Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 27

"Gini ya Dad. Daddy ada rencana gak jodohin aku sama teman anak bisnis Dad?" tanyaku hati-hati.

"Kamu putus sama Adrian?" Daddy malah balik bertanya.

"Ihh enggak lah. Aku hanya teringat aja sama perkataan temanku tadi." ujarku.

"Jawab dong Dad.." ujarku.

"Emang ada."

"Hah? Maksudnya Dad?" tanyaku mulai panik.

"Emang ada yang mau sama kamu?" ujar Dad sambil tertawa.

Aku pun hanya mengerucutkan bibirku kesal dengan perkataan Daddy.

"Ihh Dad, aku kan serius nih." ujarku kesal.

"Haha, tenang aja kali Yya. Daddy gak ada rencana buat gituan kok. Kedepannya kan kamu yang akan jalani bukan Daddy, masa iya Dad yang pilih pendamping hidupmu." ucap Daddy.

"Kamu ngomong kaya gini kenapa sih Yya? Adrian pengen ngelamar kamu?" tanya Daddy?

"Enggak kok, nggak. Lagipula aku juga mau fokus dulu ke pendidikan Dad." jawabku.

"Tapi kalau misalnya Adrian pengen ngelamar kamu, Daddy izinkan kok. Kamu bisa kan kuliah setelah nikah." ujar Daddy.

Seriously?

"Ah Daddy apaansih. Aku belum kepikiran ke arah sana. Udah ah aku mau ke kamar dulu." pamitku.

Daddy pun hanya tertawa mendengar perkataanku. Dasar nyebelin!!!

***

Setelah tiga hari berlalu aku memikirkan matang-matang, akhirnya aku memutuskan untuk kuliah. Rasanya tidak mungkin jika aku harus menikah semuda ini dengan Adrian? Kalau menikah emang aku udah bisa apa? Membedakan bumbu-bumbu dapur saja aku tidak bisa.

Hari ini rencananya aku akan pergi ke Balla's University. Aku memutuskan untuk kuliah disana karena sepertinya sudah saatnya aku menuruti permintaan Daddy ketika selama ini aku selalu membangkangnya.

Aku akan kuliah disana bersama Zahra, sedangkan temanku yang lainnya rata-rata mereka akan kuliah di PTN.

Drrtt..

Ponselku bergetar, segera aku buka mungkin saja itu pesan dari Adrian. Tapi ternyata dari grup Whatsapp sahabatku. Aku pun segera membukanya.

Anti :

Maksudnya apa nih?

Gue nemu ini di Ig pak Rangga.

Aku terbelalak kaget, dengan segera aku terduduk dari posisi tidurku. Ya ampun, gara-gara bentar lagi kami lulus jadi pak Rangga mau go public nih sama Nura.

Anti :

Jangan pada di-read doang dong.

Kalian udah tahu ya?

Aku menghembuskan napas. Duh gimana ya? Harusnya kan si Anti nanya langsung aja ke Nura bukannya malah nanya di grup. Kan aku jadi bingung!!!

Nura :

Gue udah jadian sama pak Rangga!

Anti :

WTF!!!

Nura :

Santai aja dong.

Lo kan bukan siapa-siapanya.

Hanya penggemar kaya cewek diluaran sana.

Anti :

Iya gue hanya penggemar,

Dan lo cewe busuk.

Kalau suka kenapa gak bilang sih?

Dasar munafik.

Nura :

Emang kapan gue bilang gak suka?

Gue gak pernah bilang ya!!

Gue hanya gak pernah respon pertanyaan kalian.

Gak usaha ngatain gue juga kali

Anti :

Sejak kapan lo sama dia?

Nura :

7bulan yang lalu.

Anti :

Bagus banget..

Selama itu lo bohongin gue.

Kenapa gak jujur sih lo?

Nura :

Itu hak gue.

Anti :

Dasar pengecut.

Nura :

Dasar tukang baper.

Anti :

Serah lo deh.

Nura :

Emang terserah gue.

Hidup-hidup gue.

Anti :

Gue do'ain lo putus!!!

Nura :

Gue do'ain lo gak laku.

Anti :

Masa bodo!!!!!!!!!!!!!!

Nura :

Masa bodo!!!!!!!!!!!!!!

Me :

Stop!!!!!!!

Berisik banget sih kalian.

Kenapa gak PC sih?

Nyampah aja hidup kalian.

Anti :

DIAM!!!

Nura :

DIAM!!!

Loh, kok mereka malah marah sama gue sih? Dasar orang-orang sarap. Aku pun segera mematikan nada deringku agar tidak mendengar notifikasi dari mereka.

---

"Ayya bangunn...." suara Mom begitu keras di telingaku.

Setengah sadar aku pun segera bangun karena kaget.

"Apaansih Mom, bikin kaget aja." gerutuku.

"Apaan-apaan. Ini udah sore Yya. Kamu belum shalat Ashar kan?" tanya Mom.

Aku pun melirik jam, what?? Pukul 16.45.. Aku pun segera pergi ke kamar mandi dan mengambil air wudhu.

Selesai shalat, aku melirik Mommy yang masih duduk di pinggiran ranjangku.

"Kok masih disini Mom?" tanyaku sambil melipat mukena.

"Nungguin kamu beres shalat. Tuh Adrian nunggu kamu dibawah."

Seketika aku menghentikan kegiatanku, Adrian dibawah? Aku gak salah dengar kan. Dengan segera aku mengambil ponsel.

Calon Imam 3 panggilan tak terjawab

Calon Imam 5 pesan baru

Yahh, aku lupa kalau ponselku dalam silent mode gara-gara si Nura dan Anti yang berantem di chat grup.

"Mom, aku bentar lagi turun ya. Bilangin ke Adrian tunggu bentar." Ujarku.

Mommy pun hanya mengangguk dan pergi keluar dari kamar.

Aku menatap pantulan diriku di cermin, ya Allah ini mata gak bisa dikondisikan ya kelihatan banget bangun tidur tapi tak terus mandi. Tapi gak papa lah masih cantik kok.

Aku menuruni tangga dan bisa kulihat disana Adrian tengah berbincang dengan Mommy.

Setelah aku sampai dihadapannya Mommy pun segera pergi dari sana.

"Udah lama?" tanyaku basa-basi.

"Nggak terlalu lama." jawabnya.

"Kamu bangun tidur?" tanya dia kemudian.

Aku pun menganggukkan kepala.

"Udah mandi?" tanya dia.

"Udah tadi pagi." jawabku asal.

"Ohh pantes." ucapnya datar.

"Maksudnya?" tanyaku dengan kesal.

"Nggak maksud apa-apa. Btw kenapa telpon saya gak diangkat?" tanya dia.

"Kan aku tidur, masa iya bisa angkat telpon." jawabku.

"Segitu gak ingatnya ketika ada telpon." ujarnya nyinyir.

"Silent mode bapak Adrian yang terhormat." ucapku.

Dia pun hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Eh, tumben ngapain kesini?" tanyaku.

"Kangen kamu." jawabnya singkat.

Aku menaikkan kedua alisku. Kangen? Gak salah dengar kan?

"Kok diam? Gak salah kan?" tanya dia kemudian.

"Bapak gak salah minum obat?" aku balik bertanya.

"Saya gak sakit, jadi gak minum obat." capek deh ngomong sama makhluk satu ini.

"Daddy kamu belum pulang?" tanya kak Adrian.

"Daddy lagi keluar kota." jawabku.

"Ohh.. ngomong-ngomong gimana rencana kamu kedepannya Nay?" tanya kak Adrian.

"Aku mau kuliah kak. Gak papa kan?" ucapku.

"It's okay, jika itu keputusanmu saya akan mendukungnya kok." ujar kak Adrian.

"Rela nunggu 4tahun?" godaku.

"Kalau saya sih fine-fine aja. Mungkin nanti kamu-nya lagi yang ditengah-tengah kuliah minta dinikahin." ujar kak Adrian sambil terkekeh.

"Ish apaan sih, kan anda yang ngebet pengen nikah mah." ujarku sambil memukul pelan tangannya.

Tiba-tiba kak Adrian menggengam tanganku.

"Nanti kalau kuliah kamu harus janji sama saya." ucapnya menjeda.

"Janji apa?" tanyaku.

"Janji bahwa kamu gak akan melirik pria lain selain saya, janji kamu gak akan tergoda sama senior kamu yang mungkin lebih ganteng dari pada saya, janji gak akan ngelirik pria yang bawa lamborghini ke kampus, janji akan selalu bercerita kepada saya seperti yang sekarang sering kamu lakukan, dan janji akan selalu ada buat saya dan mengerti juga dengan cita-cita saya seperti saya mengerti dengan keinginan kamu." jawabnya.

Aku hanya melongo mendengar ucapan panjangnya itu.

"Hai, Naraya. Are you okay?" tanya kak Adrian.

"Jantung aku gak baik-baik aja kak. Terus otak aku gak bisa cerna apapun rasanya kok blank ya?"

Kak Adrian pun hanya terkekeh geli mendengar jawabanku.

"Tapi kamu ngerti?" tanya dia.

Aku pun mengangguk.

"Janji?" tanya dia lagi.

"Aku gak bisa janji karena gak ada manusia yang bisa tahu kedepannya seperti apa. Tapi aku akan selalu berusaha untuk melakukan itu semua." ujarku yakin.

"Terima kasih Naraya." Ucap kak Adrian sambil mengecup tanganku yang masih ia genggam.

"Ekhemm.." suara deheman Mommy membuat kami refleks melepaskan genggaman tangan kami.

"Ad, kamu Maghrib disini aja Ya, sekalian nanti makan malam disini. Kalau kamu pulang sekarang tante gak yakin kamu akan sampai rumah sebelum Maghrib karena pasti macet." tawar Mommy sambil duduk di sofa depan kami.

"Terima kasih tante. Tapi sepertinya saya pulang sekarang saja, gak enak belum mandi juga pulang kerja." tolak Adrian dengan halus.

"Yaudah kamu mandi aja disini. Tante yakin laki-laki seperti kamu pasti suka nyiapin baju ganti di mobil buat jaga-jaga kalau lembur sampai pagi." ujar Mommy tak terbantahkan.

"Baik kalau gitu tante, saya permisi dulu mau ambil bajunya." ujar kak Adrian akhirnya mengalah dan pergi keluar mengambil pakaiannya.

Emang gak akan ada yang bisa membantah kanjeng Mamih deh termasuk Daddy sekalipun.

Sepeninggalnya Adrian Mommy bicara padaku.

"Adrian itu emang calon mantu potensial deh Yya."

"Ish, apaansih Mom." ucapku menahan malu.

"Mom ke kamar dulu. Nanti kamu tunjukkin sama Adrian ke kamar tamu ya, biar dia mandinya di kamar mandi yang ada di kamar tamu aja." Titah Mommy.

"Oke Mom." jawabku.


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro