Tanyakan pada Hati
Viona memiliki dua ponsel, satu ponsel pribadi dan satu lagi untuk urusan kerja, ketika sedang sibuk bekerja, ia tidak akan mengaktivkan ponsel pribadinya kadang sangking sibuknya ia melupakan kebutuhan pribadi. Gadis itu mencari gawai pribadinya yang telah jatuh di bawah tempat tidur.
“Ya Tuhan, aku melupakan ponselku.” Viona mengambil ponsel yang masih mati.
“Aku sangat ceroboh.” Gadis itu tersenyum dan mengaktivkan ponsel, ia terkejut melihat sebuah pesan dari Fauzan.
“Oh My God.” Viona berteriak, ia segera membuka pesan.
“Apa kamu berpacaran dengan David?” Senyuman mengembang di wajah Viona, ia sangat senang Fauzan menanyakan tentang hubungan dirinya dengan David, itu membuktikan bahwa pria itu peduli padanya.
“Aku tidak berpacaran dengan David, aku hanya menganggapnya sebagai kakak, bagaimana kabar kamu? Apakah kamu datang ke Singapura?” Viona mengirim pesan, ia berguling di atas tempat tidur.
“Ayolah baca pesan dariku, tidakkah kamu mau menghubungi diriku? Dasar pria sombong.” Viona mencium layar ponsel yang menampilkan foto Fauzan.
Sebuah pesan masuk di ponsel Fauzan, pria itu segera membacanya dan tersenyum, ada ketenangan di hati yang tidak ia sadari. Ia segera membalas pesan dari Viona.
“Ya, aku baik.” Fauzan menyimpan ponsel ke saku celana, berjalan menuju istana Kenzo dan Ayesha, ia bertemu dengan Khalid yang tersenyum memperhatikan saudaranya.
“Assalamualaikum saudaraku.” Khalid menepuk pundak Fauzan.
“Waalaikumussalam, kamu mau kemana?” tanya Fauzan.
“Aku mau melihat adik kecilku Ayesha.” Khalid tersenyum.
“Baiklah, kita bisa pergi bersama.” Fauzan merangkul Khalid.
“Apa kamu tidak tidur saudaraku?” Khalid menghentikan langkah Fauzan.
“Aku hanya terlambat tidur.” Fauzan tersenyum.
“Apakah karena surat dari Indonesia?” Khalid menyelidiki ekpresi Fauzan.
“Ya Allah, aku melupakan surat Viona.” Fauzan melepaskan rangkulannya dan menatap Khalid.
“Kakak bisa membacanya sebelum tidur.” Khalid tersenyum.
“Kamu benar.” Fauzan melanjutkan langkah kakinya.
“Kapan saudara yang lain akan datang?” tanya Fauzan.
“Saudara ketiga dan keempat sedang menyelesaikan pekerjaan dan akan segera pulang tetapi Abdullah seharusnya sudah kembali.” Khalid tersenyum.
“Dia selalu berulah.” Fauzan menggelengkan kepalanya.
“Tidak, ia tetap menjalankan bisnis bersamaan dengan liburan.” Khalid mengikuti langkah Fauzan memasuki istana Ayesha.
“Assalammualaikum.” Fauzan dan Khalid mengucapkan salam bersamaan, dan melihat pasangan halal itu sedang bekerja dengan banyak berkas.
“Waalaikumsalam.” Ayesha dan Kenzo tersenyum.
“Kak Khalid kapan semua kakakku akan berkumpul di istana?” Ayesha beranjak dari kursi dan menggandeng tangan Khalid. Fauzan melirik Kenzo dengan banyak pertanyaan. Suami Ayesha tahu arti dari lirikan Fauzan, ia sengaja mengirimkan video Viona kepada saudara iparnya.
“Khalid dimana posisi saudara-saudara kita?” Fauzan duduk berhadapan dengan Kenzo yang menahan senyumnya.
“Fahad masih di Brunei, Faisal di Yordania dan Abdullah di Indonesia.” Khalid duduk di samping Ayesha.
“Apa yang Abdullah lakukan di Indonesia?” Fauzan menatap pada Khalid.
“Aku tidak tahu, dia adalah saudara kembar Ayesha, sama-sama nakal dan suka berkeliaran.” Khalid mencubit pipi Ayesha.
“Aku tidak nakal.” Ayesha memandang Kenzo yang tersenyum.
“Jangan lakukan itu, kamu bisa membuat Kenzo cemburu.” Fauzan tersenyum dan melirik Kenzo.
“Apakah kamu cemburu?” tanya Khalid pada Kenzo.
“Tentu Saja, kemarilah Sayang.” Kenzo menarik tangan Ayesha hingga duduk di pangkuannya.
“Ya Allah, kamu membuat aku iri.” Khalid tersenyum.
“Kenzo, bisakah kita berbicara sebentar?” Fauzan beranjak dari kursi.
“Aku harus minta izin pada Humairahku yang cantik.” Kenzo tersenyum memandang wajah cantik Ayesha.
“Tentu saja suamiku.” Ayesha beranjak dari pangkuan Kenzo.
“Aku pergi sebentar dan akan segera kembali.” Kenzo mengecup dahi Ayesha.
“Ya Rabb, kirimkan istri untukku.” Khalid mengadahkan tangannya ke langit.
“Ada banyak wanita yang mau menjadi istri kamu.” Fauzan menoleh kearah Khalid dan berjalan bersama Kenzo menuju teras sebelah timur Istana Ayesha.
“Ada perlu apa saudaraku?” Kenzo berdiri tepat di belakang Fauzan.
“Apakah Viona dan David berpacaran?” tanya Fauzan.
“Aku rasa belum, hanya saja David sedang mengejar Viona.” Kenzo tersenyum.
“Viona adalah wanita yang menarik, ada banyak pria yang menyukai dirinya,” lanjut Kenzo.
“Usianya masih terlalu muda.” Fauzan menatap lurus ke depan.
“Kakak benar.” Kenzo tersenyum.
“Tetapi dia telah berhasil mengembangkan perusahaan.” Kenzo mengeluarkan ponselnya dan menunjukan sebuah berita yang sedang jadi trending topic.
“Enam orang Pengusaha muda sedang membangun sebuah perusahaan baru dan seorang diantara mereka adalah wanita yang masih sangat muda.” Fauzan membaca berita yang tampil di layar ponsel Kenzo.
“Ya, berita ini membuat Pangeran Abdullah pergi ke Indonesia.” Kenzo tersenyum.
“Apa maksud kamu?” Fauzan menatap tajam pada Kenzo.
“Pangeran Abdullah tertarik dengan Pengusaha muda bernama Viona Alexander.” Kenzo mengambil ponselnya dari tangan Fauzan.
“Apa?” Fauzan terkejut.
“Aku sudah berbicara dengan Ayesha.” Kenzo melirik istrinya yang sedang bercanda dengan Khalid.
“Bagaimana kamu tahu kabar ini?” tanya Fauzan.
“David melaporkan semuanya kepadaku dan aku melaporkan semuanya kepada istriku tercinta.” Kenzo tersenyum.
“Aku rasa Abdullah hanya tertarik untuk bekerjasama dengan Viona.” Fauzan menyenderkan tubuhnya pada tiang raksasa.
“Sepertinya begitu, tetapi hanya ada lima sosok Pembisnis wanita yang sukses di dunia ini.” Kenzo duduk di kursi. Pria itu sangat peduli pada Viona karena dia menganggapnya sebagai adik.
“Kamu benar dan Viona akan menjadi yang keenam.” Fauzan tersenyum.
“Aku berharap begitu.” Kenzo tersenyum.
“Kamu sangat peduli kepada Viona.” Fauzan menatap Kenzo.
“Karena Viona adik Nisa dan Stevent jadi adikku juga.” Kenzo membalas tatapan Fauzan.
“Jangan khawatir, aku hanya mencintai Ayesha, tidak ada satu wanita pun di dunia ini yang bisa di bandingkan dengan tuan putriku, aku sangat beruntung.” Kenzo kembali melihat Ayesha.
“Kamu benar-benar beruntung.” Fauzan menepuk pundak Kenzo.
“Terima kasih, semoga saudaraku juga beruntung dalam urusan cinta.” Kenzo tersenyum.
“Kamu tahu sebagai calon Raja, aku hanya bisa menunggu seorang putri menjadi Ratu ku.” Fauzan tersenyum.
“Apa sang Pangeran hanya akan menunggu?” Kenzo menatap Fauzan.
“Siapa yang saudaraku tunggu? Wanita yang dicintai atau jodoh yang telah ditentukan?” tanya Kenzo menambah kegalauan Fauzan.
“Aku pernah menyukai seorang wanita yang tumbuh besar bersama dengan diriku dan aku hanya menunggu tanpa bertindak, akhinya ada orang lain yang lebih berani menyatakan cinta dan menikahinya dengan cara yang berbeda.” Kenzo memandang Ayesha.
“Apa kamu menyesal?” tanya Fauzan.
“Tentu saja tidak, Allah mengirimkan diriku bidadari surga, tetapi itu hanya sebagai contoh sebuah tindakan yang harus dilakukan untuk memperjuangkan cinta bukan menunggunya hingga ia direbut orang lain, aku juga harus berjuang untuk mendapatkan Ayesha.” Kenzo tersenyum.
“Aku tidak tahu siapa yang aku cintai?” Fauzan menatap Kenzo.
“Tanyakan kepada hati kakak.” Kenzo menyentuh dada Fauzan.
“Pertanyaan tentang cinta hanya hati yang bisa menjawabnya.” Kenzo tersenyum dan meninggalkan Fauzan dalam keingungan.
“Hanya ada satu wanita yang telah mengisi hati anda.” Kenzo berbicara di dalam hati, ia tahu dari Ayesha Fauzan tidak pernah dekat dengan seorang wanita pun.
“Jatuh Cinta,” guman Fauzan dalam kebingungan.
Memperjuangkan tak memandang wanita atau pun pria. Saat ia serius dengan satu nama, dengan cara apapun mereka akan lakukan bahkan dengan penungguan yang lama sekali pun. Bersabarlah saat sedang berjuang. Menunggu dapat dilakukan dengan dua cara, menunggu dalam pasrah atau menunggu dengan perjuangan.
Tanyakan pada hatimu, siapa yang membuat dirimu nyaman ketika dekat dan siapa yang membuat hatimu gelisah ketika jauh? Hanya hati yang bisa menjawab semua itu karena pikiran akan dikacaukan oleh ego dan gengsi.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro