[8]
Pintu ruang kesehatan dibuka dengan tiba-tiba, menampilkan Chuuya yang tampak panik.
"Di mana dia!?" tanya Chuuya, "di mana (Name)!?"
"Tenanglah, Chuuya," ucap Kouyou, "(Name) sedang dirawat."
Chuuya bergegas mendekati Kouyou, lalu menyamakan pandangannya. Iris Chuuya melebar saat melihat keadaan (Name) yang tak sadarkan diri, sedang dirawat oleh dokter-dokter yang bekerja dengan Port Mafia-termasuk Mori sendiri.
"Bos," ucap Chuuya berlutut saat Mori menoleh ke arahnya.
"Oh, Chuuya-kun," sahut Mori tersenyum, "apa kau selesai dari misimu?"
"Ya, saya akan segera melaporkannya pada Anda," ucap Chuuya lalu mengangkat kepalanya, "tapi sebelum itu, bagaimana dengan keadaan (Name), Bos?"
Mori menoleh ke arah (Name) sejenak, lalu kembali menatap Chuuya.
"Kekurangan darah, terjadi pendarahan di organ dalamnya, luka di hampir sekujur tubuhnya, dan kaki kanannya patah," jelas Mori, "tapi kami berhasil menyelamatkannya-dia hanya perlu beristirahat sampai sembuh total," sambung Mori tersenyum.
Chuuya menghela napas lega, kemudian berdiri dan menatap Kouyou. Sementara sang perempuan hanya menghela napas.
"Misi yang kami jalani hari ini memang sulit, oleh karena itu aku ikut turun tangan membantu (Name)," ucap Kouyou mulai menjelaskan, "dan sepertinya musuh sudah mencari tahu mengenai (Name) hingga mereka bisa bertahan melawan (Name)."
Pandangan Kouyou tertuju pada (Name) yang tidak sadarkan diri.
"Saat aku berencana untuk turun tangan membantu (Name)-tiba-tiba (Name) mengeluarkan dua kemampuan secara bersamaan."
"Dua sekaligus?" tanya Mori dan Chuuya, yang dibalas dengan anggukan kepala Kouyou.
"Sepertinya (Name) memang sengaja merahasiakannya, untuk menghadapi situasi seperti tadi," jelas Kouyou,
"Tapi berefek samping pada pendarahan hebat bagi (Name), hm?" gumam Mori.
Tiba-tiba Mori menepuk kedua tangannya-menarik perhatian dua anggota eksekutifnya.
"Baiklah, karena aku sudah berhasil menyelamatkan (Name), bagaimana kalau kita kembali ke kantorku?" tanya Mori, "kalian ada misi yang harus kalian laporkan padaku, benar?"
___
Perlahan (Name) membuka matanya-hal pertama yang dia lihat adalah langit-langit ruang kesehatan Port Mafia, serta lambu yang cukup membuat (Name) mengerutkan alis karena silau. Menyadari ada yang duduk di sebelahnya, perlahan (Name) melirik sisi kanannya.
Iris (Name) melebar saat melihat Chuuya yang sedang bersandar ke kursi yang ada di sebelah kasur (Name) tempati-terlihat sedang tertidur. Tangan (Name) terangkat untuk menyentuh rambut Chuuya.
Namun (Name) tersentak kaget saat Chuuya tiba-tiba membuka matanya-seolah sadar ada yang akan menyentuhnya.
"... (Name)?" panggil Chuuya setelah duduk tegak, menatap (Name) yang sudah sadar.
(Name) mengangguk. Ekspresi Chuuya berubah menjadi kesal, dan hendak memarahi (Name)-
"Maafkan aku, ya?"
-Namun (Name) sudah mendahuluinya, dengan ucapan maaf.
"Kenapa kau meminta maaf?" tanya Chuuya menunduk, "kau bisa saja mati, kau tahu!"
(Name) hanya tersenyum kecil, tampak tangannya meraih tangan Chuuya yang berada di atas kasur. Chuuya menerima tangan (Name), menggenggamnya dengan pelan.
"Aku tahu ini risiko pekerjaan kita," gumam Chuuya, "tapi kumohon-jangan ulangi lagi."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro