Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Gula

Hayoo siapa aja nih yang jadi silent reader?

Samuel tandain nih wkwkwk 😂

Selamat membaca~
.
.
.
.
.
.
.
.

Angin malam berembus cukup dingin. Namun hiruk pikuk di tengah kota tentu saja tak lantas terhenti oleh dingin tersebut. Dan dua tokoh utama kita adalah salah satu bagian dari orang-orang yang mengisi hiruk pikuk tersebut.

"Samuel, perut Gege mau meledak!" seru Gege sembari menepuk-nepuk perutnya.

Samuel tak langsung menjawab. Melirik arlojinya yang sudah menunjukkan pukul delapan malam. "Udah yuk pulang."

Gege cemberut mendengar ajakan pulang Samuel. "Tapi Gege pengin jalan-jalan dulu."

Samuel menghela napasnya. Kini keduanya sedang berada di depan stan masakan tionghoa yang barusan mereka hampiri. Setelah membersihkan pecahan kaca bekas amukan Gege beberapa jam lalu, Samuel memilih untuk mengajak Gege keluar mencari makanan yang gadis tersebut inginkan---daripada gadis tersebut akan kelaparan semalaman. Dan kini terdamparlah mereka ke bazaar makanan yang kebetulan sedang diadakan tak jauh dari apartmen Samuel.

"Lo belum capek?" tanya Samuel. Bukan apa, besok mereka akan berangkat ke rumah sepupunya. Dan Samuel ingin setidaknya Gege menyiapkan diri, dan minimal sudah bisa menggunakan ponselnya sendiri agar memudahkannya menghubungi gadis tersebut.

Gege menggeleng menjawab pertanyaan pemuda tersebut. "Samuel capek?" Kini Gege menatap Samuel sedikit khawatir. Hanya sedikit.

Samuel menjawab ringan. "Iya."

"Eumm, tapi Gege masih pengin liat-liat makanan di sebelah sana." Gege menunjuk beberapa stan di sebelah selatan, tempat korean food berkumpul.

Gadis tersebut mencoba memasang puppy eyes-nya menatap Samuel. Bahkan tangan Gege mulai menggoyang-goyangkan lengan Samuel, mengajak pemuda tersebut ke stan yang belum mereka singgahi itu. "Ayolah, eung? Gege pengin liat banget tauuu."

Samuel yang sedaritadi masih memasang tatapan malas, sedikit tergoyah menatap tatapan memohon Gege.

"Yaudah, buru." Dengan kejam, pemuda tersebut malah memutar balikkan tubuh mungil Gege, dan mendorongnya berjalan ke depan. Seperti bermain kereta-keretaan.

"Asiiiikkk!" Gege yang mendapatkan apa yang diinginkan tersebut pun kegirangan. Langkah gadis tersebut penuh semangat meski Samuel masih mendorongnya dari belakang.

Dan sampailah mereka di stan korean food. Sebagian besar makanan/jajanan di sana didominasi kuah merah pedas. Benar-benar memanjakan lidah, eh, tepatnya membakar lidah. Samuel sedikit begidik membayangkan perutnya akan mulas jika memakan semua makanan pedas di sini.

"Eh, eh, mau kemana lo?" Samuel sedikit kelabakan saat tiba-tiba Gege berlari cepat ke lapak yang paling banyak disinggahi pengunjung, lapak ttokpoki.

"Jangan ilang lagi," desis Samuel begitu berhasil mengejar Gege. Pemuda tersebut segera menggenggam tangan Gege agar gadis tersebut tidak asal kabur lagi.

Namun Gege tak menghiraukan desisan Samuel, matanya fokus menatap rebusan ttokpoki yang mengambang di atas kuah merah menggoda. "Gege pengin coba itu ...."

"Yaudah coba beli." Samuel sengaja tak langsung memesan. Ia ingin Gege belajar mandiri dan bersosialisasi dengan orang lain, dimulai dengan cara membeli makanan sendir misalnya. Karena besok di rumah sepupunya, kemungkinan Samuel tak akan bersama gadis tersebut seharian.

Gege sedikit mendongak, menatap Samuel bingung. "Gimana cara bilangnya?" bisik Gege sembari menarik ujung kemeja Samuel.

"Bilang aja, 'Bang, pesen satu porsi, pedesnya sedeng,' gitu," balas Samuel ikut berbisik.

Gege mengangguk. Kemudian beralih menghadap pada abang penjual ttokpoki yang masih sibuk melayani beberapa pelanggan lain. "Bang, pesen satu porsi, pedesnya sedeng!"

"Oke, Neng! Tunggu bentar ya."

Setelah mendapatkan sahutan dari si abang, Gege tersenyum senang. Puas karena berhasil menyelesaikan tugas memesannya.

"Good." Samuel mengelus pelan rambut belakang Gege, sebagai reward atas pencapaian anak anjingnya ini karena berhasil memesan makanan sendiri. Ya ... Samuel barusan membaca di internet, memberikan reward meski pada keberhasilan kecil sekalipun sangat memotivasi anak-anak untuk belajar berkembang. Dan bagi Samuel, Gege yang sekarang ini hanyalah anak kecil yang tersesat di tubuh orang dewasa.

Gege yang merasa Samuel bangga padanya semakin kesenangan. Wajah berserinya kembali mendongak menghadap Samuel, dan Samuel membalasnya dengan senyuman hangat.

"Ih, Samuel kok ganteng kalo senyum?" celetuk Gege yang mulai menunjukkan semburat pink di pipinya. Gege tidak tau kenapa peredaran darahnya tiba-tiba terasa berdesir hangat setelah melihat senyuman Samuel.

Sementara Samuel sedikit terkejut mendengar pujian Gege yang tiba-tiba, namun ia mencoba santai dengan terkekeh kecil. "Baru nyadar lo?" Tanpa sadar, telinga Samuel memerah saat mengatakan itu.

Gege mengedipkan matanya dua kali. Gadis itu segera memalingkan muka mendengar kekehan Samuel yang menurut Gege---kebetulan---terdengar tampan juga saat ini.

'Duh, kok jantung Gege kayak lagi lompat-lompat rasanya?' batin Gege.

"Ini, Neng, ttokpokinya."

Dengan cepat Gege menerima satu cup ttokpoki yang diulurkan abang penjual. Setelah dilihat-lihat, di stan ini kebanyakan menjual jajanan yang dibungkus dengan cup atau plastik biasa. Mungkin tujuannya agar mudah dibawa dan dimakan sambil jalan. Samuel pun segera membayarkan makanannya.

Mereka berdua kembali berjalan dengan Gege yang masih mengaduk-aduk ttokpokinya. Sedikit ragu dengan rasa makanan ini. Namun ternyata rasanya tak begitu mengecewakan saat sudah mendarat di lidah Gege. Gadis tersebut bahkan sudah makan dua suapan sekarang.

"Coba A," seru Samuel.

Gege menoleh dari makan khusyuknya saat Samuel tiba-tiba membuka mulut, ingin mencicipi juga. "Samuel mau?"

"Uhum."

Dengan senang hati, Gege pun menyuapi Samuel. Pemuda tersebut sedikit menunduk untuk mempermudah Gege menyuapinya.

"Eh." Celetukan seseorang di hadapan keduanya membuat Samuel menoleh. Bahkan ia belum sempat menerima suapan Gege.

Ternyata orang tersebut adalah Lila dan ... entahlah, sosok pemuda berambut gondrong di samping Lila tak pernah Samuel kenal sebelumnya. Yang pasti, Lila dan pemuda tersebut saling menautkan tangan, bahkan outfit keduanya nampak serasi meski bukan baju couple.

Lila sendiri tadi cukup terkejut karena bertemu lagi dengan Gege yang tadi pagi sempat mampir ke kontrakannya. Ia baru sadar keberadaan Samuel setelah pemuda tersebut menoleh.

"Ay, kamu kenal mereka?" tanya pemuda di samping Lila dengan raut bingung.

"Ah, iya. Kita sama-sama kerja part-time di Ojolali coffe," jawab Lila dengan senyum canggungnya.

"Loh, Lila, lo nggak berangkat shift malam ini?" tanya Samuel memecah kecanggungan. Meski sebenarnya ia sendiri masih cukup terkejut bertemu mantannya secara tiba-tiba begini. Apalagi tadi pemuda yang bersama Lila tersebut memanggil Lila 'Ay'? Panggilan apa itu?

"Shift gue udah diganti jadi siang mulai hari ini," jawab Lila yang masih berusaha ramah pada Samuel.

"Kayaknya kalian akrab. Gimana kalo kita berempat jalan bareng aja?" usul pemuda tersebut tiba-tiba. Air mukanya nampak bersemangat menatap Samuel dan Gege bergantian. "Oiya, kenalin gue Josea, pacarnya Lila."

Hati Samuel seketika tersentil mendengar pernyataan pemuda bernama Josea tersebut. Sementara Lila malah menyikut kecil perut Josea, membisikkan sesuatu. "Siapa tau mereka mau quality time sendiri gimana, By?" bisiknya.

Melihat gerak gerik keduanya, Samuel cukup percaya pada pernyataan Josea bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Jadi selama ini Lila sudah punya pacar? Gadis itu sudah bisa melupakannya padahal Samuel sendiri masih berusaha menghilangkan bayang-bayang kenangan mereka? Wah ... bolehkah Samuel menendang bumi sekarang juga?

Namun tentu saja Samuel memendam kecewanya diam-diam. Ia tetap bersikap ramah dan menjabat balik uluran tangan Josea. "Gue Samuel. Kayaknya ide bagus tuh."

Josea tersenyum puas, berbeda dengan Lila yang terlihat tidak setuju. Namun Josea tak acuh dan beralih menatap Gege. "Dan lo ... pasti pacarnya Samuel?"

"Buka—"

"Iya. Gege pacarnya Samuel."

Lila cukup terkejut dengan pernyataan Gege yang memotong pembicaraannya barusan. Tadinya ia akan menyahuti Josea, menjelaskan bahwa Gege adalah sepupu Samuel. Namun Gege keburu memotongnya dengan jawaban yang tak ia duga.

Bahkan Samuel sendiri juga terlihat terkejut. Memelototkan mata minimalisnya ke arah Gege. Namun Gege yang merasa tak salah ucap, malah kebingungan melihat pelototan Samuel. Bukannya selama ini Samuel mengenalkan dirinya pada orang lain sebagai pacar? Apa Gege salah?

"Wahaha, bisa double date deh kita," lanjut Josea yang masih ceria. Nampaknya pemuda tersebut tipe orang yang ramah, suka mencari teman baru dan mudah berbaur dengan orang lain. Sangat berbanding terbalik dengan Samuel.

"Kedengerannya bagus. Tapi kayaknya cewe gue udah capek daritadi minta balik mulu," Samuel merangkul bahu Gege sembari menatap Lila sedikit angkuh. Bodoamat ia sudah keburu bilang bahwa Gege adalah sepupunya waktu itu. "mungkin next time kalo kita ketemu lagi?" lanjut Samuel santai.

Lila mengerutkan keningnya karena Samuel terus menatapnya dengan tatapan yang tak ia mengerti. Apa pemuda tersebut sedang berlagak memamerkan sepupunya sebagai pacarnya supaya terlihat keren? Kekanakan. Lila juga tak mengerti kenapa Gege hanya diam saja saat Samuel berbohong. Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua? Jika ada waktu, Lila berencana akan berbicara empat mata dengan Gege lagi, sekalian minta penjelasan tentang kunjungan janggal Gege subuh tadi.

"Ah ... oke. Kalo gitu, kita duluan ya," lanjut Josea dengan senyum kecilnya yang tersirat sedikit kekecewaan. Sementara Lila bernapas lega.

Samuel tersenyum lagi pada Josea. "Iya, enjoy your time," serunya sebelum dua pasangan tersebut melanjutkan jalan masing-masing.

"Samuel, Gege nggak minta balik tuh," celetuk Gege saat Lila dan Josea sudah hilang dari pandangan mereka. Gadis itu lalu lanjut menyuap ttokpokinya.

Namun Samuel tak menjawab. Pemuda tersebut malah merebut sendok kecil yang dipegang Gege, lalu ikut mencicipi ttokpokinya yang sempat tertunda. Membuat Gege cemberut karena merasa diabaikan.

"Eumm, kurang pedes nih," komen Samuel.

"Samuel."

Masih mengunyah, Samuel menyahut, "Mm?"

"Kok Lila mirip sama seseorang ya. Gege kayak pernah liat sebelumnya."

Atensi Samuel seketika tertarik pada Gege saat gadis itu berganti menampilkan wajah seriusnya. Benar juga, tadi siang ia juga sempat heran, bagaimana Gege asli bisa tahu tentang Lila? Dan apa hubungan mereka berdua? Kenapa Lila bisa ikut terseret pada kontrak dengan iblis itu?

"Kan lo emang pernah liat dia pas ikut gue ke kafe. Atau mungkin sebelum itu lo pernah liat dia?" Samuel berusaha mengorek pikiran Gege. Siapa tau animal soul Gege mengingat sesuatu yang lain tentang Lila.

Namun Gege menggeleng. Waktu ia pergi ke kafe itu, Gege sedang lapar jadi ia tidak terlalu peduli dengan sekitar. Bahkan ia tidak terlalu memerhatikan wajah Lila waktu itu. "Gatau. Tapi kayaknya pernah."

==TBC==

HOLAHOLAAA ....
Ada yang masih nunggu Gege nggak? Maaf banget baru update lagiii っ╥╯﹏╰╥c

Dari kemarin badan ga enak, pala pening kalo dipaksain nulis ga fokus, takutnya malah amburadul alurnya 😔
Tapi alhamdulillah sekarang tinggal batuknya doang yeay  \(≧▽≦)/

Kalian harus jaga kesehatan juga yaa, jangan sampe sakittt. Minum air putihnya jangan maless~ harus minimal 8 gelas sehari biar tenggorokan nggak kering. Sumpah, tenggorokan kering tuh biasanya awal mula panas dalam yang ujung2nya demam, pilek, pening, dkk nyusul juga 😔 Olahraga ringan sama makan buah-buahan kaya vit C juga biar daya tahan tubuh tetap terjaga yaa~

Ayo hidup sehat bareng-bareng-! (^ω^)













YANG PENCET VOTE JODOHNYA JOSEA! 🤘

Eh, kan dia udah punya pawang 😔

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro