4. Balikin Payung
Setiba di rumah, ia senyam-senyum sendiri. Dia melangkah dengan santainya melewati ruang tamu, ruang keluarga hingga kamar sambil bernyanyi lagu Wanna One - Beautiful.
🎶
"So beautiful beautiful
geu nugu boda areumdaul neonikka
apeuji ma ulji ma
neol hyanghan noraega
deullindamyeon dashi dorawa"
"Oh geuriwo geuriwo
geoul soge honja seoitneun moseubi
nasseoreo duryeowo nega piryohae
ijeya neukkineun naega neomu shireo
dashi dorawa"
Itu salah satu lagu favoritnya Lia. Walaupun, suaranya tidak terlalu bagus. Lia tetap bernyanyi dan tidak memperdulian orang rumah mendengarkan suaranya. Yang terpenting ia bisa mengekspresikan suasana hatinya saat ini.
***
Saat nonton TV, Lia melamun dan senyum-senyum sendiri. Ia tidak sadar dengan tayangan sekarang yaitu berita.
Fajar baru pulang kuliah. Tadinya ia mau lansung ke kamar. Namun, langkahnya terhenti saat melihat adiknya senyum sendirian nonton berita. Ia heran dengan adiknya sambil menggaruk leher bagian kanannya yang tidak gatal. Seketika, datanglah ide jahil untuk mengerjai adiknya.
Fajar mendekati Lia. Sekarang ia berdiri tepat di belakang adeknya. Lia tidak menyadari hal itu.
Fajar diam-diam memegang bahu adeknya.
"WOI SAPA ITU? HANTU, SETAN, TUYUL" Teriak Lia saking kagetnya dengan mata terbelalak, lalu ia bangkit dari sofa hijau itu.
"Hahaha!!!" Fajar tertawa lepas sembari memegang perut dengan tangan kanannya.
Mendengar suara kekehan kakaknya, Lia membalikkan badannya menatap tajam pada Fajar karena sangat kesal.
"Iiiih Kak! Kurang kerjaan banget ngagetin Lia. Untung jantungku nggak copot," ketus Lia mengomel sembari menyipitkan matanya, kesal dengan kelakuan kakaknya.
Fajar yang tadinya tertawa, seketika diam melihat wajah adiknya yang seperti ingin memakannya. Kemudian, ia duduk di sebelah Lia.
"Maaf," ucapnya dengan raut wajah penuh penyesalan sembari sedikit menunduk. "Habis kamu senyam-senyum sendiri kayak gitu. Memangnya ada yang lucu di berita?" tanya Fajar yang raut wajahnya berubah 180 derajat menjadi tersenyum geli, meledek adiknya.
"Aku nggak senyam-senyum kok," bantah Lia lalu menggembungakn pipinya.
"Nggak apanya. Bahagia banget kakak liat tadi. Ada apa? Apa kamu menang undian atau habis ditembak cowok ya?" tanya Fajar ngerayu adeknya mendekatkan wajahnya ke Lia sehingga menjadikan Lia semakin jengkel.
Lia mendorong tubuh Fajar. "Apaan sih bang! Pergi sana mandi! Bau tau." Lia mengalihkan pembicaraan agar kakaknya tidak terus bertanya. Dia menutup hidungnya meminta kakaknya segera mandi karena bau keringat kakaknya tercium olehnya.
"Nggak bau kok. Ganteng begini di bilang bau," Fajar menyanggah dan memuji dirinya sendiri.
"Ya ganteng tapi belum mandi. Bau lagi. Udah buruan mandi sana! Dah sore juga," pinta Lia mendorong badan Fajar lagi.
"Ya, ya, adekku yang paling bawel. Melamunnya jangan dilanjutin, ntar kesambet lho," kata Fajar meledek adeknya dan segera pergi ke kamarnya.
"Berisik bang!" kata Lia nggak terima sambil melihat punggung Fajar yang berlalu memasuki kamar yang tak jauh dari tempat duduknya.
***
Lia lagi beres-beres di kamarnya hendak pergi ke sekolah. Ketika mau berangkat baru sampai di pintu rumah, ia kelupaan sesuatu. Ia balik lagi masuk ke rumah dan berlari ke kamar.
Lia membuka laci lemari, mengambil payung berwarna biru dan juga payung berwarna pink. Dia masukkan ke tasnya dan keluar dari kamarnya.
Hari ini dia berangkat bareng kakaknya Fajar. Kebetulan Fajar kuliah pagi jadi mereka bisa bareng.
Saat tiba di sekolah Lia tidak sabar bertemu dengan Andre. Ia tampak gugub dan jantungnya sudah dak dik duk nggak karuan. Padahal mereka belum bertemu. Ia berencana mengembalikan payung tersebut saat jam istirahat pertama.
Bel berbunyi pertanda istirahat. Lia tampak bersemangat dan juga gugup. Ia membereskan buku-buku dimejanya, memasukkannya ke dalam tas. Ia mengeluarkan payung berwarna biru dari tas dan segera pergi menemui Rian.
Lia berjalan mencari kelas Rian dan ketemu. Ia melihat Rian berdiri di depan kelas bersama temannya yang tampaknya sedang asyik mengombrol.
Lia mengintip di balik tonggak yang posisinya tidak jauh dari kelas Fajar. Jantungnya tak karuan, sangat gugup.
Kak Andre lagi bersama temannya. Apa sebaiknya aku samperin aja. Nanti kalau temennya ngetawain aku gimana? Apa besok aja ya. Kalau besok ntar di bilang males ngembaliin lagi. Aduh gimana dong? Batin Lia galau.
Lia mengintip Andre kembali dan ia masih dengan temannya dan malahan nambah 2 orang lagi.
Lia kehabisan pikir dan ia membalikkan badan hendak balik ke kelas. Ketika itu seseorang berteriak memanggil namanya.
"Lia!!!!" Andre teriak memanggilnya.
Lia menghentikan langkahnya dan berbalik badan, tersenyum kepada Andre. Ia hembuskan nafasn kasar, berjalan mendekati Andre.
Andre meninggalkan teman-temannya dan melangkah mendekati Lia.
"Kamu mau kemana?" tanya Andre yang kini sudah di hadapan Lia.
Lia menyembunyikan payung yang ia bawa ke belakang badannya.
"Aanu..." Lia gagap, "tadi aku mau ngebalikin payung. Tapi nggak jadi," jawabnya sedikit gugub.
"Lho, kok nggak jadi. Mana payungnya?" tanya Andre mengulurkan tangan,meminta payungnya.
Lia jadi salah tingkah melihat senyum Andre yang sangat manis. Tak sadar pipinya bersemu merah. Ia keluarkan payung tersebut dari tempat persembunyiaannya, lalu memberikan payung tersebut pada Andre.
"Makasih Ya. Kamu bawa payung yang lain kan?" tanya Andre lagi.
"Bawa kok Kak."
"Oh. Kamu udah makan? Kalau belum, gimana kalau kita makan bareng di kantin?" ajak Andre.
Mendengar ucapan Andre membuat hati Lia berbunga-bunga. Pasti ia mau dan tak mau membuang kesempatan emas ini untuk mendekati Andre.
"Belum," jawab Lia singkat dengan nada malu-malu.
"Kalau gitu, Ayo ke kantin bareng! Biar aku yang traktir," ajak Andre lagi sembari tersenyum dan matanya mengarah ke kiri tepat ke arah jalan menuju kantin.
"Baiklah." Lia mengangguk dan setuju dengan ajakan Andre.
Mereka berdua jalan menuju kantin.
***
Pulang sekolah Lia sendiri lagi. Ketika keluar dari kelas, tampak ada yang menunggunya. Dia tiga kakak kelas yang sangat menyebalkan.
Mereka menatap tajam pada Lia. Seperti ingin memangsanya. Lia ketakutan. Ia coba jalan ke arah berlawanan untuk menghidari Rosa dan teman-temannya. Namun, sia-sia. Ketiganya dengan cepat berlari menangkap Lia.
Lia di bawa ke WC sekolah. Salah satu menutup mulutnya dan yang lain mengikat tangan dan kakinya dengan tali. Tidak lupa menutup mulut Lia dengan lakban.
Lia sangat ketakutan dan juga bingung. Setaunya dia sudah menjauhi Kevin seperti permintaan Rosa, tapi kenapa dia disiksa begini?
Rosa mengurung Lia di toilet dan sebelum pergi ia berkata,
"Kamu tau kesalahanmu apa?" tanyanya dengan suara yang sangat mengintimidasi,
"karena kamu tidak mengikuti permintaanku, Lia. Kemarin aku lihat kamu bersama Kevin, kalian sepayung berdua. Kamu kayak gitu supaya di liat anak-anak so sweet gitu? Atas perbuatanmu maka sekarang terimalah ganjarannya," jelas Rosa panjang lebar dengan keluh kesalnya.
Lia menangis di dalam sana, sedangkan Rosa dan kedua temannya meninggalkan Lia sendirian terkurung di WC.
Setelah satu jam Lia terkurung, akhirnya Rosa dan teman-temannya kembali, kemudian membukakan pintu WC tersebut. Rani membuka ikatan tali di tangan Lia.
Teman-teman Rosa tertawa melihat wajah Lia yang sudah sembab karena menangis.
"Hukuman untuk kamu cukup ringan. Namun, jika aku liat kamu deketin Kevin lagi. Liat aja nanti, sesuatu akan terjadi lebih parah dari ini!" ancam Rosa menunjuk jarinya ke wajah Lia lalu menekan jidat Lia.
Lia tidak bisa membalas. Ia hanya terdiam menatap Rosa. Pikirannya saat ini hanya ingin pulang ke rumah. Takut orang di rumah khawatir dengannya karena belum kunjung pulang.
Rosa meninggalkan Lia. Dan Lia segera melepaskan ikatan tali di kakinya dan membuka lakban di mulutnya. Dia mencuci mukanya dulu dan setelah itu segera pulang.
TBC...
Akirnya Up juga😄
Seneng banget...
Kim Yohan naik peringkat di Eps. 2
Jadi yang peringkat sebelumnya peringkat 3 naik ke peringkat 1
Author ingin dia debut di Produce
Kalian semua pasti setuju kan???
Jangan lupa klik bintangnya ya guys..
Komennya juga
Biar Author semangat updatenya
Terimakasih udah mampir
😄💕
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro