Competition
Papan pengumuman yang biasanya hanya di lewati pagi ini tampak sangat ramai sekali, beberapa siswa berdesakan untuk melihat apa yang baru saja di tempelkan oleh pihak sekolah.
Tak terkecuali Lisa dan Gavriell, mereka menerobos melihat apa yang di pajang oada mading sekolah.
"Ada apa sih jen ?" tanya Lisa yang memang melihat jennie dan rose di sana.
Jennie tersenyum melihat kedatangan lisa dan gavriell, sedang dua orang yang di tatap bergidik ngeri.
"Sarap ya lo jen" celetuk lisa
Jennie mendorong pelan bahu Lisa "yee sembarangan lo sama kakak ipar"
Lisa hanya memutar bola matanya, kesel juga bicara sama jennie yang bucin kebangetan.
"Ada kompetisi nari nih lis, lo ikut gak ??" Rose memutuskan berbicara nenjelaskan.
Gavriell dan Jennie memandang Lisa menunggu jawabannya, lisa mengedikkan bahunya "Gak tau lah gue"
Gavriell menyenggol pelan bahu lisa "Ikut aja gak papa"
"Lo juga ikut dong Gav, kan tarinya bisa pasangan" jelas Jennie.
Lomba dance kali ini memang di lakukan pasangan, gak harus cowok cewek sih sebenernya tapi kan kalau yang udah punya pasangan kayak Lisa apa salahnya sih berdua.
"Gimana ? ikut gak ??" tanya Gavriell sekali lagi.
Lisa tampak sedikit berpikir, jari telunjuknya ia taruh di dagunya sebelum akhirnya mengangguk pasti. Gavriell terkekeh dan mengusak poni lisa "Yaudah nanti kita daftar ya pulang sekolah"
"Enak banget ya yang udah punya pasangan ??" gumam rose.
Jennie terkekeh, tangannya terangkat menyentuh pundak sahabat karibnya ini "Makanya punya pacar rose"
Rose mendecih mendengar ucapan Jennie, kalau yang berbicara Lisa atau Jisoo sih tidak masalah. Lah Jennie ?? orang nasibnya sama dengannya, mengenaskan!!
"Kayak lo punya aja jen" ketus rose.
Jennie mah dengan pongahnya bilang, menunjuk suga yang kebetulan lewat bersama RM dengan dagunya. "Tuh ada bang suga, imam gue"
Rose memutar bola matanya malas "Halu lo, orang di tolak juga"
Jennie melotot tak terima "Enak aja lo, gue udah lumayan deket tau sama tuh cowok. Liat aja nanti gue akan ikut lomba itu dengan bang suga" Katanya dengan percaya diri.
Rose menurunkan tangan jennie yang bertenggar manis di bahunya "Terserah sih coba aja"
Jennie menatap kesal Rose yang kini berjalan menjauh dengan aneh. "Kenapa tuh bocah"
Jimin dan Jungkook berjalan santai di koridor sekolah, sesekali ngalus dikit lah sama cewek sampai Jimin menyipitkan pandangannya melihat gadis berjalan ke taman belakang sekolah.
Jungkook mengikuti pandangan Jimin. "Oh si rose" guman Jungkook.
"Gue duluan ya kook" Jimin berjalan meninggalkan Jungkook untuk menghampiri rose.
Jungkook acuh saja melanjutkan langkahnya menuju kelas, tangannya merogoh saku celananya saat merasakan getaran yang berasal dari benda pipih berlogo apel di gigit itu.
Membuka pesan teratas dan membacanya, bibir merah mudanya berdecih pelan.
'Jangan lupa nanti pemotretan. Ajak cewek kemarin kalau bisa. lumayan, cantik'
Jungkook memasukkan ponselnya sebelum melanjutkan langkahnya tak berniat membalas sama sekali.
Yang bener saja, ngajak lisa bisa mati di tebas taehyung gue~batin Jungkook.
Rose menoleh merasakan bahu kanannya di tepuk, melihat presensi cowok yang bertubuh agak pendek untuk ukuran kaum adam.
"Ngapain lo jim" ketus rose.
"Santai dong, gue cuma mau ngajakin lo ikut lomba dance itu, kalo lo mau sih" Ajak jimin, langkahnya pasti menduduki kursi taman di sebelah rose.
Rose tampak berpikir sejenak "Ok deh"
Jimin tersenyum tipis, tangannya terkepal sembari berujar 'Yes' tanpa suara.
Lagi dan lagi lisa menghembuskan nafasnya lelah, padahal ia tak salah memasuki kamar mandi dengan petunjuk "Cewek" tapi kenapa malah ada sosok Taehyung di depan bilik yang baru saja ia gunakan.
"Mau lo apasih ??" tanya lisa sedikit putus asa, terselip nada kesal di setiap katanya.
Taehyung menyentuh bahu Lisa pelan "Lo gak boleh ikut lomba itu kecuali sama gue"
Lisa terkekeh pelan, sedikit merasa lucu dengan perkataan pria tampan ini. Bisa bayangin gimana pendapat semua orang kalau melihat Lisa dan Taehyung dalam satu frame yang sama???
Sama saja bunuh diri lagipula Lisa merasa semuanya sudah berakhir sekarang, untuknya dan Taehyung tak ada lagi kata 'Kita'
"Ketularan gilanya jisoo ya lo"
Taehyung mencengkram kuat bahu Lisa dan lisa menolak menunjukkan rasa sakitnya "See ? lo aja gak terima gue ngatain dia gila terus kenapa lo masih nempel ke gue aja hah?? udahlah tae, bahagiain diri lo sendiri dengan jisoo dan gue dengan gav,beres kan??"
Lisa menghempaskan tangan Taehyung tapi bukan Taehyung jika dia menyerah. Tangan kekar itu semakin mendorong tubuh Lisa memasuki bilik di balik gadis itu.
"Gue bilang gue gak akan lepasin lo Lalisa" geram Taehyung.
"Lo egois tau tae" Lisa mulai kehabisan kata-kata untuk menyadarkan Taehyung dan segala keposesifannya.
Lisa mendorong kasar tubuh Taehyung, tangan mungilnya bersiap membuka pintu sebelum Taehyung mencekalnya dan menempelkan bibir mereka paksa, memaksa bibir plum itu buka dengan menggigit kasar bibir bawah Lisa.
Lisa memberontak, air matanya menetes bahkan semakin deras saat mendapati jambakan di rambutnya memaksa tautan kedua remaja itu terlepas.
Semua terjadi begitu saja, bagaimana pintu di dobrak dan menyeret lisa dengan brutal pada rambutnya.
"Ji..soo" lirih Taehyung.
Jisoo membawa Lisa ke lapangan, menghempaskan begitu saja menarik perhatian seluruh siswa di sana. Lisa menunduk, apa yang menjadi ketakutannya terjadi saat ini.
"LO GILA YA LIS, TAEHYUNG ITU PACAR GUE,, BERANI BANGET LO CIUMAN SAMA DIA,, JALANG LO" teriak Jisoo. Emosi gadis itu semakin tak terkendali.
Taehyung menghampiri mereka, ingin membantu Lisa tapi Jisoo menahannya. Sungguh ia tak ingin semuanya jadi begini. Suara bisikan mulai menggema, kondisi Lisa sungguh acak-acakan saat ini, posisi tertunduk di tengah lapangan dengan rambut berantakan. Lisa menggigit bibir bawahnya menahan segala luapan amarah yang coba ia pendam.
"Gue pikir lo sahabat gue lis tapi apa ?? berani-beraninya lo rebut Taehyung dari gue!! gue baru tau kalau lo sebangsat ini" jisoo masih berucap seolah dialah korban di sini.
Lisa bangkit, menatap nyalang ke arah Jisoo. "Lo tu yang perebut, sejak awal Taehyung itu punya gue. Lo dan segala kegilaan yang lo miliki itu telah ngerebut Taehyung dan segala perhatiannya buat gue"
Jisoo mematung, Taehyung menganga. Lisa mengatur nafasnya yang memburu. Ia menepis kasar air mata yang kembali turun dengan derasnya.
"Harusnya lo itu sadar kalau lo itu cuma orang gila yang jadi benalu bagi Taehyung"
PLAK
PLAK
"Jaga ucapan lo Lalisa" geram Taehyung.
Lisa kembali tersungkur di bawah karena tamparan Taehyung.
BUGH
BUGH
BUGH
Suga menarik kerah Taehyung setelah memukulnya sampai tersungkur "Gue pikir lo yang terbaik buat Lisa, gue pikir lo bisa jagain adik gue tapi lo.."
BUGH
BUGH
BUGH
Gavriell menggendong tubuh Lisa yang terisak dan shok tentu saja meninggalkan sekolah bersama jennie dan rose. Suga ?? tangan dingin itu masih setia memukuli Taehyung.
BUGH
"Ngerti gak lo kalau maksud gue ngasih foto itu agar lo ngerti siapa yang setia dan yang enggak. Adik gue terlalu baik buat lo Tae"
BUGH
Satu pukulan terakhir sebelum Taehyung kehilangan kesadarannya.
Jimin, jin dan RM segera melihat kondisi Taehyung sedangkan J-hope menahan tubuh suga yang sepertinya belum puas meski Taehyung sudah tidak sadarkan diri.
Jisoo berkaca-kaca, langkahnya menjauh bukan untuk kearah Taehyung tapi ia benar-benar menjauh meninggalkan lapangan sekolah. Ia masih belum mengerti dengan semua keadaan ini.
Jungkook hanya menyaksikan dengan mengunyah permen karetnya sama sekali tak terpengaruh dengan kondisi di sekitarnya.
TBC
Jangan lupa vote sama comment ya!! seneng tau baca comment tiap readers merasa di hargai dan jadi semangat buat mempercepat part selanjutnya!!!
Jangan lupa follow juga bagi yang belum...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro