Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

19

Kesedihan Yang Disembunyikan

ALAT PENDETEKSI jantung memperlihatkan pergerakan yang normal. Di sana terbaring Yuun yang sedang tidak sadarkan diri setelah melahirkan.

Yuun sangat beruntung karena dapat selamat dari pendarahan hebat yang dia alami. Dokter mengira dia tidak bisa diselamatkan lagi.

Tidak jauh dari Yuun yang masih dalam keadaan koma. Seokjin sedang sibuk dengan laptopnya mengurus pekerjaan yang belum sempat dia selesaikan di kantor.

Bisa dibilang Seokjin hanya datang ke kantor sebentar lalu kembali lagi ke rumah sakit. Dia tidak bisa jika harus meninggalkan Yuun sendirian.

Putri mereka yang baru lahir saat ini sedang di rawat di rumah orang tua Yuun. Tentunya yang mengurus anak itu adalah pelayan-pelayan yang dipekerjakan khusus setelah anak itu lahir.

Anak itu masih belum punya nama. Seokjin ingin Yuun sendiri yang memberi nama pada putri mereka. Walau Seokjin bukan ayah biologis dari anak itu. Tetap saja dia adalah orang tua bagi anak itu.

Sementara di kantor Suny sedang sibuk membereskan mejanya. Ya, dia memutuskan untuk berhenti bekerja di sana setelah beberapa tahun bekerja di perusahaan itu.

Ketika selesai berberes Suny memerhatikan meja milik Seokjin sesaat. Dia tidak akan melihat pria itu lagi sekarang.

Suny memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain. Meski tidak mendapat gaji sebesar di kantor ini dia harap setidaknya akan membuatnya jauh lebih tenang.

Jika terus-terusan bertemu dengan Seokjin dan Bim. Suny akan terus terjebak pada masalah yang sama pula.

Sebenarnya alasan utama kenapa Suny sangat ingin pergi menjauh. Karena saat ini dia sedang hamil. Dia baru mengetahui hal itu belakangan ini.

Suny yakin anak yang dia kandung sekarang adalah anak dari Seokjin. Karena selama bersama dengan Bim. Dia sama sekali tidak pernah berhubungan dengan pria itu.

Sedangkan dengan Seokjin. Mereka melakukannya saat selesai mandi bersama. Entah apa yang ada dalam pikiran Suny sampai mau-mau saja melakukan hal itu dengan suami orang lain.

Belum lagi Yuun yang baru melahirkan. Suny tidak ingin menganggu keluarga mereka. Akan lebih baik jika dia saja yang pergi.

Ketika keluar gedung Suny sudah disambut oleh Hana. Sahabatnya itu terlihat sangat sedih karena harus berpisah dengannya.

"Aku akan sangat-sangat merindukanmu. Kenapa sih harus pindah? Padahal gajimu di sini sudah lebih dari cukup," protes Hana memeluk erat tubuh sahabatnya itu.

"Tidak ada yang spesial di sana. Hanya perusahaan yang masih berkembang. Aku hanya ingin mencari jalan baru dari hidupku," ujar Suny tersenyum lembut balas mengusap pundak Hana.

"Atau jangan-jangan di kantor tempatmu pindah banyak pria tampannya ya? Kalau begitu aku juga ikut!"

Suny tertawa kecil mendegar perkataan Hana. "Kalau masalah pegawainya yang tampan aku tidak tahu."

"Jangan lupa untuk mengabariku jika ada apa-apa ya. Ngomong-ngomong apa Seokjin tahu tentang kamu yang berhenti bekerja di sini?"

"Aku memang tidak ingin memberitahunya. Lagipula aku sudah mendapat ijin dari pemimpin perusahaan. Aku pikir hal ini bukanlah masalah penting buatnya. Saat ini dia pasti sedang fokus pada Yuun dan anak mereka yang baru lahir," jelas Suny tersenyum tipis. Namun dari balik senyuman itu ada banyak kesedihan yang dia sembunyikan.

Sekarang tinggal satu hal yang harus Suny lakukan. Yaitu menemui Loli. Dia harus menceritakan yang sebenarnya pada sahabatnya itu. Tentang hubunganya dan Bim selama ini.

***

Seokjin datang ke sebuah lahan proyek yang sedang dalam proses pembangunan. Dengan langkah yakin dia mencari seseorang di sana.

Akhirnya Seokjin menemukan orang yang saat ini dia cari. Buru-buru dia menghampiri seorang mandor yang tengah sibuk mengawasi para pekerja.

"Apa kabar?" tanya Seokjin seraya tersenyum miring pada pria itu.

"Seokjin? Ada urusan apa di sini?" heran Myung karena tumben sekali sahabatnya itu datang menemuinya di tempat kerja.

Seokjin mendengus geli sesaat. Lalu tanpa peringatan dia dengan penuh emosi langsung meninju wajah Myung.

Myung yang tidak menduga hal itu langsung terjungkal ke tanah. Orang-orang yang tadinya sedang sibuk bekerja kali ini memerhatikan Seokjin dan Myung.

"Hei, kenapa kamu memukulku?" teriak Myung tidak terima sembari memegangi pipinya yang terkena tinjuan dari Seokjin.

"Itu untuk wanita yang kamu tinggalkan begitu saja. Apa kamu tidak tahu? Sekarang dia sudah melahirkan anak dari pria pengecut seperti dirimu."

Myung terlihat terkejut. Apa jangan-jangan Seokjin sudah tahu semuanya? Tentang anak yang di kandung oleh Yuun bukanlah anak dari sahabatnya itu.

"A-Apa yang Yuun katakan adalah bohong. Aku sama sekali tidak pernah melakukan hal itu dengannya," bantah Myung mencoba berdiri kembali.

"Padahal aku belum mengatakan siapa wanita itu tapi kamu sudah tahu maksudku. Terlihat sekali kalau kamulah yang sedang berbohong," dengus Seokjin lalu memainkan jari tangannya bersiap untuk memukul pria itu kembali.

Myung yang melihat itu sudah ketakutan sendiri lalu mencoba kabur dengan berlari tapi percuma dia kalah cepat dari Seokjin. Dengan emosi yang sudah memuncak Seokjin meraih kerah baju pria itu.

"Rupanya kamu memang senang lari dari masalah ya," ejek Seokjin menatap tajam Myung yang sudah tidak bisa berbuat apa-apa.

Sesaat setelahnya dari lorong itu mulai terdengar pukulan yang tiada henti dan teriakan minta ampun dari Myung yang mengaduh kesakitan.

Para pekerja yang mendengar hal itu hanya bisa memasang wajah ngeri. Entah apa yang terjadi tapi pasti itu sangat menyakitkan.

Setelah selesai Seokjin menyeret Myung yang sudah babak belur wajahnya menuju rumah sakit. Dia ingin agar pria itu meminta maaf langsung pada Yuun yang baru saja pulih.

Myung hanya bisa pasrah menuruti kemauan Seokjin seraya menutupi wajahnya agar tidak di lihat oleh para pekerja di sana. Wajahnya benar-benar babak belur dibuat Seokjin.

"Maaf karena aku kamu harus menikahi Yuun," ujar Myung ketika dalam perjalanan di dalam mobil.

"Bukan padaku kamu harusnya minta maaf. Tapi dengan Yuun," balas Seokjin masih kesal pada pria itu.

"Tapi tetap saja. Aku juga salah padamu. Pasti sangat berat untukmu menikahi orang yang tidak kamu cintai."

"Sebenarnya ketika pertama kali menikah dengan Yuun. Aku sangat membencinya. Tapi semakin aku mengenalnya. Aku justru kagum padanya. Bodohnya kamu yang menyia-nyiakan wanita sebaik dia."

"Aku hanya takut. Jika keluarga Yuun tidak menerimaku. Kamu tahu sendiri keluargaku bukanlah berasal dari keluarga berkelas seperti kalian berdua," jelas Myung tertunduk lesu.

"Dan kamu kira dengan tidak bertanggung jawab dapat menyelesaikan semuanya? Kamu tidak lebih dari orang yang egois. Kamu sama sekali tidak memikirkan apa yang akan terjadi pada Yuun," sungut Seokjin dengan suara meninggi memukul stir kemudi geram.

"Ya, aku memang pria yang egois," sahut Myung dengan suara serak karena sedang menangis. Membuat Seokjin terdiam.

Selama dia mengenal sahabatnya itu. Baru kali ini dia melihatnya menangis. Bahkan saat tadi dia menghajar Myung. Pria itu sama sekali tidak terlihat meneteskan air mata sedikitpun.

...


My Prince Friend 2, 22 Januari 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro