Potensi harus ditunjukkan ...

----------

Mengajak (Name) untuk bermain ke rumahnya bagi Fang itu susah-susah gampang.

"Aku pernah ke rumahmu. Sekarang gantian, giliranmu main ke rumahku," bujuk Fang.

(Name) menggeleng. "Tapi teman-temanmu bilang-"

Firasat Fang sudah tidak benar, 'Please, jangan lagi.'

"-rumah Fang itu angker dan berhantu."

Nah, 'kan? Kena fitnah lagi.

"Rumahku bersih total. Nggak ada yang namanya kotor, apalagi sampai berhantu."

Fang memegang kedua lengan sang gadis. "Kamu lebih baik jangan mudah percaya sama perkataan mereka."

"B-baik ..."

👻👻👻

"Nah, masuklah."

Baru pertama kalinya (Name) masuk ke dalam kamar laki-laki selain kamar sepupunya.

Siapa sangka Fang memiliki selera yang bagus. Dinding yang dicat warna ungu dengan putih dengan sedikit warna hitam sebagai hiasan.

Dan rapi ✨

Tidak seperti (Name), selesai dibereskan, lima menit kemudian sudah berantakan lagi.

"Itu gitarmu?" Sebuah gitar di pojok kamar menyita perhatian (Name). Dia tidak pernah mendengar kalau Fang bisa main gitar.

Wajah yang ditanya seketika semringah. "Bukan, sih. Sebenarnya itu milik Abang tapi karena enggak dipakai, ya udah sama aku aja."

'Sopankah begitu?' batin (Name), memasang wajah sweatdrop.

"Tapi gini-gini aku jago loh main gitarnya."

"Aku akan nyanyiin sebuah lagu. Aku menyebutnya 'Hidupku Selama Ini.' "

Tarik napas dulu, kemudian lepaskan!

"BERSAMA KITA BERJUAAAAAANG!"

Antara takjub dengan kaget. Bakat yang terpendam tak terduga. Semoga saat pulang pendengaran masih sehat.

.

.

• Bonus •

Fang:
"Gimana? Keren, 'kan?"

(Name):
( Pasang muka speecless )

----------

... apalagi di depan pacar.