MPBB - 20
Klik bintang yaa...
Happy Reading
***
Hari minggu pagi, Alula menyesap hot chocolate yang telah ia buat tadi dengan Gavin di sampingnya. Gavin sudah bertenger manis di rumahnya pada pukul 05.30 WIB, sebenarnya tadi Ayahnya tidak mengizinkan Gavin memasuki rumah karena nanti kebiasaan akan seperti itu terus menerus nantinya.
Tetapi, dengan bujukan Bunda Alula pada Ayah Alula membuat Gavin dengan bebas duduk di dalam rumah Alula. Sekarang, gadis itu tengah menyesap hot chocolate yang terlihat sangat manis, sama seperti yang meminumnya.
"Al, joging yuk?"
"Nggak ah, males."
"Dih, malesan banget sih kamu! Sehat dikit, kek," kata Gavin, Alula hanya mencibir mendengar perkataan Gavin. Gavin yang mendengar hal itu pun langsung menatap Alula dengan tatapan tajamnya.
Alula menggeleng tak mau, "siniin hape kamu!" kata Alula dengan nada memerintahkan nya, Gavin memberikan ponsel nya dengan senang hati. Bagaimanapun, ia telah merusak ponsel Alula dan belum menggantinya.
Ia harus segera membelikan ponsel Alula yang baru meskipun harus menguras uang tabungannya, "Al, nanti sore ikut yuk?" kata Gavin membuat Alula menekan tombol pause pada layar ponsel Gavin.
"Kemana?"
"Ke Mall," kata Gavin.
Alula mengangguk dan kembali asik dengan game yang telah ia mainkan, jam sudah menunjukkan pukul 06.44 WIB. Gavin menatap Alula dan menggeleng pelan karenanya, gadis itu terlihat menggemaskan. Ia jadi teringat peristiwa saat hubungan nya bermasalah dengan Alula beberapa hari yang lalu.
Gadis itu benar-benar tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut nya saat Gavin menempelkan bibirnya di atas bibir gadis itu. Bersalah? Tidak, Gavin tidak merasa bersalah. Hanya saja untuk mengungkit-ungkit hal itu membuatnya salah tingkah. Dan jika ia mengungkit-ungkit hal itu, ia pastikan Alula akan marah-marah padanya.
"Al, aku pulang dulu."
"Loh, kok pulang?" kata Alula, nada suaranya benar-benar tidak menginginkan Gavin pergi. Gavin terkekeh untuk itu, Alula yang sadar akan hal itu langsung menepuk pelan pundak Gavin. "Nggak usah geer! Sana pulang!" usirnya.
Gavin terkekeh pelan mendengarnya, "Ya udah, aku pulang nih. Itu hape nggak kamu balikin?" kata Gavin menunjuk ponsel yang masih di genggaman Alula. "Jam sepuluh aku kesini lagi, ya?"
"Iya, nih hape kamu."
"Pegang aja, nantikan aku kesini lagi."
Alula mengangguk dan mengantarkan Gavin yang tengah menaiki motor kesayangannya, cowok itu memakai helm dan menjalankan motornya,"Duluan ya, Sayang!"
***
"Duluan ya, Sayang!"
Kata-kata itu terngiang-ngiang di pikiran Alula, gadis itu masih terdiam di tempatnya. Bunda nya memanggilnya, gadis itu tersadar dan segera masuk ke dalam rumahnya.
"Si Gavin udah pulang?"
"Udah kok, Bund. Kenapa emang?"
"Ih, kenapa nggak bilang? Bunda mau ngasih sesuatu," kata Bundanya misterius membuat Alula memicingkan matanya curiga, Bundanya yang melihat Alula hanya terkekeh,"Kamu kepo ya kan, Al?"
Alula merengut,"Ish, Bunda ngeselin, ih!" katanya, Bundanya tertawa dan duduk di sofa yang ada di dekatnya. "Bund, Dicky kesini nggak?"
Bundanya sedikit bingung, "Kenapa kamu nanyain Dicky, katanya kamu nggak suka sama dia," katanya, Alula memang tidak menyukai Dicky, namun bagaimana lagi, selain Dicky adalah keponakan Ayahnya, Dicky juga mempunyai informasi yang dibutuhkan Alula.
"Ya cuma pengen nanya aja sih, Bund. Alula ke atas dulu ya, Bund," kata Alula yang diangguki Bundanya.
"Tapi, ingat! Jangan tidur! Ini masih pagi."
Alula mengangguk dan berjalan menaiki tangga, ia akan pergi ke kamarnya. Ini yang tak ia suka saat hari libur, ia tidak mempunyai pekerjaan. Bundanya tidak pernah mengizinkannya untuk melakukan pekerjaan rumah, mencuci atau mengepel misalnya.
Gadis itu memutar knop pintu kamarnya, wangi parfumnya mengisi ruangan itu. Kamar yang sangat nyaman baginya. Alula berjalan menuju meja belajarnya, ia membuka kotak yang Avian beri beberapa hari yang lalu.
“Kayaknya kalung ini nggak asing, tapi gue sama sekali nggak pernah tau kalung apa ini,” Alula bermonolog, gadis itu masih memegang kalung yang terlihat berkilauan itu, ukiran kalung itu sangat indah dengan liontin berbentuk bintang. “Pake nggak ya?”
“Ah, nggak ah. Gue kan baru kenal bentar, mustahil kalo Mamanya itu ngeliat gue. Kecuali, kalo Mama nya itu kenal sama gue. Siapa ya?” kata Alula yang dilema dengan semua ini.
“Kamu kenapa, Al?”
Alula yang mendengar suara Bundanya pun langsung menoleh,”Nggak papa kok, Bund. Ada apa?” tanyanya, Bundanya tersenyum lembut dan menghampirinya.
“Bunda mau ke kantor Ayah, mau ikut nggak?”
“Al udah ada janji sama Aga, Bun.”
“Ya udah kalo udah ada janji. Bunda sendirian aja ya,” kata Bundanya yang diangguki Alula.
***
Jam menunjukkan pukul 10.07 WIB, Alula membawa jus jeruk untuk Aga, cowok itu datang tepat pada pukul 10.00 WIB. Alula menaruh segelas jus jeruk di hadapan Aga.
“Diminum, Ga.”
Gavin mengangguk dan segera meminum jus yang dibuat oleh Alula,”Manis, kayak yang buat,” kata Aga, detik berikutnya bantal sofa melayang ke arahnya. Alula lah sang pelaku, jika bukan dia, siapa lagi?
“Gombal kamu receh, Ga.”
“Receh-receh juga kalo dikumpulin bisa jadi sejuta.”
“Nggak jelas, ih!”
Alula menaruh ponsel berwarna hitam milik Gavin, “nih, hape kamu. Tadi ada sms, tapi nggak aku buka.”
“Kok nggak dibuka?”
“Kali aja itu privasi kamu, jadi nggak aku buka,”kata Alula.
Gavin mengambil ponsel itu dan menekan tombol power, setelah layar menyala Gavin mengusap layar itu hingga layar menu ada pada ponsel pintar miliknya. Gavin membuka satu pesan masuk pada salah satu aplikasi miliknya.
Lo pacaran sama Alula? Ck, baru tau gue. Bisa dong gue dapetin do’i, kayak gue dapetin Netta.
Gavin mengatupkan rahangnya kuat-kuat, ia menatap Alula sekilas. Alula tampak tenang, untung saja gadis itu tidak membuka pesan ini. Jika tidak, mungkin ia akan merasa sedih dengan pesan ini. “Al, nanti sore jadi kan?”
“Loh, aku sih terserah kamu, Ga. Kalo kamu jadi ya aku jadilah, kan yang ngajak kamu.”
Melihat senyuman Alula membuat Gavin sedikit tidak tega, ia akan melakukan hal yang membuat gadis itu sakit hati. Tetapi, ini demi kelangsungan hubungan mereka ke depannya.
Gue nggak akan biarin siapapun mengusik hubungan kita, Al. Sekalipun dia saudara kamu, gue akan tetep tega. Maaf.
***
Selamat berbuka puasa!
Komen yok! Energi balik lagi kan ya? Kuat dong cuma buat ketik-ketik gitcu!
Gaeesss, komen yups! Jangan lupa, kasih komentar buat part ini.
Tanya- tanya boleh,
1. Alula
2. Gavin
3. Aku
di IG juga boleh
Follow my IG 29verraw_
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro