Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

21

My Prince Friend 2

SUNY SUDAH membereskan semua barang-barangnya di depan apartemen. Dia hanya membawa satu koper berukuran sedang. Semua barangnya yang lain akan diantarkan oleh petugas pengangkut barang.

Selain pindah tempat kerja. Suny juga memutuskan untuk berpindah tempat tinggal ke apartemen lain yang lebih dekat dengan kantor barunya nanti.

Ketika Suny hendak berangkat pergi dia menatap ruang tengah apartemen itu sesaat. Apartemen ini memiliki cukup banyak kenangan dalam hidupnya.

Di apartemen ini dia menangis sepuas yang dia mau. Menatap indahnya kota di malam hari dari balkon. Dan juga tempat ini menjadi saksi ketika dia bersama dengan pria yang sangat dia cintai yaitu Seokjin.

Saat Suny sedang berada di parkiran. Seorang petugas kebersihan yang kemarin memungut barang-barang yang dia buang datang menghampirinya.

"Ada apa?" tanya Suny yang sudah membuka pintu mobilnya.

"Begini, barang-barang yang Nona buang kemarin. Maaf karena aku telah menjualnya. Aku sangat butuh uang untuk pengobatan ibuku. Sekali lagi aku minta maaf!" mohon pria muda itu menundukan tubuhnya pada Suny.

"Tidak apa-apa. Bukankah sudah kubilang kalau kamu mau ambil saja. Lagipula aku jauh lebih senang karena barang-barang itu dapat lebih berguna untukmu," tutur Suny yang membuat petugas kebersihan itu tersenyum lega.

"Terima kasih atas kebaikanmu, Nona!" seru petugas itu kembali menundukan badannya bahagia.

"Iya sama-sama," balas Suny tersenyum sesaat lalu hendak masuk ke dalam mobilnya.

"Nona," panggil pria muda itu lagi.

"Hm? Ada apa lagi?"

"Aku menyisakan foto-foto ini. Aku pikir mungkin Nona masih membutuhkan ini jadi aku menyimpan dan berniat untuk mengembalikannya pada Nona," ujar petugas itu memberikan kantong plastik yang ternyata berisikan foto-foto Suny dan Seokjin waktu kecil dulu.

"Terima kasih karena sudah mengembalikannya. Foto-foto ini sangat berarti buatku," ungkap Suny terlihat sangat bahagia memeluk bingkai-bingkai foto itu.

Sementara di kantor Seokjin yang sudah kembali bekerja sangat terkejut mendapati sekretaris baru yang bekerja dengannya. Dia bertanya kemana Suny dan ternyata wanita itu katanya sudah berhenti.

Kenapa sangat tiba-tiba sekali pikir Seokjin? Seharusnya Suny memberitahunya jika akan berhenti. Entah mengapa dia merasa wanita itu sengaja tidak memberitahunya.

Ketika sibuk mengetik di laptopnya Seokjin melirik pada meja milik Suny. Entah kenapa dia tidak bisa berhenti memikirkan tentang wanita itu.

Walau dia bersikap acuh pada Suny. Sebenarnya Seokjin sangat sering memerhatikan Suny tanpa wanita itu sadari.

Setiap kali Yuun datang ke ruangannya untuk memberikan bekal makan siangnya. Seokjin selalu melihat bagaimana reaksi Suny.

Bahkan ketika melihat Suny yang tidak sempat makan karena sibuk bekerja. Dia menyisakan bekal makan siangnya untuk wanita itu.

Bagi Seokjin takdir sungguh sangat unik. Ketika mengetahui bahwa Suny adalah sekretarisnya di kantor. Hal itu membuat Seokjin sangat bahagia. Bahkan dia sampai mengadakan acara minum bersama karyawan kantor yang baru dia kenal.

Dalam keadaan mabuk, dia tidak hentinya bercerita tentang kisah manis masa lalunya bersama Suny yang membuat karyawan-karyawan itu terlihat tertawa, sedih dan kagum pada kisah mereka berdua.

Saat Seokjin akan mencabuli Suny malam itu. Sebenarnya dia masih sadar. Dia ingin melakukan hal itu karena dia pikir dapat menjadikan Suny miliknya. Tapi dia tidak jadi melakukannya karena mengingat kalau Suny adalah sahabat baiknya sedari kecil.

Ketika Seokjin tahu kalau Suny dan Bim menjalin hubungan terlarang. Dia benar-benar sangat marah. Apalagi saat melihat Suny yang terlihat sangat bahagia bersama pria itu membuat dadanya terasa sesak.

Seokjin tidak ingin jika Suny dekat dengan pria manapun selain dirinya. Tapi di lain sisi dia juga tidak dapat memiliki wanita itu membuatnya sangat menderita.

Andai saja jika dia tidak menikah bersama Yuun. Mungkin saja saat ini dia dan Suny sudah menikah dan hidup bahagia bersama. Tapi kenyataan tak seindah harapan Seokjin.

8 tahun berlalu sejak hilangnya Suny. Seokjin berpikir wanita itu hilang karena sama sekali tidak ada kabar dan informasi tentang keberadaannya sekarang.

Seokjin sudah bertanya pada orang tua, sahabat, bahkan pemilik apartemen lama Suny. Semua tidak ada yang tahu dimana wanita itu sekarang. Entah mereka benar-benar tidak tahu atau memang sengaja tidak ingin memberitahunya.

Menatap matahari terbenam di atas gedung kantor menjadi kebiasaan Seokjin beberapa tahun terakhir. Di sini adalah tempat dimana Suny biasa menghabiskan waktunya sendiri dulu. Ketika masih bekerja di kantor ini.

Matanya yang tajam menerawang seisi kota dari atas atap gedung. Mencoba mencari siapa tahu dia dapat melihat keberadaan Suny yang mungkin saja sedang berjalan di jalanan kota atau duduk bersantai di taman.

Tapi sepertinya itu hanya ada dalam harapan semunya saja. Seokjin pikir mungkin Suny sudah pindah ke luar kota lain dan memulai hidup baru di sana.

Seokjin selalu bertanya-tanya apakah sekarang Suny telah menemukan pria yang dia cintai dan menikah di sana? Atau wanita itu masih sendiri ataukah mungkin sudah punya pacar?

Perlahan air mata menetes di pelupuk matanya. Seokjin sangat merindukan Suny. Andai saja waktu dapat kembali berputar. Dia ingin kembali ke masa saat mereka masih kecil dulu.

Saat dimana mereka berdua menghabiskan hari-hari mereka dengan bermain, belajar dan jalan-jalan bersama.

Seokjin sangat merindukan momen sederhana yang dia lakukan bersama Suny dulu. Dia tidak menyangka sudah menjadi pria yang dewasa.

Rasanya baru kemarin dia berkenalan dengan Suny dan meminum susu buatan Suny. Sekarang dia sudah menjadi ayah dari seorang puteri.

Setiap kali melihat putrinya itu. Sering kali Seokjin membayangkan sosok Suny kecil dulu. Suny kecil yang ceria dan selalu punya cara tersendiri untuk menghiburnya.

Padahal Seokjin sebenarnya tahu. Kalau Suny juga sama menderitanya seperti dirinya. Suny sudah ditinggalkan oleh ayahnya bahkan sebelum lahir dan belum pernah sama sekali melihat wajah ayahnya.

Tapi Suny bersikap seolah semua baik-baik saja. Suny mencoba memberikan pengaruh positif pada Seokjin agar dia tidak sedih lagi karena kepergian mamanya.

Sekarang Seokjin sudah tidak punya seseorang untuk memberinya semangat lagi. Ini semua karena salahnya sendiri karena sudah jahat pada Suny.

Kenapa mulutnya sangat mudah sekali untuk menyakiti hati wanita itu. Dan tangannya yang sangat kasar pada orang yang dulu telah menyelamatkan hidupnya dari mimpi buruk.

Pasti Suny pergi karena tidak tahan lagi dengannya yang sudah terlalu jahat pada wanita itu. Bahkan sampai tidak ingin dia tahu dimana sekarang wanita itu berada.

Seokjin meremas kuat pagar pembatas di atas atap kantornya itu. Air mata semakin deras mengalir di pipinya. Dia sungguh sangat menyesali perbuatannya.

Sekarang dia harus kehilangan Suny yang sangat berharga dalam hidupnya.

...


My Prince Friend 2, 24 Januari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro