Won't stop
"U-USHIJIMA-SAN?!!!"
"Apa-apaan ini?!" Mata Wakatoshi membulat. "Apa yang kau lakukan dengan adikku, Miya?!!" Wakatoshi setengah berteriak.
"Ano... K-kami tadi makan malam bersama lalu minum dan Kaede-chan-"
"Are~ hik! Nii-san..." Kaede tiba-tiba terbangun dan berusaha turun dari gendongan Atsumu. Dia lalu berusaha menghampiri Wakatoshi setelah berhasil turun dari gendongan Atsumu.
"Kaede!" Wakatoshi menahan tubuh Kaede saat dia limbung.
"Aku-hik! baik-baik saja~ hik! Nii-san..."
"Diam Kaede!" Wakatoshi mulai marah. Dia lalu menatap tajam Atsumu. "Jangan dekati adikku lagi Miya! Sekarang pergilah!"
"Eh?!" Atsumu pun melongo.
"Nee... hik! kenapa Nii-san-hik! mengusir Atsumu-kun?!" Kaede protes saat hendak dibawa masuk oleh Wakatoshi.
"Diam dan masuk!" Wakatoshi sedikit membentak Kaede. Dia lalu mentup pintu dengan keras dan meninggalkan Atsumu yang masih mematung di depan pintu.
"Nii-san no baka!" Kaede lalu melepaskan diri dari Wakatoshi dan berusaha berjalan menuju kamarnya.
*Denah rumah Kaede
Di living room ada orang lain yang sedang duduk di sofa. Kaede yang melihatnya lalu berhenti.
"Kageyama-hik!-kun?"
"Ushijima-san?" Kageyama lalu menghampiri Kaede. "Mabuk?" Gumam Kageyama.
"Aku tidak-hik! ma...buk..." Kaede tumbang dan untung saja Kageyama yang berdiri di depan Kaede dengan sigap menahan tubuh Kaede.
"Ushijima-san!"
"Biar aku saja yang membawanya ke kamar." Wakatoshi menggendong Kaede menuju kamarnya dan membaringkannya di ranjang.
Kageyama yang penasaran dan cukup khawatir dengan keadaan Kaede ikut masuk ke dalam kamar Kaede.
"Mabuk berat." Gumam Kageyama.
"Biarkan dia tidur." Wakatoshi melepas tas, jaket dan sepatu yang dipakai Kaede dan melepas ikatan rambutnya. Dia juga melepas kancing celana jeans Kaede agar dia merasa sedikit nyaman tidur dengan celana jeans.
Kageyama menatap Kaede tanpa berkedip. Baru kali ini melihat Kaede dalam keadaan seperti ini. Suara dengkuran lembut Kaede terdengar di telinga Kageyama. Dia lalu melihat wajah Kaede yang masih memerah karena efek mabuk.
'Cantik.' Pikirnya.
"Ayo Kageyama." Wakatoshi mengajak Kageyama keluar dari kamar Kaede.
"Ah hai'." Kageyama mengekor Wakatoshi keluar dari kamar Kaede.
"Maafkan kelakuan Kaede." Ucap Wakatoshi saat mereka duduk di sofa.
"Iie...dia tidak tahu kalau aku juga ke sini jadi Ushijima-san tidak perlu meminta maaf."
'DRRTTT DRRTTT'
Smartphone Wakatoshi bergetar.
"Aika?"
"WAKATOSHI!" Suara di seberang berteriak.
"Ada apa?"
"Sejak kemarin aku tidak bisa menghubungimu! Kau juga tidak menghubungiku sama sekali!! Kau tidak tahu aku khawatir?!!"
"Maafkan aku."
"Mou! Kau ini benar-benar! Apa susahnya sih memberi kabar?!"
"Aku minta maaf."
"Jika kau memberi kabar kan aku bisa menemuimu di Tokyo!"
"Kau ada di Tokyo?"
"Aku kan sudah bilang di tanggal ini aku akan ada di Tokyo selama tiga hari untuk menemui pemilik agency model di Tokyo dan membicarakan promosi design baju terbaru perusahaan!"
"Aku lupa."
"Kau kenapa? Daijoubu?"
"Aku baik-baik saja."
"Hontou ka?"
"Maaf sudah membuatmu khawatir. Aku ada di apartemen Kaede, jika ada waktu besok pagi kau bisa ke sini."
"Baiklah. Kalau begitu kau istirahat ya. Aku tahu kau lelah."
"Baiklah."
"Jaa ne Wakatoshi."
'TUUTTT'
Aika menutup telfon.
"Ada apa Ushijima-san?" Tanya Kageyama yang sedang menggeser meja living room.
"Aika bilang sedang ada di Tokyo." Wakatoshi menggelar dua fuuton di dekat sofa.
"Soudesu ka..."
Ushijima lalu berbaring di salah satu fuuton.
"Tsukareta." Gumamnya lalu dia tertidur.
___
Keesokan paginya.
Kaede membuka matanya. Dia lalu mendudukkan dirinya.
"Kepalaku sakit." Dia memegangi kepalanya.
'Aku sudah ada di kamar? Apa semalam Atsumu-kun mengantarku pulang? Tapi kan ada Nii-san di sini. Apa dia baik-baik saja? Aku sama sekali tidak ingat kejadian semalam.'
Dia lalu membuka pintu kamarnya dan melangkah menuju dapur.
Dia lalu mengambil kotak P3K di lemari dapur dan mencari obat pereda mabuk. Dia meminumnya setelah menemukan obat itu.
Wakatoshi yang dari luar setelah lari pagi pun masuk ke dalam rumah.
"Kau sudah bangun?" Ucapnya.
"Um." Kaede mengangguk.
"Kalau begitu kemarilah." Wakatoshi duduk di sofa.
Kaede pun menuruti kata kakakknya itu. Dia menghampiri Wakatoshi.
"Duduk!" Wakatoshi menunjuk lantai di depannya.
Kaede pun tiba-tiba merinding mendengar perintah Wakatoshi. Dia lalu duduk bersimpuh di depan Wakatoshi dengan menundukkan kepalanya.
"Kau tahu apa kesalahanmu?!"
"Hai'."
"Katakan!"
"Pulang mabuk."
"Bukan hanya itu. Kenapa kau pergi bersama Miya Atsumu?!"
"Dia mengajakku jalan."
"Kau menerima ajakan pria yang baru saja kau kenal?!"
"..." Kaede tidak menjawab.
"Jadi begini gaya hidupmu di Tokyo?!"
"..."
"Siapa yang mengajarimu pergi dengan pria sampai malam dan mabuk berat saat pulang?!"
"T-tidak ada..."
"Lalu kenapa kau melakukannya?!"
"..."
Wakatoshi menghela nafas. Dia tidak tahu kalau adiknya itu bisa melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang perempuan yang tinggal sendiri.
Wakatoshi menatap Kaede. Wajah Kaede masih datar tapi matanya menunjukkan kalau dia menyesal.
"Kau menyukai Miya Atsumu?"
"Hah?!" Kaede mendongak. "T-tidak!" Dia lalu memalingkan wajahnya yang bersemu merah.
Petir imajiner menyambar Wakatoshi. Dia tahu betul apa arti dari gelagat Kaede.
"Jauhi Miya Atsumu!"
"Na-nande?!"
"Dia bukan pria baik-baik."
"Hah?!"
"Jika aku tidak ada di sini dia pasti sudah berbuat macam-macan denganmu."
"Seperti?"
"Melakukan hubungan sex denganmu yang sedang mabuk."
"Memang kenapa? Jika hanya itu tidak masalah kan? Lagi pula aku juga sudah pernah melakukannya."
"Jangan sembarangan!"
"Urusai! Nii-san juga pasti sudah sering melakukannya dengan Aika!"
"Jangan alihkan pembicaraan!" Suara Wakatoshi meninggi.
"..."
"Pokoknya jauhi Miya Atsumu!"
Kaede kesal. Dia tidak mau menjauhi Atsumu karena Atsumu sangat baik padanya.
"Jawab Kaede!"
"Hai'!" Jawab Kaede dengan kesal.
"Bagus. Aku tidak mau dengar kau dekat dengan dia lagi."
"Sudah selesai kan? Aku mau mandi." Kaede bangkit dan dia beranjak menuju kamar mandi. Tangannya terulur di knop pintu kamar mandi. Dia berhenti saat mendengar suara gemericik air.
'Nii-san tidak mematikan shower?' Pikirnya.
Dia lalu membuka pintu kamar mandi.
"Eh?!" Kaede terkejut.
"GYYAAAAA!!!!!!!!"
Kaede langsung membanting pintu kamar mandi. Kepalanya makin berdenyut mendengar teriakan itu.
"U-USHIJIMA-SAN KENAPA MASUK SEMBARANGAN?!!!" Teriak orang yang ada di dalam.
"Ini rumahku! Dan kenapa kau tidak mengunci pintunya?!" Kaede tambah kesal. Dia lalu melangkah ke dapur dan meminum segelas air.
Kaede menghela nafas. Wakatoshi menghampiri Kaede.
"Mau aku buatkan bubur?" Tanya Wakatoshi.
"Tidak tidak! Aku bisa mati jika makan masakan Nii-san."
'TING TUNG'
Bel rumah Kaede berbunyi.
"Aku yang buka." Kaede melangkah menuju pintu rumahnya.
'KLEK'
Pintu terbuka.
Tampak seorang gadis bersurai kelabu pucat dan bermanik senada dengan surainya berdiri dengan senyuman.
"Aika?!" Kaede terkejut.
"Hisashiburi, Kaede-san."
"U-um." Kaede mengangguk. "Masuklah."
Aika dan Kaede masuk. mereka langsung duduk di sofa. Wakatoshi yang melihat Aika duduk pun menghampirinya.
"Ohayou." Sapa Aika dengan senyuman.
"Ohayou." Jawab Wakatoshi.
"Lapar." Gumam Kaede. Dia lalu menuju dapur.
"Biar aku saja yang membuatkan sarapan untuk kalian." Aika menghampiri Kaede yang ada di dapur.
"Baiklah. Kepalaku juga masih pusing."
"Kaede-san sakit?"
"Tidak. Semalam aku mabuk berat."
"Eh?!"
'KLEK'
Pintu kamar mandi terbuka. Kageyama keluar dengan wajah memerah.
"Tobio-chan?!"
"Aku mau mandi." Kaede melangkah menuju pintu kamar mandi. Di situ masih ada Kageyama yang berdiri mematung dengan wajah memerah. "Nani?" Tanya Kaede saat Kageyama menatapnya.
"A-ano..."
"Ah... yang tadi? Maaf sudah membuka pintu kamar mandi tanpa izin." Kaede menepuk pundak Kageyama. "Badanmu bagus."
"Eh?!" Wajah Kageyama makin memerah. "K-k-kenapa U-Ushijima-san ber-bersikap biasa saja se-setelah melihat laki-laki t-t-te-telanjang?!!"
"Aku sudah biasa." Kaede lalu masuk kamar mandi, meninggalkan Kageyama yang melongo dengan wajah memerah.
"Ada apa?" Tanya Aika.
"Kaede tidak sengaja membuka pintu kamar mandi saat Kageyama sedang mandi." Jawab Wakatoshi.
"Ah souka..."
___
Kaede sudah mandi dan berdandan untuk berangkat ke kampus.
"Aku ada kelas hari ini, titip apartemen ya Nii-san."
"Baiklah."
"Aku juga satu jam lagi ada janji dengan agency." Aika menengok jam tangan miliknya.
'TING TUNG'
"Itu pasti Tsukasa." Gumam Kaede.
Dia lalu membukakan pintu. Tampak seorang gadis bersurai blonde strawberry ombre itu berdiri melipat tangan.
"Tsukasa."
"Tumben kau cepat membuka pintu." Tsukasa masuk ke dalam.
"Um." Kaede mengangguk dengan wajah datarnya.
"Ramai sekali!" Tsukasa sedikit terkejut saat melihat ke dalam. "Hmm??" Tsukasa memfokuskan pandangannya pada Aika yang berdiri di dapur. "KANZAKI?!!" Dia menunjuk Aika.
"Eh?!" Aika terkejut. "K-Kujo-senpai?! D-doumo..."
"Kenapa kau ada di sini?!" Tanya Tsukasa. "Aahh... ada kageyama juga kah. Pantas saja."
"Eh? Aku?" Kageyama menunjuk dirinya sendiri.
"Aika ke sini untuk menemui Nii-san." Ucap Kaede.
"HAH?!" Tsukasa bingung.
"Dia pacarku." Ucap Wakatoshi datar.
"HAH?! Tidak mungkin!" Tsukasa terkejut. "Mana bisa idiot maniak voli sepertimu punya pacar?! Kau kan terobsesi dengan voli! Jika pacarmu adalah pemain voli yang hebat aku masih bisa mengerti! Tapi Kanzaki?!"
"A-ano..." Aika berusaha menjelaskan sesuatu pada Tsukasa.
"Aku tidak tahu jika kau berpacaran dengan Ushiwaka! Kau kan biasanya mengekor Kageyama seperti anak ayam menyebalkan yang mengekor induknya!"
"A-anak ayam menyebalkan..." Aika sweatdrop.
"Hebat juga kau Kanzaki bisa menaklukan idiot voli seperti Ushiwaka! Cara apa yang kau pakai?" Tanya Tsukasa. "Jangan-jangan Ushiwaka itu aslinya lolicon!" Gumamnya membuat Wakatoshi sweatdrop.
"E-etto..." Aika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "K-Kujo-senpai sendiri... b-bagaimana dengan Oikawa-senpai?"
"HAH?! JANGAN SEBUT NAMA SAMAPAH BRENGSEK ITU DI DEPANKU!" Tsukasa menatap Aika tajam, membuat Aika merinding.
"G-gomennasai... gomennasai..." Aika membungkuk beberapa kali.
"Ayo berangkat Kaede!" Tsukasa menarik tangan Kaede. "Sampai jumpa hewan-hewan eksotis!" Tsukasa melambaikan tangannya.
"Jaa ne." Ucap Kaede sebelum dia menghilang di balik pintu.
"Hewan-hewan eksotis?" Gumam Kageyama.
___
Tsukasa dan Kaede berjalan menuju kelasnya. Kaede beberapa kali melihat layar smartphone miliknya.
"Jangan main hp terus!" Tegur Tsukasa. "Jika kau menabrak sesuatu akan memalukan dan aku akan meninggalkanmu!"
"Hidoi ne Tsukasa." Ucap Kaede datar.
'DRRTT DRRTT'
Smartphone Kaede bergetar.
"Kaede-chan!"
"Atsumu-kun."
"Atsumu?" Gumam Tsukasa.
"Aku langsung menelfonmu setelah melihat pesanmu. Syukurlah kau sudah baik-baik saja. Semalam kakakmu sangat marah! Aku jadi khawatir kau akan dimarahi."
"Um. Aku memang dimarahi pagi ini. Atsumu-kun sendiri bagaimana?"
"Aku? Aku baik-baik saja kok. Meski semalam kakakmu marah padaku."
"Sudah kuduga."
"Tapi jangan khawatir. Dia tidak melakukan apapun padaku."
"Um."
"Malam ini aku masih free. Mau bertemu?"
"Boleh."
"Baiklah nanti akan aku kabari lagi."
"Um."
"Jaa ne Kaede-chanku yang cantik!"
"Um."
'TUUTTT'
Sambungan telfon putus. Kaede tersenyum tipis.
"Oi!" Tsukasa menepuk pundak Kaede.
"Nani?"
"Siapa Atsumu?"
"Dia laki-laki lucu yang aku bilang waktu itu."
"Ah kau bertemu dia di acara fansign itu?"
"Um." Kaede mengangguk.
"Hati-hati. Bisa saja dia bejat."
"Tidak tidak. Dia sangat baik kok."
"Yaya terserah saja."
Mereka lalu masuk ke dalam kelas dan perkuliahan pun dimulai.
___
"Sebentar lagi liburan musim panas tapi kenapa tugas malah menumpuk?" Kaede meletakkan kepalanya di meja. Separuh nyawanya sudah terbang entah kemana.
"Jangan mati Bakaede! Kerjakan tugasmu dengan benar!"
"Ayo kita mengisi tenaga. Aku butuh sesuatu yang manis..."
"Ayo."
Mereka lalu menuju kantin untuk mengisi perut mereka.
"Kau mau apa?" Tanya Tsukasa.
"Souffle pancake."
"Aku cheesecake saja ah."
Mereka lalu memesan makanan yang merekan inginkan.
"Oya oya oya..." Seorang laki-laki jangkung berambut raven dengan model seperti jengger ayam menghampiri mereka.
"Ck! Garong!" Tsukasa memalingkan Wajahnya.
"Konnichiwa Kuroo-san." Sapa Kaede datar
"Hidoi yo Ku-chan!" Laki-laki bernama Kuroo itu menepuk kepala Tsukasa. "Oh Ushijima! kemana nyawamu yang setengah?"
"Uruse!" Tsukasa menepis tangan Kuroo.
"Sedang dalam perjalanan kemari." Jawab Kaede datar.
'DDRRTTT DRRTT'
Smartphone Kaede bergetar.
"Nani?"
"Aku dan Kageyama akan kembali ke Miyagi. Aku juga sudah membereskan apartemenmu yang berantakan."
"Sudah aku bilang tidak usah! Aku tidak akan berterima kasih karena Nii-san sudah membereskannya ya!"
"Iya sama-sama."
"Sudah aku bilang aku tidak berterima kasih!"
"Aku sudah menguncinya. Ingat pesanku tadi!"
"Hai~"
"Dan jangan malas membereskan apartemen."
"Urusai yo Nii-san!"
"Kalau begitu sampai jumpa."
"Um."
'TUUTT'
Kaede menghela nafas.
"Kenapa kakakmu?" Tanya Tsukasa.
"Dia bilang akan kembali ke Miyagi."
"Souka."
'DRRTT DRRTTT'
Lagi-lagi smartphone Kaede bergetar.
"Laris sekali ya kau Kaede." Goda Tsukasa yang sedang sibuk menahan tangan Kuroo yang hendak mencubit pipinya.
"Nani sore?" Kaede pun menekan icon berwarna hijau di layar smartphone miliknya.
"Kaede-chan nanti aku jemput di rumahmu ya!"
"Ah gomen, Atsumu-kun... Sepertinya hari ini aku tidak bisa pergi kemanapun."
"Atsumu?" Guman Kuroo.
"Eh? Kenapa?"
"Tugas kuliahku menumpuk dan aku harus menyelesaikannya."
"Souka... Kalau begitu aku main ke rumahmu saja."
"Eh?"
"Kita bisa bertemu dan Kaede-chan bisa mengerjakan tugas. Siapa tahu aku juga bisa membantu!"
"Baiklah."
"Yosh! Kalau begitu sampai jumpa nanti malam, Kaede-chan."
"Um. Sampai jumpa Atsumu-kun."
'TUUTT'
"Siapa Atsumu?" Tanya Kuroo.
"Pacar Kaede." Jawab Tsukasa.
"B-bukan!" Sangkal Kaede.
"Kalau begitu laki-laki yang disukai Kaede."
"T-tidak! Aku tidak menyukainya!" Wajah Kaede memerah.
"Tuh kan aku benar." Tsukasa tersenyum nakal.
"Heeh... Ushijima bisa menyukai seseorang juga ya." Goda Kuroo.
"Su-sudah aku bilang aku tidak menyukainya!"
"Hai~ hai~"
___
Kaede duduk di living room apartemennya. Dia sedikit gelisah karena menunggu Atsumu.
Atsumu sudah mengirim pesan padanya kalau dia sudah dalam perjalanan menuju apartemen Kaede.
"Aku siapkan meja gambar saja." Kaede lalu menyiapkan meja gambar miliknya untuk mengerjakan tugas kuliahnya.
Dia pun mulai mengerjakan tugasnya meski dia tidak terlalu fokus. Segala macam penggaris dan peralatan menggambar sudah tersebar di living roomnya.
'TING TUNG'
Bell rumahnya berbunyi. Dia pun bergegas membuka pintunya.
"Yo! Kaede-chan!"
"Atsumu-kun."
____________
Yak saya kembali di book ini setelah sekian lama (≧∇≦)/
Oiyaa Kanzaki Aika itu OC saya di book Please Be Mine
Jika ada yang penasaran dengan cerita Aika dan Ushijima silahkan mampir di book saya ya
Dan jangan lupa juga mampir di book Kujo Tsukasa Let's Not Falling In Love With You Again punya sahabat saya Ichirisa
Segitu dulu ocehan saya
Terima kasih banyak sudah membaca
Maaf kalau banyak typo
Jangan lupa vote dan jangan segan untuk memberikan komentar yaa(^v^)
See you ヽ(*≧ω≦)ノ
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro