Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[6/10]

Dia mendadak berubah ...

—————

Tubuh yang biasanya berdiri tegap, kini hanya bisa terbaring di tempat tidur. Wajah yang selalu tampak galak, sekarang agak layu.

Kenyataannya seorang Halilintar pun bisa sakit.

(Name) menatap khawatir Halilintar. "Kok sakit nggak ngabarin?" dia duduk di tepi ranjang.

"Cuma panas sama flu doang, besok juga sembuh," balas Halilintar dengan lesu.

"Cuma kamu bilang? Gempa tadi pas kasih tahu aku, demam kamu belum turun dari semalam," ucap (Name) lalu menyentil pelan dahi Halilintar.

Ia sendiri yang mencari Gempa—notabenenya adalah adik Halilintar dan langsung memborongnya dengan pertanyaan berkenaan alasan mengapa tidak hadirnya kekasih merahnya ini di sekolah.

"Bandel sih kalo dibilangin suruh bawa payung. Ya gitu kalo hujan datang, masih aja nekat nerobos hujannya," gerutu (Name), ia memasang wajah cemberut.

Halilintar hanya bisa kicep melihat (Name) yang sekarang banyak bicara. Gadis yang sering tergagap karena rasa malunya.

"Padahal aku sering ingetin kamu buat bawa payung. Mentang-mentang gak bisa pulang bareng. Terus sekarang siapa juga yang repot-"

Dan omelan (Name) terus berlanjut sampai Halilintar malah merasa seperti didongengkan.

.
.

Bonus

"Kamu dengar nggak, sih?"

"Dengar, (Name)..."

"Aku bakal bikin bubur, habis itu kamu minum obat."

"Iya-iya, bawel."

—————

... tidak akan kusakit lagi, sungguh dia jadi berisik.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro