19. Sebelum 'Halloween berdarah'
(Name) menghabiskan waktunya seharian dikasur, sejak pagi tidak makan, tidak berbuat apapun, hanya berbaring sembari mendengarkan lagu mellow yang terputar.
Yah mellow, kalau dia memutar lagu dangdut bisa auto goyang.
Sesekali ia meneguk soda sebagai pengganti alkohol, sebab umurnya yang sekarang masih belum legal.
Tak dirasa waktu cepat sekali menjadi malam, (Name) menyesal rasanya, kenapa dia begitu bodoh larut dalam kesedihan dan memikirkan lelaki yang sama sekali tidak peduli dengan keberadaannya?
Buang-buang tenaga dan waktu.
Gadis itu bangkit untuk mandi, kepalanya agak pusing sebab kelamaan menangis.
Ditengah-tengah kegiatannnya, seseorang mengetuk pintu kamar apartemennya.
"Chifuyu-kun?"
Chifuyu kaget hingga mundur beberapa langkah usai melihat penampilan (Name) yang mirip kuyang.
"(Na-name)-san ada apa denganmu?"
"Hm?" (Name) masih belum connect.
"Matamu sembab, suaramu serak. Kau kenapa?"
"Oh ini?" (Name) mengucek matanya, "Habis ternak tawon."
"Kau buruk dalam berbohong (Name)-san.." Ucapan Chifuyu seketika mengingatkan (Name) atas sakit hatinya.
"Yah itu nanti dulu, ayo kita makan bersama!" Chifuyu mendorong (Name) memaksanya untuk masuk kembali.
"Kenapa harus peyoung yakisoba?" Tanya (Name) pada Chifuyu yang tengah menikmati acara makan-makan.
"Karena enak."
"Tinggal sebut itu makanan favoritmu apa susahnya." (Name) menyeruput mie yakisobanya dan mulai makan.
Chifuyu tersenyum singkat, syukurlah gadis itu mau makan.
"Ngomong-ngomong kenapa wajahmu babak belur seperti itu? Siapa yang menghajarmu?"
"Baji-san."
(Name) auto tersedak, beruntung ia tidak muntah lewat hidung.
Chifuyu panik dan menyodorkan botol minum pada (Name) seraya memukuli punggungnya.
"K-kau gila? Itu botol parfum. Kau ingin-uhuk aku meminumnya?"
Chifuyu nyengir.
"Baji-san keluar dari Toman dan bergabung dengan Valhalla. Sebelum itu, dia harus menghajar orang kepercayaannya untuk tes kesetiaan Valhalla."
"Huh kenapa? Bukannya Valhalla itu musuh Toman?"
"Aku yakin, dia punya rencana sendiri untuk membongkar rencana Kisaki.
"Sendiri?!" Kaget (Name).
Setelah itu Chifuyu bercerita mengenai Baji yang mana bukan hanya ketua divisi pertama, dia juga termasuk salah satu pendiri Toman.
"Pantas saja Mikey terlihat frustasi saat itu." Batin (Name) saat mengingat Mikey yang sakit.
"Jadi malam ini adalah pertemuan akhir sebelum melawan Valhalla, semoga Mikey-san mengambil keputusan yang baik." Ujar Chifuyu.
Pertemuan ya? (Name) jadi teringat kejadihan pahit disana.
"Aku pergi dulu ya, (Name)-san!"
"Ya! Jangan kembali dengan wajah babak belur loh!"
Chifuyu terkekeh dari kejauhan, seperginya Chifuyu (Name) kembali murung.
Ia berniat untuk pergi menemui Takemichi. Mencari jalan keluar agar dirinya bisa kembali ke masa depan. Ya, inilah keputusan akhir (Name).
Disamping itu, Mikey sedang banyak pikiran. Ia tak mengira kalau ia bakal melakukan hal sejauh ini untuk keselamatan (Name).
Sebelumnya, Takemichi bilang padanya kalau ia harus melindungi (Name) dan menjauhkan gadis itu dari masalahnya. Bahkan Takemichi sampai memohon pada Mikey.
Akhirnya inilah resikonya, Mikey sengaja menyakiti (Name) agar gadis itu bisa membenci dan menjauhinya. Tapi rasanya.. ah asal (Name) jauh darinya, gadis itu pasti baik-baik saja. Begitu pikir Mikey.
Saat ini ia harus mengesampingkan hal itu dulu dan fokus dengan masalah gengnya yang akan bertarung besok.
Setelah para anggota berkumpul ia memulai rapat untuk pertarungan melawan Valhalla. Tapi sebelum itu,
"Aku tidak mungkin melawan Baji, temanku." Ujar Mikey sembari tersenyum. Anggota lain yang mendengarnya kaget dan merasa senang dengan keputusan Mikey.
"Itulah jawabanku!! Semuanya, pinjamkan kekuatan kalian padaku! Besok kita akan menginjak Valhalla dan membawa Baji ke Toman!!"
Seluruh anggota bersorak semangat setelah Mikey berteriak seperti itu. Namun lain dengan Kisaki yang malah menyeringai.
"Inilah yang ku inginkan." Kisaki mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Bunuh dia, hancurkan semua orang yang membuat Mikey berubah. Lakukan sekarang!"
Di sisi lain, setelah pertemuan. Takemichi menghubungi (Name). Lelaki itu mendesah lega sebab (Name) yang fast respon untuk mengangkat panggilannya.
"Oh Takemichi-kun, kebetulan sekali. Aku ingin bertemu denganmu."
"Huh? Sekarang kau ada dimana (Name)-san?"
"Tidak jauh dari kuil Musashi, aku akan segera sampai disana."
"Eh begitu ya.. kalau begitu biarkan aku yang kesana saja, kau tidak─eh?!"
"(Name)-san?"
Panggilan terputus.
"(Name)-san! (Name)-san, tidak kumohon!"
Kepanikan melanda Takemichi.
"Ada apa Takemitchy?" Tanya Mikey kala melihat wajah Takemichi yang panik, mirip orang nahan berak.
"(Name)-san.."
"Dia.."
***
Huh, udara malam yang dingin memaksa (Name) harus memakai jaket tebal sebelum jalan. Seperti keputusan sebelumnya, dia berniat untuk menemui Takemichi.
(Name) memilih jalan kaki untuk pergi ke kuil Musashi, dimana pertemuan Toman diadakan.
Ditengah perjalanan, Takemichi menghubunginya. Kebetulan sekali.
"Oh Takemichi-kun, kebetulan sekali. Aku ingin bertemu denganmu."
"Huh? Sekarang kau ada dimana (Name)-san?"
(Name) melihat-lihat sekitarnya sebentar, "Tidak jauh dari kuil Musashi, aku akan segera sampai disana."
Kalau dipikir, suara Takemichi seperti tengah panik.
"Eh begitu ya─"
Dughh!!
Seseorang memukul kepala bagian belakang (Name) dengan batu. Gadis itu jatuh tengkurap dan ponselnya tak sengaja terlempar jauh.
Kepala (Name) terasa nyeri luar biasa, gadis itu berusaha menahan rasa kejutan yang tiba-tiba itu untuk berdiri.
Tapi lagi-lagi kepala bagian belakangnya dihantam sesuatu yang keras.
"Agh!!"
Sakit.
Orang yang tadi menyerang (Name) memaksanya untuk berbaring.
Dia memegang leher (Name).
"Katanya kau mencekiknya hm, seperti ini?"
Dia mencekik leher (Name). Gadis itu meronta. (Name) berusaha melepas tangan orang itu tapi nihil, tenaganya kurang kuat. Ditambah dengan kepalanya yang terasa tertusuk-tusuk menambah sakit yang luar biasa.
Satu hal, (Name) kenal suara ini. Orang yang menyerangnya sekarang adalah Hanma Shuuji. Ya, (Name) yakin itu.
"Kkhh..!"
Cekikan Hanma semakin kuat, (Name) kesulitan berbicara bahkan tidak bisa bernapas.
Hanma mencengkeram lehernya kuat seolah ingin menghancurkannya.
Mata (Name) mengabur karena air mata. Dia ingin bersuara untuk minta tolong namun tak berdaya.
Inikah hari kematiannya? Seperti yang dikatakan Takemichi? Ia teringat sesuatu, kejadian ini seperti sekelebat ingatan yang pernah (Name) rasakan kemarin.
Tenaga (Name) mulai melemah, kakinya yang sejak tadi meronta mulai berhenti. Tangannya tak kuasa lagi untuk memaksa Hanma melepaskan cekikannya.
Namun keberuntungan masih berpihak padanya.
Tiba-tiba cengekeraman Hanma terlepas.
"(Name)-san!!"
Itu suara Takemichi, lelaki itu datang dan langsung memukul Hanma tadi.
"(Name)-san bertahanlah!!"
(Name) terbatuk, gadis itu berusaha menghirup oksigen tapi rasanya berat sekali.
Bughh..!!
Hanma memukul balik Takemichi hingga lelaki itu jauh dari (Name).
Begitu Hanma kembali ingin menyakiti (Name), Takemichi sudah duluan menahannya.
Perutnya berkali-kali mendapat tendangan, tapi Takemichi masih bertahan untuk menahannya.
Takemichi maju untuk mencekik balik Hanma dan menghempaskan tubuhnya ke tembok, dan dia berhasil. Begitu Hanma jatuh, Takemichi beralih ke (Name) dan menggendong gadis itu menjauh.
"(Name)-san! (Name)-san!! Kumohon!"
(Name) sama sekali tidak merespon ucapan Takemichi. Tubuhnya terkulai lemas dipunggung Takemichi.
"Kau harus bertahan (Name)-san! Aku akan membawamu ke rumah sakit!" Takemichi mulai berlari dengan menggendong (Name).
"Th.. Take..michi….kun?"
Takemichi memekik senang, kala (Name) masih sadar.
"(Name)-san, kumohon tetaplah buka matamu!!"
"Tenang saja, semua akan baik-baik saja!"
Takemichi mempercepat larinya, ia berharap bisa bertemu Mikey yang juga mencari (Name).
"A-aku.. t..tidak bisa mengge..rakkan tubuhku.."
Takemichi mulai menangis, ia menganggap ini adalah kecerobohannya.
"(Name)-san!" Takemichi terus-terusan memanggil nama (Name) agar gadis itu tetap mendapat kesadarannya.
Sial, jalanan yang sepi menambah situasi semakin buruk.
Takemichi tersentak kaget saat merasakan ada sebuah cairan mengalir dipelipisnya, itu adalah darah dari kepala (Name).
Dia baru menyadari kalau gadis itu terluka.
"Tidak! Kumohon (Name)-san.."
"(Name)-san tolong jawab aku!"
Takemichi berhenti berlari, wajahnya penuh air mata dan keringat. Beban yang ia bawa semakin memberat.
"MIKEY-KUN!"
Dari jauh, Mikey muncul sambil terengah sama dengan Takemichi.
Tidak banyak bicara, Mikey langsung berlari menghampiri Takemichi yang terlihat menggendong (Name).
Dada Mikey ikut sesak, melihat keadaan (Name) yang sampai digendong seperti itu.. gadis itu pasti baik-baik saja kan?
"Mikey-kun!!" Mikey dapat mendengar tangisan Takemichi yang semakin keras dari kejauhan.
"(Name)-san, a-aku.. aku tidak dapat merasakan detak jantungnya."
***
gimana, masih mo lanjut
ff ngebosenin ini? :'
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro