Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

31. Hari bahagia

1 month later..

Setelah insiden kena prank, Bonten tetap dibubarkan oleh Mikey. Para anggota mah setuju-setuju aja soalnya mereka semua babu-eh, mengikuti jejak Mikey.

Para anggota sudah mempunyai pilihan hidup sendiri-sendiri.

Misalnya Kokonoi, katanya "Cari duit lah."

Maklum, dia belum move on dari cinta monyetnya.

Haitani bersaudara, "Cari jodoh."

Sedangkan Kakucho, Mochi, dan Akashi Takeomi tidak menyebutkan rencana hidupnya setelah Bonten dibubarkan.

Mikey sendiri, atas bantuan dan semangat dari sang istri dia membangun usaha motorcycle shop sekaligus bengkel, sama seperti pekerjaan kakaknya dulu, Sano Shinichiro.

"Aniki, Izana, Emma, Baji.. terimakasih. Aku sudah cukup bahagia.." Mikey menoleh ke arah (Name) yang memejamkan mata.

"Jadi, jangan beri aku apapun lagi."

Saat ini, mereka sedang berada di makam keluarga Sano dan Baji.

"Belum selesai?" Tanya Mikey, soalnya (Name) cukup lama berdoa.

"Sstt diam dulu! Aku sedang mengobrol dengan mereka!"

"Mereka?!" Mikey shock, ia berniat untuk mengajak balik (Name) secepatnya, takutnya kesurupan.

(Name) yang merasa terganggu dengan kelakuan suaminya, akhirnya membuka mata dan menghirup oksigen dalam-dalam.

"Shinichiro-san, Izana-san, Emma-chan, lalu Baji-kun! Biarkan aku yang menjaga Mikey mulai sekarang!! Izinkan aku membuatnya bahagia, Itsu made mo!!" Teriak (Name) lantang. Tentang Izana, Mikey sudah menceritakan semuanya.

Sungguh, dia tidak keberatan jadi perhatian orang-orang dipemakaman. Soalnya, (Name) sudah biasa malu-maluin.

Mikey sampai terdiam dibuatnya, lalu perlahan bibirnya melengkung ke atas.
Sorot mata yang sebelumnya kosong, terlihat hidup kembali.

"Haha, ternyata bukan hanya aniki dan Takemitchy yang lemah dengan wanita." Batin Mikey.

Setelah pulang dari makam, mereka berniat kembali pulang.

"Ne Mikey, waktu itu bagaimana bisa kau masih hidup? Bukannya kau tertembak? Aku melihatnya dengan mata batinku sendiri, kau berlumuran darah waktu itu!" Kepo (Name) yang masih mengungkit insiden dulu.

"Hm, mereka memang menembakku tapi ditempat yang salah." Jelas Mikey, ia juga bercerita mengenai dokter gadungan yang ia bayar mahal-mahal demi memainkan drama untuk memalsukan kematiannya.

"Tidak sakit?"

"Lebih sakit disaat melihatmu mati dua kali untuk merubah masa lalu." Pernyataan Mikey membuat (Name) terdiam.

Benar juga, (Name) sendiri sampai lupa dengan perjuangannya, akibat terlalu larut dengan masa depannya.

"Mattaku, asal kau tahu aku berniat cari duda kaya setelah mendengar kematianmu. Contohnya, tetangga kita pak Toji." Ucap (Name) santai tanpa memperdulikan ekspresi datar Mikey. Mungkin dia kesal.

Namun tiba-tiba Mikey menghentikan langkahnya dan meraih pinggang (Name), memaksa sang istri menghadapnya.

"H-hah apa?"

Mikey semakin merapatkan tubuhnya dengan (Name), tak lupa tangan satunya ia gunakan untuk memegang dagu sang istri.

"Heh.. jadi istriku ini ada niatan selingkuh dariku ya."

"A-aku bercanda!!"

(Name) memejamkan matanya dikala wajah Mikey semakin mendekat padanya.

Ckrekk!!

"Loh, flashnya kok nyala?!"

Kegiatan mesra kedua pasutri yang tak tahu tempat itu otomatis terhenti, dengan keberadaan Sanzu Haruchiyo.

Pria bujang minus akhlak sepertinya barusan memotret pose ambigu (Name) dan Mikey. Salah sendiri, uwu-uwuan kok diumbar. Yang masih single kan jadi...

"Heh ayo ulangi!!" Paksa Sanzu, hal itu membuat (Name) emosi. Ia menyiapkan tinjunya untuk Sanzu.

"Ups, nggak kena!"

"Sanzu teme!"

Oh ya, untuk rencana hidup Sanzu setelah Bonten bubar,

"Ikut Mikey." Begitu katanya, sungguh benar-benar obsesi yang besar.

"Biarkan aku memukulmu sebentar-hei! DIA ASETKUU!!" Teriak (Name) marah sebab Sanzu yang bersembunyi dibalik tubuh kurus Mikey.

Tolong sadarkan mereka, bahwa mereka sudah dewasa.

Tubuh (Name) lelah begitu cepat, hampir saja ia jatuh jika seseorang tidak memeganginya.

"Ah, a-arigatou.."

"Eh, (Name)-chan?! Kau benar-benar (Name)-chan?!"

(Name) mendongak, menatap wajah yang begitu familiar.

"H-hina-chan?"

"Hontou da!"

Kedua wanita itu saling memekik bahagia, lalu berpelukan.
Berbagi tangis bahagia bersama.

Disamping itu, Mikey mendekati istrinya bersamaan dengan Takemichi yang juga menghampiri Hina.

"M-mikey-kun? Eh, (Na-name)-san?"

"Takemitchy.."

(Name) yang tadinya berpeluk ria dengan Hina ikut menoleh ke arah Takemichi yang mulai menangis. Jadi tandanya, dia Takemichi yang dikenalnya.

Mereka reunian dadakan.

"Lama tak bertemu, bagaimana kabarmu?"

"Baik, semua baik-baik saja." Jawab Takemichi.

Melihat Takemichi yang tersenyum, mereka percaya kalau masa depan ini semua sudah baik-baik saja.

"Besok, kami akan menikah."

"Hah?! Demi apa?!" Kaget (Name).

"Heh.. selamat ya, Takemitchy!" Kaget Mikey.

"Wow, buatlah anak yang banyak ya!" Kaget Sanzu.

Pria itu langsung kena double kill oleh Mikey dan (Name).

"Mikey-kun, (Name)-chan mou.. ku harap, kalian datang." Pinta Hina.

Mikey terkesiap, "Tapi, aku─"

"Ya! Kami pasti datang!" Potong (Name) cepat dengan memegang tangan Mikey.

"Kalian tidak mengundangku?" Sedih Sanzu.

***


Hari pernikahan.

Mikey siap dengan jas yang senantiasa tersampir dipundaknya. Ditambah lagi gaya rambut undercutnya dibelah tengah.

Tapi sebelum masuk ke aula pernikahan, Mikey mendadak gugup.

Tunggu, padahal bukan dirinya yang menikah.

Itu karena, dia belum siap bertemu dengan teman-temannya.

"Apa yang kau pikirkan?"

(Name) memberi Mikey semangat dengan menggenggam tangannya.
Sang istri menariknya masuk ke dalam aula yang nampak ramai.

"M-mikey!"

"Yo, Mikey!"

Mereka semua ada disana, Draken dan lainnya.
Menatap kaget campur haru kearahnya.

"Lihat, mereka menunggumu kan?"

(Name) mendorong Mikey untuk bergabung dengan teman-temannya.
Membagi perjuangan kisah dan kebahagiaan mereka.

Karena sekarang, Mikey tidak perlu mengorbankan mimpi sampai kebahagiaannya demi teman-temannya lagi.

Disisi lain, (Name) pergi mendatangi sang pengantin wanita.

"Astaga, tenshi!!" Kaget (Name) setelah melihat Hina dengan gaun pernikahannya.

"(Name)-chan, jangan berlebihan.." Hina nampak malu-malu cantik, beda sekali dengan (Name) yang malu-maluin.

"(Name)!" Pekik Yuzuha kaget dengan kehadiran (Name).

Mereka kembali reunian sampai pernikahan dimulai.

Sorak-sorak bahagia terdengar meriah dikala Hina berjalan dialtar dengan dituntun sang ayah menuju ke Takemichi yang menunggunya.

"Emma-chan, mitte! Hina-chan terlihat lebih bahagia." Pekik (Name) dalam hati dengan mengenang kebersamaannya bersama Emma.

"Hei, kau menangis Naoto?" (Name) menyenggol lengan Naoto, adik Hina.

Pria berprofesi polisi itu langsung mengusap liquid bening yang sempat turun dipelupuk matanya.

"Tidak, aku hanya.. bahagia."

"Astaga kau sudah dewasa rupanya!" (Name) menepuk punggung Naoto supaya pria itu mengikhlaskan kakaknya jadi milik orang lain.

"Cium! Cium!"

"Cium! Cium! Cium!"

Wajah Takemichi dan Hina auto memerah malu ketika para tamu meminta mereka berciuman setelah mengucap janji pernikahan dan bertukar cincin.

"Akan kulakukan!!"

Takemichi menangkup wajah Hina dan mengecup dahinya.

"Huuuuu!!"

"Kurang-kurangg!!" Sudah dipastikan siapa yang teriak seperti itu.

"Hei sudah, Selebihnya nanti malam, okey!" Ini Mitsuya yang bersuara.

"Huwaaa Hinaaa-chan omedeto, aku turut bahagia!!" (Name) nempel ke Mikey.

Walaupun dirinya sendiri belum merasakan suasana pernikahan yang nyata akibat kena skip, tapi hal ini cukup membuat (Name) ikut terharu.

Setelah itu ada sesi lempar buket bunga.
Mereka semua bersiap dibelakang Hina yang siap melempar.
(Name) berada tepat dibelakang Hina, tak lupa ia mengode agar melemparkan bunga ke arah nya.

(Name) pengen katanya.

"Siap ya! Se..! No!!"

Hina melemparnya kuat-kuat hingga buket bunganya malah jatuh ke tangan Sanzu.

(Name) kecewa, dan yang lain menyoraki Sanzu.

"Oi oi setelah ini kau yang harus menikah ya, Sanzu." Goda Draken.

"Sudah punya calon?"

"Hei Sanzu, beruntung sekali kau!"

"Nikah! Nikah! Nikah!"

"Kawin! Kawin! Kawin!"

Sorakan semacam itu membuat Sanzu semakin tertawa gila.

Tapi anehnya, pria bersurai merah muda itu malah jongkok di depan Mikey dan menyodorkan buket bunga yang diterimanya. Seolah sedang melamar.

Dari jauh (Name) sudah mencak-mencak dan buru-buru ditahan oleh Yuzuha.

"Sanzu apa-apaan!" Soalnya ambigu.

Para penggemar fujo-uhuk, mereka menyiapkan kamera dan memotret pose terlarang mereka. Sambil bergumam,

"Mikeysanzu berlayarlah!"

Disamping kekacauan itu Sanzu menyuruh Mikey untuk mengambil buket darinya.

"Berikan pada istrimu, Mikey!"

Soalnya Sanzu terlampau ngerti masalah (Name).
Sedangkan Mikey terkekeh pelan, dia peka.

Segera ia mengambil buket bunga tersebut dan menghadap pada (Name).

"Aku, Mikey, membawamu, (Name), untuk menjadi istriku. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormatimu sejak hari ini, untuk lebih baik, lebih buruk, untuk kaya, untuk miskin, sakit, dan kesehatan semua hari-hari kehidupan kita, sampai kematian memisahkan kita."

(Name) terdiam tak bisa berkata-kata, tapi detak jantungnya yang berpacu cepat bisa menjawabnya.

"Hei, (Name) ayo!" Pancing Yuzuha agar (Name) menjawabnya.

"Aku, (Name), membawamu, Mikey, menjadi suamiku. Saya berjanji untuk mencintai dan menghormatimu sejak hari ini, untuk lebih baik, lebih buruk, untuk kaya, untuk miskin, sakit, dan kesehatan semua hari-hari kehidupan kita, sampai kematian memisahkan kita."

Para tamu pun ikut memekik bahagia dengan pernikahan double ini, padahal mereka juga sudah tahu kalau Mikey dan (Name) menikah.

Hanya saja, karena (Name) belum merasakan suasananya tersendiri. Inilah akhirnya.

"Sah? Sah? Saaaaaah!" Ini teriakan para muslim yang mantau dipojokan.

(Name) memeluk Mikey erat, begitu pula Hina dan Takemichi yang saling bergandengan.

Namun, ditengah-tengah rasa bahagia ini (Name) tiba-tiba merasa lemas.
Jantungnya berpacu lebih cepat sehingga mendorong kerongkongannya untuk mengeluarkan sesuatu.

"Ugh!"

(Name) merasa mual dan pusing.

"Kenapa? Kau baik-baik saja?" Mikey cemas sebab (Name) menutupi mulutnya terus-terusan.

"(Name)!"

Ia malah berlari keluar aula pernikahan, sehingga Mikey harus menyusulnya.

"Aku, m-mual-ugh!"

(Name) memegangi lengan Mikey erat agar dirinya tidak jatuh pingsan.
Tapi nyatanya, kepalanya semakin pusing dan saking bandelnya (Name). Ia pun pingsan dipelukan Mikey.

(Name) dibawa ke rumah sakit.
Acara pernikahan tadi, jadi sedikit rusuh gara-gara (Name) yang pingsan.

"Dia pasti baik-baik saja." Draken senantiasa menyemangati Mikey.

"Ya."

Seorang dokter wanita keluar dan memanggil Mikey untuk masuk ke dalam ruang rawat.

"Bagaimana, istriku?"

Mikey sedikit tenang mendapati (Name) yang sudah siuman, bahkan dia bisa duduk diranjang.

"Sano-san, ya?"

"Hai'?"

"Omedeto gozaimasu, istri anda sedang mengandung." Ucap sang dokter wanita.

Mikey dan (Name) saling bertatapan kaget.

"LOH, KOK HAMIL?!" Serunya bersamaan.

***

(Bonus fanart sc, pinterest)
(-) mikey :'

makasih banyak kalian
yang udah mampir aaa! :'
ga nyangka sejauh ini
ada yg baca, oke
pesimis mode on
1 ch lagi end hwhw

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro