Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18

My Prince Friend 2

SAAT SEOKJIN mencoba membuka pintu mobil dari sampingnya terjulur tangan milik Suny yang membantunya membuka pintu mobil itu.

"Aku ingin ikut mengantarnya," tutur Suny yang tanpa Seokjin sadari mengikutinya dari tadi.

"Tidak perlu. Jangan sok baik di hadapanku. Lihat apa yang kamu telah perbuat padanya!" tolak Seokjin dengan suara penuh amarah.

Tapi Suny tidak gentar. Dia tetap memaksa masuk dan membawa tubuh Yuun yang tidak sadarkan diri ke dalam mobil.

"Aku tidak peduli apa yang kamu pikirkan tentangku. Tapi sekarang aku ingin membantu Yuun."

"Terserah apa maumu," balas Seokjin menutup pintu mobil dengan kesal. Lalu berjalan masuk ke kursi kemudi untuk berangkat menuju rumah sakit.

Dalam perjalanan Seokjin mengendarai mobilnya dengan cepat akibat cemas yang melandanya saat ini. Tangannya meremas kuat stir kemudi.

Tiba-tiba saja Yuun kembali sadar dari pingsannya. Ketika dia membuka matanya orang yang pertama kali dia lihat adalah Suny.

"Suny," panggil Yuun dengan suara lemah.

Seokjin yang mengawasi dari kaca spion kemudi, keadaan di bangku penumpang terlihat menghela napas lega mengetahui istrinya yang telah sadar kembali.

"Iya aku di sini. Apa kamu ingin minum?" tawar Suny pada Yuun yang terbatuk-batuk.

Yuun menggeleng pelan. Dengan susah payah dia meraih dan menggenggam tangan milik Suny. Lalu kemudian tersenyum kecil.

"Dari dulu aku selalu penasaran. Bagaimana rasanya menyentuh tanganmu. Ternyata rasanya sangat nyaman dan menenangkan."

Suny jadi bingung dan aneh sendiri. Kenapa Yuun berbicara seperti ini. Apa wanita itu berganti jiwa setelah pingsan tadi?

"Jika bukan karena masalah yang aku miliki. Mungkin saja sekarang kita akan menjadi sahabat baik dan bergenggaman tangan seperti ini."

Suny merasakan genggaman tangan Yuun yang mulai melemah. Dia melihat perlahan buliran air mata mengalir di ujung mata wanita itu.

"Maaf karena aku sudah jahat padamu. Termasuk Seokjin yang telah aku rebut darimu. Aku minta jika sesuatu terjadi padaku. Kumohon jaga anak ini dan Seokjin," tutur Yuun dengan mata berlinang air mata seraya mencoba tersenyum.

"Jangan mengatakan hal seperti itu. Aku yakin kamu bisa melewati ini. Kamu akan melahirkan anak yang sehat dan menjadi yang ibu luar biasa untuknya. Aku yakin itu," ucap Suny dengan mata berkaca-kaca. Dia baru sadar tentang keadaan Yuun saat ini.

Yuun menggeleng pelan. "Dokter bilang ada masalah dengan rahimku. Jika tetap mempertahankan kandunganku akan berakibat fatal nantinya. Jadi dokter menyarankan untuk mengugurkan saja bayi ini. Tapi aku menolaknya. Aku sama sekali tidak memberitahu Seokjin tentang hal ini."

"Walau dokter bilang begitu aku yakin kamu bisa melewati ini Yuun. Kamu harus kuat. Demi bayimu dan Seokjin," lirih Suny yang tak kuasa lagi menahan air matanya. Dia tidak pernah menyangka akan menangis karena wanita itu. Wanita yang sangat dia benci.

Napas Yuun kembali melemah. Dia mengeratkan genggaman tangannya pada Suny. Mencoba berbicara beberapa patah kata lagi.

"Mohon jaga anak ini dan Seokjin. Aku titipkan mereka padamu." Setelah berkata seperti itu Yuun kembali tidak sadarkan diri.

"Kita harus cepat sampai ke rumah sakit!" teriak Suny pada Seokjin yang membuat pria itu memacukan mobil dengan kecepatan tinggi.

***

Saat ini Yuun sudah berada di ruang operasi untuk melahirkan secara caesar. Dia kembali sadar dan melihat sudah ada Seokjin di sampingnya.

Semburat senyum tipis terukir di wajah Yuun. Sementara Seokjin menatap wajahnya khawatir. Tangannya menggenggam cemas tangan istrinya itu.

"Sebentar lagi anak ini akan lahir," lirih Yuun menatap lembut pada Seokjin.

"Jika dia lahir nanti. Dia akan menjadi anak yang sangat beruntung. Karena akan mendapat ibu sehebat dirimu. Dan juga akan tumbuh dengan memakan makanan lezat yang kamu masak," ujar Seokjin mengelus tangan Yuun mencoba untuk tersenyum pada wanita itu.

Sementara Yuun sangat senang mendengar perkataan dari suaminya. Andai saja jika memang dia memiliki kesempatan itu. Kesempatan untuk merawat anaknya.

"Seokjin," panggil Yuun pelan.

"Hm? Apa ada yang ingin kamu katakan?" sahut Seokin mendekatkan kepalanya pada Yuun.

Buliran air mata kembali mengalir di ujung mata Yuun. Rasanya sangat berat untuk mengatakannya. Tapi dia sudah tidak punya waktu lagi.

"Sebenarnya... bayi yang aku kandung ini bukanlah anakmu," lirih Yuun mencoba menggapai wajah pria itu.

Seokjin tampak terkejut mendengar pengakuan Yuun. Jadi selama ini Yuun telah membohonginya? Bayi yang telah membuatnya menikahi wanita itu ternyata bukan anaknya?

"Aku sungguh minta maaf padamu. Aku sama sekali tidak bermaksud untuk melakukan ini padamu. Tapi aku sudah tidak punya jalan selain dirimu. Ayah sebenarnya anak ini sama sekali tidak mau bertanggung jawab."

"Si-Siapa ayah dari anak ini?" tanya Seokjin yang masih terkejut.

"Myung Hee temanmu," tutur Yuun membuat Seokjin terdiam.

Waktu itu memang mereka pergi ke tempat karaoke berempat. Termasuk Myung Hee. Seokjin tidak tahu apa yang terjadi tapi ketika sadar dia sudah berada di kamar sahabatnya itu.

Setelah beberapa bulan selesai dari kejadian itu tiba-tiba saja Yuun memberitahunya kalau wanita itu sedang hamil anaknya. Yuun mengatakan padanya kalau mereka melakukan itu sepulang dari tempat karaoke di kamar Myung Hee.

Karena kandungan Yuun yang sudah membesar akhirnya Seokjin berjanji akan menikahi wanita itu setelah mereka lulus kuliah. Saat memberitahu Suny tentang pernikahan mereka, adalah hal yang paling berat bagi Seokjin.

Seokjin tidak menyangka ternyata ini semua hanya kebohongan Yuun. Setelah apa yang terjadi selama ini. Dia yang harus terpaksa menikahinya dan juga menjalani kehidupan rumah tangga yang sama sekali tidak dia inginkan.

Seokjin mengepalkan tangannya kembali meneteskan air matanya menyesal. Dia semakin merasa bersalah ketika mengingat perlakuan buruknya pada Suny selama ini.

"Aku benar-benar minta maaf padamu," ucap Yuun berlinang air mata mengusap wajah pria di hadapannya.

Yuun tahu pasti sangat menyakitkan bagi Seokjin setelah mengetahui kebenaran ini. Tapi itu akan jauh lebih buruk jika dia tidak memberitahunya pada pria itu.

"Aku punya satu permintaan padamu. Tolong jaga dan rawat anak ini seperti anakmu sendiri nantinya," ucap Yuun seraya tersenyum pada Seokjin.

Seokjin balas mengangguk pelan. Membuat Yuun tersenyum makin lebar lalu wajahnya yang putih pucat dan matanya yang berbinar indah tampak menatap menerawang pada langit-langit ruangan itu.

"Terima kasih untuk semua hal yang kamu berikan selama ini. Bersamamu adalah saat-saat terbaik dalam hidupku. Aku senang karena anak ini akan lahir dan memiliki ayah hebat sepertimu."

"Seokjin apa kamu ingat?"

"Dulu saat musim dingin dan kota penuh dengan salju. Aku bermain di luar rumah lalu membuat boneka salju di jalanan."

"Tapi saat boneka salju itu selesai kubuat, ada orang yang tak sengaja menabraknya lalu akhirnya boneka salju itu hancur."

"Aku menangis karena sudah susah payah membuat boneka salju itu. Lalu tiba-tiba ada anak laki-laki yang menghampiriku. Anak itu bertanya kenapa aku menangis. Lalu aku mengatakan karena ada orang yang merusak boneka saljuku."

"Anak laki-laki itu tersenyum kemudian berkata padaku untuk jangan bersedih karena dia akan membantuku membuatkan lagi boneka salju yang lebih besar."

"Akhirnya sore itu kami berdua menghabiskan waktu untuk membuat boneka salju itu. Setelah selesai aku sangat senang sekali dan memeluk anak laki-laki itu. Aku berterima kasih padanya lalu dia pamit pergi karena hari sudah akan gelap."

"Sebelum benar-benar pergi aku sempat menanyakan siapa namanya. Dan kamu tahu siapa anak laki-laki itu?"

"Nama anak laki-laki itu adalah Kim Seokjin. Dia adalah kamu," ucap Yuun yang kali ini memandang wajah Seokjin seraya tersenyum bahagia.

"Terima kasih karena sudah mau menemani. Di musim dingin dalam hidupku. Maaf karena aku tidak bisa membalas semua kebaikanmu selama ini."

Seokjin merangkul Yuun dalam dalam pelukannya. Wanita itupun juga balas mengusap pundak Seokjin. Mereka berdua sama-sama terisak menangis.

Suny yang menunggu di luar terlihat memandang pada pintu ruangan dimana saat ini Yuun sedang di operasi untuk melahirkan. Dia harap Yuun baik-baik saja.

Saat dia sedang cemas-cemasnya. Datang Wonju dan istrinya serta Hana. Mereka menyusul ke rumah sakit karena ingin tahu keadaan Yuun.

"Bagaimana Yuun saat ini?" tanya Wonju pada Suny yang beranjak dari duduknya setelah mereka datang.

"Dia sedang di operasi caesar untuk melahirkan."

Tiba-tiba semua perhatian tertuju pada ruang operasi saat terdengar suara tangisan bayi dari dalam sana. Mereka terlihat sangat senang setelah mendengar suara itu. Artinya proses melahirkan Yuun berjalan lancar.

Namun baru sesaat raut wajah bahagia terpancar di wajah mereka. Suara teriakan tangisan Seokjin membuat mereka semua terdiam. Sebenarnya apa yang terjadi?

...


My Prince Friend 2, 21 Januari 2021


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro