyak Eunra.. kau yang selama ini banyak membantuku. Kau dulu membantuku mengerjakan PR.. kemudian membantuku saat di kelas memasak. Itu sudah membuatku senang...." Kata Winwin tulus. Aku mengerti jika ucapannya itu tulus.
Drrtt...drrtt..
"Se..sebentar.."
Apalagi sekarang??? Aku kemudian mengambil ponselku dan membuka kunci layar. Sebuah pesan whatsapp dari Jimin gila lagi. Oke, aku memutuskan untuk membukanya.
Eomma??? Eomma dirumah sakit???
"Wi..winwin.. aku harus pergi sekarang..." Pamitku.
"Ke..kenapa Eunra???" Winwin terlihat bingung.
"Aku ada perlu , dan oh iya ini cokelat untukmu. Semoga kau suka.." Aku memberikan coklat Godiva itu lalu berlari meninggalkan Winwin. Aku tau ini sangat tidak sopan. Tapi bagaimana lagi.
Winwin tersenyum penuh arti.
***
Aku menangis saat ini. Aku berlari menuju tempat pertama kali aku bertemu dengan Jimin dan Soohee. Soohee tidak ada disana. Disana hanya ada Jimin sambil membawa coklat Godiva pemberian Soohee. Sepertinya Soohee sudah pulang karena sudah sore.
"Sudah selesai kencanmu??" Seperti biasa, Jimin menyemburkan kata-katanya dengan mata tajam. Aku menunduk.
"Kau tidak perduli dengan eommamu? hm?" Katanya lagi. Saat ini aku hanya bisa diam dan menunduk.
"Kau tau, Eunra.... aku mengirimmu pesan bukan untuk mengganggumu. Ayo ke rumah sakit sekarang!" Jimin lalu menggandengku. Kemudian dengan refleks aku pun memeluknya.
"Maafkan aku Jimin ssaem.." Aku menangis dipelukannya.
"Aku jadi tidak tega menikahimu.." Desisnya tepat ditelingaku. Aku lalu melepas pelukannya. Mendongakkan kepalaku untuk menatap wajahnya.
"A..apa maksudmu???"
"Karena kau belum berisi.." Aku terdiam dan butuh 10 detik untuk mencerna kata-kata Jimin setelahnya.
"DASAR ORANG BERMULUT KUDA!! MATILAH KAU!!" Aku memukul Jimin dengan tasku. Aku tidak perduli dia berteriak kesakitan.
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro