Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

7

Tidak Bisa Lari Lagi


"AKU KEREN kan saat menari balet," puji Mihi pada dirinya sendiri ketika selesai latihan. Dia melihat Yoosun mendengus geli.

"Lumayan, aku kira kamu hanya jago mengomel saja," ucap Yoosun yang membuat cewek itu balas memanyunkan bibirnya tidak senang.

"Kita sudah selesai kan? Apa kamu ingin langsung aku antar pulang?" sambung Yoosun bersiap menuju parkiran.

"Jangan dulu!"

"Sehabis latihan balet aku biasanya makan siang dulu. Kamu juga lapar kan? Kalau begitu kita makan dulu saja," ajak Mihi berjalan lebih dulu tanpa menunggu jawaban dari cowok itu.

Akhirnya mereka pergi ke salah satu restoran yang sangat mewah. Benar-benar Mihi itu super kaya pikir Yoosun. Untuk makan siang saja harus di tempat semewah ini.

Belum lagi Mihi yang sengaja memesan pelayanan VIP di atap gedung yang harganya tidaklah murah dan wajar bagi anak yang masih bersekolah. Yoosun jadi canggung sendiri berada di sana.

"Ada apa denganmu? Apa kamu tidak suka makanannya?" tanya Mihi pada Yoosun saat melihat cowok itu hanya diam saja dari tadi.

"Bukan begitu, hanya saja aku tidak terbiasa makan dengan suasana seperti ini," jelas Yoosun yang merasa tidak enak karena terus diperhatikan oleh beberapa pelayan yang berdiri di dekat meja mereka.

Menyadari hal itu akhirnya Mihi menyuruh agar pelayan-pelayan itu untuk pergi dari sana. "Mereka sudah pergi. Sekarang ayo makan, kamu lapar kan?"

Yoosun pun bisa makan tanpa merasa canggung lagi. Makan di tempat seperti itu bukanlah hal yang biasa baginya. Jadi wajar jika dia agak merasa risih dengan adanya pelayan-pelayan itu.

Saat mereka tengah sibuk makan entah kenapa, Mihi malah memerhatikan Yoosun. Membuat cowok itu jadi heran sendiri.

"Ada apa?" bingungnya diperhatikan oleh cewek itu sembari masih sibuk mengunyah makanan di dalam mulutnya.

"Mmm. Jujur saja sebenarnya apa kamu sudah punya pacar?" tanya Mihi yang membuat Yoosun yang tengah sibuk dengan makanan di mulutnya tersedak sampai terbatuk-batuk.

"Kenapa tiba-tiba kamu bertanya tentang hal itu?"

"Yaaa, aku hanya penasaran saja."

"Aku sama sekali belum pernah pacaran. Entahlah, aku merasa lebih senang sendiri dan menghabiskan waktu dengan membaca buku," ungkap Yoosun kembali sibuk dengan makanan di piringnya.

"Kalau aku minta kamu buat jadi pacarku mau gak?" ucap Mihi dengan santainya di sertai seringai manisnya.

Yoosun terdiam sesaat menatap bingung pada Mihi. Apa cewek itu sedang bercanda atau bagaimana? Pikirnya yang masih tidak percaya dengan apa yang barusan didengarnya.

"Jika kamu bercanda, itu sama sekali tidak lucu. Kalau pun kamu serius aku jelas tidak mau," balas Yoosun menatap dingin pada cewek itu.

"Aku hanya bercanda kok," sahut Mihi tertawa geli kembali sibuk menyendok makanan di depannya. Padahal dia sangat malu bukan main.

Mihi merasa ingin lari saja dari sana. Kenapa juga dia tiba-tiba bertanya masalah serius seperti itu di waktu seperti ini? Untung saja dia dapat berpaling dari rasa malunya dengan kedok bercanda.

"Lagian sudah aku bilang kan? Kamu itu bukan tipeku," sambung Yoosun membuat Mihi meremas sendok di tangannya gemas.

"Dan aku juga bilang kalau kamu juga bukan tipeku," balas Mihi mengerlingkan matanya pada cowok itu sok cantik.

"Aku dengar kamu itu senang ganti-ganti cowok ya?"

Mihi memukul meja dengan sendok di tangannya kesal. "Siapa yang bilang seperti itu?!"

"Dengar ya, walau memang banyak cowok-cowok di sekolah yang mengejar-ngejarku. Aku sama sekali belum pernah pacaran."

"Jangan berbohong, aku tahu tipe-tipe cewek seperti kamu ini," kekeh Yoosun mendengus geli.

"Kenapa sih kamu itu suka banget mikir yang gak-gak tentang aku?Padahal belum tentu juga apa yang ada di pikiranmu itu benar," kesal Mihi beranjak dari duduknya pergi meninggalkan Yoosun di meja itu sendirian.

"Hei, siapa yang akan membayar semua ini?" teriak Yoosun panik sendiri ditinggalkan oleh Mihi.

"Tenang saja, ini restoran milik ibuku," sahut Mihi yang membuat Yoosun terdiam sesaat namun kemudian buru-buru menyusul cewek itu.

"Maaf aku tidak bermaksud begitu," ucap Yoosun pada Mihi ketika mereka sudah di atas motor dalam perjalanan mengantar cewek itu pulang. Mihi hanya diam saja pun hingga mereka sampai di rumahnya.

"Terima kasih sudah mengantarku," ujar Mihi sebelum akhirnya melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah.

"Sepertinya dia masih kesal padaku," gumam Yoosun melihat Mihi yang tampak sedih.

***

Saat Yoosun sampai di apartemen. Dia melihat ada seseorang yang menunggu di depan pintu. Ketika dia mendekat dia heran mendapati papanya Mihi di sana.

"Kenapa papanya Mihi datang ke sini?" gumam Yoosun masih memerhatikan gerak-gerik pria itu.

Yoosun jadi teringat dengan Mihi yang dia buat marah. Jangan-jangan papanya Mihi datang ke apartemen mereka karena masalah tadi?

Buru-buru Yoosun bersembunyi agar tidak ketahuan oleh pria itu. Mihi benar-benar anak manja pikirnya. Masalah seperti ini saja harus membawa-bawa orang tua segala.

Dari awal Yoosun sudah yakin. Kalau Mihi adalah pembawa masalah untuknya. Rasanya Yoosun kesal sekali pada cewek itu. Dasar anak manja.

Sekarang dia harus bagaimana? Akhirnya dengan berat hati Yoosun memutuskan untuk tidak pulang dulu. Lalu kemudian pergi dari sana.

Tapi kemudian Yoosun melihat ibunya yang sepertinya baru pulang dari kantor hendak balik ke apartemen mereka. Buru-buru Yoosun menghadang ibunya.

Bisa gawat jika ibunya sampai bertemu papanya Mihi. Masalahnya akan semakin panjang. Pokoknya dia harus mencegah agar ibunya tidak bertemu dengan pria itu.

"Ibu jangan balik ke apartemen dulu. Ada pria aneh di depan pintu apartemen kita," peringat Yoosun pada ibunya.

Suny yang penasaran akhirnya memutuskan untuk mengecek siapa gerangan pria yang dimaksud oleh puteranya. Ternyata benar dugaannya, orang itu adalah Seokjin.

"Sudah berapa lama pria itu di sana?"

"Entahlah Bu, tapi lebih baik kita tunggu sampai dia pergi saja," saran Yoosun yang mendapat anggukan dari ibunya. Karena sebenarnya Suny juga tidak ingin jika puteranya bertemu dengan Seokjin.

Beberapa saat kemudian Seokjin yang sudah terlalu lama menunggu di depan pintu apartemen milik Suny. Akhirnya memutuskan untuk pulang karena hari yang juga sudah akan gelap.

"Lihat, orang tadi sudah pergi Bu," ujar Yoosun ketika melihat papanya Mihi dari kejauhan saat dia dan ibunya sedang menunggu di cafe dekat gedung apartemen mereka.

Akhirnya Yoosun bersama ibunya memutuskan untuk pulang. Tapi tiba-tiba dalam perjalanan seseorang menepuk pundaknya. Membuat Yoosun menoleh pada orang itu.

Dia benar-benar terkejut mendapati papanya Mihi di sana. Sial, dia kira pria itu sudah pergi tadi. Sepertinya papanya Mihi sengaja mengelabui dia dan ibunya dengan pura-pura pergi.

Suny juga tidak kalah kagetnya saat melihat Seokjin. Sekarang dia tidak bisa lari lagi. Apakah ini akhirnya pria itu akan mengetahui fakta bahwa Yoosun adalah anaknya?

"Kamu siapanya Suny?" seru Seokjin memandang wajah anak laki-laki itu heran.

...

Np : aku lagi revisi MPF 2 hehe kadang mau nulis tapi gajadi mulu🤧 wacana forever.

Besok juga aku mau ke palembang buat print laporan kemaren siap2 bokongku penat2😌

MY PRINCE FRIEND 3, 14 Maret 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro