Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

You hurt me!!!

Pagi ini Taehyung benar-benar tidak bersemangat, wajahnya sangat lesu. Bahkan soal ulangan di hadapannya dia abaikan, jangankan menjawab menulis namanya saja dia belum.

Taehyung menghembuskan nafasnya pelan, netra onyx miliknya jatuh pada punggung gadis di depannya. Kim Jisoo.

Kalau begini Taehyung jadi teringat kejadian semalam, dimana ia di putuskan lisa sepihak tapi Taehyung tetap tak akan menyerah pada Lisa. Dan lebih sialnya lagi Jisoo juga bermain di belakangnya.


Taehyung mengacak rambutnya kesal, tangannya mulai ia gerakkan untuk mengisi identitasnya dan menjawab soal Matematika yang sungguh memuakkan.

Meskipun Taehyung brengsek setidaknya dia tidak terlalu bodoh tapi tidak sepintar Lalisa juga. Pandangan Taehyung kembali fokus pada Jisoo yang tubuhnya gemetar.

Raut wajah Taehyung jadi panik sekarang, tangannya terulur menepuk bahu Jisoo pelan tapi tubuh Jisoo jadi semakin gemetar.

Apa dia kembali mengingat traumanya~batin Taehyung.

"Jisoo hei jisoo" panggil Taehyung menepuk pundak jisoo pelan.

Taehyung semakin khawatir sekarang, badan jisoo panas dan keringat bercucuran di wajahnya. "Jisoo kamu gak papa ?"

"Taehyung Kim, jangan berisik" Taehyung mendongak menatap guru yang menegurnya.

"Maaf bu sepertinya Jisoo sakit, boleh ijin ke UKS" ijin Taehyung, kini cowok itu sudah berdiri di samping meja Jisoo.

Wendy, guru matematika itu hanya mengangguk setelah melihat kondisi Jisoo "Baiklah, kalian berdua nyusul saja ulangannya"

Taehyung langsung membopong tubuh Jisoo keluar kelas tapi sesampainya di pintu kelas Jisoo jatuh pingsan membuat Taehyung harus menggendongnya dan berlari ke UKS.


Taehyung menjatuhkan tubuh Jisoo di kasur yang tersedia, UKS sangat sepi sekali sekarang dan Taehyung berinisiatif mengoleskan kayu putih pada leher dan bawah hidung Jisoo.



Taehyung mengelap keringat Jisoo di wajahnya "Kalau gini guekan jadi gak tega buat mutusin lo jis"





"Lis lo kenapa ?" tanya rose yang melihat lisa meremas perutnya.

Lisa menggeleng pelan "Gak tau nih, sakit banget perut gue"

Jennie dan rose berpandangan "Datang bulan kali lo lis"

Kepala Lisa menengadah "Iya kayaknya"

"Lisa kenapa ?" tanya gavriell yang sudah duduk di sebelah Lisa. Kelas mereka memang jamkos sekarang.

"PMS dia gav" jawab rose

Gavriell memegang perut Lisa "Sakit banget ya, apa mau pulang aja"  tawar Gavriell dengan raut khawatirnya.

Lisa menggeleng "enggak deh gav, gue ke UKS aja deh ya"

Gavriell mengangguk kemudian menatap kedua sahabat Lisa "Kalian anterin Lisa ke UKS dulu ya, biar gue beli pembalut buat lisa nanti gue nyusul"

Rose melotot "lo serius mau beli pembalut buat Lisa ?" tanya rose. Masalahnya Gavriell ini cowok, gak malu apa??

Gavriell mengangguk dan berdiri dari kursinya "Iya cepetan ih kasian kan calon istri gue kesakitan"

Jennie cengo melihat gavriell yang lari keluar kelas. "Gila, pingin dong cowok kayak si Gav"

PLAK!!

"Ah sakit goblok" Jennie memegangi lengannya yang di pukul cukup keras oleh rose.

"Lo sih kebanyakan halu, ayo cepetan anterin Lisa keburu Gav marah nih"

Jennie dan Rose membawa Lisa ke UKS.



"Ayah ayah jangan tinggalin jisoo yah" Jisoo bergerak gelisah, kepalanya bergerak kesana kemari dan tubuhnya bergetar.

"Jisoo jisoo tenang sayang ada aku" Taehyung mengguncang tubuh Jisoo pelan, mencoba membangunkan Jisoo.

Berhasil. Jisoo kini membuka matanya dan menatap Taehyung dengan nyalang.

Taehyung merasa bersalah mendapati manik indah Jisoo berair, tangannya terulur mencoba menenangkan gadis itu dengan pelukannya.

Tapi Jisoo menghempaskan tangan Taehyung dengan kasar.

"Ini semua karna lo brengsek, ayah gue meninggal gara-gara lo. Lo ngerusak hidup gue, ngehancurin impian gue lo brengsek. Lo PEMBUNUH tau gak."

Jisoo melemparkan Vas bunga di atas nakas ke arah Taehyung. Taehyung mencoba menghindar tapi terlambat, vas bunga itu mengenai kepala Taehyung sehingga mengeluarkan darah.

Tapi Taehyung tidak apa-apa, dia tidak sesakit jisoo yang kehilangan orang tuanya dan Taehyung salah satu penyebabnya.

Taehyung merengkuh tubuh jisoo yang masih menangis "Maaf, aku minta maaf ya" Taehyung mengecup dahi jisoo lama sampai Jisoo sedikit tenang. Setelah tak ada pemberontakan dari Jisoo, Taehyung melepaskan kecupannya.

Tangan Jisoo kini terulur memeluk perut Taehyung, nafasnya sedikif terengah.

"Tae jangan tinggalin aku. Aku hhh aku hh"

Taehyung mengusap rambut Jisoo pelan "Shhh aku gak akan ninggalin kamu okay, aku cuma sayang sama kamu tidak ada cewek lain. Percaya sama aku"

Jisoo merapatkan pelukannya pada Taehyung. Kepala Taehyung pusing sekarang, ia membiarkan kepalanya berdarah yang terpenting Jisoo sudah tenang sekarang.

Taehyung sudah terbiasa menghadapi emosi Jisoo yang tidak stabil, ia merasa ini tanggung jawabnya dan resiko yang harus ia tanggung.

Jisoo menarik kerah baju Taehyung membuat Taehyung menunduk menatap Jisoo.
Tangan Jisoo terulur ke rahang Taehyung dan sedetik kemudian kedua bibir itu menempel, terdengar decapan dari kedua bibir yang menyatu itu dan Taehyung mendudukkan dirinya di samping Jisoo tanpa melepas ciumannya.


Setelah di rasa oksigen semakin menipis Taehyung menarik wajahnya dan mengecup singkat bibir jisoo sebagai penutup.

Jisoo tersenyum begitu juga Taehyung. "Mau makan gak ?"

Jisoo mengangguk semangat seperti anak kecil "Aku mau chicken"

Taehyung mengangguk "Ok kita beli itu"

"Tapi aku juga mau makan kebab" rengek Jisoo.

Taehyung menuntun Jisoo turun dari kasur yang tersedia di UKS.

"Okay kebab"

"Ice cream juga"

Taehyung terkekeh, bibirnya mengecup singkat pipi Jisoo membuat sang empu memerah.

"Ihh manisnya kesayanganku ini. Kalau gitu ayo kita beli semua yang kamu mau" Taehyung menarik pipi Jisoo pelan.

Jisoo menyadari luka di kepala Taehyung, tangannya menghapus darah yang masih mengalir. "Sayang kepala kamu kenapa ?"

Taehyung tersenyum getir "Tidak apa-apa, tadi aku jatuh"

Jisoo khawatir "Aku obatin dulu ya"

Taehyung mengangguk sebagai jawaban.




"Lis gak papa ?" tanya Jennie prihatin. Kini Lisa dan kedua sahabatnya berada di depan pintu UKS.

Lisa menggeleng, rasa sakit di perutnya berpindah ke hatinya sekarang. Mereka bertiga tidak jadi memasuki UKS, lebih tepatnya Lisa yang menolak. Tanpa melihat juga Lisa paham siapa orang yang ada di dalam.


Lisa mengusap kasar air matanya. "Kenapa keluar sih hiks hiks harusnya gue dengerin gavriell aja untuk pulang hiks"

Jennie mengusap pelan bahu lisa menenangkan, jujur saja jika jennie jadi Lisa dia tidak akan sanggup. Siapa sih yang sanggup melihat pacar sama sahabat sendiri.

Rose yang memang cengeng jadi ikut menangis. Gavriell baru saja datang dengan kresek di tangannya. Dahinya mengkerut melihat ketiga cewek itu tak masuk ke UKS.

"Kenapa ? UKSnya kekunci ?" tanya Gavriell.

Jennie menggeleng dan Lisa kini menubrukkan dirinya pada tubuh Gavriell.

"Kenapa ? kok nangis ??"

Dalam pelukan Gavriell, Lisa menggeleng pelan. Wajahnya yang sembab menengadah melihat Gavriell.

"Pulang yuk gav, sakit"

Gavriell menghapus air mata dan keringat Lisa, di tatapnya dalam manik bulat milik gadis di pelukannya ini.

Entah kenapa Gavriell yakin, Lisa menangis bukan hanya karena sakit di perutnya dan kedua orang yang baru keluar dari UKS sudah cukup menjadi jawaban.


Gavriell melirik sekilas Taehyung dan Jisoo sebelum mencium kening Lisa lembut. Seperti biasa, saat Lisa di sentuh sama cowok lain maka emosi Taehyung pasti akan membuncah.

"Okay, ayo kita pulang" putus Gavriell yang di angguki Lisa.

Taehyung yang baru menyadari Lisa menangis hendak menyentuh tangan Lisa tapi di tepis oleh Jennie.

Jennie menantang tatapan Taehyung yang menusuk "Gak usah ganjen deh lo jadi cowok, urus tuh jisoo."

Rose mengangguk menyetujui omongan Jennie, "Bener tuh, jisoo ya jisoo aja gak usah serakah"


Lisa semakin mengeratkan cengkramannya pada baju seragam Gavriell, gadis itu masih terisak dan gak mau menatap Jisoo apalagi Taehyung.

Gavriell yang mengerti menatap jennie dan rose "Bawain tas gue sama lisa ya, nyusul aja nanti kerumah lisa dan tolong sekalian ijinin gue sama Lisa."

Jennie dan rose hanya mengangguk mengerti. "Tenang ae gav, jaga Lisa ya lagi sakit tuh anaknya" kata jennie dengan melirik Taehyung.

Gavriell menarik tangan Lisa tapi Lisa malah diam saja tak bergerak. Gavriell mengerutkan dahinya "Sayang kenapa ?"

Lisa menatap wajah Gavriell, dengan ragu ia berkata "Aku mau di gendong"

Gavriell dan Taehyung melotot. Sedangkan Jennie dan rose bahkan jisoo hanya terkekeh.















TBC


Terlalu panjang gak sih part ini ??

Btw, jangan lupa vote dan comment ya!!!

Yg belum follow juga jgn lupa follow!! see you.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro