32. My Precious [End.]
Vonis dari dokter memang menyeramkan, namun berbeda dengan (Name) yang saat ini melotot kaget menatap Mikey yang menampakkan senyumnya.
Yuzuha yang tadi menemani (Name) memekik senang sembari mengguncang lengan Mitsuya.
Sanzu tetap dalam ekspresi gilanya seperti biasa, begitu juga Draken ikut bahagia.
"Selamat Mi─" Ucapan selamat Draken dipotong dengan tatapan tajam (Name) padanya.
(Name) bangkit dari ranjangnya, mendorong Mikey dan yang lain untuk keluar ruang rawat. Bahkan dokter yang memeriksanya ia paksa keluar.
Pintu ditutup kuat oleh (Name) menimbulkan suara gaduh dan kebingungan semua orang.
Pintu kembali dibuka dan (Name) melempar jas Mikey yang tadi sempat ditinggalkan tepat ke arah wajah pemiliknya.
Pintu kembali ditutup.
"S-sano-san.. istri anda?" Raut wajah sang dokter jadi cemas. Takutnya (Name) terkena gangguan jiwa akibat terlalu shock dengan kabar bahagia ini.
Mikey terkekeh dan menoleh, "Tenang saja, dia hanya mengungkapkan kebahagiaannya."
Disisi lain (Name), gadis─ah ralat wanita itu tengah shock berat duduk diranjang.
"Aku hamil? Uso.. padahal kami belum melakukannya."
(Name) mengusap rambutnya kasar. Mencoba mengingat adegan yang kembali kena skip.
"Ah! Jangan-jangan sama tetangga sebelah?! Hah bukanlah, aku bahkan tidak mengenalnya." Yah, tak mungkin ia melakukan hal bejat semacam ini.
Otak (Name) memproses mencari ingatan yang terkait dengan kejadian yang diluar akal itu.
"Oh, masaka.." (Name) menutup mulutnya dramatis, "Malam itu!"
Dia mengingatnya, malam ketika ia menghabiskan waktu bersama anggota Bonten. (Name) terbawa suasana hingga akhirnya mabuk dan melakukan 'itu' bersama Mikey.
"Omaygat ooomaygat!!"
(Name) kembali menutup mulutnya dengan tangan, "Bagaimana bisa aku melupakannya? Aaaaargh!"
"Kau ingat sekarang?" Celetuk Mikey yang sedari tadi bersandar di dinding.
"Hah! Sejak kapan kau?!" Kaget (Name).
"Daritadi, sejak kau meracau tak jelas. Baka, kau membuat semua orang khawatir. Takemitchy dan Hina-chan sampai kemari tahu."
Mikey mendekati istrinya, namun (Name) kembali membuat gestur tubuh untuk menahan Mikey.
"Diam disana!! Ini nyata Mikey? Kau dan aku...?"
Mikey menyeringai, "Apa kita perlu melakukannya lagi agar kau mengingatnya?"
"Bukan itu!! Maksudku, ceritakan apa yang terjadi!"
Mikey menghela nafas bersabar.
"Hah.. kau ini tak tahan dengan alkohol, tapi kau dengan mudahnya menerima tawaran alkohol dari Ran sampai lupa waktu. Tiba-tiba kau menciumku dan menggodaku, lalu dibawah cahaya lampu yang remang-remang.. kita melakukan─"
"STOP!!"
(Name) maju dan membekap mulut Mikey, "Aku mengingatnya! Aku mengingatnya sialan!"
Wajah (Name) memerah malu mendengar cerita tak senonoh dari suaminya.
Mikey terkekeh pelan dan memeluk (Name), membawa gadis itu dalam kehangatan. Sesekali ia mengecupi puncak kepala istrinya.
"Terimakasih (Name), aku sangat berterima kasih padamu."
"Mikey.."
"Aku mencintaimu."
Penonton yang seenaknya mengintip dari celah pintu jadi merasa iri dengan pasangan luar biasa ini.
Mereka juga ikut bahagia, ingin segera memberi selamat pada keluarga Sano.
Ditengah-tengah mengintip, Sanzu menyenggol lengan Takemichi.
"Jadi, kapan kalian nyusul?"
Pasangan yang baru saja menikah itu auto shy-shy cat.
Mitsuya yang geram akan sifat tengil Sanzu, ia balik memukul pundaknya.
"Cari jodoh sana! Jangan ganggu orang mulu!"
Ada yang mau daftar?
***
Mikey duduk tenang dibangku panjang depan mini market. Menikmati seduhan kopi panas sembari menatap gemerlap perhiasan langit malam.
Ia sedang menunggu seseorang, yah, dua orang favoritnya didunia ini.
"A! Papa!"
Seorang anak kecil berambut pirang melambai ke arahnya, ia tengah digandeng seorang wanita favorit Mikey diseberang jalan.
Mikey melebarkan senyumnya dan membalas lambaian tangan dari sang anak.
Lampu lalu lintas berubah merah, tanda pejalan kaki menyeberang jalan.
Anak kecil berambut pirang itu dengan semangat menarik lengan sang ibu untuk berlari menuju ke Mikey.
Hingga tak menyadari suatu hal buruk.
Dari jauh ada sebuah truk besar yang melaju cepat tanpa memperdulikan lampu lalu lintas yang berganti merah.
Semua orang yang menyeberang panik dan cepat-cepat minggir, namun tidak dengan dua orang favorit Mikey.
Sebab waktu yang berlangsung begitu cepat, dan,
Brakk!!
Keduanya terpental jauh akibat tabrakan itu.
Mata Mikey memanas melihat pemandangan naas didepannya. Darah yang semakin banyak mengalir membasahi jalanan yang dingin menambah luka hatinya.
"K-kalian..."
"Mikey! MIKEY!!"
Mikey terbangun.
"Mou! Doshitano?" Ditatapnya raut wajah (Name) yang tampak sedikit kesal.
Mikey bangkit dari tidurnya dan memeluk (Name), menyembunyikan isak tangisnya diperut sang istri yang sedikit membuncit.
"Hei kenapa?" (Name) jadi ikutan cemas melihat tingkah suaminya, "Mimpi buruk ya?"
Mikey mengangguk pelan, masih enggan melepaskan sang istri.
"Kalau mimpi itu membuatmu takut dan cemas jangan diceritakan, sekarang tenanglah. Aku ada disini." (Name) mengelus surai putih Mikey untuk menenangkannya.
"Ekhem uh-uhuk!!" Suara dehaman dari Sanzu membuat Mikey melepaskan pelukannya.
(Name) mencebik kesal kepada Sanzu yang duduk disantai dimeja makan.
"Kalian menghalangi televisi, aku tidak bisa menontonnya!" Protes Sanzu dan pria dewasa itu kena lempar bantal sofa oleh maung bunting.
"Jadi kenapa kau bangun malam-malam seperti ini?" (Name) menoleh ke Mikey.
"Aku lapar hehe."
"Begitu, mau apa? Biar ku buatkan."
"Hontou?!" (Name) memekik senang, "Kalau begitu aku mau.."
(Name) menyebutkan makanan dari a sampai z, Mikey mau tak mau menuruti istrinya yang menurutnya memasuki masa mengidam.
Tapi sebenarnya, (Name) tidak benar-benar mengidamkan sesuatu. Dia seenaknya memerintah Mikey seperti ini sebab ingin,
"Balas dendam."
Yah, sebab balas dendamnya karena dijadikan babu dimasa lalu. Gantian.
Sesekali dirinya terkikik geli melihat interaksi suaminya dengan peralatan masak, jangan lupakan Sanzu yang setia membantunya.
"Nih!"
Mikey meletakkan segelas susu ibu hamil dimeja.
(Name) hanya menatapnya sebentar dan berpaling.
"Aku tidak mau."
"Huh? Tadi kau menginginkannya. Kau harus minum ini agar tetap sehat!"
"Tapi sekarang tidak lagi. Ugh, aku tidak tahan dengan baunya, bawa pergi buruan!" Tolak (Name).
Mikey mengernyit heran dan kembali membawa segelas susu itu ke dapur.
"Loh, kok dibawa balik?" Heran Sanzu.
"Dia tidak menginginkannya lagi. Apa sifat seperti itu termasuk sindrom kehamilan juga?
Mendengar itu Sanzu mencebik kesal dan merebut segelas susu dari tangan Mikey. Lalu meminumnya.
"Itu susu untuk orang hamil."
Sanzu auto menyemburkannya.
"Haha kenapa? Minum saja, siapa tahu kau bisa hamil." Gurau Mikey.
"Jangan bercanda Mikey!"
Sanzu berkali-kali kena mental tinggal bersama mereka berdua. Salah sendiri.
Beralih pada (Name) yang masih terkikik gila layaknya nenek lampir.
Wanita itu menikmati acara televisi roadshow roy kimochi yang kebetulan tayang jam segini.
"Ternyata begini rasanya jadi majikan. Haha, aku membalasmu!"
"Oh, jadi ini hanya candaanmu."
(Name) auto menegang sebab keberadaan Mikey yang selalu saja tiba-tiba dibelakangnya.
Mikey memeluk leher (Name) dari belakang dan meletakkan kepalanya dipundak sang istri.
"Menaruh dendam seperti itu pada suamimu, kau sudah berani ya sayang."
(Name) bergidik ngeri, "Habisnya, aku masih belum sepenuhnya memaafkan perbuatan norakmu dimasa lalu─ah!"
Mikey menggendong (Name) paksa, "Sepertinya kau perlu sedikit hukuman."
"Turunkan aku!"
Mikey membawa istrinya masuk ke kamar, tak lupa menutupnya.
(Name) menutup matanya dikala Mikey menidurkannya diranjang.
Pikirannya sudah kemana-mana, tapi akhirnya Mikey tak berbuat apapun hanya memeluknya dari belakang.
"Mikey?"
"Aku tak mau kau kelelahan, begini sebentar saja."
(Name) berbalik dan menatap wajah cerah suaminya.
"Kau ingat, apa jadinya kalau aku tidak berbelok digang itu?"
"Berkali-kali kau menyusahkanku sampai membuatku sakit hati.. rasanya seperti mimpi."
Mikey terkekeh, "Aku mengingatnya, semuanya. Takemitchy sering bercerita tentangmu, ocehan, umpatanmu padaku."
(Name) melotot kaget, hah yang benar saja semuanya?!
"Perjalanan waktumu, perjuanganmu dengan semuanya, semua itu membuatku merasa bersalah."
"Tapi Mikey─"
"Shuushh! Aku bukan lagi Mikey yang dulu. Jangan khawatir, karena sekarang.." Mikey mengusap pelan perut (Name). "Peranku sudah berubah."
"Manjirou kecil, cepat keluar dan jangan menyusahkan mamamu ya! Jangan sering membuat mamamu sering terbangun dimalam hari!"
"Jangan takut, papa dan mama akan selalu bersamamu untuk menghadapi dunia ini."
(Name) tersenyum simpul melihat interaksi ayah dan anak dalam kandungannya.
Mikey beralih menatap istrinya, lalu mengecup dahinya.
"Kalian adalah milikku yang berharga.."
"My Precious."
[End.]
Akhirnya selesai. Terimakasih
banyak sudah membaca!
Astaga ga nyangka bakal
gini (´-﹏-';)
padahal gaada apa-apanya.
/crying/
Oh ya
- darimana kalian nemu book ini?
- scene mana yg menarik menurut kalian?
- mau spin off ttg Sanzu after this story? Or no?
Sekali lagi terimakasih :'
buat yg nyesel baca ini,
Terimakasih sudah mampir!
/send luv virtual/
Ask me something? Request?
Wall terbuka lebar xixi
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro