Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8

Undangan Pernikahan

YUUN MEMILIH pergi dari ruangan dimana Suny dirawat. Meninggalkan Seokjin dan cewek itu berdua saja di sana. Tidak apa-apa pikirnya. Dia tidak perlu takut membiarkan mereka berbicara empat mata kali ini.

Seokjin perlahan berjalan melangkah mendekati Suny. Matanya sendu menatap pada cewek yang sangat berarti baginya itu. Dia dapat melihat kesedihan di balik tatapan mata cewek itu.

Seokjin duduk di dekat Suny. Tapi cewek itu justru memalingkan mukanya. Membuatnya hanya bisa melihat rambut belakang cewek itu. Padahal dia tidak tahu kalau saat ini Suny sedang menangis.

"Apa kamu sudah makan?" tanya Seokjin melirik mangkuk bubur yang masih belum tersentuh di atas meja.

"Tidak usah basa-basi. Langsung saja katakan apa yang ingin kamu sampaikan," balas Suny mengusap air matanya.

"Aku hanya ingin meminta maaf padamu."

"Minta maaf? Untuk apa?" heran Suny dengan nada suara kesal.

"Untuk semua rasa sakit yang kamu rasakan karena aku."

"Tidak perlu meminta maaf. Salahku karena miliki perasaan padamu. Seharusnya aku sadar diri. Aku tidak pantas denganmu," ujar Suny mendengus getir.

"Kamu pantas dengan siapapun Suny. Jangan menganggap rendah dirimu seperti itu."

"Aku pantas dengan siapapun kecuali dirimu kan? Karena Yuun yang lebih layak bersamamu. Benar begitu?" tukas Suny akhirnya menoleh menatap dengan senyuman getir pada cowok itu.

"Sekarang aku tanya. Jika kamu merasa aku pantas bersama denganmu. Kenapa kamu memilih bertunangan dengannya? Sementara itu aku di sini menanti kepastian yang tidak jelas apakah kita berdua ini memiliki hubungan yang lebih atau cuma sekedar sahabat."

"Aku sama sekali tidak memiliki perasaan apapun padanya Suny. Percaya padaku," ungkap Seokjin yang membuat Yuun yang sedang menguping pembicaraan mereka berdua hanya bisa tersenyum masam.

"Kalau begitu batalkan saja pertunangan kalian," pinta Suny mengenggam tangan milik cowok itu.

Seokjin tampak memikirkan sesuatu. Ada hal yang tidak dapat dia katakan pada cewek itu. Dengan berat hati perlahan dia menarik tangannya dari rangkulan tangan milik Suny.

"Maaf tapi aku tidak bisa melakukannya," ucap Seokjin dengan kepala tertunduk tidak sanggup menatap langsung mata Suny.

Yuun yang menyaksikan itu seketika tersenyum sinis. Melihat wajah Suny yang seperti akan menangis membuat senyumnya semakin melebar. Ini adalah tanda kemenangannya.

"Tapi kenapa?" tanya Suny pelan.

Seokjin diam tidak membalas. Membuat air mata perlahan mengalir di pipi Suny. Dengan suara bergetar dia menyuruh cowok itu untuk keluar dari kamar rawatnya.

"Aku ingin kamu tahu Suny. Tidak ada cewek lain yang aku suka selain dirimu," ucap Seokjin seraya memeluk erat Suny meski hanya berlangsung sesaat karena cewek itu yang segera mendorongnya menjauh.

"Berhenti bicara omong kosong dan pergi dari sini Seokjin!" kesal Suny dengan nada suara meninggi.

"Baiklah aku akan pergi," balas Seokjin tersenyum miris menatap Suny dan perlahan melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan itu.

Saat keluar dari sana dia bertemu dengan Yuun. Dia memandang dingin pada cewek itu dengan tangan terkepal. "Apa kamu sudah puas sekarang?"

"Sedikit. Setidaknya kamu dapat bertemu denganya 'kan? Sekarang ayo pulang," sahut Yuun mendengus geli.

Setelah itu beberapa orang pengawal pribadi langsung membekap kedua lengan Seokjin agar cowok itu tidak kabur. Mereka buru-buru membawa cowok itu menuju parkiran diikuti oleh Yuun di belakang mereka.

***

Hari ini adalah hari dimana pernikahan Seokjin dan Yuun berlangsung. Bagi Yuun saat ini adalah momen paling membahagiakan untuknya. Tapi sebaliknya untuk Suny.

Perasaannya benar-benar hancur sekarang. Ini adalah akhir dari kisahnya bersama Seokjin. Cowok yang selama ini berada di hatinya.
Dia harus rela melepaskan Seokjin untuk bersama dengan Yuun.

Meski begitu tetap saja hatinya tidak dapat berbohong. Kalau sebenarnya dia tak ingin jika Seokjin menikah bersama Yuun. Hatinya kecilnya berkata kalau seharusnya dia yang saat ini bersanding bersama cowok yang menjadi sahabatnya dari kecil itu.

Kali ini kenyataan benar-benar mempermainkan Suny. Rasanya dia ingin marah pada seseorang. Tapi siapa yang harus disalahkan? Bukankah itu dirinya sendiri? Karena telah memiliki perasaan untuk Seokjin.

Tak terasa air matanya mengalir begitu saja di pipinya. Menatap sendu pada pemandangan kota pagi itu. Meski mendapat undangan di acara pernikahan Seokjin dan Yuun. Suny lebih memilih untuk tidak datang.

Mengetahui kabar pernikahan mereka saja sudah membuat hatinya remuk. Apalagi jika harus menyaksikan langsung. Suny tidak ingin mengundang perhatian di acara itu. Akan lebih baik jika begini.

Suny tersenyum kecil dengan wajah yang masih berlinang air mata. Kalau dipikir-pikir lucu juga. Dia masih tidak menyangka. Seokjin yang dia kenal sedari kecil. Kini sudah menikah saja.

Rasanya waktu berlalu begitu cepat. Jika saja dia tidak memiliki perasaan pada cowok itu. Mungkin saja hari ini dia juga ikut berbahagia bersama mereka.

Lagi-lagi yang harus disalahkan adalah perasaannya. Kenapa Suny harus memiliki perasaan untuk Seokjin? Seharusnya dia tidak memiliki perasaan ini.

Suny meremas dadanya yang sesak. Dia terduduk bersandar pada dinding gedung pencakar langit itu. Tempat dimana dulu Seokjin pernah mengajaknya setelah acara kelulusan sekolah menengah atas mereka.

Suny menangis sejadi-jadinya di sana. Berteriak sekeras yang dia mau. Melampiaskan rasa sakitnya. Saat dia menatap langit yang berselimut awan gelap. Perlahan rintik hujan mulai berjatuhan.

Rintik hujan menyatu bersama air matanya yang masih terus mengalir di pipinya. Suara gemuruh terasa begitu jelas di atas ketinggian gedung itu. Tak beberapa lama terlihat cahaya kilat yang menyambar.

Bukannya bergegas pergi. Suny justru menikmati apa yang sedang terjadi saat itu. Entah kenapa mendengar suara gemuruh dan menatap kilatan petir itu membuatnya sedikit tenang.

Cukup lama Suny berada di sana, di tengah derasnya hujan. Bibirnya terlihat bergetar karena kedinginan. Seorang petugas kebersihan yang melihat keberadaan Suny di luar buru-buru meminta dia untuk masuk ke dalam gedung.

Petugas itu memberikan Suny handuk untuk menutupi tubuhnya yang kedinginan. Kemudian Suny disuruh untuk duduk. Petugas itu bertannya alasan kenapa dia berada di luar dengan keadaan hujan lebat seperti itu. Tapi Suny hanya diam tidak menjawab.

Saat petugas itu hendak beranjak pergi. Suny mengucapkan terima kasih karena telah memberinya handuk. Petugas itu pun balas tersenyum dan melangkah pergi dari sana.

Samar-samar Suny mendengar suara sepatu yang sedang berlari ke arahnya. Saat menoleh dia melihat Bim yang datang. Kenapa Bim ada di sini pikirnya? Bagaimana cowok itu tahu dia sedang berada di tempat ini?

...

Np : Happy Birthday Kim Seokjin🎉🎉🎉✨✨ Our Moon🌙🌙🌙 Dia yang ultah tapi malah army yg dikasih kado lagu😭😭😭 Semoga sehat selalu dan tetap jadi Seokjin yang selama ini selalu menghibur ya🥺🥺 walau kadang bobrok dan keliatan ceria selalu. Aku tahu kok kalau Seokjin punya masalah yang di pendam. Keliatan dari lirik lagu Abyss. Tapi Seokjin selalu usahain yg terbaik buat army supaya terhibur. Keep fighting Our Moon!!🌙🌙

Btw Seokjin tambah umur makin tambah keliatan muda. Fake maknae WWH🤣

My Prince Friend 2, 9 Desember 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro