Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#2 Awal

Sejak awal mungkin kedekatan mereka telah berubah. Jongin tidak tahu kapan tepatnya. Apakah karena ia yang telah memiliki kekasih sehingga waktunya juga terbagi untuk Luhan atau memang sejak kedekatan Kyungsoo dengan Chanyeol yang membuat Kyungsoo sedikit tidak memiliki waktu untuknya. Mungkin ini terdengar egois tetapi Jongin merasa kehilangan hanya karena tidak bisa lagi menghabiskan waktu lebih banyak bersama sahabatnya.

Dulu, kehidupan mereka hanya berada dalam dunia bernama Jongin dan Kyungsoo. Belajar bersama, bermain bersama, pergi ke bioskop bersama, bahkan pergi ke konser idol favorit Kyungsoo pun Jongin selalu setia bersamanya. Hanya berdua dan tidak ada orang lain.

Dan mungkin inilah waktu dimana Jongin merasa kehilangan semuanya. Jongin memang memiliki Luhan—dia adalah kekasihnya. Ia menekankan itu beribu kali hanya untuk membuat dirinya sadar bahwa bukan hanya Kyungsoo dunianya. Tetapi tetap saja, terasa berbeda. Satu hal lagi yang merubah segalanya adalah, tidak ada lagi waktu untuk mengantar—jemput Kyungsoo ke sekolah. Kini telah ada orang lain yang menggantikannya yaitu Chanyeol. Itu telah terjadi selama seminggu belakangan ini dan Kyungsoo selalu mengatakan; meskipun ia harus menggunakan bus tetapi dia tidak keberatan untuk itu karena dia bersama Chanyeol.

Jika berpikir bahwa hubungannya dengan Kyungsoo dalam keadaan baik-baik saja, jujur saja tidak.

“Kalian bertengkar yah?” tanya Luhan ketika sepulang sekolah.

Jongin yang berjalan seraya menuju tempat motornya terpakir hanya bisa terkekeh ringan. “Siapa yang bertengkar?”

“Ya tentu saja kau dengan Kyungsoo. Tidak mungkin bertengkar denganku kan? Jika seperti itu kita tidak akan pulang seperti ini.”

“Memangnya aku seperti tengah bertengkar dengan Kyungsoo apa?” Jongin memberikan helmnya kepada Luhan dan mengajaknya untuk segera naik ketika mereka telah sampai dimana motor Jongin terparkir.

“Bukannya begitu, hanya aneh saja.”

“Aneh apa?” tanya Jongin dan Luhan hanya memberenggut lucu membuat Jongin dengan gemasnya mencubit pipi gadis itu. “Jangan berpikiran aneh-aneh ayo pulang.”

“Nanti kau akan menjemput Kyungsoo kan?” tanya Luhan sesaat setelah motor Jongin mulai melaju untuk mengantarnya pulang.

“Bukannya dia sealu pulang dengan Chanyeol sekarang?”

Jongin menoleh dan sekilas mendapati wajah berkerut Luhan, dan hal itu membuatnya bingung. “Hei.. apa yang kau bilang. Satu kali, dua kali, ya beberapa kali aku memang sering melihat Kyungsoo pulang bersama Chanyeol tapi dia selalu mengatakannya kepadaku tapi itu juga tidak sering. Makanya aku bertanya kepadamu apa kau tengah bertengkar dengan Kyungsoo kali ini karena dia selalu pulang sendirian.”

Tiba-tiba saja Jongin mengerem motornya mendadak ketika ia oleng dan hampir bersenggolan dengan mobil yang tengah melaju di sisi kirinya. Luhan memekik kaget dan Jongin mengucapkan maaf  meskipun dibalas dengan pukulan ringan Luhan.

Kembali ke pembicaraan, Jongin bertanya tentang ucapan Luhan sebelumnya yang membuat ia terkejut. “Kyungsoo pulang sendirian?”

“Kau tidak tahu itu?” tanya Luhan terkejut dan dengan bodohnya Jongin membalas dengan sebuah gelengan. Hal itu kembali membuat Jongin dihadiahi pukulan di bahunya.
“Dasar kau ini, kau bilang Kyungoo tidak bisa pulang sendirian, apalagi sekarang sudah pukul sepuluh malam. Kau membiarkan dia pulang naik bus sendirian?” tanya Luhan dengan nada kemarahan dan hal itu semakin membuat Jongin tidak tenang.

“Nanti akan aku susul, jangan marah,” ucap Jongin yang langsung memacu motornya dengan tinggi.

Jongin benar-benar khawatir kali ini.

***

Selama perjalanan pulang, Jongin selalu melirik ke arah bus yang menuju arah rumahnya. Berharap bahwa disana ada Kyungsoo tetapi tentu itu adalah ide yang gila. Meskipun kecepatan bus tidak terlalu tinggi, ia juga tidak mungkin mengganggu pengguna jalan lain hanya karena ia menjalankan motornya dengan perlahan. Pada akhirnya Jongin memilih menunggu di halte pemberhentian di sekitar rumahnya karena ia yakin dengan menggunakan bus meskipun Kyungsoo pulang terlebih dulu, gadis itu belum tiba disini.

Setelah dua bus singgah tanpa keberadaan Kyungsoo yang turun akhirnya bus ketiga berhenti dengan kemunculan Kyungsoo disana. Jongin memanggil Kyungsoo ketika dia baru saja turun. Nampak wajah terkejut tergambar disana tetapi hal itu malah membuat Jongin merasa lega bahwa akhirnya ia bisa melihat Kyungsoo kembali dengan keadaan baik-baik saja.

Kyungsoo mungkin terkejut tetapi itu tak berlangsung lama sebelum akhirnya dia kembali tersenyum dan berjalan mendekati Jongin. Jongin belum sempat menyapanya lagi ketika Kyungsoo malah berbalik memunggunginya dan beralih melambaikan tangannya ke arah bus yang hendak berjalan. Chanyeol disana, balas melambaikan tangannya dengan senyuman khas yang menunjukan deretan giginya yang rapih. Saat itulah ia sadar bahwa sebenarnya ia telah terlalu dibodohi perasannya akan rasa khawatir. Kyungsoo sama sekali tidak pulang sendirian dan hal itu malah membuatnya kesal.

“Kau sedang apa disini?” tanya Kyungsoo ketika bus itu berlalu pergi.

Jongin seharusnya menjawab bahwa ia khawatir, ia hampir ketakutan, ia bahkan harus melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi hanya untuk memastikan Kyungsoo pulang dalam keadaan baik-baik saja. Tetapi sekarang ia malah merasa marah. Entah kepada Kyungsoo yang pulang bersama Chanyeol, Luhan yang telah membohonginya atau drinya sendiri yang dibutakan oleh kecemasan.

Tidak ada kesan ramah atau kehangatan seperti biasa. Dengan dinginnya Jongin berkata, “bukan urusanmu.”

***

Ada yang salah dengan perasaannya kali ini. Kenyataan bahwa Kyungsoo terlihat sangat bahagia selain bersama dirinya membuat Jongin gelisah. Ada sisi dimana ia ingin terus berada di samping gadis itu, menemaninya, bercanda bahkan saling berbagi minuman bersama tetapi di sisi lain Kyungsoo telah mendapatkan seseorang yang telah mengisi poisisi Jongin dan untuk Jongin ia telah memiliki Luhan.

Semua ide gila ini bermula dari Luhan. Dia merencanakan untuk melakukan kencan ganda sebelum ujian berlangsung minggu depan. Meskipun awalnya Jongin menolak tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa ia juga ingin tahu sejauh mana kedekatan Chanyeol dan Kyungsoo sekarang. Apakah mereka benar-benar telah berkencan atau justru telah resmi menjadi sepasang kekasih.

Meskipun Jongin dan Kyungsoo telah saling mengenal satu sama lain bahkan tak canggung hanya untuk bercanda bersama, berbeda kali ini dimana keduanya sama-sama seolah saling menghindari satu sama lain. Sejak malam itu ketika Jongin mulai mengacuhkannya, sepertinya Kyungsoo mulai merasa canggung hanya untuk sekedar bersapa saja.
Kecanggungan itu malah semakin membuat Jongin terganggu ketika Chanyeol pergi untuk memesan tiket bioskop dan Luhan yang pergi ke toilet. Mereka berdua duduk di meja yang sama, saling terdiam satu sama lain dan mencoba mengalihkan tatapannya mengitari foodcourt yang tengah mereka tempati saat ini. Mereka seolah tidak saling mengenal dimana fakta bahwa 12 tahun perkenalan mereka bukanlah hal yang penting kali ini. Barulah saat itu juga Jongin menyesali akan sikapnya beberapa hari yang lalu.

“Maafkan aku,” ucap Jongin yang menarik perhatian Kyungsoo untuk menatapnya. “Aku mungkin sudah bersikap sangat menyebalkan akhir-akhir ini jadi maaafkan aku.”

Kyungsoo hanya diam seraya menatap Jongin lekat untuk beberapa saat sebelum akhirnya dia tersenyum. Senyum tipis yang bahkan tidak dapat Jongin pahami. “Tidak apa-apa.”

Hanya itu yang diucapkan Kyungsoo dan Jongin merasa ia telah benar-benar berada di jalan buntu untuk memulai kembali percakapan mereka. Apapun selain kebisuan yang menyebalkan ini. Aenh ketika mereka sama sekali tidak akan berhenti bicara satu sama lain, sekarang hanya ada sepatah dua patah yang keluar dari bibir mereka. Seharusnya Jogin tidak membiarkan kesempatan ini dibuang sia-sia akan tetapi sampai kedatangan Chanyeol dan Luhan, ia masih tetap diam.

Senyuman Kyungsoo telah kembali. Gadis itu bisa kembali bicara dan bercanda kali ini. Tetapi bukan untuknya tetapi untuk Chanyeol. Apa ini benar-benar namanya cemburu?

“Jongin,” Luhan memanggilnya dan itu mampu mengalihkan perhatian Jongin dari Kyungsoo dan Chanyeol yang telah bergegas pergi.

Jongin menoleh dan mendapati Luhan sudah menenteng tasnya dan berdiri untuk mengajak Jongin pergi juga.”Kau baik-baik saja?” tanya Luhan dengan wajah cemas.

Jongin hanya diam, memerhatikan wajah kecemasan Luhan yang malah semakin menggerogoti perasaan bersalahnya. Disini ia telah memiliki Luhan dan sekarang ia malah memandang gadis lain degan sebuah kecemburuan. Pantaskah ia menjadi seorang pria?

Secara perlahan Jongin tahu bahwa bukan hanya Kyungsoo yang telah disakitinya. Tetapi ia juga memiliki Luhan yang secara perlahan mungkin telah tersakiti karena kebohongan perasaan yang dimilikinya untuk orang lain—untuk Kyungsoo.

***

Sudah pukul dua belas malam lebih dan Jongin masih merasa resah dengan perasaannya kali ini. Ia tidak dapat berhenti memikirkan bagaimana bahagianya Kyungsoo ketika bersama Chanyeol. Semua tawanya, candaannya, tatapannya, dulu itu semua hanya diberikan kepada Jongin tetapi kini Kyungsoo telah memberikannya kepada orang lain.

Jongin mungkin egois. Ia memiliki Luhan yang telah memberinya begitu banyak perhatian sebagai seorang kekasih tetapi ia juga tidak ingin kehilangan perhatiannya dari Kyungsoo. Pria yang masih memikirkan gadis lain ketika ia telah memiliki kekasih, itu sudah cukup menjelakan bahwa Jongin adalah pria paling egois di dunia ini.

Ia menatap sebingkai foto yang terpajang di kamarnya. Itu adalah foto kelulusannya bersama Kyungsoo ketika mereka lulus di sekolah menengah pertama. Menatap lekat-lekat foto itu, Jongin bertanya apakah ia benar-benar tidak ingin kehilangan senyuman itu untuknya? Terlebih ketika hubungan persahabatan mereka mulai merenggang. Jongin sadar bukan hanya ia yang takut kehilangan Kyungsoo, ia juga takut kehilangan semua yang telah terjalin diantara mereka. Bukan hanya sebuah ikatan persahabatan tetapi ikatan lain yang mugkin mereka coba sembunyikan.

Jantungnya berdebar lebih kencang hanya dengan memikirkan itu. Bagaimana bisa perasaan ini muncul? Sejak kapan dan bagaimana bisa? Jongin bahkan tidak tahu bagaimana semua ini bermula tetapi kecemburuan ketika melihat Kyungsoo dan Chanyeol bersama itu benar-benar nyata dirasakannya.

Ada masa dimana semua yang Jongin anggap baik-baik saja sebenarnya tidak terlihat baik. Hubungan persahabatannya bukan lagi sekedar pertemanan biasa. Meski Jongin berusaha untuk mengelaknya, ia tidak membohongi perasaannya sendiri bahwa semuanya telah berganti menjadi rasa suka, ingin memiliki dan ingin mengasihi.

Cinta, bila ini benar-benar cinta Jongin belum siap untuk mendapatkan kehilangan lainnya.

Ponselnya berdering dan Jongin mengernyit mendapati nama Kyungso berada di dalam panggilan itu. Jongin hanya diam untuk beberapa saat keika ponsel itu masih terus berdering dalam genggamannya. Butuh waktu lama bagi Jongin berpikir sebelum akhirnya mengangkatnya dengan jantung yang kembali berdebar tak menetu.

Jongin, kau belum tidur?” tanyanya dengan lirih.

“Belum, aku sedang tidak bisa tidur. Dan bagaimana dengan kau? Kenapa kau tidak tidur? Ini sudah tengah malam.”

Aku tidak bisa tidur.

Memang beberapa hari terakhir ini mereka tak lagi dekat satu sama lain seperti biasanya tetapi tetap saja kebiasaan di antara mereka tidak akan berubah. Ketika Kyungsoo tidak bisa tidur cepat, Jongin akan selalu setia menemani gadis itu meski ia sendiri terserang rasa kantuk luar biasa. Apapun yang dilakukannya hanya untuk mendengarkan sahabatnya itu bicara panjang lebar hingga akhirnya dia tidur dengan sendirinya dan Jongin benar-benar merindukan hal itu lagi kali ini.

“Ada masalah?” tanya Jongin menebak apa yang menyebabkan Kyungsoo tidak bisa tidur kali ini.

Ya,” balas Kyungsoo. “Aku sedang bingung kali ini.

“Ada apa?”

Ini tentang Chanyeol, dia menyatakan perasaannya tadi saat pulang.

Seketika debaran jantung Jongin yang bertalu tiba-tiba saja berhenti begitu saja. Menekannya membuat Jongin sendiri merasakan kelu di lidahnya hingga tidak bisa mengucapkan sepatah katapun.

Aku benar-benar bingung kali ini. Aku pikir semuanya tidak akan sejauh ini tetapi aku selalu mengingat perkataanmu bahwa kau tidak menyukainya.

Jongin semakin menyesal, jadi selama ini kerenggangan di antara mereka, bahkan ketika dengan canggung Kyungsoo selalu menjaga jarak dirinya dengan keberadaan Chanyeol; itu semua karena Kyungsoo benar-benar menganggap serius perkataannya tentang Jongin yang tidak menyukai Chanyeol. Jongin seharusnya senang menyadari itu tetapi Kyungsoo bahkan tidak bisa menjauhi Chanyeol ketika dia sendiri tahu bahwa Jongin tidak menyukainya, ada perasaan lain yang tiba-tiba mulai ditakutinya dan dengan ragu Jongin baru membuka bibirnya untuk bertanya.

“Tapi, bagaimana dengan kau? Kau menyukainya?” tanya Jongin ragu dengan suara yang benar-benar hampir tercekat di ujung tenggorokannya.

Butuh waktu yang cukup lama untuk menjawab pertanyaannya. Bahkan tanpa sadar Jongin telah mulai meremas kuat-kuat ponsel yang masih dalam genggamanya itu.

Jongin, aku menyukainya.

Hanya itu saja sudah mampu meruntuhkan hatinya saat itu juga. Jongin merasa bingung, ia membuka bibirnya tapi tidak tahu apa yang harus diucapkan kali ini. Mungkin hatinya mengatakan tidak tetapi isi pikirannya mengatakan bahwa inilah kebahagiaan yang sepantasnya Kyungsoo dapatkan. Sebuah cinta dari seseorang yang membuat Kyungsoo menyukainya juga. Itu bukanlah Jongin tetapi Chanyeol.

Kyungsooku.. kau sudah bisa jatuh cinta sekarang,” Jongin berusaha untuk bersikap biasa saja dengan candaannya kali ini tetapi sebaliknya hal itu malah menyesakkan hatinya dengan suara yang terlalu lirih.
Mungkin hanya ini yang bisa Jongin miliki atas Kyungsoo—hanya sebagai seorang sahabat.

***

Semuanya kembali menjadi seperti biasanya. Kini Jongin mulai menerima kenyataan bahwa Kyungsoo tengah mencoba membuka hatinya untuk seseorang. Tetapi hal itu tak langsung membuat Jongin bertingkah seperti sebelumnya. Secara perlahan Jongin mulai menerimanya dan kembali menjadi sahabat yang akan selalu ada ketika Kyungsoo membutuhkannya.

Hubungannya dengan Luhan juga bisa dibilang bak-baik saja. Bahkan setelah ujian selesai dilangsungkan Jongin masih tetap mengantar Luhan pulang sepeti biasanya. Meskipun ada beberapa hal dari sikap Luhan yang nampak tidak biasa bagi Jongin, ia tetap menganggap bahwa itu hanya pengaruh dari ketegangan akan ujian masuk perguruan tinggi nanti yang juga akan segera dilaksanakan.

Hari ini Jongin mengantar Luhan seperti biasanya, tetapi bukan ucapan pamit Luhan justru menahan Jongin untuk tidak terburu-buru pergi. Ia mengatakan ada yang hal yang ingin dia bicarakan dan entah kenapa hal itu malah membuat perasaan Jongin tak tenang.

“Jongin, aku tahu kau menyukaiku dan aku berterima kasih dengan semua yang telah kau berikan untukku. Tetapi perasaanku mengatakan kau tidak nyaman dengan ini semua.”

Jongin hanya diam di atas motornya ketika Luhan kembali bicara dengan begitu sangat tenang. “Aku pikir aku tidak bisa menjadi seseorang yang pantas kau perhatikan selama ini. Bahkan cara kau memandangku, itu semua berbeda dari apa yang kau berikan kepadanya.”

“Apa kau membicarakan orang lain kali ini?” tanya Jongin.

“Aku membicarakan Kyungsoo,” balas Luhan yang seketika membuat Jongin bungkam. “Meskipun aku ada disana, kau tetap melihat Kyungsoo sebagai satu-satunya gadis yang ada di sekitarmu. Aku hanya tidak percaya dengan hubungan laki-laki dan perempuan yang dibatasi ikatan persahabatan. Melihat kalian aku sadar persahabatan itu tidak ada di antara kalian.”

Jongin mengernyit tak paham dengan ucapan Luhan kali ini. Ia menarik legan Luhan mendekat.

“Lu, apa yang kau bicarakan? Kenapa kau harus membahas Kyungsoo kali ini?”

“Karena aku tahu kau menyukainya,” ucapnya dengan tenang dan Jongin semakin membatu karena itu. “Kau menyukainya secara tak sadar, bahkan kau selalu menunjukkan sikap ke-tidak-sukaanmu kepada Chanyeol setiap saat, entah kepadaku atau kepada Kyungsoo. Kau benar-benar tidak ingin Kyungsoo bersamannya, bukan?”

Secara perlahan Luhan melepaskan genggaman Jongin pada legannya dan kini ialah yang beralih megggenggam tangan Jongin dengan lembut.

“Maaf aku sudah membuatmu bingung tetapi aku tidak ingin kau membohongi perasaanmu sendiri dan juga membohongi perasaanku. Aku tidak ingin membuatmu menyesal bahkan mengatakan bahwa kau telah menyakitiku karena aku telah mengatakan semua ini. Aku hanya tidak ingin menjadi penghalang di antara kalian berdua.”

“Luhan.. berhentilah. Apa yang kau bicarakan, aku kekasihmu.”

“Aku tahu itu, tetapi itu tidak sepantasnya untukku.” Luhan tersenyum tipis lalu mengusap lembut punggung tangan Jongin. “Jangan merasa bersalah, kumohon. Aku sudah memikirkan matang-matang semua ucapaanku. Kau tidak menyakitiku, aku baik-baik saja. Lagipula sejak dulu bukan Kyungsoo yang ada di antara hubungan kita tetapi aku adalah orang lain yang memasuki hubungan kalian. Itu tidak seperti kyungsoo merebutmu dariku.”

Setelah itu dengan perlahan Luhan melepaskan genggaman tangannya dari Jongin. Kembali tersenyum manis bahwa semua yang dikatakannya seperti bukan sebuah kalimat perpisahan di antara mereka. Meskipun Luhan tersenyum tetapi Jongin masih bisa mendapati genangan air mata yang berada di pelupuk matanya.

“Aku sangat berterima kasih kepadamu Jongin, aku harap kau tidak membohongi perasaamu kepada Kyungsoo kali ini sebelum kau menyesali semuanya karena telah terlambat.”

“Lu..,” bisik Jongin dan Luhan kembali tersenyum seraya melambaikan tangannya.

“Semoga kau bahagia Jongin, selamat malam.”

Pada akhirnya malam itu adalah malam dimana Jongin benar-benar telah melakukan sesuatu yang ditakutinya beberapa pekan terakhir ini. Meskipun gadis itu masih tersenyum dikala perpisahannya, gadis itu juga menangis karena dirinya. Jongin telah menyakitinya.
Ia menyakiti Luhan karena sebenarnya ia telah mencintai Kyungsoo.

***

Tidak ada lagi kegiatan pergi ke sekolah setelah ujian selesai dilaksanakan. Bahkan untuk kegiatan mengantar jemput Kyungsoo ataupun Luhan. Hubungannya dengan Luhan juga sudah berakhir sekitar satu minggu yang lalu dan ia masih belum bica menceritakan itu kepada siapapun termasuk itu adalah Kyungsoo. Ya, terlebih karena gadis itu kini telah memiliki kesibukannya sediri beberapa hari terkahir ini. Jadi dibandingkan untuk pergi keluar, Jongin memilih untuk begelung dengan selimut di kamarnya dan tidur sepajang hari.

Tetapi pagi ini ketenangannya harus berganti menjadi sebuah kebisingan ketika pintu kamarnya terbuka keras dan merasakan seseorang tengah berjingkat-jingkat di atas kasurnya membuat Jongin terbangun saat itu juga.

Tanpa menoleh ia sudah tahu sipa pelakunya.

“Kim jongin! Kim Jongin! Kim Jongin!” panggilnya berulang kali dan Jongin semakin merapatkan selimutnya untuk kembali tidur.

“Heiii beruang pemalas.. ayo bangun,” ucap Kyungsoo seraya menarik selimut yang Jongin coba cengkram.

“Berisik, pulang sana aku mau tidur!” ucap Jongin dan bukannya pergi, Kyungoo malah semakin menjadi, menggoda Jongin untuk cepat bangun sekarang juga.

Kyungsooo memukul keras-keras tubuh Jogin dengan bantal dan hal itu akhirnya menelan habis kesabaran Jongin hingga akhirnya bangun dan menatap Kyungsoo kesal dengan wajah mengantuk. Tidak peduli dengan kekesalan Jongin. Kyungsoo langsung duduk di ranjang Jongin dan memberikan satu porsi besar ayam goreng pada pangkuan Jongin yang masih tertutupi selimut.

“Apa ini?”

“Tentu saja ini ayam.”

Jongin berdecak, “Ya, aku tahu ini ayam tapi dalam rangka apa kau memberikannya untukku?”

Kyungsoo nampak tengah berpikir dan tiba-tiba saja ekspresinya berubah berseri-seri dengan semburat merah di pipinya. Jongin melirik dan mengernyit sesaat tak mengerti dengan sikapnya kali ini.

“Jangan bertingkah sok manis seperti itu, jelek sekali,” komentar Jongin yang langsung menyantap satu potong ayam yang diberikan Kyungsoo.

Wajah Kyungsoo berubah memberenggut tak terima. Dia merebut sekotak ayam itu dari pangkuan Jongin dan memeluknya erat. Jongin menatap itu tak terima dan kembali menarik ayam yang sengaja di berikan Kyungsoo ke dalam pangkuannya lagi.

“Berikan ayamku!” teriak Kyungsoo kesal.

“Sudah kumakan..,” dan Jongin menggigiti semua potongan ayam itu secara asal.

“Dasar jorok, cuci muka dulu baru makan!”

“Sudah terlanjur,” jawabnya cuek dan Kyungsoo bergidik untuk itu. Jongin menikmati ayam itu dengan lahap dan kembali menatap Kyungsoo yang tengah berseri-seri kembali. “Kau belum menjawab pertanyaanku? Ini bukan hari ulang tahunku bukan?”

“Yah.. kalo ini hari ulang tahunmu kau yang jahat tidak memberiku kado ulang tahun lebih dulu,” jawab Kyungsoo dan Jongin hanya bisa menyeringai.

“Jadi apa?” tanya Jongin lagi.

“Aku sudah resmi berpacaran dengan Chanyeol,” ucapnya penuh riang dengan senyuman di wajahnya.

Jongin berhenti mengunyah ayamnya. Menatap dalam diam atas ucapan Kyungsoo. Resmi. Jadi mereka benar-benar telah resmi menjadi sepasang kekasih. Jatungnya berhenti berdetak dan ia tidak tahu reaksi apa yag seharusnya ia tunjukan kepada Kyungsoo kali ini. Sadar bahwa Jongin hanya diam saja degan ucapannya, Kyungsoo segera memukul belakang kepala Jongin.

"Ekpresi macam apa itu? Kau tidak senang kalau aku sekarang memiliki kekasih? Jadi sekarang kita sudah sama-sama tidak sendiri.”

Jongin tertegun Kyungsoo belum tahu tentang hubungannya dengan Luhan dan sudah dipastikan Luhan juga tetap diam akan perpisahan ini dan tidak menceritakan kepada siapapun.

“Kau baik-baik saja?” tanya Kyungsoo ketika Jongin menyimpan potongan ayamnya.

“maaf, tapi hubunganku dengan Luhan sudah berakhir.”

Kyungsoo tertegun, ia menunjukkan ekspresi sedihnya dengan menggigit bibirnya. “Maafkan aku, aku tidak tahu.”

Jongin hanya tersenyum tipis. “Sudahlah tidak apa-apa, ngomog-ngomong selamat untukmu,” ucap Jongin meski ada kepahitan yang ada dalam ucapannya kali ini.

Luhan, bahkan setelah ia melepaskannya, Jongin masih belum bisa mendapatkan kesempatan ini untuk kembali merebut hati Kyungsoo. Jongin tidak bisa. Jongin tidak berhasil mendapatkan hatinya. Inilah kali pertama bagi Jongin untuk mengenal rasa sakit hati itu.

“Lu, sepertinya aku sudah mendapatkan karmaku karena telah mencintai Kyungsoo dan menyakitimu.”

***

“Kim Jongin, kau bilang kau memiliki rahasia?” tanya Kyungsoo tiba-tiba membuat kesadaran Jongin kembali. Jongin menatap Kyungsoo yang menunggu ucapannya dan keraguan itu kembali datang.

Ya, Jongin memang menyukai Kyungsoo, ia juga mencintainya tetapi ia berada pada posisi dimana ia tak seharusya muncul dalam hubungan Kyungsoo dan juga Chanyeol. Melepaskan adalah hal yang paling sulit dilakukan. Tetapi kali ini Jongin harus segera menghilangkan keegoisaannya untuk memiliki Kyungsoo sebagai miliknya.

“Aku cemburu,” ucap Jongin lirih. “Aku.. aku cemburu karena kau tidak bisa memelukku seperti Hoocho sekarang.”

Kyungsoo tertawa seketika, merasa geli atas ucapan Jongin yang tidak ada keseriusannya sama sekali. “Aku bisa,” Kyungsoo melepaskan Hoocho dalam pangkuanya dan berjalan mendekati Jongin. Saat itu juga Kyungsoo memberi sebuah pelukan hangat kepada Jongin yang semakin Jongin pahami sebagai sebuah pelukan perpisahan seorang sahabat. Tidak lebih.

“Jaga dirimu baik-baik,” ucap Jongin sekali lagi dan Kyungsoo mengangguk dalam pelukannya.

“Aku bisa.”

Jongin sudah cukup senang melihat gadis itu tersenyum dan tertawa bahagia meskipun itu bukan karenanya. Jongin akan bersedia melepaskannya asalkan bisa melihat Kyungso bahagia. Meskipun Kyungsoo bukan milikya, suatu hari nanti Jongin berharap Kyungsoo bisa berada disini bersamanya.
Bukan hanya dibatasi oleh kata sahabat.


End.
#2 Awal; bagian 2

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro