Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

18. Sakit (hati)

"Mana mungkin aku menyukainya!"

Walaupun (Name) banyak menghabiskan waktunya bersama Mikey, lelaki itu selalu kasar dan seenaknya sendiri padanya, apakah ini yang dinamakan benci jadi cinta?

"Aku bukanlah masokis!!" Rengek (Name).

Gadis itu guling-guling dikasurnya dan menggumamkan kata-kata kasar pada Mikey.
Hari ini (Name) melewati hari tanpa Mikey. Harusnya gadis itu senang, tapi malah begini akhirnya. Perkataan Emma membuatnya galau seharian.

"Sadarlah bodoh!" (Name) mengacak rambutnya frustasi.

"Dia melukai perasaanku, jadi mana mungkin.. ya, aku hanya dimanfaatkan." Semangatnya turun kembali.

Dia sudah tidak bisa lagi kembali ke masa depan, ditambah keberadaannya dimasa lalu yang sama sekali tidak membantu apapun.

"Masa bodoh!"

(Name) beranjak dari kasur dan berniat untuk menghibur diri ala remaja. Dia akan berbelanja, menghabiskan uang, makan banyak, itu adalah salah satu cara agar bisa memperbaiki moodnya.

(Name) keluar apartemen, ia menghirup angin malam sejenak. Gadis itu berhenti melangkah dan memandangi kamar apartemen Chifuyu yang terlihat sepi.
Yah, dia jarang bertemu dengannya belakangan ini.

"Apa dia sibuk berkencan sampai tidak pernah pulang?" Heran (Name) pada Chifuyu.

Tak mau ambil pusing, (Name) langsung saja pergi untuk jalan-jalan.
Dia pergi ke toko buku, pakaian, dan mencoba beraneka ragam jajanan dijalan. Sendirian, ngenes.

Tak lupa ia juga membeli makanan untuk dibawa pulang nantinya.

Dirasa waktu sudah cukup, (Name) memutuskan untuk pulang dengan mengambil jalan gang kecil didaerahnya.
(Name) memainkan ponselnya dan sedikit bersenandung agar tidak dirasa sepi.

Namun, tiba-tiba sekelebat ingatan menyerang (Name).
Gadis itu mendadak sesak dan tak sengaja menjatuhkan ponselnya.

Tangan (Name) gemetar, ia memegangi dadanya yang sesak dan menutup mulutnya kaget. Apa maksud dari ingatan yang datang tiba-tiba tadi?

"Permisi, kau baik-baik saja? Ini, kau menjatuhkan ponselmu."

(Name) tersentak kaget, ia buru-buru menetralkan kondisinya dan mengambil ponsel yang disodorkan seorang lelaki.

"Gomennasai, anu terimakasih!"

"Tentu!"

"Siapa bocah norak ini?" Batin (Name) kala lelaki itu jalan melewati nya.

Penampilan rambut yang berantakan, bagian atas dicat warna kuning, dan ada tato harimau dilehernya.

Lelaki itu berhenti jalan diujung gang seperti sedang menemui seseorang.
Mata (Name) melebar kala melihat orang yang dikenalinya ada disana.

"Sudah lama ya, Kazutora."

"Itu Baji-kun!" Kaget (Name).

"Huh, kenapa dia disini?"

Sebelum (Name) benar-benar menghampirinya tiba-tiba ponselnya berbunyi, Draken menghubunginya. Dengan berat hati, ia harus mengalihkan perhatiannya dari Baji.

"Apa?"

"Bisa kau lihat Mikey sebentar? Aku minta tolong padamu!"

"Tidak mau, tidak sudi!" (Name) masih dendam.

"Masalahnya, dia sakit."

"Halah cuma sakit─hah sakit? Si cebol yang over power itu?"

"Hm, tolong cek kondisinya (Name)!"

(Name) menengadah ke arah langit, "Malam-malam begini? Chotto, kan ada Emma-chan."

"(Name)-chan yoroshikune! Soalnya Mikey tidak bisa membedakan garam dan gula. Bagaimana kalau dia memasukkan racun tikus saat ingin membuat minum sendiri?" Ini suara Emma.

"Lah, kau bersama Draken-kun?!"

Terdengar tawa kaku Emma diseberang, "Iya."

"Terakhir kali aku kesana, demamnya belum turun." Ini suara Draken.

"Mampus karma!" Maki (Name) dalam hati.

"Tapi ya, aku.." (Name) masih memikirkan hatinya yang tersakiti, tapi disisi lain dia juga merasa khawatir.

"Aku minta tolong padamu. Setelah Baji keluar dari Toman, dia seperti itu."

"Huh?" (Name) menoleh ke belakang, keberadaan Baji dan lelaki tadi sudah tak terlihat, "Baji-kun keluar?"

"Baiklah, aku akan kesana sebentar."

Terdengar desahan lega dari Draken, nampaknya lelaki itu lebih khawatir dari yang lain.

Sampailah (Name) di depan rumah Mikey. Sudah lama ia mengetuk pintu, penghuninya masih belum keluar.

"Bagaimana kalau dia mati?"

"Waduh, gawat!" (Name) menggedor pintunya dengan kuat layaknya tengah menagih utang.

"Horaaaaa Mikey! Jangan mati dulu! Kau belum minta maaf padaku sialan! Oi!" Bahkan (Name) juga mendobrak pintunya.

Cklek..!

Pintu dibuka setengah, (Name) bisa melihat penampilan Mikey yang berantakan, wajahnya pucat layaknya mayat hidup.

"Mikey─eh chotto!"

Pintu tiba-tiba ditutup oleh Mikey, tapi (Name) berhasil menahan menggunakan kaki.

"Agh! Kakiku kejepit! KAKIKU KEJEPIT! SAKIT BODOH! NANTI BISA KENA AMPUTASI!"

Mikey menyerah, dia tumbang didepan pintu. Sakitnya separah itu kah?

"Wah demammu tinggi!" Kaget (Name) disaat memeriksa suhu tubuh Mikey.

"Kau, pulang saja!" Suruh Mikey.

"Sudah minum obat? Sudah makan?" Sifat cerewet (Name) muncul juga, gadis itu ngacir ke dapur rumah Mikey untuk membuatkan sesuatu.

Ya, Mikey belum makan. Terlihat masih ada semangkuk sup miso yang masih utuh, pasti itu buatan Emma.

"Makan buburnya dan cepat minum obat!" Awalnya Mikey memalingkan pandangannya dari (Name), tapi gadis itu memaksa Mikey untuk duduk.

"Gausah bandel bocah!"

Mikey pasrah juga, sebab kondisinya masih lemah. Jadi, ia tidak bisa melawan perkataan (Name).

"Mau kusuapi?" Tawar (Name), tapi Mikey sudah menyambar sendok dan memakan buburnya.

"Yah baguslah." (Name) kembali ke dapur untuk mencuci peralatan masak tadi, tapi sesekali ia mengawasi Mikey yang masih makan.

"Souyeba, masalah Baji-kun.." Mikey tiba-tiba berhenti makan, (Name) panik dalam hati sebab membahas Baji.

"Ekhem! Uhuk─khem! Dengar ya aku sama sekali belum memaafkanmu! Kau sudah─lah?" Ucapan (Name) terhenti kala melihat Mikey yang kembali berbaring disofa. Yah, setidaknya dia sudah makan dan minum obatnya.

(Name) mengompres Mikey secara berulang agar demamnya bisa hilang.
Gadis itu juga membenarkan selimutnya, agar tubuhnya tetap hangat.
Namun, Mikey mengganti posisi tidurnya jadi tangan (Name) auto tertindih kepala Mikey.

"Astaga, oi Mikey kepalamu!" Mikey tak bereaksi sama sekali, dia tertidur.

"Tanganku kebas!" Gerutu (Name), kepala Mikey berat sekali kek dosa. (Name) rasanya pengen nangis.

Gadis itu pun pasrah, menunggu Mikey untuk mengganti posisi tidurnya. Kalau ia tiba-tiba menarik tangannya dan Mikey terbangun, bisa-bisa kena amuk.

(Name) mengamati wajah tidur Mikey, sangat tenang. Dengkuran halus yang dikeluarkan membuat (Name) ikut mengantuk.

"Bodoh sekali, kenapa aku masih peduli padamu?"

(Name) memposisikan kepalanya untuk bersandar dilengan sofa.

"Sepertinya, aku benar-benar menyukaimu." Itu perkataan terakhir (Name) sebelum ia benar-benar tertidur.

"Hm? Kawaii.." Gumam Emma, kala melihat pemandangan manis didepan matanya, gadis itu baru pulang.

"Kuharap mereka cepat berbaikan."

***

Pagi telah tiba, suara gemericik air hujan yang turun membangunkan (Name).
Tapi ia menutup matanya kembali, masih ngantuk.

"Kau sudah bangun ya (Name)?"

(Name) auto melotot dan kesadarannya tiba-tiba pulih.

"D-Draken-kun?"

"Yo!"

"Ohayou (Name)-chan! Ayo sarapan bersama!" Ujar Emma riang sembari membawa senampan sandwich.

"Huum, aku cuci muka sebentar!" (Name) pergi ke kamar mandi sebentar dan kembali ke ruang keluarga. Disana ada Mikey yang duduk sambil mengunyah sandwich.

"(Name)-chan, Mikey sudah pulih!" Ucap Emma sembari menggoyangkan bahu Mikey.

"Baguslah, ajaib sekali." Rasanya tangan (Name) mati rasa sebab semalam, mana ditambah jam tidurnya terkuras.

"Arigatou.." Ucap Mikey tiba-tiba, (Name) auto shock.

"D-Draken-kun, cepat ikat dia!"

Draken yang disamping Mikey langsung menahan tangan lelaki itu, heran.

"Ayo kita keluarkan setan dari tubuhnya!"

Masalahnya baru kali ini Mikey mengucapkan kata itu pada (Name), mimpi apa dia semalam.

"Bakana.." Gumam Mikey.

Acara makan-makan sudah selesai, kala (Name) mau pamit, Draken mencegahnya untuk pulang.

"Kau ikutlah sebentar!"

"Huh kemana?" Padahal (Name) masih ngantuk ditambah cuaca sedang hujan.

Disinilah mereka berhenti, disebuah pemakaman. Disana ada Takemichi dan juga Chifuyu.

"Astaga kau Chifuyu-kun? Ada apa denganmu?"

Hampir saja (Name) tidak bisa mengenali Chifuyu sebab wajahnya penuh lebam dan berperban. (Name) kira Chifuyu sedang bercosplay jadi badut jalanan.

Sedangkan Chifuyu sendiri bingung mau menjawab apa sebab masalahnya yang terlalu panjang.

"(Name)-san kau baik-baik saja?" Tanya Takemichi dan (Name) mengangguk mantap menandakan fisik dan batinnya masih baik.

'Makam keluarga Sano'

Mikey berdoa dimakam kakaknya, Sano Shinichiro. (Name) tahu itu, soalnya Mikey pernah bercerita pada Takemichi.

"Jadi, kau sudah tahu tentang kematian kakakku?" Ucap Mikey pada Takemichi.

(Name) sama sekali tidak mengerti dengan obrolan mereka, obrolan tentang Baji, Kazutora, dan 'Vavoom CB250T' motor kesayangan Mikey, serta kejadian dua tahun lalu dimana kakak Mikey yang dibunuh.

"Takemitchy, aku memintamu membawa Baji kembali padaku. Tapi kenapa kau membawa wakil kapten divisi pertama? Dan bukan Baji? Apa yang kau inginkan Takemitchy?" Mikey memandang horor kearah Takemichi.

"Apa kau benar-benar ingin mati?"

"Aku.. aku ingin menjadi ketua Toman! Suatu hari akan kubuat kau menerimanya Mikey-kun, itu yang ku inginkan!" Itu adalah kata-kata terakhir Takemichi sebelum meninggalkan area pemakaman dan Mikey.

"Kenapa kau melakukan ini? Inu-chan?"

"Huh?" (Name) tersentak kala Mikey mengajaknya bicara, fyi mereka masih berdua saja didepan makam Shinichiro.

"Sudah kubilang sebelumnya, aku hanya memanfaatkanmu. Tapi kenapa kau malah mendekat?"

"Aku─"

"Aku tidak peduli namanya perasaan atau apapun itu. Sampai kapan kau akan bertingkah seperti ini?" Potong Mikey. Ternyata lelaki itu mendengar semua perkataan (Name) semalam.

"Kau terlalu mudah ditipu, bagaimana kau bisa hidup dengan cara itu? Bodoh sekali.."

Plakk!

(Name) menjatuhkan payungnya dan menampar Mikey. Gadis itu tak bersuara sepatah kata apapun dan membiarkan air matanya turun bercampur dengan hujan.

Perasaannya telah tersampaikan pada Mikey, tapi lelaki itu sama sekali tidak menghargainya.

(Name) mengusap kasar air matanya dan pergi menjauhi mikey.

"Mikey, apa yang kau lakukan?" Tanya Draken yang baru saja kembali dari Takemichi. Melihat (Name) yang tiba-tiba pergi tanpa membawa payung membuatnya heran.

"Aku membuatnya menangis."

"Cebol tolol!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro