01 Permintaan
Peringatan:
Bagi yang pertama kali baca fanfic Anime CharaxReader mohon pahami dulu beberapa hal ini agar lebih nyaman membacanya
(Y/N) : you name
(Y/HC) : your hair color
(Y/EC) : your eyes color
Deskripsi tentang (Y/N)
1. Wanita bertubuh ideal dengan tinggi 165cm
2. Berambut panjang
3. Kepribadiannya sulit ditebak
Yap... kita mulai ceritanya...
🎬🎬🎬🎬
Apa yang dibayangkan oleh segelintir manusia mengenai pernikahan adalah suatu hal yang sangat naif
Tidak semua hal yang diinginkan akan menjadi kenyataan, dan tidak semua yang terjadi setelah pernikahan adalah suatu hal yang sarat akan roman, kasih sayang, senyuman bahkan tawa dan tangis dari bidadari kecil buah cinta setiap pasangan
Impian untuk hidup bahagia selamanya bersama pangeran dari kerajaan, hanyalah bualan dari buku dongeng berdebu yang terpajang di lemari pojok kamar gadis yang sudah beranjak dewasa. Itulah yang dirasakan (Y/N) setelah pernikahan-sial-nya bersama seorang CEO salah satu perusahaan terbesar di Jepang.
"Ohayõ... sumimasen Dazai-san, sarapanmu ada di depan pintu" wanita itu masih menunggu respon dari balik pintu putih di hadapannya
"A.. aku akan berangkat kerja, jadi... jika kau butuh sesuatu katakan saja" masih tidak ada respon
"Ittekimasu" wanita brusia 22 tahun itu pergi setelah meletakkan nampan berisi beberapa jenis makanan dan teh hangat
Tidak seperti wanita berstatus isteri lainnya, setiap hari ia akan berangkat tanpa kecupan, atau bahkan sekadar mengobrol ringan dengan suaminya. Kehidupannya terbilang sangat membosankan, hanya kehidupan di dunia karirnya yang dia anggap menarik dan patut untuk diperjuankan
"Ohayõ (Y/N)-san" laki-laki bersurai putih yang lebih muda beberapa tahun darinya lantas menyapanya sesaat setelah dia masuk ke dalam ruang kerja
"Ohayõ Atsushi-kun" wanita bersurai (Y/HC) itu membalas sapaan juniornya dengan sedikit melengkungkan garis bibir kemudian duduk di meja kerjanya
"Yo... (Y/N) apa Dazai dan dirimu baik-baik saja?" Pria bermata empat yang menempati meja disebelahnya bertanya suatu hal yang selalu ia tanyakan setiap pagi
"Ahaha, seperti biasa Kunikida-san. Terimakasih telah bertanya" fake smile benar benar selalu jadi salah satu jawaban bagi siapa saja yang mempertanyakan dirinya dan suaminya
Entah bagaimana dia bisa menahan semua itu selama hampir setengah tahun usia pernikahannya, semua orang di Agensi tau bahwa (Y/N) tidak bahagia bersama mantan anggota Agensi Detektif Bersenjata yang telah menjadi CEO -Hikikomori- itu, namun sayang rekan rekannya tidak memiliki nyali sebesar menghadapi sekelompok teroris hanya untuk menasihati Dazai
"Tersenyumlah... jika kau butuh suami yang perfeksionis, tekun dan selalu mematuhi perintahmu ada Kunikida-san yang selalu ada di sisimu" seorang laki laki bertopi newsboy menghibur (Y/N) sambil menyodorkan sebuah permen coklat
TAK
Satu pukulan telak jatuh di atas kepala laki-laki bertopi newsboy tersebut
"Ranpo... jangan berkata yang tidak tidak atau kuhajar kau" Kunikida masih menunjukan deathglarenya sedangkan Ranpo hanya mengejek dengan menjulurkan lidahnya
(Y/N) memijat dahinya, menetralkan sedikit rasa sakit kepala yang timbul akibat keributan kecil di dekatnya. Secangkir kopi mendarat di meja (Y/N), aromanya memberi sensasi relax dan mengembalika mood (Y/N) yang sempat turun
"Dozo, jangan hiraukan mereka berdua! Oh ya... ada tugas dari Fukuzawa-sama, ganbatte kudasai" gadis belia yang penuh semangat tiba tiba datang dan memberi (Y/N) secangkir kopi
"Arigatou Naomi-chan" sang gadis tersenyum dan kembali ke mejanya, sedangkan (Y/N) mulai membuka pesan di laptopnya
"Oh... sepertinya kita akan pergi berdua Dazai-san" Kunikida melihat isi pesan yang ditampilkan di layar laptop (Y/N), memang benar ada namanya dalam pesan yang (Y/N) terima, meski nama keluarganya berbeda sekarang
"Tolong panggil aku seperti saat sebelum aku menikahinya! Akan lebih nyaman jika begitu" tatapan sendu ditemani fake smile dari (Y/N) menimbulkan sedikit rasa bersalah di hati Kunikida
"Baiklah (Y/N), hari ini kau yang memimpin. Untuk laporannya serahkan saja padaku"
"Arigatou..".
***
Dua orang detektif Agensi telah sampai di ruang kerja sebuah perusahaan dari kliennya, salah satu karyawan diberi tugas untuk menunjukan lokasi kejadian dimana terjadi penembakan terhadap investor asing saat diadakan rapat. Namun pihak kepolisian berasumsi bahwa ini bukan penembakan, karena tidak ada selongsong peluru di dalam tubuh korban, maka dari itu pimpinan perusahaan melimpahkan penyelidikan kasus ini kepada ADB
"Apa jasad investor asing itu masih ada?" (Y/N) bertanya sambil mengikat rambut (Y/HC)nya, sedangkan Kunikida mengamati setiap sisi dari ruangan ini
"Tentu, jasadnya masih ada di Rumah Sakit milik perusahaan ini"
"Baiklah, apa kau menemukan sesuatu Kuniida-san?" (Y/N) lantas bertanya pada Kunikida
"Ya... ada lubang di kaca bagian sini" Kunikida masih bertumpu pada sebelah lututnya dan menunjukan lubang kecil pada dinding kaca yang posisinya sangat dekat dengan lantai
"Naruhodo, sepertinya ada yang menembak dari bawah" simpulan (Y/N)
"Chotto matte! Kenapa kalian masih menyimpulkan kalau ini adalah penembakan, padahal tidak ada peluru di kepala jasad itu" sang karyawan terlihat bingung, Kunikida menatapnya intens
"Kemungkinan orang yang melakukan ini adalah pemilik kemampuan, kami pernah berurusan dengannya dan mendapat beberapa luka tembakan tanpa adanya selongsong peluru di tubuh kami. Memang sudah sepatutnya kalian yang tidak tau apa-apa menyimpulkan bahwa ini bukan kasus penembakan hanya karena tidak ada selongsong peluru di tubuh korban, maka dari itu ka..."
"Cukup Kunikda-san, kita pergi memeriksa jasad korban" (Y/N) berjalan mendahului Kunikida yang diam mematung di dalam ruangan tersebut.
***
"Bagaimana hasilnya?" Kunikida bertanya pada Laborat yang sedang memeriksa cairan otak korban
"Positif, sangat persis seperti data yang anda berikan" jawaban dari Laborat membuktikan bahwa apa yang dua detektif itu pikirkan adalah suatu hal yang benar
"Apa kita langsung menyergap pelakunya?"
"Tidak Kunikida-san! Pasti ada alasan kenapa mereka membunuh investor asing itu. Aku akan bertanya langsung pada atasan mereka" jawab (Y/N) dengan tenang
"Ah... baiklah... kita lanjutkan penyelidikan ini besok saja" kedua detektif tersebut pergi setelahnya.
***
Mobil yang dikendarai Kunikida berhenti di jalan yang sepi, menandakan bahwa akhirnya pria bermata empat itu harus berpisah di perempatan jalan dekat rumah (Y/N), sedikit kekecewaan muncul di hati Kunikida yang sebenarnya masih ingin bersama (Y/N), ia memberanikan diri untuk mengatakan suatu hal yang sudah beberapa hari ini ingin ia katakan pada (Y/N)
"Hm... (Y/N), maaf mengatakannya tapi Ranpo ada benarnya juga. Jika kau merasa menderita karena perlakuan Dazai padamu, datanglah padaku" perkataan Kunikida sukses membuat (Y/N) sedikit tercengang dan menghela nafas sejenak
"Aku baik baik saja, aku tidak menderita karena perlakuannya padaku. Dan... terimakasih untuk tawaranmu, tapi maaf aku tidak akan melakukan itu. Permisi" (Y/N) keluar dari mobil dan pergi meninggalkan Kunikida
"Ah... bodohnya aku" pria bermata empat itu kembali menginjak gas dan melanjutkan perjalanannya
Dalam perjalanan ke rumahnya (Y/N) menerima pesan dari suaminya
Sender : Dazai Osamu
(Y/N) belikan aku dua cone eskrim vanilla di dekat perempatan jalan, jika kau sudah sampai di rumah antarkan langsung ke kamarku, masuk saja pintu kamarku tidak kukunci
Sangat jarang suaminya meminta (Y/N) untuk membelikan suatu hal dan menyuruh (Y/N) masuk ke kamarnya, terakhir kali wanita itu memasuki kamar suaminya untuk mengganti seprei, itupun sudah hampir genap satu minggu yang lalu.
***
"Tadaima..." tidak ada jawaban dari dalam rumah
Entah sudah berapa lama (Y/N) mendambakan jawaban "Okaerinasai" dari dalam rumah saat ia kembali, namun harapannya benar benar selalu menjadi harapan yang tidak pernah terealisasikan
Dengan cepat (Y/N) mendatangi kamar suaminya, tidak lupa untuk mengetuk pintunya terlebih dahulu sebelum masuk. Ia sempat kerepotan karena dua eskrim yang dipegangnya sedikit demi sedikit mulai mencair dan mengotori tangannya
"Akhirnya datang juga" Netra hazel dalam kegelapan kamar yang sedikit (Y/N) rindukan menatapnya dengan memberi sedikit senyuman
"Dazai-san ini eskrimmu, maaf sedikit mencair" dua buah eskrim diserahkan kepada pria bersurai coklat di hadapannya, pria itu mulai menunjukan senyum jahil
"Kemarilah..." Dazai menarik tangan (Y/N) dan mendukannya di kedua pahanya dengan posisi menyamping
"Uh... Dazai-san, aku baru pulang kerja. Aku tidak ingin membuatmu kotor"
"Temani aku sebentar, makan eskrim itu dan suapi aku eskrimnya. Satu untukmu dan satu untukku" permintaan Dazai sukses membuat (Y/N) berdebar namun masih tetap heran dengan kelakuan suaminya
Secara tak sadar (Y/N) mengangguk dan membiarkan kedua tangannya mendekat pada mulutnya dan mulut suaminya. Dazai mulai memakan eskrim dari tangan (Y/N) sambil menatap PCnya, sedangkan (Y/N) hanya bisa pasrah dan memakan eskrimnya tanpa beraturan
Dazai yang sudah selesai dengan urusan di PCnya, menatap (Y/N) yang sedikit menyisakan eskrim di bibir bawahnya. (Y/N) yang merasa ditatap mencoba membuktikannya dengan menatap balik Dazai dan benar saja, pandangan mereka bertemu
Perlahan jarak antara mereka berdua semakin menipis, (Y/N) mengalihkan pandangan namun tangan Dazai yang bebas meraih dagu (Y/N) mengarahkannya pada posisi semula dan mengakibatkan bibir mereka bertemu. Tangan (Y/N) yang masih memegang kedua eskrim itu sedikit bergetar, ada rasa takut yang muncul di hati wanita berusia 22 tahun tersebut, terutama saat Dazai mulai berusana membuka pertahanan pada mulut (Y/N)
"Ng... puah, hah hah hah" tautan bibir mereka terlepas
Tidak seperti Dazai yang tenang, (Y/N) menunjukan sikap yang aneh dengan nafas yang terengah engah, tangan yang masih bergetar dan sedikit air tertampung di pelupuk matanya. Dazai memeluk (Y/N) sambil menatap PCnya
"Sudah kubilang kalau aku sudah memiliki istri, jadi... bagi kalian para wanita jalang, atau gadis nakal yang masih berniat untuk menerobos rumahku dan menggodaku, urungkanlah niat kalian mulai sekarang! Ja ne...."
KLIK
"Fiuh... akhirnya, terimakasih telah muncul di live video ku. Berkatmu mungkin tidak akan ada lagi yang menggangguku di rumah saat kau tidak ada" kata-kata Dazai benar benar berhasil menumpahkan tampungan air di pelupuk mata (Y/N)
"Kau menciumku hanya untuk membuat orang lain berhenti mengganggumu?"
"A... em... bisa dibilang seperti itu. Tidak ada salahnya kan jika aku menciummu sebagai suamimu?"
(Y/N) melepaskan diri dari pelukan Dazai dan menyerahkan dua cone eskrim yang sedikit hancur diremasnya kepada pria bodoh yang baru saja mempermainkannya, (Y/N) berlari keluar kamar, menggeser pintu kamar kemudian segera masuk ke kamar mandi
Di dalamnya ia mulai menumpahkan semua airmata yang telah ia bendung dan masih terus mengalir bersamaan dengan hatinya yang teriris, kalau saja Dazai melakukannya dengan alasan bahwa ia sadar dan mencintai (Y/N), mungkin (Y/N) tidak akan merasa se sakit ini.
TBC
Sorry kalau nggak jelas, typo, atau apalah ehehe
Ini karya pertamaku untuk seri OCxReader, jadi... pasti banyak kekurangan
Mohon tinggalkan jejak berupa komen, atau tekan bintang mungkin hehe 😄
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro