Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Mama

"Kenapa bisa sampe putus sama pacar lo sih, Kak?" tanya Hellen begitu memasuki mobil Samuel. Wajah gadis tersebut menampakkan kekesalannya dengan jelas.

Sembari menyalakan mesinnya, Samuel ikut membuka suaranya. "Kita udah balikan kok."

Mendengar itu, wajah Hellen yang tadinya muram seketika terpancar cahaya harapan lagi. "Kalau gitu kenapa lo masih di sini jemput gue? Kalo lo punya pacar kan harusnya udah gaada perjodohan lagi?"

"Nyokap gue terlanjur ngeiyain permintaan Mommy lo. Gue juga lupa belum bilang ke nyokap kalo gue balikan, sorry," jujur Samuel melirik Hellen sedikit merasa bersalah. "Lagian gue rasa ga sesimple itu perjodohan ini batal. pacar gue yang sekarang juga cuma pacar boongan kayak yang kita rencanain waktu itu. Ga selamanya gue bisa berbohong," lanjutnya.

Seperti memiliki alter ego, wajah Hellen berubah muram lagi dengan cepat. "Terus lo bakal diem aja ngeliat perjodohan ini berlanjut, Kak?"

Samuel tak langsung menjawab. Ia sendiri juga bingung. Saat malam perjodohan waktu itu, hati Samuel dengan mantap menentang karena perasaannya pada Lila masih utuh dan Samuel merasa masih ada harapan untuk mereka bersama lagi. Tapi sekarang keadaan sudah berubah. Samuel tidak bisa terus-terusan menaruh rasa pada wanita yang sudah menjadi milik orang lain. Pelan-pelan ia melupakan perasaan yang ada. Jadi Samuel rasa, baginya sudah tidak ada lagi tali yang mengikat hatinya pada siapapun jika berbicara tentang perjodohan ini.

"Tapi, Hellen ... kenapa lo bersikeras gamau nerima perjodohan ini?" tanya Samuel serius. Ia juga harus melihat sudut pandang Hellena.

"Ya karena kita masih terlalu muda buat dijodohin lah. Gue aja baru semester awal kuliah," jawab Hellen cepat.

"Kan nggak mungkin langsung menikah juga. Kita cuma terikat dulu sebagai tunangan sampai beberapa tahun buat saling mengenal."

Mendengar pernyataan Samuel, mata Hellen memicing. "Jangan bilang lo mulai setuju sama perjodohan ini, Kak? Karena sampai kapanpun, gue gabakal jatuh hati sama lo."

Samuel terkekeh sebentar. Kalau melihat dari perkataan Hellen barusan, kesannya seperti Samuel sedang mengharapkan perjodohan ini secara sepihak. Padahal Samuel sendiri sebenarnya tidak tahu betul apakah ia menginginkannya atau tidak. Sepertinya karakter remaja tanggung Hellen masih cukup melekat meski usia gadis itu hampir menyentuh kepala dua.

"Kenapa? Atau jangan-jangan lo udah ada cowok lain yang lo suka?" tanya Samuel tepat sasaran.

Benar saja, karena setelah itu Hellen menghela napas panjang sembari menyenderkan punggungnya. "Huum. Gue sama dia udah kenal dari jaman SMP."

"Cinta monyet," celetuk Samuel kelepasan. Langsung saja Hellen memberikan cubitan kecil pada lengan pemuda tersebut. Sembari tertawa kecil, Samuel meminta maaf.

"Kita udah ngelewatin banyak hal bareng-bareng. Dia udah bantu banyak saat gue tertekan dengan segala titah ortu gue yang nuntut gue sebagai anak pertama yang sempurna. Dia udah bantu gue dapetin motivasi lagi saat orang lain cuma lihat kegagalan gue. Banyak kenangan juga yang udah kita bikin bareng-bareng. Ga semudah itu buat gantiin posisi dia sama lo yang baru gue kenal pas perjodohan malam itu." Mata Hellen mulai mengembun.

"Sorry kalau lo tersinggung," lanjut Hellen buru-buru melirik Samuel.

"Sama sekali nggak." Samuel ikut prihatin mendengar curhatan Hellen. Jadi begini yang dirasakan Noah dan Samantha sekarang? Pernikahan bisnis seperti ini memang beresiko melukai hati banyak pihak.

"Eum ... kalau gitu kenapa nggak bilang ke ortu lo aja bahwa lo udah punya pacar?"

Mendengar usulan Samuel, Hellen tersenyum kecut. "Waktu itu gue udah pernah menentang keras perjodohan ini, dan nyokap gue nanya alasannya kenapa? Tapi gue cuma nanya balik, gimana kalau ternyata gue udah punya pacar sendiri, gitu kan ... Tapi nyokap gue malah bilang gini, 'ya boleh aja sih punya pacar, tapi kalau ternyata reputasi keluarga dia ga lebih tinggi dari Samuel, Mommy say no!' gituuu huweee, yang gue tau keluarga dia cuma pemilik restoran oriental biasa. Jadi g-gue, belum berani bilang udah punya pacar sama Mommy, hiks, kok gue jadi mewek gini??? Lo sih ah, ngingetin, huweeee."

Bukannya ikut sedih, Samuel malah tertawa melihat bagaimana ekspresi Hellena yang tiba-tiba menangis dengan wajah memerah. Samuel tidak sadar tatapan Hellen kini menajam padanya yang terus terbahak. Rasanya Samuel memiliki hobi baru sekarang, membuat orang lain kesal. Bahkan Hellen kini terus memukuli lengan Samuel. "Ini nih alasan lain gue ogah sama lu! Ngeselin tau nggak?!" murka Hellen yang masih sesenggukan mengatur ingusnya yang hendak keluar.

"Sorry sorry. Gue kelepasan." Samuel berusaha sebisa mungkin meredakan tawanya. Tangannya meraih tissue di dashboard lalu memberikannya pada Hellen. "Nih. Kita hampir sampe, lo gamau pas di foto majalah nanti keliatan ingusnya, 'kan?"

Samuel dan mulut pedasnya lagi-lagi berhasil membuat Hellen melayangkan tamparannya ke lengan pemuda itu. Kali ini lebih keras. Setidaknya berhasil membuat Samuel mengeluarkan suaranya untuk mengaduh. Meski begitu, Hellen tetap mengatakan terima kasih untuk tissue-nya.

Setelah selesai merapihkan kondisi wajahnya, mata Hellen tertarik melihat gelang antik yang dikenakan Samuel. "Lo pake gelang beginian? Gue baru liat yang design-nya begini, merk apa?" tanya Hellen merubah suasana.

"Gatau merk apa, gue beli di pasar malem."

Mendengar jawaban jujur Samuel, Hellen sedikit terkejut. "Serius?! Tapi kok mata kristalnya kayak mewah begini ya. Kayak bukan kualitas gelang pasar malem aja gitu. Gue boleh liat lebih detail nggak, Kak?"

Samuel hanya menghendikan bahunya. Ia tidak menyangka ada orang yang melihat takjub pada gelang ini selain dirinya. "Boleh. Nih, lepasin aja."

Atas seizin Samuel, Hellen pun melepaskan gelang pemuda tersebut dengan senang hati. Namun pada saat itu, keduanya tidak tahu bahwa tindakan kecil itu telah menimbulkan keributan besar di apartemen Samuel.

*****

"Jadi lo bilang kalau Ghea ini manusia anjing?"

Lila tau pertanyaannya seperti orang bodoh. Gadis tersebut masih tak bisa memercayainya. Tapi sayang, ternyata Samuel mengiyakan, bahkan Gege yang masih berwujud anjing dan sedang berada di pangkuan Samuel pun ikut menggonggong mengatakan 'ya!'.

Beberapa menit lalu, saat tiba-tiba Gege berubah menjadi anak anjing, Lila segera menelepon Samuel untuk segera pulang. Ia terperangkap di dalam apartemen Samuel karena pintunya otomatis terkunci saat tertutup. Dan Lila tentu saja tidak tahu apa kode sandi pintunya.

Untuk beberapa menit lalu Lila merasa sedang berada di kandang penuh ulat bulu—geli dan mengerikan—karena terperangkap berdua bersama Gege berwujud anjing kecil ini. Pengalamannya digigit sampai berdarah oleh anjing saat masih kecil membuat Lila trauma sampai sekarang jika mendengar gonggongan hewan itu. Selain itu tubuh Gege yang kecil dan berbulu tersebut terlihat menggelikan seperti ulat bulu saat berjalan. Bahkan bantal-bantal sofa di ruang tengah sudah berantakan karena aksi kejar-kejaran Gege dan Lila.

"Berati dia siluman dong?" tanya Lila sembari terus menatap Gege geli.

"Gue juga dulu mikirnya gitu, tapi dia bukan siluman. Yang ini lebih gak masuk akal lagi kalo dijelasin," jelas Samuel. Pemuda tersebut juga bingung harus bagaimana menjelaskannya pada Lila.

"Tolong jelasin, semuanya. Ke gue, apapun itu yang lo tau." Mata belo Lila kini beralih menatap Samuel sungguh-sungguh. Dari nada bicaranya saja sudah seperti polisi yang sedang menginterogasi tersangka.

"Oke. Mudahnya begini, yang ada di tubuh anjing Gege saat ini bukan jiwa asli Gege, melainkan animal soul-nya. Jiwa asli dia lagi berkelana karena raganya dipakai jiwa animal dia."

"Terus kenapa tiba-tiba dia bisa berubah wujud jadi manusia dan anjing? Kenapa ga tinggal di satu raga aja, manusia aja gitu misalnya?"

"Karena selain jiwanya, raga dia juga terkena kutukan."

Mendengar itu Lila makin mengerutkan keningnya. Kutukan? Di dunia ini benar-benar ada yang begitu? Kira-kira begitulah isi pikiran Lila sekarang.

"Pas gue pertama kali ketemu Gege, wujud dia masih anjing. Tapi tiba-tiba dia bisa berubah jadi manusia saat gue coba nempelin kalung dan gelang khusus yang kita pakai," lanjut Samuel.

"Tapi kenapa tiba-tiba tadi Gege berubah jadi anjing lagi?"

Samuel berpikir sejenak sembari mengelus bulu-bulu lembut di sekitar leher Gege. Pikirannya teringat pada saat Hellen melepas gelangnya. Karena tak lama setelah itu, tiba-tiba Lila meneleponnya dan mengatakan kalau Gege berubah menjadi anak anjing. Samuel berhipotesis, mungkin penyebabnya adalah itu.

"Ah ... mungkin iya begitu." Lila mengangguk setuju setelah mendengar hipotesis Samuel soal gelangnya yang terlepas hingga membuat Gege berubah wujud.

"Ngomong-ngomong, kalo gue boleh tau, apa urusan lo sama Gege? Apa lo pernah kenal dia sebelumnya?" tanya Samuel.

Tentu saja ia penasaran dengan hubungan keduanya. Bahkan Gege yang asli saja sampai memohon padanya untuk membantu melindungi Lila tempo hari lalu. Selain itu, kedatangan Lila yang tiba-tiba ingin bertemu dengan Gege pagi tadi pun semakin memperbesar tanda tanya di otak Samuel. Pasti ada sesuatu di antara mereka berdua.

"Nggak. Gue baru kenal dia pas pertama kali ketemu di cafe Ojolali doang. Tapi beberapa hari lalu dia pernah tiba-tiba dateng ke kontrakan gue pagi-pagi banget. Bicarain tentang kutukan kayak yang lo bicarain barusan," ujar Lila dengan tempo bicaranya yang cepat. Gadis tersebut tanpa sadar sudah mulai bicara banyak dengan mantan yang paling ia hindari selama dua tahun terakhir ini. Tanpa sadar juga kecanggungan di antara keduanya menguap begitu membahas tentang Gege.

Merasa kurang puas, Samuel bertanya lagi. "Selain itu dia bilang apalagi?"

Bukan apa, hanya saja tiba-tiba Samuel teringat dengan perjanjian Gege dengan iblis atau apalah itu yang membawa-bawa Lila sebagai jaminan. Namun Lila tak langsung menjawab. Nampaknya gadis tersebut sedikit tidak yakin untuk mengatakan sesuatu.

"Eum .... Selain itu, Ghea juga ngaku kalau dia adalah mama gue." Lila memasang raut ragunya saat mengatakan itu.

Lain lagi dengan Samuel, pemuda tersebut sontak membulatkan matanya mendengar penjelasan Lila. "Mama?!"

==TBC==

Yeayyyy karena mood-ku lagi bagus, jadi update lagi minggu ini! 🎉🎉

Sumpah segala dukungan kalian, baik dalam bentuk vote, komentar, atau ucapan langsung di DM itu mood banget buat aku nuliss. Makasih banyak yaaa🥰

Ya walaupun pembacaku nggak banyak2 amat, tapi punya pembaca tetap dan aktif kayak kalian tuh seneng banget. Berasa disupport besti sendiri 😍

Semoga tetap bersama SAMUGE sampai akhir yaaa. Love youuu~~~



YANG PENCET VOTE JODOHNYA JUNGWON NMIXX! 🤘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro