Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#2 Kisah

Kyungsoo menatap bagaimana Jongin bagaikan seorang pangeran yang begitu sangat di puja di sekolahnya. Jongin duduk di kelas dua sekolah menengah pertama ketika ia mendapatkan kepopulerannya. Jongin memang tampan, dia sangat baik juga pintar. Sebagian orang menganggap bahwa siswa yang pandai akan sangat membosankan untuk didekati, akan tetapi Jongin tidak. Dia sangat ramah dan bersahabat kepada siapapun. Jika tidak, bagaimana bisa di hari kasih sayang ini dia mendapatkan setumpuk coklat yang bahkan hampir menutupi mejanya. Bahkan guru Choi sempat memprotes keadaan mejanya yang terlalu banyak menyimpan coklat pemberian siswi di sekolah ini.

Bohong jika Kyungsoo menutup mata tentang apa yang ada dalam diri Jongin begitu sempurna. Hatinya juga tidak akan pernah berbohong tentang bagaimana rasa nyaman itu muncul setiap kali Jongin berada didekatnya. Entah memang takdir atau sekedar kebetulan, Kyungsoo kembali duduk di satu kelas yang sama dengan Jongin. Selain mereka mengenal satu sama lainnya telah lama, kedekatan mereka tak jarang membuat beberapa orang iri hati menatapnya; terlebih para gadis yang memuja Jongin. Tetapi itu tidak membuat Kyungsoo lantas menjauh dari Jongin. Jongin bahkan lebih senang menghabiskan waktu dengan Kyungsoo karena ia tidak seperti kebanyakan temannya yang akan terus memujinya. Ya.. sebuah kebohongan lain jika Kyungsoo tidak menampik pesona Kim Jongin. Tapi mau bagaimana lagi, justru Kyungsoo lah yang kini lebih banyak bergantung pada Jongin.

Banyak hal yang bisa Kyungsoo ceritakan tentang siapa Kim Jongin. Lebih dari teman, lebih dari sahabat, lebih dari sosok yang paling ia sayangi. Kyungsoo mungkin merasa malu mengingat kembali saat dimana ia akan sangat bahagia setiap kali Jongin bersamanya. Merasa senang setiap kali Jongin mengajaknya untuk berangkat dan pulang bersekolah bersama. Merasa diutamakan ketika mengajaknya untuk makan siang bersama, atau mungkin menahan senyumannya ketika Jongin merangkul bahunya saat mereka berjalan. Bagaimanapun Kyungsoo seorang gadis; sangat normal jika ia menyukai semua perlakuan Jongin kepadanya.

Kyungsoo bahkan sadar akan perasaannya sendiri bahwa rasa suka itu muncul hanya pada Kim Jongin; satu-satunya pria yang sangat ia kagumi.

Hanya sebuah permen coklat yang Kyungsoo miliki kali ini dan ia tidak tahu apakah ia juga harus memberikannya kepada Jongin atau tidak. Permen itu terus ia simpan di dalam saku seragam sekolahnya bahkan hingga perjalanan pulang sekolah mereka. Jongin dengan setumpuk coklat yang ia bawa hanya bisa terus merutuki Kyungsoo yang sama sekali tidak mau membantunya.

"Aku kesulitan untuk naik bus jika kau tidak mau membantuku membawanya," keluh Jongin ketika kini mereka menunggu bus untuk pulang.

"Kenapa tidak dibuang saja jika kau merasa kesulitan," timpal Kyungsoo yang sedikit merasa tidak suka dengan cokelat-cokelat yang Jongin bawa.

"Itu tidak baik," hanya itu yang Jongin katakan sebelum akhirnya mereka segera menaiki bus yang telah datang.

Kondisi bus yang cukup penuh memaksa Kyungsoo untuk duduk di kursi paling belakang, namun Jongin tidak lantas duduk. Ia berdiri di depan dan Kyungsoo terkejut dengan apa yang Jongin lakukan.

"Selamat sore semuanya, selamat hari kasih sayang. Aku memiliki beberapa coklat yang tidak mungkin aku habiskan sendirian. Maka dari itu aku akan memberikannya kepada kalian semua. Silahkan ambil manapun yang kalian mau."

Jongin berjalan memberikan satu persatu coklat yang dimilikinya kepada orang-orang yang duduk dari barisan depan. Kebanyakan dari para penumpang adalah anak sekolah dan mereka merasa bahagia untuk itu. Bahkan tidak sedikit juga dari para ibu yang merasa bangga dengan apa yang dilakukan Jongin.

Ketika Jongin mencapai tempat duduknya, Jongin memberi Kyungsoo satu coklat dari tinggal beberapa coklat yang tersisa. Kyungsoo menggelengkan kepalanya menolak dan Jongin mengangguk lantas duduk disampingnya.

"Kau benar-benar memberikan semua coklat itu?" tanya Kyungsoo tidak percaya.

"Ya.. lagipula aku juga tidak akan habis memakannya sendirian. Kau mau? Ini benar-benar masih banyak.. semua ini untukmu," bujuknya dengan beberapa bungkus coklat  berbagai bentuk.

"Tidak, terima kasih," balas Kyungsoo dingin dan Jongin terkekeh seketika. "Aku hanya tak habis pikir bagaimana kau bisa memberikan cokelat-cokelat itu begitu saja."

"Itu bukan berarti aku tidak menghargai pemberian mereka Kyungsoo, aku sangat berterima kasih namun ada baiknya aku memberikan cokelat-cokelat ini daripada terbuang dengan percuma," jelas Jongin. "Lagipula aku sangat berterima kasih kepadamu," ucap Jongin seraya merangkul bahu Kyungsoo. "Kau adalah satu-satunya yang tidak bertindak berlebihan di hari kasih sayang ini."

"Kenapa kau mengatakan hal seperti itu?" tanya Kyungsoo sinis.

"Ah.. apa kau juga memberikan coklat kepada seorang pria?" tanya Jongin terkejut dan Kyungsoo gelagapan seketika mendengar penuturan itu.

"Tidak.. hah.. tentu saja tidak. Itu aneh!"

Jongin tersenyum. "Nah, bagus. Jangan ikut-ikutan seperti yang lain. Kau harus menjadi seorang Kyungsoo yang aku kenal seperti saat ini. Aku tidak mau sahabatku yang bodoh ini semakin bodoh karena mengungkapkan perasaannya dengan sepotong coklat," ucapnya seraya mengusak rambut Kyungsoo gemas.

Kyungsoo mungkin akan marah jika Jongin telah menyentuh rambutnya namun kali ini ia hanya bisa diam ketika Jongin tertawa dengan tingkahnya sendiri terhadap Kyungsoo. Hatinya meringis dimana kenyataan hubungan diantara mereka berdua tidak akan pernah berubah selain dari kata sahabat. Mungkin ini hanya rasa suka yang seiring waktu akan mengikis perasaanya menjadi hal yang biasa. Setidaknya Jongin adalah sahabat terbaiknya selama ini dan pria itu tidak pernah mengecewakannya. Kyungsoo akan melupakan perasaannya seperti permen cokelat di dalam sakunya yang tidak akan pernah bisa ia berikan sampai kapanpun.

Jongin adalah cinta pertama bagi Kyungsoo. Seperti apa yang dikatakannya, itu sudah terjadi sangat lama bahkan Kyungsoo tidak bisa mengingat kapan tepatnya ia benar-benar mencintai pria itu. Namun kali ini ada sesuatu yang tiba-tiba membawanya kepada sebuah ingatan di masa lalunya tentang hari kasih sayang itu. Hari dimana ia sadar bahwa Jongin adalah sahabatnya; tidak lebih.

Tetapi tidak. Wanita tidak semudah itu melupakan cinta pertamanya.

Kyungsoo bisa saja berbohong dengan perasaannya. Berbohong tentang semua yang ada dalam diri Jongin sempurna. Atau berbohong dikala Jongin memulai hubungannya dengan Luhan. Kyungsoo menghabiskan satu malamnya untuk menangis ketika mengetahui bahwa Jongin telah memiliki kekasih. Ia berpikir Jongin akan melupakannya. Namun Kyungsoo tidak bisa egois. Ia menyukai pria itu dalam kondisi apapun terlebih jika ia pun bahagia maka Kyungsoo akan bahagia untuknya karena Jongin adalah sahabatnya. Selebihnya ia bisa kembali berpura-pura dan semakin lama ia kembali bersikap biasa seperti pada umumnya.

Jongin tidak akan pernah tahu berapa banyak foto mereka yang Kyungsoo miliki di dalam folder pribadinya. Folder yang tidak akan pernah tersentuh oleh siapapun termasuk Jongin yang sering menggunakan laptopnya. Banyak hal yang Kyungsoo simpan dan dimana kenangan indah yang sangat berharga bagi Kyungsoo berada. Seperti sebuah obat akan perasaannya.

Kali ini Kyungsoo kembali membukanya. Melihat kedekatan mereka yang bahkan tidak lagi malu untuk bertingkah konyol satu sama lainnya. Kejadian tadi siang membuatnya merasa bersalah dengan apa yang telah terjadi. Jongin telah berusaha untuk menyenangkannya; seperti biasanya tetapi secara tidak langsung Kyungsoo membuangnya. Jongin bahkan belum membalas pesannya sejak tadi siang dan Kyungsoo semakin merasa cemas untuk itu.

Ketika Kyungsoo menyerah untuk menunggu, suara ponselmya berdering keras dan tidak membutuhkan waktu lama hingga Kyungsoo mengangkat panggilan itu.

"Jongin, kau kemana saja?" tanya Kyungsoo.

"Tentu saja mengambil tiket konser," jawabnya singkat dan Kyungsoo menggigit bibirnya merasa bersalah membiarkan Jongin mengambil tiket konsernya sendirian. "Tadi ada Chanyeol, makanya aku tidak jadi mengajakmu. Maaf ya,"lanjutnya seraya terkekeh.

Kyungsoo hanya bisa menghela napas panjang. Bukan Jongin yang seharusnya meminta maaf. Tetapi dirinya.

"Chanyeol sudah memesankan satu tiket konser untukku. Kami akan pergi bersama."

Untuk sekian detik hanya keheningan dalam panggilan mereka sebelum akhirnya Jongin kembali bicara.

"Baguslah, itu berarti Chanyeol sangat mahamimu," jawab Jongin yang entah kenapa terdengar menyedihkan bagi Kyungsoo.

"Tapi, bagaimana denganmu?"

"Aku? Kenapa kau harus memikirkan aku?" tanya Jongin seraya terkekeh ringan.

"Kau akan pergi sendirian?"

"Hmm.. entahlah. Aku pesan tiket ini kan untukmu, mungkin aku akan jual saja tiket konser ini. Apa dua tiket cukup untuk membeli laptop baru ya?"

"Jongin," ucap Kyungsoo memelas merasa tidak suka dengan apa yang Jongin bicarakan kali ini. "Maafkan aku."

"Kenapa kau harus minta maaf? Memangnya kau melakukan kesalahan apa?"

Kyungsoo tidak bisa menjawab. Rasa bersalahnya terlalu besar hingga ia tidak tahu harus mengatakan apa kali ini. Ia tidak ingin Jongin membuang-buang uangnya hanya karena telah membeli tiket konser untuknya. Akan tetapi ia juga tidak ingin Jongin menghilangkan begitu saja kesempatan memiliki tiket konser itu. Hingga akhirnya Kyungsoo teringat akan seseorang.

"Ngomong-ngomong, Baekhyun, dia juga akan menonton konser itu tapi dia sendirian. Kita bisa bergabung dengannya bersama-sama," ucap Kyungsoo.

"Kau tengah menjodohkanku dengan temanmu itu ya?" tanya Jongin tiba-tiba membuat Kyungsoo terkejut. Belum sempat Kyungsoo menjawabnya Jongin kembali bicara. "Yah.. jika aku tidak malas. Aku akan coba untuk menghubunginya."

Kyungsoo baru saja akan bertanya bagaimana bisa Jongin menghubungi Baekhyun. Namun Kyungsoo seketika mengingat bahwa gadis itu telah memberikan nomornya lebih dulu kepada Jongin. Kyungsoo kini hanya bisa termangu dengan pikirannya yang kalut.

***

Satu pekan hingga menuju konser tidak ada satupun dari Jongin maupun Kyungsoo yang membahas tentang bagaimana mereka akan pergi. Setiap kali Kyungsoo bertanya, Jongin selalu mengalihkan pembicaraan. Bahkan Kyungsoo tidak tahu harus menutupi bagaimana rasa bersalahnya ketika ia meminta Jongin untuk pergi bersamanya dengan Chanyeol namun pria itu tetap menolak dengan alasan tiket yang ia miliki telah terjual kepada orang lain.

Kyungsoo tentu saja merasa sedih. Tanpa ia ketahui sebenarnya Jongin berusaha untuk mendapatkan tiket konser itu untuknya akan tetapi Kyungsoo malah pergi dengan orang lain; sebenarnya adalah kekasihnya sendiri. Kyungsoo juga tidak mungkin menolak Chanyeol setelah pria itu berusaha juga untuk memberikan sebuah kejutan untuknya.

Hari berlangsungnya konserpun tiba. Chanyeol telah menjemputnya pagi-pagi dengan mobilnya. Sebelumnya Kyungsoo melirik kediaman rumah Jongin dengan tatapan sedih. Tadi pagi Kyungsoo sempat mendatangi Jongin untuk kembali bertanya tentang kepastian apakah ia akan pergi atau tidak. Dan pria itu tetap menjawab tidak.

"Kau benar-benar tidak akan pergi?" Kyungsoo sekali lagi bertanya ketika Jongin masih bergeming dengan selimutnya.

"Ya.. aku kan tidak mengidolakan mereka, kenapa aku harus menontonnya," Jongin menatap Kyungsoo dengan wajah mengantuk. "Lebih baik kau pergi dan jaga dirimu baik-baik. Diluar sangat panas nanti. Oke?"

Meskipun kecewa, Kyungsoo tetap mengangguk untuk itu. Ia akhirnya memilih pamit ketika Jongin memaksanya untuk pergi karena pria itu ingin kembali melanjutkan tidurnya. Kyungsoo tentu saja menggerutu dengan kesal tetapi ia tetap menurutinya tidak ingin membuat Jongin terganggu.

"Kyungsoo, ayo!" ajak Chanyeol yang kembali tersadar dalam lamunannya. Ia menoleh kepada Chanyeol yang telah membuka pintu mobil untuknya lantas Kyungsoo segera memasuki mobil itu.

Seharusnya Kyungsoo merasa bahagia karena hari ini ia akan menonton konser idolanya. Tetapi kenapa perasaannya terasa berbeda? Seolah ada sesuatu yang menahannya untuk pergi.

Akan tetapi hal itu tidak lantas membuat Kyungsoo tinggal, ia tetap pergi bersama Chanyeol yang dengan semangat untuk mengajaknya bersenang-senang.

***

Kyungsoo bahagia. Tentu saja. Akhirnya ia bisa menonton konser idol favoritnya terlebih Chanyeol yang kini menemaninya. Mereka berdua jarang menghabiskan waktu bersama, bahkan sekedar untuk bertemu pun tidak sempat mereka lakukan. Tetapi kali ini ia senang karena pada akhirnya ia memiliki satu waktu yang panjang bersama kekasihnya.

Akan tetapi ia masih tidak bisa melupakan Jongin. Terlintas dipikirannya mungkin saja Jongin kecewa kepadanya atau mungkin marah. Meski Jongin tidak menunjukkannya, tetapi Kyungsoo tahu dan bisa merasakannya.

"Aku meninggalkan ponselku," ucap Chanyeol tiba-tiba. Ia menatap Kyungsoo sesaat. "Aku akan kembali ke mobil untuk mengambilnya."

"Baiklah, aku ikut."

"Tidak, kau tunggu saja disini. Ini sudah terlalu jauh dari tempat parkir. Bukankah kau ingin menunggu temanmu? Jadi kau tunggu saja disini, tidak apa-apa kan?"

Kyungsoo memang tengah mencari Baekhyun kali ini dan mungkin itu adalah ide yang bagus daripada ia harus kembali ke mobil dan semakin lama menemukan temannya. Kyungsoo mengangguk dan Chanyeol tersenyum seraya mengusak rambutnya halus.

"Aku akan segera kembali," bisiknya sebelum akhirnya melangkah dengan terburu-buru untuk kembali ke mobilnya.

Kini hanya Kyungsoo sendirian. Matahari bersinar begitu teriknya dan Kyungsoo menatap sekeliling untuk mencari tempat meneduh yang tidak terlalu jauh jika Chanyeol kembali mencarinya. Kyungsoo hanya bisa menutup setengah bagian wajahnya dengan masker; menghindar dari teriknya matahari pada kulit wajahnya. Sedangkan kepalanya mulai merasa pening karena terpapar sinar matahari langsung maka ia hanya menutupi sedikit bagian kepalanya menggunakan tas yang dikenakannya.

Suara ponselnya berdering dan Kyungsoo melihat nama Baekhyun tertera disana.

"Kau dimana?" tanya Kyungsoo tidak sabar.

"Aku baru keluar dari parkiran. Ah sial sekali.. semua tempat parkir sangat penuh. Aku bahkan harus berkeliling lima kali untuk mendapatkan memarkirkan mobilku," keluhnya.

Kyungsoo hanya bisa menghela napas panjang. Jika saja ia ikut dengan Chanyeol, mungkin mereka akan bertemu disana.

"Kau dimana? Sudah masuk venue?" tanya Baekhyun lagi.

"Tidak, aku masih di luar. Cepatlah kesini."

"Ya.. ya.. jangan kesal seperti itu. Aku akan segera datang. Kirimkan saja lokasimu sekaramg."

Kyungsoo segera menutup panggilannya dan mengirim pesan kepada Baekhyun lokasi dimana ia berada saat ini. Pada akhirnya Kyungsoo tidak jadi untuk mencari tempat meneduh untuknya. Ia tidak ingin terlalu jauh pergi jika nannti Baekhyun ataupun Chanyeol mencarinya.

Ketika ia tengah menunggu, ia terkejut ketika seseorang menarik tas yang ada di atas kepalanya. Kyungsoo berusaha menahan tas itu berpikir kalau ada orang jahat yang mencoba mencuri tasnya namun ia semakin terkejut ketika melihat bahwa sosok yang mengambil tasnya itu adalah Jongin. Dia menggunakan masker yang sama sepertinya hanya saja dengan warna yang berbeda, meskipun begitu ia bisa mengenal dengan jelas sahabatnya itu.

"Kenapa kau datang? Bukannya tidak mau nonton?" tanya Kyungsoo bingung dan ia hanya diam saja ketika Jongin memasangkan topi di kepalanya.

"Aku datang bukan untuk menonton, aku datang untuk menjual tiket konserku," ucap Jongin datar.

"Ya.. sama saja. Itu artinya kau datang kesini. Dan tunggu! Kenapa kau bisa tahu aku berada disini?"

"Hanya kebetulan lewat. Ada yang akan membeli tiket konserku dan dia menunggu disekitar sini jadi aku mencarinya," jawab Jongin selagi mengembalikan tas Kyungsoo. "Dimana Chanyeol?"

"Dia kembali ke mobil untuk mengambil ponselnya yang tertinggal."

"Lalu kenapa tidak ikut?"

"Aku menunggu Baekhyun juga," balas Kyungsoo lantas sedikit melirik ke arah Jongin yang terlihat acuh. "Kau ingin bertemu dengannya?"

Jongin lantas berdecak. "Kau benar-benar ingin menjodohkan dengannya?"

"Jangan salahkan aku. Kau bahkan terlihat tertarik ketika aku mengatakan jika sedang menunggu Baekhyun."

"Kenapa aku harus merasa tertarik," Jongin mendesah ringan. "Yah lagipula aku juga tidak memiliki hak apapun untukmu, kau bebas meminta apapun kepadaku tetapi tidak dengan urusan kekasih. Aku pergi, oke?" ucap Jongin ketika ia hendak melangkah, Kyungsoo telah lebih dulu menahan lengannya.

"Apa yang kau maksud?"tanya Kyungsoo tidak mengerti.

Jujur, Kyungsoo semakin menaruh rasa curiga terhadap Jongin kepadanya. Pikiran bahwa Jongin tengah marah kepadanya kali ini semakin dikuatkan dengan pernyataan Jongin beberapa saat yang lalu.

"Apa yang aku maksud?" tanya Jongin mengulang pertanyaan Kyungsoo.

"Kenapa kau tidak ada hak apapun terhadapku? Apa yang sebenarnya kau pikirkan saat ini?" tanya Kyungsoo bingung. "Kau adalah sahabatku Jongin, aku hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu."

Jongin mensejajarkan wajahnya untuk menatap Kyungsoo dengan lekat. Wajah yang tertutup masker itu semakin menegaskann mata Jongin untuk menatapnya kian lekat ketika Kyungsoo kembali bicara.

"Aku tahu kau marah dan kecewa karena aku tidak bisa menonton denganmu hari ini tapi aku juga tidak ingin mengecewakanmu. Aku bukan bermaksud menjodohkanmu tapi aku hanya ingin kita bersenang-senang bersama."

Kyungsoo menatap Jongin penuh permohonan dan ia semakin merasa jengah karena Jongin hanya berdiri diam menatapnya.

"Jongin, kau jangan terus diam seperti ini. Kenapa kau terus bersikap seperti ini? Jika kau marah kepadaku, katakan sekarang!"

Kyungsoo rasanya ingin menangis, mereka seperti tengah bertengkar dalam hal yang sama sekali tidak diketahuinya. Namun ia tertegun ketika tangannya kini di genggam balik oleh Jongin. Ia mendongak dan menemukan Jongin begitu sangat dekat dengan wajahnya.

"Kau ingin tahu kenapa aku bersikap seperti ini?" bisik Jongin. "Ini yang aku rasakan," lanjutnya sebelum mendekatkan wajahnya dan mencium Kyungsoo saat itu juga.

Tidak. Bukanlah sebuah ciuman langsung seperti pada umumnya. Kyungsoo dan Jongin sama-sama menggunakan masker yang menghalangi bibir mereka. Namun Kyungsoo bisa merasakan tekanan itu secara halus pada bibirnya. Kyungsoo hanya bisa tertegun dan memejamkan matanya ketika ia merasakan genggaman tangan Jongin begitu erat pada tangannya.

Ketika Jongin menjauhkan wajahnya, Kyungsoo lantas membuka matanya dan menatap tatapan Jongin yang berbeda dari biasanya.

"Aku masih berusaha tetap diam untuk tidak merebut wanita yang telah memiliki kekasih. Aku berusaha untuk tidak bertindak bodoh seperti yang kau katakan kepadaku." Jongin menegakkan wajahnya dan Kyungsoo masih terpaku dengan apa yang dikatakan Jongin kali ini. Jongin melepaskan genggamannya. "Bersenang-senanglah," ucapnya sebelum pergi meninggalkan Kyungsoo yang berdiri kaku seorang diri.

Pikiran Kyungsoo semakin berkecamuk. Meskipun dalam kondisi terkejut, Kyungsoo masih bisa mencerna semua perkataan Jongin kepadanya. Tidak bodoh agar Kyungsoo bisa memahami ucapan Jongin tadi.

Semua yang diceritakan Jongin adalah dirinya. Jongin menyukai dirinya.

Jantungnya berdebar semakin tidak menentu ketika telapak tangannya secara halus menyentuh bibirnya. Sebuah ciuman tak langsung yang diberikan Jongin kepadanya yang bagi Kyungsoo berarti ciuman pertama mereka.

***

Sudah seminggu sejak konser itu berlangsung. Sudah seminggu juga Kyungsoo tidak berani hanya untuk menemui Jongin. Ia seolah bersembunyi dari apapun yang berhubungan dengan Jongin bahkan Kyungsoo memilih mengurung di dalam kamarnya setiap hari walaupun diam-diam ia masih mengintip dari jauh ketika Jongin berangkat dan pulang dari kampusnya.

Selama itu juga Kyungsoo sama sekali tidak menghubungi Jongin, sebaliknya Jongin malah lebih banyak mengirimkan pesan; hanya pesan biasa seperti mengejek gadis itu yang tidak pernah keluar dari rumahnya. Sebuah candaan yang bagi Kyungsoo terasa sangat sulit diterima. Tidak, Kyungsoo sama sekali tidak marah. Ia hanya bingung.

Seperti kemarin ketika Jongin tiba-tiba mengirimkan pesan berupa permintaan maaf. Jongin menulis pesan itu tanpa alasan yang jelas dan Kyungsoo semakin ragu untuk menghubungi Jongin jika sudah seperti ini. Hubungannya kembali canggung dan sejujurnya Kyungsoo tidak suka dalam situasi seperti ini.

Hari ini Chanyeol mengajaknya untuk pergi keluar. Kebetulan akhir pekan ini Chanyeol memiliki waktu untuk menghabiskan waktu dengannya. Lagipula Kyungsoo juga ingin membalas ketidak nyamanan yang mungkin dirasakan Chanyeol ketika seminggu yang lalu Kyungsoo memilih untuk pulang padahal konser belum berakhir. Kyungsoo hanya merasa tidak bisa menikmati konser apapun setelah apa yang Jongin katakan kepadanya. Maka hari ini ia akan mencoba untuk bersikap baik dihadapan Chanyeol.

Kyungsoo menunggu di dalam rumahnya; karena Kyungsoo masih takut untuk bertemu dengan Jongin jika ia diluar nanti. Ia masih menunggu ketika sepuluh menit yang lalu Chanyeol mengirim pesan bahwa ia berada di sekitaran jalan di rumahnya kali ini. Seharusnya Chanyeol telah tiba daritadi tapi pria itu tidak kunjung datang ke rumahnya.

Pada akhirnya Kyungsoo menyerah dalam ketakutannya sendiri dan memilih untuk keluar rumahnya. Ia bermaksud untuk menghubungi Chanyeol kali ini namun ia menggantungkan ponsel di atas telinganya melihat mobil Chanyeol telah terparkir di halaman rumahnya.

Kyungsoo melangkah mendekati mobil itu. Ia membuka pagar rumahnya untuk mencari Chanyeol ketika ia tahu bahwa pria itu tidak berada di dalam mobilnya. Kyungsoo menatap sekeliling dan matanya tertuju pada Chanyeol yang tengah berada dengan Jongin--cukup jauh berada di belakang mobilnya.

Tidak ada kecurigaan apapun, Kyungsoo berpikir mungkin Chanyeol hanya bercakap sesaat dengan teman masa sekolah mereka dulu. Namun Kyungsoo terkejut ketika tiba-tiba Chanyeol memukul rahang Jongin membuat sahabatnya itu jatuh tersungkur begitu saja di jalan.

"Chanyeol?!" teriak Kyungsoo terkejut lantas berlari untuk menahan Chanyeol seolah pria itu siap memukul kembali Jongin saat itu juga. "Chanyeol, apa yang kau lakukan!?"

"Aku hanya ingin menutup mulut pria brengsek ini!" teriaknya terdengar marah.

"Brengsek katamu?!" tanya Kyungsoo marah. "Bagaimana bisa kau mengatakan Jongin brengsek? Kau yang memukulnya!"

"Lalu aku yang brengsek, begitu?" tanya Chanyeol lagi dan Kyungsoo hanya bisa menatap penuh rasa terkejut karena untuk pertama kalinya ia bisa melihat Chanyeol yang semarah ini di hadapannya.

"Tidak, bukan seperti itu maksudku," ucap Kyungsoo. "Kalian ada masalah apa sebenarnya?" tanya Kyungsoo menatap Chanyeol dan Jongin bergantian.

Kyungsoo menatap lama Jongin untuk beberapa saat dan Jongin hanya menundukkan wajahnya; benar-benar berusaha untuk menghindar dari tatapannya kali ini. Merasa tidak ada kejelasan apapun yang akan didapatkannya, Kyungsoo memilih menatap Chanyeol kembali kali ini.

"Chanyeol? Ada apa?" tanya Kyungsoo dengan nada yang sedikit ia turunkan namun sepertinya emosi Chanyeol benar-benar tidak bisa ia kendalikan kali ini.

"Bagaimana bisa kau bisa bersahabat dengannya?" ucap Chanyeol menatap lekat Kyungsoo. "Ada banyak manusia di dunia ini dan dia bahkan sama sekali tidak pantas untuk kau panggil sahabat."

Kyungsoo tertegun dengan ucapan Chanyeol terhadap Jongin kali ini. Bagaimana pria itu bisa menilai Jongin dengan serendah itu. Hak apa yang Chanyeol miliki hingga bisa mengatakan hal yang tidak pantas terhadap Jongin. Kyungsoo tentu saja marah. Ia marah karena hanya ia yang tahu bagaimana Jongin sepenuhnya dan ia balas menatap marah Chanyeol kali ini

"Apa hakmu mengatakan itu?" tekan Kyungsoo.

"Aku kekasihmu."

"Meskipun kau kekasihmu, kau tidak bisa menilai Jongin seburuk itu," ucap Kyungsoo sebelum melangkah mundur di hadapan Chanyeol. "Maaf aku tidak bisa pergi kali ini."

Chanyeol hanya diam menatap lekat Kyungsoo untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia menghela napas panjang dan menyerah. "Baik, aku telah salah. Maafkan aku karena telah menilai buruk sahabatmu itu tetapi aku memiliki alasan kenapa aku bisa mengatakan itu. Selain itu, kau juga harus mendengarkan alasan Jongin kenapa aku bisa memukul dia seperti ini. Kuharap kau bisa menilai semuanya."

Setelah itu Chanyeol memilih pergi meninggalkan Kyungsoo yang hanya bisa mematung melihat sikap Chanyeol. Pria itu berusaha untuk tetap tenang dihadapannya meski ia tahu ada kemarahan yang seolah membuncah dari dalam dirinya. Chanyeol pergi begitu saja menggunakan mobilnya dan Kyungsoo hanya bisa menatap hampa kepergian Chanyeol kali ini. Ini adalah pertengkaran terburuk mereka bagi Kyungsoo.

Setelah mobil Chanyeol menjauh pergi, ia menoleh ke arah Jongin yang telah berdiri di belakangnya. Kyungsoo hendak ingin bertanya ketika Jongin tiba-tiba berucap.

"Maafkan aku," ucapnya tanpa sedikitpun menatap Kyungsoo kali ini. Tanpa alasan apapun, pria itu  melangkah pergi menjauhinya.

Kyungsoo hanya bisa diam tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada Jongin kali ini. Sikapnya bertolak belakang dengan Chanyeol dan Kyungsoo tidak bisa tinggal diam. Ia harus menanyakan alasan apa yang terjadi di antara Jongin dan Chanyeol. Apa mungkin ini ada hubungannya dengan dirinya. Ya, tentu saja. Kyungsoo menanamkan dalam dirinya sendiri. Ini pasti tentang dirinya.

***

Kyungsoo membawa sekantung es batu yang seluruhnya diselimuti oleh handuk. Ketika ia datang ke rumah Jongin, tidak ada siapapun disana. Hanya ada Jongin yang duduk di halaman rumahnya seorang diri. Jongin tidak menolak kehadiran Kyungsoo ketika gadis itu menawarkan diri untuk mengobati luka memar atas pukulan Chanyeol. Bagaimanapun Kyungsoo merasa bersalah.

Ketika Kyungsoo mulai mengompres luka memar di sekitar rahang Jongin, pria itu sama sekali tidak menatapnya. Ia terus menunduk dan sesekali meringis. Jongin sama sekali tidak protes, dia terus diam dan hal itu semakin membuat Kyungsoo merasa cemas melihat sikap yang ditunjukkan Jongin berbeda dari biasanya.

"Ada apa?" tanya Kyungsoo halus namun Jongin tetap diam setelah Kyungsoo menunggu beberapa menit agar Jongin bicara.

Kyungsoo menghela napasnya sesaat lantas menjauhkan es batu itu dari wajah Jongin. "Jongin, apa yang terjadi dengan kau dan Chanyeol?" tanyanya lagi memohon.

"Jika kau mendengarnya, kau akan membenciku," ucap Jongin lirih tanpa menatap Kyungsoo kali ini.

"Kenapa aku harus membencimu?"

Jongin akhirnya menoleh dan membalas tatapan Kyungsoo kali ini. Tatapan yang sendu dan begitu menyedihkan di mata Kyungsoo. "Aku seharusnya mengatakan kepadamu sejak awal kalau aku menyukaimu," ucapnya tiba-tiba membuat Kyungsoo merapatkan bibirnya kembali. "Aku mengatakannya kepada Chanyeol, jika kau ingin tahu reaksinya.. dia tentu saja tidak menerimanya."

Jongin kembali mengalihkan perhatiannya dan memilih menunduk menatap kedua tangannya yang saling tertaut.

"Aku mengatakan tentang kelebihanku untuk memilikimu. Aku telah mengenalmu sejak lama, aku selalu menjadi orang pertama untukmu," Jongin menelan ludahnya sesaat sebelum melanjutkan ucapannya. "Aku yang berhak memilikimu dibandingkan dia.. aku bisa memelukmu sesuka hatimu, menciummu kapanpun, bahkan orang pertama untuk.." Jongin seketika diam. Ia menghela napas panjang lantas menatap Kyungsoo sedih. "Aku tahu itu terdengar brengsek. Aku bahkan baru menyadarinya ketika Chanyeol memukul wajahku. Jika saja dia tidak melakukan itu, aku akan mengatakan sesuatu yang lebih keterlaluan."

Kyungsoo tertegun. Ia terlalu terkejut tentang pengakuan Jongin kali ini. Kyungsoo tentu saja merasa marah tetapi entah kenapa di sisi lain hatinya mengatakan bahwa ia juga merasa sedih akan sahabatnya itu. Kyungsoo tiba-tiba saja menangis dan ia mengusak air matanya.

"Bagaimana kau bisa mengatakan hal seperti itu? Apa jika aku menjadi milikmu kau bisa memperlakukanku seperti itu? Tentu saja aku tidak serendah dengan apa yang kau pikirkan," ucap Kyungsoo terisak dan rasa marah dalam dirinya.

Jongin menatap Kyungsoo yang menangis dihadapannya. Kyungsoo bahkan tidak bisa menahan dirinya sendiri untuk tidak terisak lebih keras. Ia justru semakin menangis dan merasakan sesak di hatinya.

"Kau tahu bahwa ucapan itu menyakitiku?" tanya Kyungsoo. "Jika kau memang menyukaiku, kenapa kau harus mengatakan hal seperti itu?"

"Maafkan aku," bisik Jongin.

Kyungsoo mengusak air matanya ketika ia mendengar Jongin meminta maaf. Ia menatap Jongin meskipun ia masih tidak bisa berhenti menangis. "Sejak kapan?" Ia menjeda ucapannya karena idamannya saat ini. "Sejak kapan kau menyukaiku?"

"Lama.. dan aku baru menyadarinya ketika aku masih bersama Luhan."

Kyungsoo seketika tertegun. Ia menatap tidak percaya dengan pengakuan Jongin kali ini.

"Aku sadar aku sebenarnya menyukaimu ketika kau mulai dekat dengan Chanyeol. Aku tidak menyukainya dan terus mengatakan hal-hal yang membuatmu sedih. Aku bahkan masih belum bisa menerimanya bahkan ketika Luhan mulai tahu semuanya." Jongin menghela napasnya sebelum melanjutkan ucapannya kembali. "Luhan yang menyadarkan tentang perasaanku kepadamu. Dia tahu bahwa aku menyukaimu dan meminta kepadaku untuk kembali kepadamu. Tetapi sayangnya.. aku malah menyakiti Luhan saat itu. Aku bahkan tidak bisa melakukan apapun ketika kau menyukai Chanyeol. Aku terlalu egois jika aku berusaha mendapatkan semuanya tanpa memikirkan perasaan orang lain. Aku sudah menyakiti Luhan dan mungkin saja Chanyeol begitu juga dirimu."

Kyungsoo kembali menangis mendengar pengakuan itu. Kini ia tahu alasan kenapa Jongin bersikap masa bodoh tentang dirinya juga Chanyeol. Alasan kenapa Jongin tidak menyukai Chanyeol. Alasan tentang sikap Jongin yang tiba-tiba berubah ketika ia mulai dekat Chanyeol. Kini ia mengetahui semuanya dan bodohnya ia baru mengetahui itu setelah dua tahun berlalu. Bahkan Luhan mengetahuinya tetapi Kyungsoo sama sekali tidak menyadarinya.

"Kenapa kau baru mengatakan ini sekarang?" tanya Kyungsoo.

"Aku takut bahwa aku akan kehilanganmu," bisik Jongin.

Kyungsoo semakin merasa sakit. Jongin telah menyembunyikan begitu banyak hal darinya. Tentang kejujurannya, tentang semua perasaan yang selama ini simpan. Semuanya sama sekali tidak salah, justru Kyungsoo kembali menyadari tentang perasaannya yang dulu pernah ia simpan kepada Jongin. Kyungsoo tahu rasanya dan ia tahu betapa sakitnya memendam perasaan suka yang sama sekali tidak bisa ia ungkapkan.

Namun semuanya telah berbeda kali ini.

Jika Kyungsoo mengutamakan keegoisannya. Tentu ia akan memilih Jongin. Tetapi ia tidak yakin bahwa pilihan itu akan membawanya pada sebuah kenyataan. Rasa sesal dan bersalah akan semakin besar ia rasakan dibandingkan perasaan tulus yang ia miliki sejak lama. Ia tidak ingin menerima Jongin hanya karena rasa kasihan.

Masih terdapat nama Chanyeol di hatinya. Kyungsoo juga tidak mungkin mencampakkan Chanyeol begitu saja. Rasa cintanya masih tumbuh dengan besar di dalam hatinya. Kyungsoo tidak pernah memikirkan kebimbangan ini akan terjadi kepadanya tetapi untuk saat ini ia harus segera mengambil jalan keluar atau ia akan kembali tersesat jauh lebih lama lagi dengan rasa sakit.

"Jongin, maafkan aku," bisik Kyungsoo setelah mengendalikan tangisannya. "Maafkan aku karena selama ini aku tidak tahu."

Jongin membalas tatapannya dan ia tetap diam menunggu Kyungsoo melanjutkan ucapannya.

"Maaf aku tidak menyadarinya sejak awal tetapi saat ini, situasinya telah berbeda," lirih Kyungsoo dengan air mata yang berlinang. "Maafkan aku."

Kyungsoo berharap Jongin bisa memahami ucapannya dan setelah ia menunggu untuk beberapa saat akhirnya Jongin mengangguk dengan air mata yang tiba-tiba jatuh di wajahnya. Kyungsoo kembali tertegun melihat Jongin menangis kali ini tetapi ia hanya bisa menggenggam tangan Jongin tanpa tahu apa yang harus ia katakan. Ia hanya bisa menenangkan pria itu ketika Jongin mengusak air matanya yang jatuh.

"Tapi kau tidak membenciku kan? Semua ucapan brengsek yang aku katakan kepada Chanyeol," tanya Jongin memastikan.

Kyungsoo tersenyum dan menggenggam erat tangan Jongin. "Sama sekali tidak, kau sahabatku. Aku tahu siapa dirimu lebih dari siapapun. Aku hanya percaya kepadamu."

Jongin akhirnya tersenyum dan bergumam terima kasih.

End.
#2 Kisah; bagian 2.

************

1 Message received;
Luhan.. tolong aku.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro