Part 37
Lama bangett ya guys? Maaf:(
Happy Reading ^_^
Sepertinya negara ini cukup baik untukku sebagai langkah awal melupakan Adrian. Disini tidak ada kenangan tentang dia sama sekali. Weekend aku isi dengan jalan-jalan, nggak jauh dari apartement sih karena aku masih belum hafal jalanan disini walaupun sudah 2 Minggu berada disini.
"Ayya." sepertinya ada yang memanggilku, tapi gak mungkin disini aku gak kenal siapa-siapa.
"Yaya." suara itu kembali terdengar, tapi aku tetap berjalan tidak mengindahkan. Ya kupikir mungkin ada orang yang bernama Ayya ataupun Yaya.
"Shaquella Naraya."
Aku membalikkan badan, dan disana berdiri laki-laki yang sudah hampir 8 tahun tidak aku lihat dan aku ketahui keberadaannya.
"Kak Rio." ucapku sambil menghampirinya.
"Heem lama gak ketemu eh pas ketemu sombong gitu ya." ucap Kak Rio.
"Apaansih kak, ya ampun lama banget ya kita gak ketemu. Oh ternyata tempat persembunyian kakak itu di Singapore?" kelakarku.
"Iya, tapi sayangnya Princess yang manja itu telah tahu tempat persembunyianku." ujar kak Rio
"Yaelah kak Rio pertama ketemu lagi malah ngajak duel nih." ucapku.
"Ngapain disini Yya? Wahh.. Jangan-jangan kamu sampai kesini nyariin aku ya? Kamu beneran pengen nikah sama aku?"
"Kak Rio!!!!"
Wajahku memerah mendengar perkataan kak Rio. Aku jadi teringat ketika masih kecil aku suka banget ngintilin kak Rio dan bilang padanya kalau aku mau nikah dengan kak Rio. Banyak banget ya yang ingin aku nikahin? Dulu Om Daniel dan sekarang kak Rio.
"Aku kuliah disini kak. Belum lama sih sekitar dua mingguan." jawabku.
"Oh jadi anak baru nih ceritanya." ucap Kak Rio.
"Anak baru yang langsung hitz." sombongku.
"Eh kak Rio beneran tinggal disini?" tanyaku.
"Yups! Dulu Papa pindah tugas kesini, ya karena Grandpa udah berhenti dari perusahaan." jawab kak Rio.
Aku pun hanya manggut-manggut mengerti.
"Kamu jomblo ya Yya?" tanya kak Rio.
"Apaansih kak, main nebak sembarangan aja." jawabku.
"Karena kalau kamu punya pacar, emang kamu rela ninggalin dia dan pindah kesini? Jawab aja kali Yya, kamu jomblo kan?" tanya kak Rio.
"Enggak. Tapi single." jawabku.
"Kalau kamu jomblo ataupun single berarti ada peluang dong buat aku jadi menantunya om Dane?" ucap kak Rio.
"Kak Rio berhenti deh ngusilin aku." ujarku.
"Hahahaha, iya deh maaf. Btw kamu tinggal dimana?" tanya kak Rio.
"Tuh." tunjukku pada apartement yang masih terlihat dari posisi kami berdiri.
"Oh disana, berarti gak jauh dong dari rumahku." ucap kak Rio.
"Om dan Tante sehat?" tanyaku.
"Dari tadi ngobrol baru sekarang nanya." ujar kak Rio sambil terkekeh.
"Alhamdulillah mereka sehat. Mama pasti seneng banget ketemu kamu Yya, mau ketemu?" tanya kak Rio.
"Boleh kak, kapan?" tanyaku.
"Sekarang juga boleh kok." jawab kak Rio.
"Yaudah mumpung orang sibuk lagi punya waktu luang ayo." ucapku sambil tertawa pelan.
"Ayo kita berangkat." jawab kak Rio dengan semangat.
Ternyata kak Rio masih sama seperti dulu, dia orang yang riang tapi juga kepo dan sering banyak tanya. Aku bersyukur karena ditempat asing ini aku masih punya orang yang mengenalku. Sebagai informasi takutnya kalian lupa, kak Rio itu tetangga aku dulu.
***
"Wahh.. siapa ini yang datang." Tante Raya-Mama Rio langsung memelukku ketika kami memasuki rumah.
"Sehat tan?" tanyaku berbasa basi setelah Tante Raya melepaskan pelukannya.
"Alhamdulillah. Mommy sama Daddy kamu gimana Yya?" tanya Tante Raya sambil mengajakku duduk di sofa ruang tamu.
"Mom sama Dad juga Alhamdulillah sehat Tan. Kemarin Mommy sama Daddy kesini jenguk aku." jawabku.
"Sayang banget ya kita kemarin gak ketemu." ujar Tante Raya.
Aku pun hanya tersenyum menanggapi.
"Eh Yya Rio sampai sekarang gak punya pacar lho, dia kayanya jaga amanat kamu yang pengen dinikahi."
"Mama apaan sih, udah deh berhenti ngeledek aku." ujar kak Rio.
"Ah masa sih Tan? Mungkin kak Rio gak laku kali." kekehku.
"Bisa jadi sih Yya." jawab Tante Raya sambil tertawa.
"Puas ledekkin aku aku?" tanya kak Rio.
"Belum." jawabku sambil kembali tertawa.
"Yya udah makan belum?" tanya Tante Raya.
"Belum." jawabku.
Jujur ketika belum makan itu lebih baik kan? Daripada nantinya kelaparan.
"Yaudah kalau gitu kita makan aja yuk." ajak tante Raya.
Aku pun hanya mengangguk sebagai persetujuan.
***
Hari-hari berlalu begitu cepat, rasanya baru kemarin aku menginjakkan kaki di tanah asing ini. Sebenarnya sekarang sudah waktunya liburan semester tapi aku memutuskan untuk tinggal disini saja sekalian mengeksplor tempat-tempat disini.
Bagaimana dengan kak Rio? Dia selalu datang saat weekend untuk mengajakku jalan-jalan menjelajahi Singapore. Kak Rio itu ibarat kakak ku disini yang selalu siap melindungiku. Tapi walaupun begitu kak Rio gak tahu yang sebenarnya mengenai alasanku pindah kemari.
Drrtt...
Ponselku bergetar dan kulihat Mommy menelpon.
"Assalamu'alaikum." salamku ketika mengangkat telpon.
"Waalaikumsalam." jawab Mom dari seberang sana.
"Ayya gimana kabarnya?" tanya Mom.
"Baik Mom. Daddy sama Mommy dan Bian gimana?" tanyaku.
"Kami juga baik Yya. Kamu tuh kalau nanya pasti Daddy dulu." ujar Mom dari seberang sana.
Aku pun hanya terkekeh mendengarnya.
"Aku kasihan Mom sama Daddy, tanpa aku mungkin dia gak punya lawan debat yang tepat." ujarku.
"Daddy mendengarnya Yya." tiba-tiba suara Daddy yang muncul.
"Lho, Mommy lagi sama Daddy?" tanyaku.
"Iya Yya." jawab Mommy.
"Mom Video Call aja yuk." tawarku.
"Oke Yya." jawab Mommy.
Kami pun berpindah ke mode Video Call.
Kulihat ternyata mereka sedang berada di balkon kamar-nya, ah Mommy dan Daddy ku yang selalu manis.
"Hallo Dad, Mom." sapaku langsung.
"Hei Yya, liburan kamu dikasur aja, gak punya uang ya? jalan-jalan dong!" tanya Daddy.
Aku mengerucutkan bibirku kesal mendengar perkataan Daddy. Aku habiskan uangnya baru tahu rasa nanti.
"Terserah aku dong Dad, mau di kasur, di balkon, atau digenteng pun." jawabku.
"Yya kenapa gak pulang sih? Mommy kangen tahu." ujar Mom.
"Nanti aja deh Mom pulangnya kalau udah lulus." ucapku sambil tertawa pelan.
"Pulangnya sambil bawa mantu buat Daddy orang Singapore Yya." ujar Dad.
"Apaansih Dad, emangnya menantu itu oleh-oleh apa." ujarku sambil mendelik.
"Hahahaha belum move on ya kamu dari Adrian?" tanya Dad.
"Aku tutup nih." ancamku.
"Yee marah." ujar Daddy.
"Yya bicara sama Mommy aja deh jangan dengerin Daddy mu." ucap Mom.
"Iya nih Mom usir aja Daddy ke planet lain." ujarku.
"Daddy bukan astronot Yya." kudengar suara Daddy samar-samar.
"Daddy masuk ke dalam Yya ada telpon." ujar Mommy yang sepertinya mengerti kebingunganku.
Aku pun mengangguk mengerti, dan setelah itu mengalirlah obrolan antara aku dan Mommy.
Ayya itu cowoknya banyak ya???
Aku juga jadi bingung Ayya harus sama siapa ya? Hahahahahaha
Btw kalau ada yang baca "Boss In Love" pasti tahu sama Rio. Iya dia pernah diceritain di part-part terakhir Boss In Love ^_^
Maaf gak ada scene dengan Adrian, dia katanya masih betah sama Aku,wkwkwkw Kabuurrr sebelum digeplak readers:v
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro