#2 Akhir
Kyungsoo merasa ada yang berbeda kali ini. Jika biasanya Baekhyun akan memanggilnya dengan teriakan keras setiap pagi dan terus berceloteh selama seharian penuh, kali ini gadis itu terlihat lebih pendiam dari biasanya. Itu aneh. Namun yang lebih aneh lagi, Baekhyun seolah menjaga jarak dengan dirinya. Bahkan ketika Kyungsoo menyapa gadis itu tadi pagi, Baekhyun hanya berlalu melewatinya saja seperti ia tidak pernah mengenal Kyungsoo sebelumnya.
Entah apa yang terjadi namun hal itu malah membuat Kyungsoo merasa tidak nyaman. Tanpa alasan yang jelas, Baekhyun seperti tengah marah kepadanya.
Kalau boleh jujur, Kyungsoo merasa kesepian. Baekhyun adalah satu-satunya teman dekatnya disini sejak masa orientasi mereka. Hubungannya dengan Jongin bahkan sekarang berjalan tidak baik, Kyungsoo tidak ingin kehilangan teman dekat lainnya. Namun Kyungsoo tidak tahu bagaimana cara untuk mulai bicara kepada Baekhyun. Kyungsoo terlalu takut untuk memulai pembicaraan.
Maka dari itu selama kelas berlangsung, Kyungsoo memilih untuk bungkam dan Baekhyun yang duduk cukup jauh dari sisinya. Sudah terlihat jelas bahwa Baekhyun benar-benar menjauhinya meskipun Kyungsoo belum tahu alasan apa yang membuat Baekhyun bersikap seperti itu kepadanya. Ketika kelas mereka berakhir, Kyungsoo mencoba menghampiri Baekhyun untuk bertanya; apakah Kyungsoo memiliki kesalahan kepadanya atau tidak. Namun Baekhyun telah lebih dulu berlalu pergi bahkan beberapa detik setelah dosen keluar dari kelas mereka.
Kyungsoo hanya bisa menghela napas panjang untuk itu. Ia tidak tahu kenapa Baekhyun kini bersikap seperti itu kepadanya.
Ponselnya berbunyi dan Kyungsoo melihat sebuah pesan muncul. Itu dari Chanyeol dan Kyungsoo segera membacanya.
'Aku ada di kampusmu sekarang. Kau ada kelas hari ini?'
Kyungsoo segera membalasnya meskipun ia terkejut dengan kedatangan Chanyeol yang tiba-tiba.
'Tidak. Aku akan datang. Tunggu.'
Kyungsoo lantas segera bergegas pergi meninggalkan kelasnya untuk menemui Chanyeol kali ini. Jika dipikir-pikir sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama. Terakhir saat ulang tahun Kyungsoo, itupun hanya beberapa jam saja karena Chanyeol harus segera kembali ke kampusnya setelah merayakan ulang tahun Kyungsoo.
Kyungsoo tidak mungkin membiarkan Chanyeol menunggu lama setelah ia dengan sengaja jauh-jauh dari kampusnya untuk menemuinya. Beruntungnya ini adalah akhir pekan. Setidaknya Kyungsoo berharap Chanyeol bisa menyembuhkan segala kegundahan di hatinya kali ini.
***
Chanyeol dan Kyungsoo menghabiskan waktu untuk menonton film bersama. Seperti sebuah kebiasaan setiap bertemu, Chanyeol adalah penggemar film begitupun dengan dirinya makanya tidak asing lagi bagi mereka untuk menghabiskan waktunya di bioskop.
Namun sepertinya kali ini Kyungsoo tidak bisa menikmati film seperti biasanya. Selama film berlangsung matanya hanya menatap layar dengan kosong sedangkan pikirannya berlabuh entah kemana. Setiap kali Kyungsoo menyadari bahwa ia tengah melamun, ia akan cepat menggelengkan kepalanya untuk tetap fokus dengan film yang ia lihat namun lagi-lagi pikirannya masih tidak bisa sejalan dengan keinginannya.
Kyungsoo pikir setelah ia bertemu Chanyeol ia akan melupakan semua kegelisahannya akan tetapi semua tidak sejalan dengan apa yang diharapkannya.
Chanyeol menepuk lengannya, itu hanya sentuhan kecil namun sepertinya reaksi Kyungsoo terlalu berlebihan hingga membuat Chanyeol mengernyit heran dengan keterkejutan Kyungsoo kali ini.
"Kau baik-baik saja?" tanya Chanyeol dan Kyungsoo mencoba tersenyum.
"Ya, aku baik," balasnya.
Chanyeol menjulurkan sebungkus popcorn untuknya namun Kyungsoo menggeleng perlahan untuk menolak. Untuk beberapa saat Chanyeol hanya memperhatikannya tanpa suara namun setelah itu Chanyeol kembali mengalihkan tatapannya untuk menonton film.
Tanpa sadar Kyungsoo menghela napas untuk itu. Ia tidak ingat kenapa ia harus menahan napasnya kali ini. Hanya saja perasaannya kini bukan hanya sebuah kegelisahan, tetapi juga sebuah penyesalan.
Kekasihnya dengan rela datang untuk menemuinya namun Kyungsoo malah mengacuhkannya. Kyungsoo tidak bisa terus bersikap seperti ini, namun disisi lain ia juga tidak bisa berbohong bahwa ia mulai merasakan sebuah kehampaan di hatinya.
Kyungsoo hanya tidak mau mengakuinya.
***
Mobil Chanyeol berhenti tepat di depan gerbang asrama Kyungsoo. Sebenarnya masih banyak waktu yang bisa ia habiskan bersama Chanyeol hari ini namun ia merasa dalam kondisi tidak baik saat ini. Sesaat setelah film selesai, kyungsoo segera meminta Chanyeol untuk mengantarkannya pulang. Meskipun ia merasa bersalah tetapi perasaannya tidak bisa membohongi Kyungsoo bahwa ia benar-benar tidak bisa melakukan apapun kali ini bahkan untuk sekedar makan ketika Chanyeol mengajaknya untuk itu.
Kyungsoo hanya diam untuk beberapa saat di dalam mobil Chanyeol. Bukan ia enggan untuk pergi hanya saja ia masih mencari alasan yang tepat setidaknya tidak menyinggung perasaan Chanyeol. Namun lebih dari lima menit ia disana, tidak ada sepatah katapun yang terucap dari bibirnya. Begitu juga dengan Chanyeol.
Entah Chanyeol menyadarinya, sepertinya pria itu tahu bahwa Kyungsoo tengah dalam kondisi tidak baik untuk terus bersamanya kali ini.
"Sebaiknya kau segera masuk dan beristirahat, kupikir kau kelelahan," ucapnya membuat Kyungsoo melepas sabuk pengamannya saat itu juga.
"Ya, sepertinya aku sangat kelelahan kali ini," gumam Kyungsoo bersiap untuk turun dari dalam mobil Chanyeol.
Kyungsoo baru saja menyentuh pintu mobil untuk membukanya namun Chanyeol telah lebih dulu menahannya dengan menggenggam pergelangan tangannya yang lain.
Kyungsoo menoleh menatap Chanyeol ketika pria itu hanya menatapnya dengan tatapan yang sama sekali tidak bisa Kyungsoo pahami.
"Ada apa?" tanya Kyungsoo pada akhirnya.
"Kau bahagia denganku?"
Kyungsoo tersenyum, "tentu saja aku bahagia," ucapnya. Namun Chanyeol sama sekali tidak menjawab apapun selain diam dan terus menatapnya.
Semuanya menjadi terasa canggung dan entah kenapa Kyungsoo mulai merasa tidak nyaman berada dalam situasi ini. Kyungsoo hanya bisa diam bahkan ketika Chanyeol perlahan mendekatinya. Kyungsoo tahu apa yang akan terjadi selanjutnya namun sebelum Chanyeol benar-benar bisa untuk memberi sebuah kecupan--sama seperti apa yang biasa ia lakukan--Kyungsoo telah lebih dulu memalingkan wajahnya.
Kyungsoo hanya bisa menunduk untuk itu tanpa berani menatap wajah Chanyeol kali ini. Barulah setelah sekian detik berlalu, Chanyeol hanya memberikan sebuah kecupan ringan di pipinya di akhiri dengan usapan lembut di kepalanya.
"Pulanglah," titah Chanyeol dengan lembut dan Kyungsoo hanya bisa membuka pintu mobil dengan terburu-buru.
Untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi, Kyungsoo menatap Chanyeol yang berada di dalam mobilnya. Pria itu melambaikan tangan untuknya dan Kyungsoo membalasnya dengan perlahan. Penuh kelemahan dengan rasa bersalah yang membuncah. Semua itu dirasakannya sesaat setelah mobil Chanyeol menjauh pergi.
Kyungsoo mulai berpikir sejenak, apakah yang ia lakukan tadi salah? Kyungsoo tidak ingin disalahkan jika nanti Chanyeol marah kepadanya tetapi ia juga merasa bingung untuk mengendalikan perasaannya kali ini. Kyungsoo hanya merasa takut dengan perasaannya kali ini. Ia hanya takut jika perasaannya mulai memudar kepada Chanyeol padahal Kyungsoo masih sangat membutuhkan pria itu untuk selalu berada di sisinya.
Mengenyampingkan perasaan buruknya, Kyungsoo segera memasuki gedung asramanya. Ia mungkin terlalu kelelahan akhir-akhir ini, namun ia baru saja akan menaiki tangga lantai pertama ketika ia berpapasan dengan Baekhyun yang berdiri di depannya, sedang turun dengan sekantung sampah di tangannya.
Baekhyun ikut diam disana dan rasanya semakin canggung ketika Baekhyun segera memalingkan wajahnya seolah tidak melihat Kyungsoo kali ini. Mereka kembali berjalan dengan langkah perlahan dengan situasi yang sangat dingin. Kyungsoo terus menunduk hingga gadis itu melewatinya. Kyungsoo baru bisa bernapas lega untuk itu namun lagi-lagi ia harus terhenyak ketika tiba-tiba suara gadis itu memanggilnya perlahan.
"Kenapa kau tidak bertanya kepadaku kenapa aku mendiamkanmu akhir-akhir ini?" tanya Baekhyun membuat Kyungsoo akhirnya menoleh kepada Baekhyun yang tengah bersila tangan menatapnya serius.
"Kupikir kau memang tidak ingin bicara kepadaku, jadi aku ragu untuk bertanya," jawab Kyungsoo dengan lugu.
Baekhyun lantas berdecak dan menatap Kyungsoo lekat. "Kau ini benar-benar, jadi begini dirimu, ketika kau memiliki masalah dengan seseorang, kau akan membiarkannya dan membuat orang yang sedang memiliki masalah denganmu untuk berbicara lebih dulu?"
"Apa?" tanya Kyungsoo tidak mengerti.
"Pantas saja selama ini Jongin terus menghubungiku untuk bertanya keadaanmu," ucapnya berdecak membuat Kyungsoo seketika membulatkan matanya. "Apa? Kau terkejut bahwa aku tahu kau memiliki masalah dengan sahabatmu itu. Hah.. Bahkan aku merasa aneh mengetahui dia sahabatmu padahal kenyataannya dia sangat menyukaimu."
Baekhyun baru saja akan berlalu pergi ketika tiba-tiba gadis itu memekik saat Kyungsoo memeluk tangannya erat.
"Yak! Apa yang kau lakukan? Aku harus membuang ini!" protesnya ketika Kyungsoo menarik Baekhyun untuk naik kembali menuju kamarnya.
"Aku akan membuangnya untukmu tapi sekarang mari kita bicara dulu," ucap Kyungsoo.
"Tidak mau!"
"Ya! Kau harus mau atau tidak ada lagi teman fangirling untukmu!" ucap Kyungsoo dengan paksa hingga akhirnya Baekhyun mau tidak mau mengikuti tarikan Kyungsoo untuk memasuki kamarnya.
***
Kyungsoo hanya bisa menatap Baekhyun dengan sedih. Ketika ia bertanya maksud dari perkataan Baekhyun sebelumnya di luar tadi, gadis itu mengatakan bahwa Jongin telah menolak perasaannya. Sebenarnya Baekhyun kecewa untuk itu karena ini adalah kali pertama ia mengungkapkan perasaannya kepada seseorang sekaligus pertama kalinya ia ditolak. Namun Baekhyun menyadari bahwa ini juga sepenuhnya adalah salahnya karena Baekhyun telah menganggap berlebihan kedekatannya dengan Jongin selama ini.
Namun secara tidak langsung Baekhyun juga tidak merasa nyaman dengan sebuah kenyataannya bahwa Jongin menyukai Kyungsoo lebih dari sahabat. Baekhyun hanya merasa canggung untuk itu sekaligus merasa bersalah bahwa ia telah mengakui secara terang-terangan bahwa Baekhyun menyukai Jongin di depan Kyungsoo. Baekhyun sama sekali tidak marah, ia hanya merasa malu.
"Baekhyun, maafkan aku," ucap Kyungsoo pada akhirnya setelah gadis itu menyelesaikan ceritanya.
"Kau tidak perlu minta maaf, seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu karena telah mendiamkanmu seharian penuh tadi," balas Baekhyun. "Tetapi aku benar-benar penasaran untuk satu hal," lanjutnya lagi membuat Kyungsoo menatapnya bingung. "Apa kau sama sekali tidak menaruh perasaan apapun kepada Jongin?"
Kyungsoo terdiam untuk beberapa saat dan ia hanya mengalihkan pandangannya untuk itu. Jelas sekali di mata Baekhyun bahwa temannya itu tengah mencoba menghindari pertanyaannya.
"Aku tahu kita memang tidak sedekat itu untuk membicarakan hal pribadi selain hal-hal tentang fangirling, tapi kau bisa mengandalkanku jika kau ingin bercerita apanpun Kyungsoo."
Kyungsoo terkejut mendengar ucapan Baekhyun, ia segera mengelak secepatnya. "Tidak, aku selalu menganggapmu teman terbaikku disini."
Baekhyun seketika tersenyum, "Meskipun begitu, aku selalu menceritakan apapun kepadamu namun setelah kupikir-pikir, kau lebih sering untuk diam setiap kali kau memiliki masalah."
Saat itulah Kyungsoo kembali bungkam dan menundukkan wajahnya.
"Aku tidak akan pernah memaksamu untuk bercerita hanya saja aku khawatir dengan keadaanmu, terlebih ketika aku tahu bahwa Jongin terus menghubungiku untuk mengetahui keadaanmu. Aku baru menyadarinya sekarang bahwa Jongin juga khawatir kepadamu."
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan, Baekhyun," ucap Kyungsoo. "Aku merasa semuanya baik-baik saja. Antara aku dan Jongin, kurasa semuanya akan baik-baik saja."
Kyungsoo mencoba tersenyum untuk itu namun Baekhyun hanya bisa memberikan sebuah tatapan menyedihkan untuknya.
"Entah masalah apa yang kau miliki dengan Jongin, kau harus membicarakannya," saran Baekhyun seraya mengusap halus bahu Kyungsoo kali ini. Namun melihat tatapan Kyungsoo yang terlihat cemas kini Baekhyun tahu bahwa Kyungsoo Benar-benar memilki masalah yang tidak bisa gadis itu sampaikan kepadanya. Pada akhirnya Baekhyun memeluk tubuh Kyungsoo untuk beberapa saat. "Kau lihat, sama sepertiku, aku akan baik-baik saja setelah aku menceritakan masalahku diantara kita. Aku sama sekali tidak marah kepadamu, aku hanya mencoba menyelesaikan masalah kita karena kita adalah teman baik."
Baekhyun melepaskan pelukannya dan tersenyum melihat wajah Kyungsoo yang terlihat akan menangis kali ini.
"Sekali lagi, maafkan aku karena telah mendiamkanmu," ucap Baekhyun sekali lagi dan setelah itu ia segera bangkit untuk pergi seraya membawa sekantung sampah yang belum sempat ia buang.
"Aku telah berjanji untuk membuang kan nya," ucap Kyungsoo ketika ia bergegas untuk mengambil kantung sampah Baekhyun.
"Tidak, kau disini saja. Lagipula aku tidak semanja itu," ucapnya dengan tawa yang sama seperti biasanya.
Baekhyun lantas pamit untuk pergi dari kamar Kyungsoo bersamaan setelah gadis itu pergi meninggalkanya, Kyungsoo seketika menjatuhkan dirinya untuk terbenam di atas kasurnya. Ia menangis untuk beberapa saat untuk sebuah alasan yang belum ia ketahui. Apakah ia merasa bahagia karena Baekhyun tidak benar-benar marah kepadanya atau terlalu bingung untuk mengatasi masalahnya dengan Jongin.
***
Selama di kelas Kyungsoo hanya bisa diam memikirkan ucapan Baekhyun beberapa malam yang lalu. Jika Baekhyun menyadari bahwa antara dirinya dengan Jongin benar-benar tengah memiliki masalah, kenapa selama ini Kyungsoo harus mencoba menghindar?
Persahabatannya dengan Jongin tidaklah berlangsung dalam hitungan waktu, mereka selalu bersama sejak mereka masih kanak-kanak. Hanya sebuah pengakuan namun persahabatannya tengah berada di ambang kekandasan. Kyungsoo tidak mau itu terjadi, ia ingin menyelamatkan persahabatannya namun disisi lain ia masih belum bisa menerima jika Jongin tetap menyimpan perasaan kepadanya.
Diam-diam Kyungsoo menatap ponselnya. Nama Jongin tertulis disana dan ia tidak tahu apakah ia harus memulainya atau tidak.
Baekhyun yang kebetulan duduk di sampingnya, melirik sekilas dan mengerti apa yang membuat temannya ini tidak memerhatikan kelasnya kali ini.
"Hubungi saja," bisik Baekhyun tiba-tiba membuat Kyungsoo sedikit terlontar untuk itu. Kyungsoo menatap Baekhyun dimana gadis itu masih mencatat sesuatu di bukunya. "Aku tahu kau pasti lelah selama ini."
Hanya itu saja yang dikatan Baekhyun namun mampu membuat Kyungsoo menyadari akan perasannya kali ini. Bukan rasa bersalah, cemas atau bingung. Kyungsoo hanya merasa lelah untuk berada di situasi yang mengharuskannya bersikap baik-baik saja.
Kyungsoo berharap ini bukanlah sebuah kesalahan lagipula ia harus meluruskan semua masalahnya dengan Jongin. Maka dari itu ia mengetikkan sebuah pesan dengan cepat lantas mengirimnya. Kyungsoo segera memasukkan ponselnya ke dalam tas, terlalu takut untuk membaca pesan yang mungkin akan Jongin balas.
***
Jongin memiliki kepentingan lain di kampusnya sehingga pria itu menolak untuk bertemu dengannya tadi siang. Kyungsoo tentu merasa sedih, setelah ia mengumpulkan keberaniannya agar bisa menghubungi Jongin kembali lantas mengajaknya untuk bertemu tetapi pria itu tidak bisa menuruti keinginannya. Kyungsoo bahkan tidak tahu harus berbuat apa maka dari itu Kyungsoo sama sekali tidak membalas pesan Jongin hingga saat ini.
Malam ini, ketika Kyungsoo mencoba untuk memejamkan matanya, ponselnya berbunyi dan Kyungsoo melihat bahwa Jongin yang menghubunginya. Mungkin ia terlalu berharap banyak agar bisa bicara dengan Jongin kali ini maka dengan cepat Kyungsoo menjawab panggilan itu.
"Aku berada di luar asramamu sekarang? Apa kau masih bisa keluar di jam seperti ini?" ucap Jongin dalam panggilannya dan Kyungsoo lantas menatap jam yang ada di kamarnya. Masih pukul sepuluh malam, ia masih ada waktu untuk bisa keluar.
"Kenapa kau kesini?" tanya Kyungsoo sebelumnya karena ia sama sekali tidak meminta Jongin untuk datang.
"Kupikir kau memiliki sesuatu yang penting hingga mengajakku untuk bertemu, maka dari itu aku datang. Aku akan menunggumu disini," ucapnya sebelum ia memutuskan panggilannya.
Kyungsoo segera bangkit dan bergegas untuk menemui Jongin yang tengah menunggunya. Ketika ia bergegas turun dan mendapatkan izin dari penjaga asrama untuk keluar, ia bisa melihat Jongin telah menunggunya di atas motornya. Kyungsoo menghampirinya segera namun arah tatapan Jongin jatuh pada penampilan Kyungsoo kali ini.
"Kau tidak merasa kedinginan dengan pakaian itu?" tanya Jongin dan kini Kyungsoo menyadari keadannya sekarang.
Ia lupa untuk melepaskan sandal rumahnya dan hanya memakai sweater tipis untuk menutupi tubuhnya. Suhu dingin tiba-tiba menerpanya dan Kyungsoo mulai merasa bodoh untuk itu.
Jongin berdecak lantas melepaskan jaket yang dikenakannya.
"Sampai kapan kau akan terus bertindak ceroboh seperti ini? Ibumu akan mengomel jika tau aku yang membuatmu flu nanti," ucapnya seraya meminta Kyungsoo untuk segera mengenakan jaketnya.
Kyungsoo mengenakan jaketnya sendiri selagi memerhatikan Jongin yang memasukkan telapak tangannya kedalam saku celananya untuk menghindari suhu dingin yang menerpanya.
"Jadi, hal apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Jongin saat itu juga.
Kyungsoo mendongak untuk menatapnya dan tiba-tiba saja ia merasa bingung untuk memulainya darimana.
"Bisakah kita tidak bicara disini?" tanya Kyungsoo.
"Lalu kemana?"
"Kemana saja."
"Dengan pakaianmu yang seperti ini?"
Untuk kesekian kalinya Kyungsoo menatap penampilannya sendiri.
"Kita akan mencari tempat yang hangat untukmu, tapi aku tidak memiliki uang untuk membawamu ke cafe," ucap Jongin lagi.
"Tidak apa-apa, kita bisa bicara disini."
Jongin akhirnya mengangguk dan menunggu di atas motornya untuk membiarkan Kyungsoo bicara. Sedangkan gadis itu sendiri hanya berdiri di hadapannya dengan wajah yang menunduk.
"Aku hanya ingin membicarakan masalah diantara kita," bisik Kyungsoo.
"Memangnya kita memiliki masalah?" ucap Jongin dengan nada mengejek.
"Dengarkan aku dulu," potong Kyungsoo. "Kau tahu sendiri kan akhir-akhir ini kita tidak seperti dulu lagi. Dan aku merasa tidak nyaman untuk itu. Kau juga seperti menjauhiku."
Jongin terdiam sejenak untuk memahami perkataan Kyungsoo kali ini sebelum ia bicara.
"Darimana kau tahu bahwa aku menjauhimu?" tanya Jongin.
"Entahlah, aku hanya merasa kau menjaga jarak denganku."
"Dan kau sendiri sama sekali tidak menyadari bahwa kau juga tengah menjaga jarak denganku?" tanya Jongin. "Kau yang menghindar selama ini."
"T.. Tapi, kau bahkan tidak mengucapkan ulang tahun kepadaku saat itu."
"Itu karena kau bahkan sama sekali tidak bisa kuhubungi," jelas Jongin. "Kau tahu betapa sulitnya aku hanya untuk menanyakan kabarmu. Aku terus merasa khawatir karena kau sama sekali tidak memberi kabar apapun kepadaku. Aku bahkan harus bertanya kepada Baekhyun meskipun pada akhirnya dia malah--" Jongin bungkam seketika melihat tatapan Kyungsoo yang begitu sendu menatapnya.
"Baekhyun menyukaimu kan?" tanya Kyungsoo membuat Jongin sekali lagi hanya bisa diam. "Kau tidak perlu menutupinya dariku karena aku sudah tahu."
"Lantas kau senang untuk itu?" tanya Jongin dan Kyungsoo seketika memalingkan wajahnya.
"Ini bukan hal yang ingin aku bicarakan denganmu."
"Aku bertanya kau senang ketika seseorang menyukaiku?"
"Kim Jongin!" tegasnya namun Jongin masih mempertahankan tatapan seriusnya kali ini.
"Katakan kepadaku."
Kyungsoo tertegun. Ia hanya bisa diam untuk beberapa saat kembali memikirkan apa yang Jongin tanyakan. Entah sejak kapan Kyungsoo mulai ragu akan sebuah pengakuan. Jika Kyungsoo bisa jujur, tentu saja jawabannya adalah ia ingin membuat Kim Jongin bahagia.
"Ya," jawab Kyungsoo tegas. "Aku senang jika ada seseorang yang menyukaimu."
"Tapi aku tidak senang untuk itu," balas Jongin tenang dan Kyungsoo kembali diam. "Aku tidak akan senang karena aku tidak mungkin bisa membalas perasannya. Itu adalah sebuah kebohongan jika aku menerimanya dan hanya bisa menyakitinya."
"Tapi kau sudah menyakitinya," bisik Kyungsoo. "Bahkan tanpa perlu kau membalas perasaan Baekhyun, kau telah menyakitinya."
Jongin mendesah perlahan mendengar ucapan Kyungsoo kali ini. "Kau sendiri tahu apa yang terjadi, lalu apa yang kau harapkan? Aku bahkan belum bisa menyukai siapapun kali ini karena aku tetap menyukaimu," ucap Jongin lagi setelah ia tidak bisa untuk berdiam diri. "Kau tahu betapa sulitnya untuk menerima kenyataan bahwa aku harus tetap bersahabat dengan orang yang aku sukai. Kau pikir itu mudah? Aku bahkan tidak bisa menatapmu sama seperti dulu kali ini, aku tidak bicara kepadamu sama seperti dulu bahkan untuk bertemu secara langsung."
Entah kenapa pernyataan Jongin seolah memukul dirinya kali ini. Kyungsoo ingin rasanya untuk menangis sekarang namun ia mencoba untuk menahannya.
"Lalu apa yang kau harapkan? Kita tidak bisa bersama seperti itu."
"Kalau begitu enyahlah dari pikiranku. Aku bahkan membenci persahabatan ini," ucap Jongin membuat Kyungsoo seketika terhenyak. "Ini sulit untukku," bisiknya.
Kyungsoo seketika meneteskan air matanya untuk itu. Jika tadi ia masih bisa menahannya namun tidak untuk kali ini. Perkataan Jongin sekarang lebih dari memukulnya namun juga menyakitinya.
"Jangan seperti itu," bisik Kyungsoo dalam isakannya. "Kau adalah tetap sahabatku."
"Dan bisakah kau tidak memanggilku sahabat? Apa selama ini kau hanya menatapku seperti itu?" Jongin mencoba menahan amarahnya kali ini lantas ia berdiri untuk lebih dekat di hadapan Kyungsoo. "Pernahkah kau menatapku sedikit saja seperti seorang pria?"
"Kita terlalu jauh membicarakan ini, kita memiliki masalah lain," ucap Kyungsoo mencoba menghindar.
"Ini masalah kita, masalah kita adalah hubungan diantara kita," ucapnya membuat Kyungsoo secara tidak langsung menyadari hal itu. "Bahkan aku tidak tahu apa kau menyukaiku atau tidak. Kau tidak pernah mengatakannya."
Kyungsoo hanya bisa menangis. Ia menundukkan wajahnya untuk bisa menyembunyikan tangisannya kali ini. Ia sama sekali tidak bisa mengatakan apapun, bahkan untuk sekedar berpikir pun ia tidak bisa. Ia terus terisak selagi ia kembali mengingat masa dimana tidak ada perasaan apapun yang terlibat diantara hubungan mereka. Benar-benar murni sebuah persahabatan yang telah lama mengikat mereka untuk tetap bersama. Tanpa Jongin sadari, Kyungsoo lebih merindukan saat-saat seperti itu dibandingkan ia harus mengakui perasaanya.
"Kau tahu, situasi kita telah berbeda," bisik Kyungsoo setelah berhasil menenangkan tangisannya. Ia kembali mendongak untuk menatap Jongin.
"Bisakah kau sedikit saja bersikap egois untuk perasaanmu? Kau hanya harus jujur dengan perasaanmu."
"Lalu menyakiti orang-orang disekitar kita, aku tidak bisa."
Jongin berdecak mendengar pernyataan Kyungsoo kali ini. "Bisakah kau memikirkan perasaanmu sendiri dibandingkan perasaan orang lain?!" teriaknya marah.
"Kau bahkan tidak mengerti apa yang aku rasakan kali ini!" balas Kyungsoo tegas. "Kita telah menyakiti Luhan, kita telah menyakiti Baekhyun dan.."
"Dan kau terlalu takut untuk menyakiti Chanyeol, begitu?" potong Jongin cepat. Meskipun Kyungsoo ingin mengelaknya namun disisi lainnya ia membenarkan perkataan Jongin kali ini. Namun tetap saja, bagaimana cara Jongin mengatakan hal itu seolah meremehkannya.
"Jongin, kau sama sekali tidak mengerti."
"Maka dari itu katakan apakah kau menyukaiku atau tidak?"
Kyungsoo hanya menggeleng, "aku tidak bisa."
"Kyungsoo--"
"Aku tidak bisa!" teriak Kyungsoo sebelum akhirnya ia berlari meninggalkan Jongin begitu saja. Memasuki gedung asramanya lagi dengan isakan tangisan yang bisa didengarkan oleh siapapun.
Jongin tidak mengerti perasaanya, Jongin sama sekali tidak mengerti posisinya. Ia tidak pernah ingin menyakiti siapapun meskipun Kyungsoo benar-benar menyukainya.
To be continued
#3 Akhir; bagian 2
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro