Chapter 17 - Kejutan Apanya?!
Sebagai perayaan telah mencapainya 1k lebih yang sudah mem-vote cerita ini, saia akan up 2 chapter sekaligus dan 1 chapter di book sebelah dalam beberapa waktu dekat walau dengan sistem kebut.
.
Sesuai dengan perintah Rei-senpai kemarin, hari ini aku datang ke atap sambil berlari yang sudah bermandikan keringat. Aku takut kalau aku terlambat sampai di atap.
"Baiklah, aku berhasil."
Aku menyeka pelipisku kala setetes keringat mengalir perlahan. Kenapa terik matahari hari ini semakin panas saja dari yang kemarin?
Tak lama setelah aku mengambil napas, aku tak sengaja melihat beberapa member dari unit Ra*bits sedang mengerjakan pekerjaan rumah yang tak lain dan tak bukan adalah menjemur pakaian.
Aku heran kenapa anak laki-laki dari unit Ra*bits pada rajin mengerjakan pekerjaan rumah, sedangkan aku yang seorang gadis tulen saja tidak tahan dan sangat malas mengerjakan pekerjaan rumah?
Disuruh menyapu saja aku hanya mampu mengerjakan sampai lima langkah. Setelahnya, aku akan terbaring lemah tak kuat mengerjakan.
Dari penglihatanku sih semua member dari unit Ra*bits sudah lengkap berkumpul. Aku bahkan sudah mengenal semua membernya.
"[Name]-senpai! Sudah lama tidak bertemu!" Tomoya yang menyapaku duluan setelah melihatku melangkah mendekat.
"[Name]-neechan! Ayo kemari! Aku kangen sama [Name]-neechan daze!!! Ayo pelukan!"
Lihatlah betapa imutnya Mitsuru ketika memanggilku untuk mendatanginya! Jantungku tidak kuat menghadapi ini semua!
"Ah, jadi dia yang kau maksud, Tomoya-kun?"
Wah, aku tak menyangka baru pertama kali ini aku bertemu dengan Shino Hajime. Dia memang benar seperti perempuan tulen kalau aku tidak mencaritahu dulu tentang semua orang yang ada di sekolah ini.
Rajin sekali aku bisa menghafal semua nama sekaligus informasi tentang beberapa anak yang ada disini. Informasi mereka terlalu mudah untuk ku ingat. Apa karena mereka semua terlihat tidak ada yang normal?
"Ma-Maafkan aku karena aku tidak sopan, [Name]-san."
Dia imut. Caranya meminta maaf pun terlihat sangat imut di mataku. Aku ingin memeluknya. Namun sebelum aku berhasil melakukannya, terdengar suara seseorang dari balik kain besar. Sepertinya ia terlilit. Aku yakin orang itu adalah Nito Nazuna.
"Eh? Siapa dia? Sebelum kamu memperkenalkan diri, bisa tolong aku sebentar?"
Baiklah, aku sedang baik sekarang. Ku pikir membantu orang yang sedang kesulitan tidak buruk juga.
"Ano, Nito Nazuna-senpai ... kan? Bisakah Nito-senpai tidak bergerak dulu?"
"Benar. Kami jadi susah melepaskan Nii-chan dari sini." Tomoya berujar sambil membantuku melepaskan Nito-senpai dari sana.
Ngomong-ngomong, panggilan Tomoya pada Nito-senpai seakan-akan menusukku. Aku jadi teringat tentang perjanjianku dengan Eichi-nii. Bisa jadi saat ini ia sedang berunding dengan Natsume untuk membuatnya bersinar lebih terang di atas panggung nanti.
Aku malu ketika harus memanggilnya dengan sebutan 'Nii-chan' tidak lama lagi, biarpun sebelumnya aku sudah sering memanggilnya dengan sebutan itu.
"Aku mencium bau wanita."
Suara ini--
"Dan aku juga mendengar suara wanita yang tak jauh dari sini."
Aku merinding. Aku merasakan firasat buruk kali ini. Aku yakin sekali siapa pemilik suara dari orang ini.
"Ah~ Ternyata benar ada seorang gadis~ Kau pasti anak baru itu~"
Bulu kudukku berdiri mendengar suara gemulai selain Arashi itu. Radarku pada sesosok playboy mulai aktif. Maksud kejutan dari Rei-senpai tuh si dia? Salah satu member dari unit UNDEAD yang sangat ingin ku hindari dari semua orang?
Biarpun Natsume juga termasuk orang yang suka menggoda para gadis, percayalah Natsume tidak se-buaya orang ini, seseorang yang bernama Hakaze Kaoru hingga mempunya pacar dan mantan yang berjibun.
Sepertinya, aku harus melindungi Anzu dari orang ini.
Dia bangkit dari baringnya dan menghampiriku. Tatapanku yang menatapnya semakin horor saat langkah semakin mendekatiku. Ku pukul saja perutnya sampai pingsan atau tidak?
"I-Itu, bukannya suara Kaoru-chin? Kalau kau lihat aku begini, kenapa tidak menolongku?!"
Nais, Nito-senpai. Kau sangat berjasa membantuku melepaskan ikatanku darinya. Setelah ini aku akan mentraktir kalian makanan yang kalian sukai.
Walau Nito-senpai sudah menyuruhnya untuk menolong, Hakaze-senpai sama sekali tidak meladeni perkataan Nito-senpai dan malah lebih memilih untuk menghampiriku.
Kalau sudah begini, dipukul saja atau jangan?
"S-Siapa--"
"Hakaze Kaoru. Kau bisa memanggilku Kaoru saja, Anzu-chan~"
"A-Ano, nama saya [Name], Hakaze--"
"Panggil aku Kaoru saja, [Name]-chan~"
Baiklah aku merinding. Aku ingin memukulnya sekarang juga.
"K-Kalau senpai mau nolongin Nito-senpai, aku mau dipeluk sama senpai!"
Bodoh! Mulut laknat! Pengkhianat! Ngapain aku nawarin sesuatu yang sudah jelas diinginkan sang lawan bicara?! Ingin ku kubur saja diriku dalam lubang semut!
Lihatlah tatapan Kaoru-senpai yang sangat ingin mendapatkan perlakuan itu dariku! Dengan sigap tentu saja ia menolong Nito-senpai!
Tomoya, tolong bawa aku kabur dan dorong aku ke jurang agar aku tidak bisa ditemukan!
"Aku tak sengaja mendengar namamu. Kau benar Tenshouin [Name]? Kalau begitu, terima kasih sudah menolongku, [Name]-chin!"
"Ah, tidak masalah. Sudah seharusnya seorang kouhai menolong senpai-nya yang kesulitan."
Dengar itu, Kaoru-senpai! Aku berasal dari keluarga Tenshouin! Kakakku adalah seorang ketua OSIS! Untuk kali ini saja aku memuji dan mendambakan marga ini. Ku harap Kaoru-senpai menyerah sekarang juga.
"Keluarga Tenshouin, berarti kau adik dari Tenshouin-kun ya~? Ini semakin menarik. Mana hadiahku, [Name]-chan~?"
Tidak! Dia tidak menyerah! Semangat dari orang playboy memang beda! Aku harus kabur!
"M-Maaf semua, aku harus melarikan diri dari sini. Ku harap kalian bisa membaca situasinya," bisikku yang ku yakini hanya Nito-senpai saja yang mendengarnya sebelum pergi. Nito-senpai juga termasuk orang yang cukup peka ketika diberi kode seperti ini.
"[N-Name]-chan, tunggu aku! Aku ikut denganmu--"
"Itte!"
Aku dan orang yang menabrakku menjerit mengaduh kesakitan.
Tentu saja kami kesakitan. Jidat terbentur jidat. Siapa yang tidak sakit?
"M-Maaf, aku nggak liat!" Aku berseru meminta maaf terlebih dulu sambil melakukan hal yang sama dengan sang lawan, yaitu mengelus kepalaku untuk mengurangi rasa sakit benturan.
"Ti-Tidak apa, [Name]-chan. Aku juga tidak melihatmu tadi."
Aku hafal sekali dengan suara ini. Suara ini milik Anzu, salah satu produser Yumenosaki dan satu-satunya seorang produser jika aku tidak masuk ke sekolah ini dan mengambil jurusan produser.
Oh iya. Ngomong-ngomong soal nama panggilan, aku sudah menyuruh Anzu untuk memanggilku dengan akrab saja tanpa memanggilku dengan suffix '-san' dan nama marga sebelum aku memenuhi permintaan kakakku memasuki ruang OSIS di chapter 1. Namun siapa sangka Anzu malah lebih memilih memanggilku dengan tambahan suffix '-chan'. Ku pikir dia akan memanggilku dengan nama saja seperti aku memanggilnya dengan sebutan 'Anzu' tanpa tambahan.
"Oh, lihat ini. Para gadis produser mulai berdatangan menghampiriku~ Aku yakin mereka mulai merasakan pesonaku hingga harus berdatangan seperti ini~"
Lebay banget nih anak. Udah narsis, lebay, sering bolos latihan, playboy, main cewe pula. Harus ku apakan nih anak biar tobat? Kan kasian Rei-senpai yang sudah mengurusimu sampai sebesar ini.
"Ano ...."
Anzu melalui Kaoru-senpai disaat dirinya bersiap berharap minta dipeluk begitu saja. Aku tertawa melihat Anzu terang-terangan mengabaikan keberadaan Kaoru-senpai begitu saja. Seakan Anzu menganggap Kaoru-senpai hanya angin lalu.
"Aku hanya ingin memberikan ini karena terjatuh." Anzu memberikan saputangan yang disambut langsung oleh Nito-senpai.
Belum selesai sampai disitu saja. Kali ini, Anzu bertanya pada semua orang yang ada di atap termasuk aku yang ingin mengadakan acara DreFes seperti apa.
Kalau masalah ini, aku yakin sekali Anzu akan mengambil tema secarik kertas yang ditulis permohonannya.
Aku tidak bisa menjelaskannya lebih lanjut karena terlalu pusing untuk ku jelaskan. Jika kalian ingin mengetahuinya lebih jelas, kalian tonton saja animenya episode 14.
"[Name]-chan, kau ingin membantuku kan? Ini juga permintaan dari kakakmu." Anzu tersenyum di depanku lalu membantuku berdiri. Aku tidak sadar diriku masih terduduk sejak tertabrak tadi.
Aku mengangguk mengiyakan sebelum akhirnya aku bertanya, "Kita disuruh membuat acara S1 kali ini ya?"
Seperti dugaanku. Semua tatapan mata tertuju padaku kecuali Anzu. Mereka menatapku sebelum akhirnya berteriak tak percaya.
"Aku yakin kau sudah dengar masalah ini dari kakakmu."
Tidak, tidak. Tolong jangan salah paham. Aku mengetahui itu semua karena prediksiku yang mengatakannya. Atau karena beberapa umpatan Eichi-nii padamu disaat hari pertamaku menginjakkan kaki ke sini di ruang OSIS?
.
To be continue ....
✨ 60 vote = Next
1310 word
Resaseki12
Minggu, 24 Januari 2021
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro