Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

MPBB-16


Alula menghela nafasnya, sudah beberapa kali ia mencoba mengerjakan tugas matematika nya, namun tak kunjung mendapatkan jawaban. "Huffft, lama-lama gue bakar nih buku." gumam Alula, Alula melirik nakas dan terdapat undangan berwarna silver.

"Mati gue! Gue ada janji sama Aga buat datang ke pesta pernikahan saudaranya lusa, dan gue diminta Aga untuk datang ke rumah saudaranya." ujar Alula ia segera mengambil ponselnya dan ternyata banyak pesan dari Gavin.

Alula segera berganti baju karena Gavin sudah menunggunya, ia harus segera bersiap jika ia tidak mau Gavin menunggu. Alula mengambil ponselnya dan segera keluar dari kamarnya, di ruang tamu sudah ada Gavin yang menunggunya.

Alula menghampiri Gavin yang sudah berdiri dengan bundanya juga turut hadir disana. Bundanya tersenyum ke arahnya, begitupun Gavin.

"Ya udah, Tante. Aku sama Alula berangkat ya, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Gavin mempersilakan Alula untuk segera masuk ke dalam mobilnya, karena ini sudah sangat telat. Regga bisa marah dengannya jika begini caranya, Gavin fokus mengemudi membuat pria itu terdiam di sepanjang jalan. Alula yang memang pada dasarnya tidak menyukai keheningan pun berdecak kesal.

"Kamu marah?" tanya Alula, Gavin menoleh dan mengerutkan keningnya karena bingung dengan pertanyaan kekasihnya itu.

"Marah? Kok kamu mikirnya begitu?"

Kini giliran Alula yang diam saja, Gavin berdecak, ia segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Ia hanya ingin tiba di kediaman Regga, jika ini menjadi masalah, akan Gavin selesaikan nanti setelah sampai.

20 menit kemudian...

Gavin memasuki pekarangan sebuah rumah mewah, Alula hanya diam saja di tempatnya. Gavin menghela nafasnya pelan, kenapa disaat seperti ini Alula malah dengan santai duduk? Ia sudah telat! Bisakah dia mengerti?

"Al, ayo turun aku sudah telat. Bang Regga pasti marah," ujar Gavin, Alula turun dari mobil Gavin dan berdiri tepat di samping Gavin.

"Ya udah, nih aku udah turun." ujar Alula, Gavin menggandeng tangan Alula dan mengajaknya untuk memasuki rumah itu. Tanpa di sangka, Alula membalas genggaman tangan Gavin membuat pria itu sedikit terkejut, namun ia suka.

"Kita ngapain sih, Ga?" tanya Alula, Gavin tak menjawab pertanyaan Alula, ia sibuk menekan bel yang ada di rumah itu. Beberapa menit kemudian seorang gadis membukakan pintu untuk Gavin dan Alula, Alula terkejut melihat gadis itu.

"Kak Thalita?"

Gadis itu juga sama terkejut nya,"Alula? Ngapain kamu disini?"tanya Thalita, Gavin mengerutkan keningnya dan berdehem karena merasa di abaikan. "Ayo masuk."

Gavin dan Alula mengikuti langkah Thalita yang mengarah ke ruang tamu, Thalita mempersilakan untuk duduk. Gavin menurut duduk, ponselnya berdering dab Gavin mengangkatnya.

Sementara itu, Alula tengah mengagumi interior yang ada di rumah ini. Ia masih asik dengan dunianya sendiri sampai tidak sadar jika Gavin sudah menyelesaikan panggilan nya.

"Al, aku kayaknya harus pergi. Nanti aku jemput, kamu main-main aja dulu di sini," ujar Gavin, Alula menatap matanya dengan pandangan tidak rela. Ia tidak mau di tinggal.

_____

"Regga baik, hanya saja dia sering memaksa."

Alula mengangguk mengerti, mendengarkan cerita Thalita yang menurutnya itu sangat romantis begitu menarik. "Kakak sangat beruntung," ujar Alula membuat Thalita mendengus.

"Apanya yang beruntung? Menyedihkan iya!"

Alula tertawa, "Kakak itu beruntung mendapatkan laki-laki romantis seperti kak Regga," ujar Alula, tepat setelah Alula mengatakan hal itu, Regga berdiri di belakang Thalita.

"Kau dengar, Sayang?" ujar Regga mengecup pipi Thalita singkat, Gavin yang ada di belakang Regga mendengus, "Setidaknya Abang tahu keadaan, disini ada Alula!" ujar Gavin kesal.

"Alula, coba gaun ini. Dan pakai nanti saat pernikahan aku dan Thalita," ujar Regga, Alula mengangguk dan menerima paper bag dari Regga. Gavin duduk di samping Alula, "Mau pulang?"

"Gavin! Alula mau nginap disini, ya kan Al?" ujar Thalita membuat Gavin mengerutkan keningnya, "Emang boleh sama Tante?" tanya Gavin, Thalita mendengus, "Nanti aku yang ngomong sama Tante, kamu mending pulang sana!"

"Kok ngusir sih, ya kali."

"Gavin, pulang." ujar Regga, Gavin mengangguk dan berdiri. "Sayang, aku pergi dulu ya. Aku tunggu besok!" ujar Regga dan mencium kening Thalita dengan sayang, Alula yang melihat hal itu pun terdiam hingga ia merasa pipi nya ditepuk.

"Kamu iri? Sini aku cium," ujar Gavin membuat Alula memukul lengan Gavin membuat Gavin tertawa melihat reaksi Alula. Sedangkan Alula hanya mendengus kesal.

___

Getaran ponsel yang ada di saku Gavin membuat Gavin mengambil ponsel itu. Itu bukan ponselnya, itu adalah ponsel Alula yang sengaja ia pegang. Gavin membuka pesan masuk yang ada di ponsel itu.

Udah berapa kali gue bilang sama lo bitch! Lo harus jauhin Gavin, atau lo tahu akibatnya!

Gavin terdiam, sejak kapan orang ini mengirimkan pesan-pesan seperti itu, Gavin mengeceknya. Gavin mengetatkan rahangnya, sudah satu minggu lebih tetapi Alula tidak memberitahukannya?

Gavin melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumahnya, ia segera mencari Vanno. Mama dan Papa nya bingung, kenapa tiba-tiba putranya mencari adiknya. Biasanya Gavin enggan untuk bertemu Vanno.

"Ga, berhenti dulu. Ada apa?" tanya Mia, Gavin berhenti dan menyalami tangan Mama dan Papa nya. Gavin menberitahukan jika ia hanya akan meminjam ponsel Vanno.

Mia tersenyum dan mengangguk membiarkan Gavin ke kamar Vanno. Gavin membuka pintu kamar Vanno yang tidak di kunci,"Vanno!"

"Ada apa, Kak?"

"Pinjam hp Lo," ujar Gavin dan mengambil ponsel Vanno yang ada di atas nakas. Vanno hanya dia saja membiarkan kakaknya mengutak-atik ponselnya. "Nih, buka kuncinya. Jangan lama."

"Sialan!" gumam Gavin membuat Vanno menatapnya curiga, Vanno memberikan ponselnya pada Gavin.

"Ada apa sih Kak?"

"Alula di teror, sudah seminggu tapi dia nggak ngasih tahu gue." Vanno bangun dan melihat kakaknya yang tengah memasukkan nomor yang meneror Alula, Vanno hanya diam saja sampai Gavin berdecak kesal.

"Kenapa, Kak?"

"Bantu gue nyari nih orang, nomornya nggak aktif. Padahal baru beberapa menit dia sms kaya gini," ujar Gavin, Vanno menerima ponselnya.

Vanno berdehem, "Coba lo cari tahu siapa yang suka sama lo, dan otomatis mereka yang suka sama lo nggak suka sama Alula." Gavin mengangguk membenarkan dan segera keluar dari kamar Vanno.

"Gue yakin, ini pasti ada kaitannya sama orang yang pernah telefon Gue waktu itu," gumam Gavin.

_____

Hai, gue comeback again, sorry baru update...

vote and comments nya jangan lupa yaaa

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro