Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

30. Beneran mati?

Byurr!!

"Ck Rindou! Bersikaplah lembut pada wanita!" Ran menggeplak kepala adiknya dengan ember yang tadi digunakan untuk mengguyur (Name).

"Habisnya sudah 3 hari dia nggak bangun-bangun, nanti mati bagaimana?"

Rindou misuh-misuh menyalahkan Kakucho yang salah mukul (Name) waktu di bandara.

Terdengar erangan pelan dari (Name), kedua perjaka itu tidak menyadarinya dan masih sibuk berdebat.

Dari sisi pandang (Name), gadis itu kaget dengan kemunculan dua orang asing nan aneh ini.

"Penculik?!" Batin (Name) kaget.

Gadis itu berusaha bangun, tapi tubuhnya terlalu lemas untuk itu. Tidak apa, demi keselamatan hal ini penting.

(Name) perlahan turun dari sofa dan jalan mengendap-ngendap. Lalu mengcosplay jadi cicak, jalan nempel tembok.

Namun, dikala (Name) berpaling dan ingin keluar dari ruang yang tidak ia ketahui itu tiba-tiba ada seseorang yang menggendongnya paksa, dia Haitani Ran.

"Ah! Turunkan aku paman!! Heh turunin gak?!" Ancam (Name) sambil memukuli dada Ran, disamping itu Ran sendiri menatap datar sang gadis.

Sebutan paman terlalu tua baginya.

"Pfft..!" Rindou menahan tawanya.

Ran membawa (Name) kembali ke sofa, tapi kali ini ia memegang kedua tangan (Name) agar gadis itu tidak kabur.

Tentu saja (Name) berontak, tapi pergerakannya berhenti ketika Rindou mengancamnya dengan pisau lipat yang diarahkan ke leher.

"Diamlah sebentar!"

Plakk!! Gedubrakk!!

Rindou kembali kena pukul kakaknya.

"Ran??"

"Sudah kubilang jangan kasar, bodoh!"

(Name) kebingungan, ini mereka kenapa?

Tapi tubuhnya terlalu lemas akibat tidak makan 3 hari, ia pun mleyot ke pelukan Ran.

Lelaki berambut rapi keunguan itu merasa bangga ketika (Name) bersandar dipundaknya.
Perlahan cengkeramannya dilepas dan (Name) memanfaatkan hal itu.

(Name) auto menjauhkan diri.

"Kalian siapa hah?!"

"Orang ganteng." Jawab Rindou enteng.

"Stress!" Pekik (Name).

Rindou ganti yang menahan (Name).

"Heh lepaskan! Lepaskan aku sialan!!"

(Name) memberontak, sayang ilmu monyetnya belum bisa ia pakai disini. Begitu ingin upgrade ke ilmu gorila, tiba-tiba Ran bersuara.

"Kalau kau ingin tahu soal Mikey, diamlah sebentar!" Pergerakan (Name) auto terhenti.

"Huh? Mikey? Bagaimana kalian bisa mengenalnya?"

"Yah, kami adalah anggota Bonten."

(Name) tersentak, kenapa dia tidak menyadarinya?
Padahal tato mereka tercetak jelas dileher, tato yang sama seperti milik Mikey.

"Apa yang terjadi?" (Name) mencoba memancing mereka agar bicara lebih banyak.

"Bukankah kau sudah mengetahuinya? Mikey sudah mati." Mendengar ucapan Ran, darah (Name) mendidih.

"Kami lah yang membunuhnya." Tambah Ran.

"H-hah?"

"Hei apa-apaan reaksimu ini?" Rindou memegang dagu (Name), memaksa gadis itu menatapnya.

"Bukankah Sanzu sudah bilang padamu? Kalau Mikey tidak membangun Bonten kembali.."

"Mereka akan membunuhnya dan memilih bos yang pantas untuk Bonten." Tambah Ran melengkapi ucapan Rindou.

(Name) terkesiap, memori saat di Indonesia kembali terputar.
Pengikut setia Bonten? Jadi artinya anggotanya sendiri yang mengkhianati sang bos?

"Tidak!! Sanzu? Bagaimana dengan Sanzu?" Gumam (Name).
Sanzu mati-matian membantu Mikey jadi bagaimana mungkin dia bekerja sama dan malah berakhir membunuh Mikey?

"Yah, bukankah itu acting yang bagus? Sanzu berperan besar dalam rencana ini." Kekeh Rindou.

(Name) sudah tidak dapat berkata-kata lagi, dirinya terlalu shock untuk menerima kenyataan.

"Jadi, alasan kami menculikmu.. karena kau sudah tahu banyak tentang Bonten dan lagi gara-gara kau Mikey menjadi berubah pikiran malah membubarkan Bonten." Tunjuk Ran ke arah (Name), "Mana mungkin kami membiarkan mangsa kami bebas begitu saja?"

Nafas (Name) memburu.
Mereka membunuh Mikey, dan melantik bos baru untuk era kriminal yang baru, begitu?

"JANGAN BERCANDA SIALAN!!" (Name) mengamuk, gadis itu memporak-porandakan barang-barang yang ada diruangan.

"Bajingan brengsek!" Gadis itu sampai mengangkat kursi kayu dan melemparkannya ke arah Rindou sampai lelaki itu kena batunya.

(Name) lari keluar meninggalkan Haitani bersaudara, anehnya mereka malah terkekeh dan membiarkan (Name) menggerakkan tubuh lemasnya, lari begitu saja.

Langkah kaki (Name) percepat memasuki sebuah gang sempit, tak peduli dengan staminanya yang diujung tanduk. Yang penting sekarang ia sudah jauh dari markas Bonten.

"Takemichi-kun.. TAKEMICHI-KUN, DIMANA KAU?!" Teriak (Name) frustasi.

"Aku, a-aku membutuhkanmu. U-untuk me..menyelamatkan Mikey." (Name) jatuh terduduk, ia mulai menangis dan meracaukan nama Takemichi.

"Mikey, maafkan aku! Maafkan aku, a-andai saja aku tidak terlibat lebih jauh, andai saja aku tidak menyukaimu, dan andai saja kita tidak pernah bertemu.. semua tidak akan kacau."

"T-tapi kumohon, beri satu kesempatan lagi. Aku akan mengubah asa depan, a-aku akan mengubah masa depan!!"

(Name) semakin menunduk dan mengepalkan kedua tangannya sebagai pelampiasan.
Raungan dan tangisannya menggema di dalam gang sempit itu, sehingga mengundang beberapa buaya mendekat.

"Hei nona, kenapa kau menangis?"

"Ayo ikut kami saja! Bermainlah bersama kami!"

(Name) mengabaikannya, tapi tangisannya berhenti. Astaga sepertinya mereka membangunkan singa yang tidur.

"Hei nona~"

Salah satu dari mereka mendekat, tapi tiba-tiba dengan kecepatan angin berandalan itu jatuh ke tanah tepat disamping (Name).

Bughh!! Gedebukk!!

Beberapa berandalan yang lain juga bernasib sama.
(Name) mencoba mendongak menatap seseorang yang menolongnya, tapi siluetnya benar-benar memengganggu sehingga wajahnya belum begitu jelas, akhirnya (Name) pun hanya bisa mengerjap beberapa kali.

"Sudah kubilang jangan pergi ke masa lalu lagi, baka inu!"

Suara yang familiar dan siluet yang familiar pula. Benar, dia Sano Manjirou.

"Segitu besarnya penderitaanmu sampai kau masih gentayangan disini ya, Mikey?" Ucap (Name) sendu menatap makhluk di depannya.

"Wah, ternyata aku seorang indihomo."

Entah kenapa (Name) kembali menangis.

"Tenang saja hiks, a-aku akan membalaskan dendammu nanti Mikey. Hiks j-jadi kau bisa istirahat dengan tenang."

Makhluk yang disebut Mikey itu menghela nafas, bersabar.

"Ayo ikut denganku!" Ajaknya dan (Name) auto melotot kaget.

"H-hah? Denganmu? Heh pergi kau!!" (Name) kembali meraung, "Mikey, jangan menggangguku. Tolong masuklah ke surga huwaaa! Jangan seenaknya mengajakku!"

"Huwaaaaa!!"

(Name) kembali meracau, sepertinya kewarasannya hilang.

"Aku harus bertemu Takemichi-kun, aku harus pergi─hmmph!"

Mikey meraih kepala (Name) dan mencium bibirnya cukup lama. Otomatis racauan (Name) berhenti, sebab itu.

"Ternyata hanya ini caranya agar kau diam." Mikey tersenyum kepada (Name).

"M-mikey?"

"Hm?"

(Name) kembali sesenggukan, air matanya tak dapat ditahan lagi akibat terlalu bahagia.

"Kau masih hidup, kau masih aaa ini nyata!" Mikey membawa (Name) ke pelukannya.

"Maaf, menunggu lama."

***


Ya, Mikey masih hidup.

Lelaki itu kembali membawa (Name) ke markas Bonten.
Disana, Mikey kembali disambut oleh para anggotanya. Dia lah sang bos.

(Name) masih terkulai lemas dalam pelukannya. Namun sorot matanya menatap tajam ke arah anggota Mikey satu persatu.

Mikey menjelaskan rencananya pada (Name).

Memang benar, dia harus pura-pura kalah terlebih dahulu. Pura-pura mati untuk mengelabuhi musuh dan menusuk musuh dari belakang dengan brutal. Itulah jalan seorang kriminal.

(Name) memucat kaku. Lalu, ia menjambak rambut Mikey.

"Kenapa kau tidak memberitahuku huh? Kenapa kau gemar sekali membuatku bingung dan hampir putus asa, sialan! Sia-sia semua air mataku!"

"Sebab Mikey meragukan kewarasanmu (Name)-chan, kau akan menghambat misi nantinya." Celetuk Sanzu enteng, mana memakai embel-embel -chan lagi.

"HAH?!"

"Aku tidak mau melibatkanmu dalam bahaya ini." Mendengar ucapan tulus Mikey, bukannya lega (Name) malah semakin kuat menjambak rambutnya.

"Sepertinya kau senang sekali melihatku menderita sialan! Dari dulu kau selalu mempermainkan ku rasakan ini huh!!"

Jadi ini alasannya, kenapa Sanzu mencegahnya untuk melihat mayat Mikey waktu itu dan lagi penampilan dokter gadungan itu juga masuk ke dalam salah satu kecurigaannya.

Jambakan (Name) tiba-tiba berhenti, lalu ia melirik ke arah Haitani bersaudara.

"Jadi, semua yang kalian ucapkan itu?"

"Itu.. bercanda!" Jawab Ran dan Rindou bersamaan.

"E kurang ajar!!"

(Name) beranjak berdiri untuk menyerang dua saudara itu, namun staminanya habis jadi ia pingsan ditempat.
Mau gimana lagi, dia belum makan minum.

Mikey mengamankan istrinya lebih dulu sebelum sedikit berdiskusi dengan anggotanya.

"Mereka berhasil diratakan." Celetuk Mikey dan otomatis senyuman bangga tersungging diwajah masing-masing anggota, yaitu Kakucho, Kokonui, Ran, Rindou, Akashi, dan Mochi.

"Ya, aku yang meratakannya!" Ujar Sanzu bangga, dia paling semangat soal bantai-membantai.

"Terimakasih, kalian sudah melakukannya sejauh ini."

"Apapun untuk bos." Ini Akashi Takeomi.

"Aku tak masalah." Ini Mochi.

"Yah, gabut." Ini Ran.

"Nggak ada kerjaan." Ini Rindou.

"Kewajibanku untuk membantu." Ini Kakucho.

"Hm, hm.." Ini Kokonoi.

"Oi Koko tenang saja, Mikey sudah mentransferkannya ke rekeningmu." Imbuh Sanzu dan otomatis jiwa mata duitan Kokonui turn on.

Setelah sekian lama, Mikey punya alasan untuk tersenyum lagi.

Canda ria anggota Bonten terhenti dikala (Name) menampakkan diri.

"Kau sudah bangun?"

Jiwa (Name) kembali normal, ditatap beberapa pasang mata auto membuatnya kaku.

"Aku lapar."

"Haha, kemarilah inu-chan!"

"Kurang ajar!! Aku ini istrimu!!"

"Heh.. tumben─"

"Diam!" (Name) membekap mulut Mikey, "Aku belum memaafkan perbuatan kalian semua, ingat itu!" (Name) mendendam.

Tapi selang beberapa menit kemudian, (Name) jadi terbawa suasana ikut bercanda gurau bersama mereka.

Yah, bermalam bersama kriminal seperti mereka tidak buruk juga.

***

Selamat yang
tebakannya
bener hwhw! <3

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro