[4/10]
Begini juga aku tidak tahan …
——————
Dari hal yang paling dibenci Blaze adalah makanan pedas. Pertanyaannya adalah … mengapa justru kekasihnya ini begitu menyukainya?!
“Kamu nggak apa-apa? Itu pedas, loh,” ucap Blaze memandang ngeri pada (Name) yang tengah menyeruput kuah bakso yang tampak merah.
(Name) menggeleng. “Cobain, deh. Ada sensasi adrenalinnya gitu.” Gadis itu menyodorkan sendoknya ke arah Blaze. Tentu oleh pemuda itu ditolak dengan keras.
“E-enggak, deh, kamu aja.”
Pernah sekali Blaze pertama kali mencicipi sesuatu yang pedas, berakhir dengan ia roll depan-belakang saking tidak kuatnya.
Berkali-kali helaian rambut bagian sisi (Name) yang tidak ikut terikat selalu jatuh, karena itu (Name) terus saja menyelipkannya ke belakang. Dan terus saja terulang.
Gemas melihatnya. Blaze lalu berdiri dari duduknya dan dengan penuh kehati-hatian ia membenarkan ikatan rambut sang gadis.
“Makannya pelan-pelan aja. Nanti kalau tersedak tenggorokanmu bisa panas,” ucap Blaze seraya membersihkan sisa kuah di sudut bibir (Name).
Entah karena gugup yang luar biasa atau apa, (Name) dengan wajahnya yang memerah langsung menyendok kuah bakso yang pedasnya tak tertandingi ke mulut Blaze.
“Huwaaa!!! PEDAS!”
Bukannya langsung menghilangkan rasa pedasnya dengan minum, Blaze langsung melakukan roll depan-belakang.
.
.
• Bonus •
“Blaze, minum dulu!”
“Aku 'kan udah bilang nggak mau! Kenapa?! Kejam kamu, (Name)!!”
“Ma-maaf!”
—————
… dia kerepotan. Tapi lidahku kayak terkabar. Huwaaaa! Aiiir!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro