Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Sang Pembalap

Waktu pulang perusahaan, Viona melewati para karyawannya dengan senyuman, berjalan elegan menuju sebuah mobil berwarna putih yang terparkir di tempat khusus miliknya. Semua sangat mengagumi gadis muda itu, mereka hanya bisa berbisik di belakang. Usia bos mereka bahkan lebih muda dari karyawan yang bekerja.

Viona melihat seorang pria duduk di atas bagian depan mobilnya dengan menggunakan jaket berwarna hitam. Gadis itu berjalan mendekat dan bisa mengenali wajah tampan David yang tersenyum padanya.

“Kak David, apa yang kakak lakukan di sini?” tanya Viona.

“Aku mau kamu menonton diriku balapan.” David tersenyum dan menarik tangan Viona menuju mobilnya.

“Kak, kita mau kemana?” Viona bingung.

“Bandara.” David membuka pintu mobil dan mendorong tubuh Viona masuk.

“Apa?” Viona melihat David mengitari mobil dan duduk di kursi pengemudi.

“Kenapa kita ke Bandara?” tanya Viona memasang sabuk pengaman.

“Pergi jalan-jalan.” David menyalakan mesin mobil dan melaju menuju Bandara Internasional.

“Jalan-jalan?” Viona masih bingung.

“Kamu harus ikut bersama dengan diriku.” David tersenyum. Mobil terus melaju hingga sampai di depan sebuah hotel mewah yang berada di seberang Bandara.

“Apa kamu lapar?” tanya David dan menggunakan masker menutupi wajahnya agar tidak dikenali orang lain.

“Kak, kenapa kita ke Hotel? Apa untuk makan malam?” tanya Viona keluar dari mobil.

“Sebentar lagi magrib, kita bisa beristirahat di hotel ini.” David menarik tangan Viona.

“Kak David.” Viona menarik tangannya.

“Ada apa?” tanya David.

“Dengar Viona, percayalah padaku dan aku hanya ingin kamu melihat diriku balapan satu kali ini saja.” David menatap Viona.

“Balapan?” Viona memandang David.

“Ya, ini sangat penting untuk diriku, bisakah kamu menonton diriku balapan?” David memasang wajah memelas.

“Tapi dimana?” tanya Viona.

“Besok kamu akan tahu.” David tersenyum dan menarik tangan Viona berjalan masuk ke dalam hotel. Pria itu mengambilkan kunci kamar untuk mereka berdua.

“Apa kakak sudah merencanakan ini?” Viona hanya bisa mengikuti langkah kaki David.

“Satu kali ini saja, Kakak mohon.” David berlutut di hadapan Viona.

“Kak, apa yang Kakak lakukan?” Viona merasa tidak nyaman karena semua orang melihat kearah mereka.

“Kakak tidak akan berdiri jika kamu belum setuju.” David memelas.

“Baiklah, aku akan ikut.” Viona terpaksa.

“Terima kasih, Tuan putriku.” David beranjak dari lantai dan menarik tangan Viona.

“Mandi dan beristirahatlah, setelah salat magrib kita makan malam bersama.” David membukakan pintu kamar untuk Viona dan menyerahkan kunci.

“Ini kamar kakak.” David membuka pintu sebelahnya.

“Kak, kapan kita berangkat dan kemana?” tanya Viona.

“Malam ini jam delapan.” David masuk ke kamarnya dan tidak memberitahukan tujuan keberangkatan mereka.

“Aku harus menghubungi Mera.” Viona masuk ke dalam kamarnya. Hotel itu cukup mewah dan megah tetapi tempat tidur yang tidak sebesar miliknya.

“Ah, hanya istirahat sebentar saja.” Viona melepar tasnya dan merebahkah tubuh di atas tempat tidur, ia mencari kontak Mera.

“Assalamualaikum Nona.” Mera menerima panggilan dari Viona.

“Mera, tolong kosongkan semua jadwal saya besok,” ucap Viona.

“Baik Nona,” jawab Mera.

“Terima kasih.” Viona memutuskan panggilan.

“Aku harus mandi.” Viona meletakkan ponsel di atas tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

“Tunggu dulu, aku tidak membawa baju ganti.” Gadis itu melihat dua buah paper bag tergeletak di atas meja dekat Sofa.

“Apa ini?” Jari cantik Viona membuka paper bag.

“Apakah Kak David yang menyiapkan ini?” Paper bag itu  berisi dua set gamis, satu set berwarna biru muda dan satu set lagi berwarna peach.

“Cantik sekali.” Viona tersenyum dan membongkar isi paper bag dan ia melihat dua set pakaian dalam lengkap.

“Aku berharap bukan Kak David yang memilih ini.” Viona tersenyum malu melihat pakaian dalam berwarna hitam dan merah terang. Satu lagi paper bag berisi mukenah berwarna putih bersih dan sajadah lembut.

“Aku harus mandi, sebentar lagi Magrib.” Wajah Viona memerah, ia sangat malu melihat pakaian dalam itu.

Setelah selesai mandi Viona memilih gamis berwarna peach yang dipadukan motif batik ungu di bagian bawah untuk ia gunakan malam itu, terlihat sangat manis dan cantik di tubuh indahnya, begitu sempurna dengan hijab warna senada. Gadis itu melaksanakan salat magrib tepat waktu.

David telah menunggu di depan pintu kamar Viona, bersiap makan malam romantic. Pintu terbuka Tuan putri cantik tersenyum dengan cantik.

“Masya Allah, kamu sangat cantik Viona.” David menatap Viona pebuh cinta.

“Terima kasih.” Viona segera menutup pintu kamarnya dan berjalan bersama David menuju ruang makan yang ada di lantai bawah hotel.

“Viona, maafkan kakak yang menculik kamu.” David terus menatap Viona.

“Sekali ini saja dan jangan pernah ulangi lagi.” Viona tersenyum.

“Baiklah, Tuan Putri, Kakak janji.” David menarikkan kursi untuk Viona, pria itu telah memilih ruang makan khusus agar tidak bertemu dengan banyak orang, sebagai seorang pembalap dunia David dikenal banyak orang.

“Kenapa kita harus makan di ruangan VIP?” Viona menatap David.

“Apa kamu lupa aku adalah seorang pembalap?” David mengedipkan matanya.

“Pasti banyak gadis mengejar Kak David.” Viona tersenyum.

“Tentu saja dan itu membuat diriku tidak leluasa.” David memanggil seorang pelayan yang dari tadi berdiri di depan pintu dan terus memperhatikannya.

“Silakan Tuan.” Pelayan itu memberikan tap pada David untuk memilih pesanan.

“Biarkan Tuan Putriku yang memilih.” David tersenyum.

“Silakan Nona.” Pelayan memberikan tap pada Viona.

“Terima kasih.” Viona segera memilih menu dan mengembalikan tap kepada pelayan.

“Maaf Tuan, apakah Anda Pembalap F1 bernama David?” tanya pelayan pelan.

“Ya.” David tersenyum.

“Bolehkan aku meminta foto dan tanda tangan Anda?” Pelayan itu tersenyum lebar.

“Sekarang adalah waktu privasiku dan aku tidak mau diganggu.” David tersenyum tampan.

“Maaf Tuan, permisi.” Wanita itu segera keluar dari ruangan.

“Pelit sekali.” Viona tersenyum.

“Apa kamu mau foto dan tanda tanganku?” David tersenyum.

“Aku akan berfoto dengan Kak David di atas podium kemenangan.” Gadis itu menatap serius pada David.

“Benarkah?” David meyakinkan diri.

“Aku akan naik ke podium bersama Kak David.” Viona tersenyum, ia benar-benar tidak mengikuti perkembangan balapan dan tidak tahu tentang David yang selalu naik di podium.

“Janji.” David mengulurkan jari kelingkingnya pada Viona.

“Janji.” Viona mengaitkan kedua kelingking mereka.

“Gadis ceroboh.” David tersenyum puas, dengan Viona naik ke atas podium itu akan membuat gossip tentang kedekatan dirinya dengan seorang gadis.

Mereka berdua menikmati makan malam dengan tenang, kembali ke kamar untuk melaksanakan salat Isya dan bersiap melakukan penerbangan ke Singapura. Mereka menggunakan tiket bisnis dan hanya ada Viona dan David di sana.

“Kenapa harus malam ini?” tanya Viona duduk di kursinya.

“Agar kita bisa bermalam di Singapura dan aku tidak terlalu lelah untuk menghadapi balapan.” David tersenyum, pria itu kembali menutupi wajahnya dengan masker.

“Tidurlah, kita hanya butuh kurang dari dua jam penerbangan.” David tersenyum melihat wajah cantik alami Viona.

“Mm.” Viona memejamkan matanya.

“Gadis kecil yang cantik dan menggemaskan.” David memandang Viona yang tidur dengan pulas.

Melihat Viona tidur dengan gelisah membuat David harus pindah di samping gadis itu agar bisa menjaganya dan tidak jatuh dari kursi.

“Kamu seperti anak kecil.” David meletakkan kepala Viona di pundaknya dan memejamkan mata.

Pesawat mendarat di Bandara Internasional Changi yang merupakan bandara sipil utama Singapura, dan salah satu pusat transportasi terbesar di Asia Tenggara. Bandar Udara Internasional Changi Singapura menerima penerbangan dari berbagai rute. Rute paling populer adalah rute penerbangan dari beberapa negara di Asia Tenggara. Pelancong paling banyak terbang ke Singapura dari bandara Indonesia, bandara Malaysia, bandara Thailand, dan bandara Hong Kong.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro