Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

3

My Prince Friend 2

SUNY MEMANDANGI wajah Seokjin yang sudah terlelap tidur. Dari dulu dia suka melihat cowok itu ketika tidur. Perlahan jari-jemarinya menyingkirkan rambut yang menutupi wajah milik Seokjin.

Rambut cowok itu sudah lebih panjang sekarang. Kemarin-kemarin Suny sudah menyuruh untuk memotong rambutnya. Tapi sepertinya Seokjin kelupaan atau memang sengaja untuk memanjangkannya.

Suny tersenyum geli menyadari sesuatu. Dia merasa mereka berdua sangat begitu dekat pun juga terasa begitu jauh. Sampai sekarang dia masih bertanya-tanya.

Kenapa cowok itu tidak pernah menyatakan perasaannya pada dirinya?

Walaupun Suny tahu perasaan Seokjin untuk dirinya ada. Tapi dia butuh sesuatu yang lebih. Dia ingin sebuah pengakuan. Hanya itu saja.

Apa lagi alasan Seokjin? Bahkan Kak Wonju saja sampai melamarnya. Itu tandanya kalau pria itu benar-benar serius denganya. Meski sayangnya dia tidak memiliki perasaan yang sama.

Apa Seokjin tidak benar-benar serius padanya? Atau mungkin dirinya belum cukup pantas untuk mendapatkan pengakuan itu?

Suny sudah cukup lama menunggu. Tapi Seokjin seolah menarik ulur hatinya. Bahkan terasa ingin melepaskan dirinya. Suny tahu kalau di belakangnya cowok itu sudah dekat dengan cewek lain.

Jadi apakah salah jika dia pun mulai mencoba melonggarkan ikatan ini. Agar tidak tertarik ke dalam kesedihan yang dia tidak inginkan.
Kenapa Seokjin melakukan ini semua? Apakah dirinya masih belum cukup untuk cowok itu?

Padahal apa yang Seokjin lakukan hanyalah akan menghancurkan segalanya. Ketika dia ingin mendapatkan dua cinta perempuan. Cowok itu tidak tahu kalau dia akan kehilangan satu cinta di antaranya.

Dan jika salah satunya harus pergi. Itu adalah Suny sendiri. Karena dia tidak mau untuk berbagi cinta Seokjin dengan cewek lain. Tidak akan pernah.

Suny ingin menjadi satu-satunya. Kalau tidak begitu, sampai kapanpun mereka tidak akan pernah bersatu. Dia memang egois. Lagipula siapa juga yang mau cintanya dibagi.

Harta yang dibagi mungkin akan terbagi rata. Tapi cinta cowok pada dua perempuan yang berbeda tidak akan pernah adil.

Perlahan Suny mengusap wajah Seokjin. Seperti saat ini dia memberikan kasih sayangnya ketika cowok itu tertidur pulas. Mungkin saja Seokjin belum begitu menyadari cinta tulusnya.

Cahaya sinar matahari pagi di luar jendela mengusik tidur Seokjin. Dia  paling tidak bisa jika ada cahaya ketika tidur. Mungkin semalam Suny lupa menutup gordengnya.

Saat dia hendak menutup gordeng di sampingnya. Tangannya terasa tertindih sesuatu. Ketika dia melirik ke sampingnya. Ternyata ada Suny di sana. Apa cewek itu menemaninya semalaman suntuk? Sampai ketiduran begitu.

Seokjin melepaskan kompresan di dahinya. Sepertinya keadaanya sudah membaik dari semalam. Terdengar panggilan telepon. Dia pun beranjak mencoba meraih ponsel di atas meja di sampingnya.

Ternyata panggilan dari Yuun. Teman sekelasnya. Cewek itu bilang padanya untuk segera pergi ke kampus. Dia sudah menunggu untuk dijemput olehnya.

Seokjin membalas kalau dia akan segera menjemput cewek itu. Tunggu saja. Setelah menutup telepon itu. Dia menatap wajah Suny yang masih tertidur pulas.

Perlahan dia menarik tangannya dari tindihan kepala cewek itu. Seokjin beranjak dari kasur. Dia menaruh bantal di bawah kepala Suny.

"Suny aku pergi duluan ya. Terima kasih sudah merawatku semalam. Nanti kalau tidak lupa. Aku akan mampir ke toko ikan hias dan membelikanmu ikan yang baru," ucap Seokjin tersenyum tipis kemudian berlalu pergi meninggalkan kamar itu.

Ketika pintu kamar terdengar telah tertutup. Suny membukakan kelopak matanya perlahan. Tampak matanya berair namun bibirnya tersenyum. Entah tersenyum senang atau pilu.

***

Siang ini Suny datang ke sebuah toko kue. Tidak. Dia bukan datang kesana untuk membeli kue. Melainkan mengahadiri acara peresmian toko kue milik Loli.

Ketika sampai di sana dia langsung disambut oleh pemilik acara itu. Loli memuji Suny yang semakin hari makin bertambah cantik saja.

Mereka mengobrol sebentar seputar keadaan masing-masing. Kemudian dia dipersilakan untuk duduk di salah satu meja sebelum acara dimulai. Sementara Loli masih sibuk menyambut tamu lainnya.

Beberapa saat kemudian ada pelayan yang datang mengantarkan macam-macam kue dan minuman. Katanya itu adalah beberapa macam kue yang akan dijual di sini.

Jelas Suny bersemangat untuk mencobanya. Rasanya benar-benar enak. Tidak kalah dengan kue yang dijual oleh toko terkenal yang berada di kota ini. Harus dia akui Loli memang berbakat dalam membuat kue.

Saat sedang asiknya mencicipi satu persatu kue itu. Ada seseorang yang duduk di mejanya. Tidak lain orang itu adalah Bim.

"Gimana rasa kuenya?" tanya cowok itu tersenyum tipis pada Suny.

Kue di dalam mulutnya terasa bertambah manis kala Suny melihat senyuman Bim. Dia balas tersenyum pada cowok itu.

"Rasa kuenya enak banget. Aku sampai gak bisa berhenti buat makannya. Kamu mau coba gak?" tawar Suny menyodorkan salah satu potongan kue pada cowok itu.

Karena sudah disuapi seperti itu oleh Suny. Akhirnya dengan canggung Bim memakannya. Rasa kuenya memang enak. Tidak bisa dipungkiri. Tapi perasaannya malah jadi tidak enak.

Apalagi di depan sana. Dia melihat Loli yang memerhatikannya. Ketika mengunyah kue itu dia sampai terbatuk dan lagi-lagi Suny malah menawarinya minum.

Bim menolak dengan menggelengkan kepalanya seraya memegang lehernya yang serak. Dia kemudian mengambil gelas sendiri. Menuangkan minuman dari teko lalu meminumnya.

Suny menarik kembali gelas minumannya seraya tersenyum masam. Entah kenapa Bim bersikap seperti itu. Padahal dia hanya spontan menawari minumannya. Mana dia tahu kalau cowok itu jijik meminum dari gelas bekasnya.

Acara peresmian toko itu pun dimulai. Loli mengucapkan kata sambutan selamat datang pada semua tamu undangan dan menceritakan sedikit tentang awal-mula berdirinya toko kue itu.

Acaranya berjalan dengan lancar. Ketika selesai Suny pamit pada Loli untuk pulang. Tak lupa dia kembali mengucapkan ungkapan selamat pada cewek itu.

Sebelum benar-benar pulang Loli memberikan bingkisan kue padanya. Suny menerima itu dengan senang hati. Dan akhirnya pamit pergi.

Dalam perjalanan pulang Suny melangkahkan kakinya dalam keadaan melamun. Memikirkan tentang sikap Bim saat acara tadi. Sampai-sampai dia menabrak tiang lampu jalan.

Pasangan muda-mudi yang sedang duduk di bangku tidak jauh dari lokasi tiang itu pun tertawa melihat Suny yang tertabrak tiang lampu.

Suny menundukan kepalanya karena malu. Buru-buru berjalan pergi sembari mengusap dahinya yang terbentur tiang lampu tadi.

Ketika sedang sibuk mengusap-usap dahinya. Samar-samar Suny melihat hujan salju yang berjatuhan dari atas langit sana.

Sepertinya musim dingin akan segera datang.

...


Np : kayaknya gak jadi hiatus sampe cerita uglyography selese deh. Soalnya itu cerita juga gak tahu kapan selesenya wkwk

Maklum lagi galau coy hehe. Lagi gak mood buat nulis. Sama bentar lagi bakal masuk kuliah. Kemungkinan aku bakal sok sibuk😅

Semoga aja deh makin rajin updatenya.

My Prince Friend 2, 11 September 2020

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro