Unexpected!!!
Vote and comment pliiiisssss 💜💜💜
Dentuman musik dari loud speaker yang berada di dance practice room berhenti, membuat tubuh yang tadinya bergerak indah juga ikut berhenti.
"Istirahat dulu, kamu baru sembuh"
Meski enggan tapi Lisa menurut saja, tubuhnya belum pulih sebenarnya dan juga kepalanya menjadi sering sakit tiba-tiba jadi Lisa memilih men-selonjorkan kaki panjangnya di samping Gavriell.
Kemarin setelah pulang dari rumah sakit, gadis itu merengek untuk segera berlatih tapi tentu saja orang tua dan kakaknya melarang dan meyuruhnya beristirahat dulu. Tadi pagi saja Lisa langsung pergi ke rumah Gavriell dan melarang tunangannya itu untuk pergi bersekolah dan akhirnya di sinilah tempat mereka sekarang. Dance practice room di kediaman keluarga Lisa.
Gavriell menyerahkan segelas air minum untuk Lisa yang di terima dengan sangat baik oleh gadis itu. Lisa mengipasi wajahnya dengan tangan kanan sambil menidurkan kepalanya di kedua paha si pemuda Choi.
"Gav"
"Hmmmm??"
Gavriell menundukkan wajahnya saat tak mendapati jawaban dari si gadis berponi itu. "Kenapa ?"
Lisa hanya menggelengkan wajahnya pelan menimbukan kerutan di dahi si Choi.
"Hanya ingin memanggil saja"
Ouuwwwhhh!!!
Lisa mengatakannya dengan nada imut yang terdengar manja di telinga Gavriell, pemuda itu tak bisa menghentikan rasa gemasnya untuk mencubit pelan hidung Bangir impian semua gadis itu.
"Ihhh sakit tahu" Lisa memegang hidungnya yang memerah dengan mengerucutkan bibirnya dan entah kenapa hal itu justru bisa membuat apa yang ada dalam diri Gavriell bangkit.
Lisa memalingkan wajah saat kedua amythis itu menatapnya intens, Lisa merasa wajahnya memerah dengan jantung yang berdegup kencang saat wajah tampan itu mendekat dan menjepit dagunya dengan ibu jari dan jari telunjuknya.
Manik Bambi itu bergetar saat jarak di antara keduanya semakin menipis, Gavriell menutup mata Lisa pelan dengan satu tangannya sembari membasahi bibir bawahnya.
Lisa merasakan nafasnya tersumbat selama beberapa detik sebelum merasakan tiupan lembut pada bibir tebalnya. Gavriell menjauhkan tangan nya yang menutupi wajah gadis itu dengan terkekeh.
Gavriell menidurkan tubuhnya dengan tangan yang di rentangkan ke samping, hal itu membuat Lisa kembali duduk seperti semula sembari memperhatikan wajah Gavriell yang terpejam.
Lisa berniat mendekati Gavriell tapi suara tegas dari pemuda itu memaksanya tetap diam. "Jangan mendekat!! Aku tidak jamin akan menahan diri lagi"
Lisa menghembuskan nafasnya pelan, ia menaruh dagunya pada kedua lutut yang tertekuk dengan melihat lurus pada mata yang terpejam itu. Lisa merasa bersalah lagi, pemuda yang di tatapnya kini tak pernah meminta lebih padanya, justru si pemudalah yang selalu memberikan pelukan hangatnya saat Lisa terluka.
Tapi apa yang di lakukan Lisa ? Gadis itu belum menyerahkan hatinya pada Gavriell meskipun ia sudah mencoba, Taehyung terlalu kuat untuk di geser dari tempatnya dalam hidup Lisa.
Lisa merasakan kepalanya berdenyut nyeri saat mengingat moment kebersamaannya dengan Taehyung, ingat tentang jisoo juga memenuhi pikirannya. Gavriell membuka matanya saat Lisa menarik kuat rambutnya dan mengulum bibirnya sendiri agar tak menimbulkan suara kesakitannya.
Lisa tersentak saat Gavriell menarik kakinya dan meletakkan kepala pemuda itu di paha Lisa, pemuda dengan marga Choi itu menenggelamkan kepalanya di perut rata gadis dengan manik bambi, menuntun tangan mungil itu untuk mengelus rambutnya.
"Aku mau seperti ini, elus rambutku sebentar saja"
Lisa tersenyum kecil mendapati tingkah manja Gavriell, ini pertama kalinya tunangannya bersikap seperti ini dan Yeahh!!! Lisa rasa tak ada salahnya, lagipula mereka sepakat untuk saling membuka hati.
******************************
Dance competition area.
"Jungkook"
Si empunya nama menoleh, terkejut mendapati seseorang yang berjalan ke arahnya.
"Siapa lo kook ?"
Jungkook menatap Seok jin yang bertanya padanya, pemuda bergigi kelinci itu menggaruk belakang lehernya. "Ah dia fotografer tempatku bekerja"
Seok jin hanya mengangguk saja dan sedikit menunduk saat orang yang memanggil Jungkook berdiri di hadapan mereka.
"Kak Sehun, ngapain lo disini ?"
Sehun hanya mendengus kasar mendapat sambutan seperti itu.
"Gue nemenin madam"
Jungkook membelalak sempurna mendengar jawaban itu. Madam yang mereka bicarakan adalah Direktur majalah tempat mereka bekerja. Sebenarnya Jungkook menjadi model remaja majalah yang di naungi si madam ini. Sehun lah yang menawarkan Jungkook untuk menjadi model saat keduanya tak sengaja bertemu di club.
Sehun bilang daripada masih kecil belajar jadi bajingan mending jadi model bisa menghasilkan uang sekaligus popularitas dan Jungkook yang saat itu memang sedang bosan dengan hidupnya ya cuma ngangguk-ngangguk aja.
"Ngapain madam kesini ?"
Sehun mengedikkan bahunya acuh dengan pandangan mengitari sekolah yang memang ramai saat ini, karena isinya bukan hanya siswa tapi orang luar juga. "Katanya sih nyari Treasure"
Pandangan Sehun terfokus pada siswi dengan perawakan model secantik Barbie. Sehun menatap Jungkook sekilas sebelum kembali menatap sang Barbie yang entah berjalan ke mana.
"Lo beneran gak bisa bujuk dia ?" Sehun bertanya pada Jungkook dengan manik yang masih memandang pada si gadis.
Jungkook mengikuti arah pandang Sehun dengan Seok jin yang juga penasaran akhirnya menengok juga.
Seok jin mengerutkan dahi tak mengerti pada pembicaraan dua pemuda tinggi ini. Jungkook menggeleng sebagai jawaban dan Sehun hanya mengangguk.
"Kalau begitu biar gue yang bujuk dia"
Belum sempat Jungkook menjawab, fotografer itu berlalu mengikuti arah yang di lalui cewek tadi. Jungkook berdecak dan Seok jin melongo.
"Kenapa dia ngejar Lisa ?? Gak tau ya kalau singanya di belakang"
Mendengar itu Jungkook segera melihat ke arah yang di tunjuk sahabatnya itu dan kemudian Jungkook bisa melihat sendiri Kim Taehyung yang mengikuti Lalisa yang berada di depan Sehun. Jungkook hanya menghela nafasnya pasrah. "Sudahlah, biarkan saja"
************************************
"Jinyoung, Jinyoung!! Kamu gak bisa mutusin aku Jinyoung, JINYOUNG!!!
Jinyoung mengusap wajahnya kasar dan berbalik, menatap gadis yang tengah terisak itu. Pria tampan yang terkenal sebagai pria dengan visual yang mampu membius para gadis itu mendengus kasar mendengar isakan yang berubah menjadi tangisan yang cukup keras itu.
"A-aku..."
Jinyoung yang jengah hanya bisa mengumpat pelan. "Bicara yang jelas Kim jisoo"
Jisoo menghapus air matanya kasar dan menatap tanpa ragu pria di depannya ini. "Aku hamil Jinyoung"
Lisa menghentikan langkahnya saat hendak berbelok ke lorong arah kamar mandi, Indra rungunya dia pertajam mendengar sederet kalimat yang cukup mengejutkan dari seorang yang cukup ia kenal.
"Bukan urusan gue"
Jisoo tersentak mendengar itu, air matanya kembali turun menatap tak percaya pada pemuda bernama Jinyoung ini. "Apa maksud kamu Jinyoung, ka-kamu lupa sama apa yang...."
"Hey, pacar lo itu Taehyung bukan gue jadi buat apa lo nuntut pertanggung jawaban gue hah??"
Bukan hanya jisoo tapi Lisa juga mengepalkan tangannya kuat, gadis itu hendak melangkah kalau saja tak ada yang menepuk bahunya. Lisa mengangkat alis mendapati pria yang tak di kenalnya. "Siapa ??"
Sehun menarik tubuh Lisa menjauh dari tempat itu, melewati Kim Taehyung yang menatap penuh arti ke arah dua tangan yang saling bertautan. Lisa sendiri hanya mengikuti pria ini, mengabaikan kehadiran mantan kekasihnya itu.
"Lily"
Lisa berhenti untuk menoleh, menatap punggung tegap yang membelakangi dirinya. Taehyung membalikkan tubuhnya dengan manik tajam yang mengarah pada pria di samping Lisa yang juga ikut berhenti dengan menatapnya.
Taehyung berjalan mendekat, langkahnya pasti dengan penuh perhitungan. Tatapan tajamnya mengunci manik bulat yang penuh dengan tanda tanya itu sampai Taehyung yang menepis kasar tangan Sehun pada pergelangan tangan Lisa.
Taehyung membenturkan tubuh Lisa ke tembok terdekat, mengunci pergerakan Lisa yang masih tidak paham dengan situasi yang terjadi. Jantungnya kembali berdetak dengan cepat saat sesuatu yang lembab dan lembut menyentuh bibirnya, melumatnya pelan dengan penuh perasaan membuat Lisa melirik ke arah Sehun yang cengo di tempatnya.
Lisa mendorong bahu Taehyung berharap di lepaskan tapi pemuda kim itu semakin mendekatkan tubuhnya, semakin menghimpit Lisa dengan tembok dan semakin memperdalam ciumannya membuat mata Lisa terpejam dengan sendirinya.
Sehun yang mendapat pemandangan dari bocah SMA itu menggelengkan kepalanya tak percaya, niatnya untuk bicara dengan Lisa harus di urungkan. Sehun memutuskan untuk pergi menemui madam, tak ingin terlibat dalam urusan pasangan SMA yang masih labil menurutnya.
Tapi manik pria bermarga Oh itu harus memicing sempurna mendapati seseorang yang kini mengepalkan tangannya dengan wajah memerah, tanpa melihat pun Sehun sudah tau kemana arah pandang pemuda yang ia ketahui sebagai putra tunggal dari madam, Direktur tempatnya bekerja.
"Gavriell Choi"
TBC
Vote dan commentnya dong ya jgn lupa!!! Yang mau cepat update, banyakin comment!!!
💚💛
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro