[2/10]
Pasti akan kukatakan ...
——–––
"Meow~"
Terdengar suara anak kucing mengeong sedikit kencang. Tepatnya berasal dari sebuah kardus di pinggir jalan dekat pohon rindang. Beberapa orang yang melewatinya kebanyakan hanya melirik saja tanpa ada niat benar-benar menghampiri makhluk kecil berbulu tersebut. Sampai (Name) dan Halilintar tertarik untuk melihatnya- err.. sebenarnya (Name) saja.
Memang pada dasarnya (Name) menyukai kucing, jadi saat melihat kucing di sekitarnya pasti ia akan menyempatkan diri sekadar mengelus bulunya saja.
"Hei hei, lihat deh, kucingnya lucu ih!" seru (Name) kegirangan seraya mengangkat makhluk mengeong itu.
Melihat gadisnya tampak senang sehingga Halilintar tidak bisa menahan untuk tersenyum geli. "Mana coba lihat."
"Nih!" Si anak kucing dihadapkan langsung ke depan wajah Halilintar.
Halilintar bergantian memandang (Name) dan anak kucing bergantian. "Wah, iya lucu ..." matanya menatap langsung ke dalam manik (Name).
.
.
.
.
.
"... kamunya."
.
.
• Bonus •
"Muka kamu merah, tuh"
"Diam."
"Hei, kasihan kucingnya nggak bisa napas, tuh. Kamu meluknya kekencangan."
"E-eh?! Maaf!"
—————
... sesuatu yang hanya untuk melihatnya bersemu malu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro