11. Cover lagu?
Sudah berjalan lima hari setelah abang dan teman teman anggota MPK lama mundur dari jabatannya. Sudah lima hari pula, hari-hari abang jadi semakin leluasa. Waktunya istirahat, sebelum akhirnya kembali berjuang melawan Ujian Nasional.
Tapi dua hari belakangan ini, aku sering menjumpai abang melamun. Seperti yang sedang kulihat pagi ini.
"Abang!" panggil ku ketika melihat abang duduk di tepi kolam renang dengan segelas jus melon buatanku.
Yang ku panggil menoleh dan menyuruh ku datang kesana. "Kenapa?" Tanyanya ketika aku tiba.
"Harusnya Luli yang tanya sama abang: abang kenapa?" tanyaku balik.
"Ngga kenapa kenapa sih, cuman kepikiran sesuatu aja. Ya gimana ya—" ia sengaja berhenti tanpa melanjutkan pembicaraan, dan aku bisa langsung menebak apa yang sebenarnya mengganggu pikiran abang. Abang sedang memikirkan keadaan OSIS dan MPK yang sedang berada di awan gelap kekacauan.
"Jangan banyak dipikirin, bang. Lagian udah ada yang lain juga kan? Ada mas Gabriel yang bisa nge-handle semuanya," ujarku berharap abang tidak lagi memikirkan masalah itu dengan keras. Kan kasihan kalau abang jatuh sakit. Apalagi bunda sama papa lagi keluar negeri karena ada kepentingan dari perusahaan papa. Hanya ada aku, abang, Bi Ati, dan Mang Wahid dirumah.
"Iya iya bocah" ujarnya sembari mengacak-acak rambutku. Aku tidak mempermasalahkannya, yang penting abang tidak terbebani lagi.
"Bang"Aku berusaha mengucapkannya dengan nada selembut mungkin. Lembutnya sutra aja kalah.
Abang menoleh dengan tatapan was was. Macem abang sudah tau apa maksud dibalik ucapan manisku itu. Hehehhehe, abangnya Luli peka lho. Tapi cuma sama Luli, kalo sama kalian engga.
"Firasat abang tiba-tiba jadi jelek. Ngga enak aja gitu," ujarnya mendramatisir keadaan. Yeu, abang bocah SPT banget. Kalian tau SPT ngga? Itu lho tayangan kesukaannya Sabilah sama Sani. Iya, Sinema Pintu Taubat. Seriusan deh, walaupun mendramatisir tapi moralnya disitu plus plus deh! Recomended!
"Ngover lagu yuk bang!" ajakku selagi merasa bahwa ada yang aneh dalam hatiku. Ada teriakan yang memintaku meluapkan perasaanku dengan lagu.
"Lagu apa?" balasnya meng-iyakan permintaanku tadi. Di dekapannya sudah ada sebuah gitar yang bertanda tangani mantan anggota boy band One Direction yaitu Niall Horan.
"How about one thing?" Akibat melihat tanda tangan di gitar abang itu, pilihanku jatuh ke salah satu lagu boy band itu.
"Oke, abang pasang kamera dulu." Seperti biasa, setiap kali aku dan abang mengover sebuah lagu pasti akan didokumentasikan dan videonya akan di share ke media sosial yang kami punya. Hitung-hitung sebagai kerjaan sampingan.
Beberapa detik setelahnya, terdengar petikan gitar yang dimainkan abang. Beberapa kali pula tangannya berpindah posisi mengganti kunci chord.
I've tried playing it cool
But when i'm looking at you
I can never be brave
'Cause you make my heart race
Abang mengadah menghadapku. Memberiku senyuman kecil dan diikuti anggukan kepala.
Shot me out of the sky
You're my kryptonite
You keep making me weak
Yeah, frozen and can't breath
Percayalah, aku menyanyikan ini dengan sepenuh hatiku. Entah apa alasannya, hanya saja aku ingin menyanyikannya.
Some things gotta give now
'Cause i'm dying just to make you see
That i need you here with me now
'Cause you've got that one thing
So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing
And you've got that one thing
Now I'm climbing the walls
But you don't notice at all
That I'm going out of my mind
All day and all night
Something's gotta give now
'Cause I'm dying just to know your name
And I need you here with me now
'Cause you've got that one thing
So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing
So get out, get out, get out of my mind
And come on, come into my life
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing
And you've got that one thing
You've got that one thing
Get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
So get out, get out, get out of my head
And fall into my arms instead
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing
So get out, get out, get out of my mind
And come on, come into my life
I don't, I don't, don't know what it is
But I need that one thing
And you've got that one thing
(Play lagu di mulmed)
Petikan gitar abang terus mengiringi nyanyianku. Hingga akhirnya berhenti disusul dengan tepukan tangan dari arah belakang. Aku menengok dan mendapati Nataliu disana. Lengkap dengan handphone yang berada digenggamannya.
Abang terkejut. "Sejak kapan kamu disitu?"
"Mmm... sekitar tiga menit yang lalu," balas Nataliu.
"Eh ada Eonni, masuk kamar yuk?" tawarku dan dibalas anggukan olehnya.
"Udah ditawarin minum kan?"
"Udah kok."
"Lul.."
"We?"
"Kalian keren." Pujinya sambil menatap lurus ke arah pintu kamarku.
Aku tersenyum penuh arti sebelum bergumam,
"Thanks."
Tbc.
Masih kesal dengan abang sendiri:(
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro