Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

They are...

"Apaan sih ?"

Jungkook terkekeh melihat wajah Lisa yang blushing karena ucapan percaya dirinya.

Jungkook juga sama dengan cowok lain yang yang akan terpesona ketika melihat bagaimana lucunya wajah Lisa saat ini. "Udah deh, lo masuk sana!! Gue beliin dulu seragam di koperasi"

Lisa menolehkan kepalanya, sebelum masuk ke toilet ia memberikan senyum tulus ke jungkook "Thanks ya, sorry ngrepotin!!"

"Selow aja" Jungkook mendorong pelan bahu Lisa. Setelah memastikan Lisa sudah di dalam, Jungkook segera pergi.




Kepulan asap rokok kembali di hembuskan, ini sudah rokok ketiga. Dia tidak biasanya merokok seperti ini tapi saat ini hanya barang penuh nikotin itu yang mampu menenangkannya.

"Kenapa gak lo belain sendiri sih tadi ?"

Taehyung menoleh, melirik lebih tepatnya pada orang yang baru saja masuk ke rooftop ini. Tanpa basa basi Taehyung memberikan paperbag pada cowok yang duduk di sebelahnya.

"Nih, seragam sama keperluan mandi Lisa. Ada makanan juga, paksa dia makan"

Jungkook mengangkat sebelah alisnya, bingung juga menghadapi sahabat satunya ini. Memang hanya jungkook lah teman Taehyung yang mengetahui hubungannya dengan Lisa mulai awal mereka punya hubungan. Bahkan saat mengajak Lisa menjalin suatu hubungan yang dinamakan pacaran itu juga karena Jungkook yang menyemangati.

Jungkook dan Taehyung memang sedekat nadi, mereka bersahabat sejak masih anak-anak, tidak heran kalau hanya dengan tatapan mata mereka bisa langsung memahami satu sama lain.

Jungkook menerima apa yang Taehyung sodorkan padanya. "Lo mau gue terlihat jadi pahlawan bagi Lisa ?? nanti kalau dia baper gimana ?"

Taehyung kembali menyalakan rokok ke-empatnya, menghembuskannya pelan "Gue tau Lisa gak akan semudah itu baper sama lo, kalau dia milih berpaling pasti juga larinya ke Gavriell bukan lo"

Jungkook mendengus kasar "Gavriell gak ada, jisoo juga gak ada. kenapa gak lo gunain buat ngomong sama lisa sih ?? minta maaf kek, lo udah malu-maluin Lisa kemarin. Diam-nya elo tuh bikin smua orang berfikir kalau lisa beneran jadi pihak yang salah disini. Lisa udah cukup sabar sama sikap lo tae, coba lo ngerti Lisa sedikit saja, dia juga butuh perhatian dari lo. Lisa butuh kasih sayang lo bukan kemunafikan lo"

Taehyung terkekeh pelan, tak menyangka kalau sahabatnya ini yang sedang menasehatinya. "Gue gak nyangka denger ini dari  playboy kayak lo"

"Yee si kadal, gue bilangin juga. Awas nyesel"

Taehyung menatap temannya yang sedang menggerutu gak jelas itu, ingatannya kembali ke Jisoo. Kalau bukan Jungkook yang bicara, Taehyung gak akan sadar kalau Jisoo gak masuk. Tadi pagi ia emang gak jemput Jisoo, karena gak tau juga harus ngomong apa ke cewek itu. Taehyung menengadahkan kepalanya, "Lisa pasti nunggu lo lama, pergi samperin gih. Gavriell gak ada jadi lo jaga dia"

Jungkook lagi-lagi mendengus kasar "Kenapa gak lo aja sih, abang-nya juga ada. Jadi gak bisa ngerdus lagi nih gue ke degem gue"

Meski menunjukkan penolakannya, tetep aja jungkook nyamperin Lisa. Paling gak bisa Jungkook itu sama Taehyung.

Ting

Taehyung merogoh saku celananya, matanya melebar seketika membaca pesan yang terkirim padanya. Sedetik kemudian ia langsung berlari secepat yang ia bisa ke arah parkiran, melajukan motor sport-nya terburu-buru.

Taehyung diam sejenak sebelum benar-benar pergi dari sekolah, pandangannya terfokus pada dua obyek di depannya. Tapi ia segera tersadar, waktunya tidak banyak.

Sorry, Lalisa.

Taehyung kembali menangis di balik helm fullface-nya, hatinya juga sakit melihat Lisa tapi Jisoo juga membutuhkan dia sekarang.

Taehyung terlalu percaya bahwa Lisa adalah sosok yang mampu bertahan, yang mampu menunggunya entah sampai kapan tapi Taehyung tak pernah mengerti bahwa seseorang bisa saja dengan mudah menyerah pada apa yang menyakitinya.

Taehyung memarkirkan motornya di basement rumah sakit, langkah kakinya berjalan cepat menuju ruang rawat inap seseorang.

"Suho"

Yang di panggil menoleh, Taehyung segera menghampiri cowok yang di ketahui sebagai sepupu dari jisoo itu. "Kenapa bisa ?"

Suho menggeleng, "Gue gak tau, tadi pas ke rumahnya, dia udah pingsan. Eh lo tunggu sini ya, gue ngurus administrasi dulu"

Taehyung menahan suho yang hendak turun, "Udah gue urus"

Suho menatap  iba pada Taehyung yang menatap kosong kamar inap Jisoo. "Kalau lo capek, nyerah aja tae. Lo juga butuh bahagia bareng cewek lo"




"Nih makan"

Lisa melihat bekal yang di sodorkan oleh jungkook tanpa minat. "Perhatian banget lo sama gue"

Jungkook mendudukkan dirinya di samping Lisa, mereka di taman belakang sekolah saat ini. Lisa malas mengikuti pelajaran dan Jungkook yang memilih menemani Lisa, takut kalau gadis itu nekat.

Lisa mengernyit membuka kotak bekal itu, salad buah. Jantung Lisa mendadak marathon sekarang, tangan gadis itu bergetar menyuapkan sesendok salad ke mulutnya. Tentu saja kelakuannya itu tak luput dari jangkauan pandang Jungkook.

"Kenapa lo ?"

Lisa memalingkan wajahnya, tak ingin orang lain melihat dirinya yang rapuh.

Jungkook semakin bingung di buatnya, ia membalik paksa tubuh Lisa agar melihatnya. "Kenapa nangis sih lo ? kalau Taehyung tau bisa abis gue"

Sedetik kemudian Jungkook yang memalingkan wajah, menyadari mulutnya yang asal nyeplos aja. Wajahnya meringis mendapati tangisan Lisa yang semakin keras.

"Eh, udah dong sa. Nanti di kira gue ngapa-ngapain lo lagi" ujar Jungkook menenangkan.

"Hiks ini kotak bekal Taehyung tau, kenapa ada di lo sih kook hiks hiks"

Jungkook menghela nafasnya kasar, mengelus pelan punggung gadis berponi itu. "Mana gue tau, itu tae yang ngasih, dia tau lo belum makan apa-apa, dia masih peduli sama lo lis"

Percuma kan dia menyembunyikan semuanya, toh lisa juga tahu sendiri. Sebenarnya kenapa hubungan mereka serumit ini sih ?? Jungkook jadi gemas sendiri.

Lisa menghapus air matanya, ternyata Taehyung masih peduli padanya. "Dia juga tadi pagi yang suruh gue nyamperin lo"

Secara tidak langsung, Taehyung menunjukkan kepeduliannya, cowok itu masih menyimpan kepedulian untuk Lisa.


"Lisa"

Lisa menoleh menatap kedua sahabatnya yang berlari menghampirinya. Jennie menyentuh lututnya, masih menormalkan nafasnya yang tak beratur karena berlari tadi.

"Lo gak papa lis ? kita denger lo habis berantem tadi sama si Nancy!!"

Lisa menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan rose tadi. "Kalian ngapain keluar kelas ? jam istirahat masih 10 menit kan!!"

Jennie dan rose berpandangan, ragu lisa masih mau mandengar ini apa tidak. Tapi faktanya Lisa masih memiliki kepedulian dalam dirinya, gadis itu masih menganggap Jisoo sebagai sahabatnya.

Bukti dari kepeduliannya adalah ketika dia masih merasa tersakiti, ketika lukanya belum mengering tapi dia kembali menyerahkan hatinya untuk di hancurkan.

Setelah mendengar Jisoo masuk rumah sakit, gadis itu langsung meluncur ke sana di ikuti kedua sahabatnya dan Jungkook tentu saja. Lisa ingin memperjelas semuanya.

Ruangan kotak yang di dominasi oleh bau obat-obatan nyatanya sangat menyiksa bagi si bungsu Min. Lisa tersenyum getir, langkahnya keluar dari ruang rawat Jisoo dengan tertatih membuat kedua sahabatnya dan Jungkook tak tega.

Taehyung dan Jisoo, mereka berdua tertidur di brankar pasien yang sama.

Ah Lisa!! Gadis berponi itu terlalu mengkhawatirkan orang lain, terlalu naif.

Bodohnya ia berpikir bahwa Taehyung peduli, nyatanya cowok itu mungkin hanya kasihan dan merasa bersalah.

Kenapa dia begitu bodoh peduli pada Jisoo yang nyatanya telah menghancurkan hati yang telah ia jaga untuk Taehyung.

Lisa mendudukkan dirinya di taman Rumah sakit, lagi-lagi kenapa hanya dia yang terluka ?? kenapa hanya dia yang seolah berharap dan kenapa dia mengakhiri hubungannya dengan Taehyung padahal ia yang paling mengerti bahwa hatinya hanya untuk Taehyung Kim.


Lisa melangkahkan Kakinya, berniat mencegat Taxi dan mengurung dirinya di kamar seharian atau haruskah ia pergi menyusul Gavriell saja ??


Pandangan Lisa kosong, sejenak ia terlihat seperti orang gila yang tertawa sendiri menangisi nasibnya. Lisa tidak sadar bahwa langkah kakinya tak seharusnya berhenti, berhenti saat kuda besi melaju kencang ke arahnya.


"LISA"

Lisa menoleh, tersenyum saat sesosok pangerannya berlari kearahnya.


BRAAKK


Nafas Taehyung tercekat, kakinya lemas, pandangannya memburam dan lidahnya kelu saat ini.












TBC


Bisa menebak apa yang terjadi ??

Ayo dong tinggalkan vomment kalian di sini...Itu sangat berpengaruh pada semangat aku buat nulis...

Next chapter ????

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro