Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Tobio's man side -2-

"Ini minunlah Tobio-kun."

Kaede menyodorkan secangkir susu panas untuk Kageyama.

"Arigatou gozaimasu."

Kaede dan Kageyama sudah sampai di apartemen Kaede. Kageyama basah kuyub demi membeli payung untuk Kaede.

Sekarang Kageyama yang sudah membersihkan badannya sedang duduk di meja dapur sambil menyeruput susu panas buatan Kaede.

"Aku mandi dulu." Kaede melangkah menuju kamar mandi.

Kageyama duduk terdiam. Wajahnya memerah saat mengingat kembali kejadian hari ini.

'Sial! Aku terbawa suasana sampai hampir menciumnya! Dia pasti menganggapku orang aneh!'

'BRAK'

Kageyama memukul meja. Dia benar-benar malu dengan hal yang sudah dia lakukan pada Kaede.

'Tapi Kaede-san bersikap biasa saja. Apa dia tidak memikirkan apapun tentang hal yang aku lakukan itu? Saat itu dia juga bersikap biasa saja, saat kami tanpa sengaja berciuman di Ichibancho.'

Kageyama meletakkan kepalanya di meja. Dia lalu menghela nafas.

'Menyukai seseorang ternyata rumit ya.'

Kageyama memejamkan matanya dan tanpa sadar dia tertidur.

Kaede yang sudah selesai membasuh diri pun menghampiri Kageyama yang tidak bergerak.

"Tidur?" Guman Kaede saat dia melihat wajah Kageyama. Tangannya terulur mengusap kepala Kageyama.

'Tobio-kun memang tampan. Tapi selama ini aku tidak pernah menganggapnya seorang pria dan sekarang aku sudah terlanjur melihat sisi prianya.'

Kaede menarik tangannya lalu melangkah menuju lemari yang ada di dekat kamar mandi. Dia mengambil fuuton dan membawanya ke living room. Dia menggeser meja lalu mulai merapikan fuuton.

Setelah selesai merapikan fuuton, Kaede menghampiri Kageyama.

"Tobio-kun." Kaede menepuk pundak Kageyama. "Jangan tidur di sini nanti kau sakit."

"Hmmm..." Kageyama mengusap matanya. "Kaede-san..."

"Aku sudah menyiapkan fuuton. Tidurlah di sana."

"Hai'..." Kageyama berjalan menuju fuuton dengan nyawanya yang masih setengah.

"Aku akan hidupkan penghangat ruangan." Kaede mengambil alat penghangat ruangan dan menghidupkannya.

"Hai' Kaede-san..." Kageyama membungkus dirinya dengan selimut di dalam fuuton dan melanjutkan perjalanannya ke dunia mimpi.

Kaede terkekeh melihat tingkah lucu Kageyama.

'Aku mohon tetaplah jadi adik laki-laki yang imut, Tobio-kun.'

___

Keesokan harinya.

Sama seperti kemarin, Kageyama mengantar Kaede ke kampus dan menunggu Kaede sampai dia selesai kuliah. Tapi kuliah hari ini dimulai siang hari dan akan selesai sore hari. Jadi Kaede meminta Kageyama untuk bersantai di starbucks atau bermain voli di gym kampus.

"Tobio-kun bisa bersantai di starbucks atau bermain voli di gym."

Tidak seperti kemarin, jadwal kuliah Kuroo juga padat hari ini jadi dia tidak bisa menemani Kageyama. Dan untuk menghindari kejadian kemarin terulang lagi, Kageyama memakai masker dan memakai hoodienya untuk melakukan penyamaran.

Kageyama berjalan-jalan mengelilingi Tokyo University. Kali ini tidak ada yang mengerumuni dan membicarakannya. Kageyama merasa lega.

Dia lalu duduk di bangku taman sambil memainkan smartphone miliknya.

'Sejak pagi aku salah tingkah dan memikirkan kejadian kemarin. Padahal Kaede-san bersikap biasa saja. Aku bodoh sekali ya.'

Kageyama menatap langit. Lalu sebuah daun berwarna orange kemerahan jatuh di tangannya. Dia menatap daun maple yang ada di tangannya lalu tersenyum tipis.

"Kaede..."

(Nama Kaede berarti Maple)

___

Kageyama merasa bosan berkeliling sendirian. Dia lalu melangkahkan kakinya ke sebuah gym. Dari luar dia bisa mendengar suara decitan sepatu dan suara bola yang menghantam lantai dengan keras.

Dengan hati-hati dia melihat aktifitas di dalam gym. Ada beberapa orang yang sedang bermain voli.

"KA-KAGEYAMA TOBIO?!!"

Seorang laki-laki yang hendak memasuki gym terkejut dengan adanya Kageyama yang berdiri di depan pintu.

"Heh? Kageyama Tobio Adlers?!"

"Yang benar?!"

"Wah gila! Dia Kageyama Tobio yang asli!"

Para pemuda yang sedang bermain voli di dalam gym pun menghentikan aktivitas mereka dan berlari menghampiri Kageyama.

'Gawat! Aku tidak bisa kabur!' Pikir Kageyama.

"Kageyama-san! Mau bermain bersama kami?"

"Sebentar saja tidak masalah!"

"Onegaishimasu, Kageyama-san!"

Kageyama berfikir sejenak. Dia menatap para laki-laki di hadapannya yang memasang wajah penuh harap.

"Aku tidak bawa sepatu dalam ruangan." Jawab Kageyama.

"Pa-pakai saja sepatuku! Ini masih baru!" Salah satu pemuda itu menyodorkan sepatu dalam ruangan yang memang terlihat masih baru.

Kageyama terdiam menatap sepatu itu. Dia merasa ragu untuk menerima tawaran itu.

"Jangan sungkan! Aku tidak keberatan kok! Kalau size jangan khawatir! Kita sama!" Orang itu memasang senyum lebar.

"Tetap saja aku tidak enak." Jawab Kageyama.

"Pa-padahal aku sudah bilang tidak apa-apa."

"Apa jangan-jangan kau tidak mau bermain bersama kami yang amatiran ini?"

"Tidak! Bukan begitu!" Sangkal Kageyama. "Ba-baiklah akan aku pakai."

"Yosh!"

Kageyama memakai sepatu itu lalu masuk ke dalam gym. Dia digiring oleh para pemuda itu ke tengah lapangan.

'Pelatih melarangku bermain di pertandingan tidak resmi, tapi jika hanya bermain seperti ini tidak apa-apa kan?' Pikir Kageyama.

Kageyama masih berdiri terdiam di tengah lapangan, membuat para pemuda itu kebingungan.

"Ada apa Kageyama-san?"

"Tidak."

Kageyama mulai pemanasan dan meregangkan otot-ototnya.

"Yosh! Ayo mulai!" Seru para pemuda itu lalu permainan mereka dimulai.

___

"Tobio-kun tidak mengangkat telfonku." Gumam Kaede.

Semua kelas selesai dan para mahasiswa bersiap untuk pulang. Ada juga yang bersiap untuk mengikuti klub mereka.

"Kau tidak pulang Bakaede?" Tanya Tsukasa. "Mana Tobio?"

"Entahlah. Dia tidak mengangkat telfonku." Kaede memasukkan smartphonenya ke dalam tas. "Aku akan mencarinya."

"Kalau begitu aku pulang duluan ya."

"Um. Hati-hati Tsukasa." Kaede melambaikan tangan.

"Sampai jumpa." Tsukasa meninggalkan Kaede.

Kaede pun melangkahkan kakinya dan berfikir ada dimana Kageyama sekarang. Kaede berjalan berkeliling tapi tidak menemukan pria jangkung yang dia cari.

'Tobio-kun hilang kemana sih? Kenapa dia membuatku menghabiskan energi dengan berjalan berkeliling untuk mencarinya?'

Wajah Kaede berubah masam. Dia sudah berkeliling cukup jauh tapi dia masih belum melihat sosok Kageyama.

Kaede lalu menyerah dan duduk di sebuah bangku kecil. Dia mengeluarkan smartphonenya dan kembali mencoba menghubungi Kageyama.

"Tidak diangkat." Kaede menghela nafas.

"Tobio-kun bisa bersantai di starbucks atau bermain voli di gym."

Kaede teringat dengan kata-katanya sebelum masuk kelas hari ini.

"Gym." Gumamnya lalu dia bergegas menuju gym dengan langkah yang sedikit berlari.

Sementara itu...

"Kageyama-san arigatou gozaimasu!"

"U-um." Kageyama mengangguk.

Mereka sudah selesai dengan permainan mereka.

"Ini. Arigatou." Kageyama mengembalikan sepatu yang dia pakai.

"Tobio-kun!" Kaede berdiri di depan pintu gym.

"Kaede-san?!" Kageyama terkejut.

"Are? Ushijima Kaede!"

"Kenapa dia kesini?"

"Jangan-jangan mereka berdua saling kenal?"

Kaede melepas sepatunya dan melangkah menghampiri Kageyama.

"Aku menelfonmu berkali-kali dan berkeliling untuk mencarimu." Kaede melipat tangannya di depan dada sambil memasang wajah kesalnya.

"Eh?" Kageyama terkejut. "Ah gomennasai. Sudah mau pulang?"

"Um." Kaede memalingkan wajahnya.

"Ma-maaf Kaede-san. Ayo kita pulang." Kageyama meraih tangan Kaede.

"Eh?" Kaede terkejut karena Kageyama menggandengnya.

"Kami permisi." Kageyama membungkuk singkat.

"A-ah! Arigatou gozaimasu Kageyama-san!"

Kaede ikut membungkuk singkat dan berjalan bersama Kageyama keluar dari gym dengan tangannya yang masih terkunci oleh tangan Kageyama.

"Me-mereka berpacaran?"

"Sepertinya iya."

___

"Tsukareta." Kaede mendudukkan dirinya di sofa setelah sampai di apartemen.

"Maaf Kaede-san." Kageyama duduk di samping Kaede.

"Tobio-kun mau bantu aku memasak makan malam?"

"Tentu saja. Masakan Kaede-san enak. Aku suka."

"U-um." Kaede memalingkan wajahnya. "Ka-kalau begitu ayo mulai memasak."

"Hai'!"

Mereka berdua melangkah menuju dapur untuk mulai memasak.

"Cuci dulu tanganmu."

"Hai'."

"Tobio-kun pilih saja bahan makanan yang ada di kulkas."

"Eh? Aku yang pilih?"

"Kau harus memperhatikan makananmu."

"Baiklah."

Kageyama membuka kulkas yang cukup besar itu dan mulai memilih bahan makanan yang akan dia makan.

"Jika ingin makan daging ada di freezer." Kaede mempersiapkan peralatan dan bumbu.

"Yosh." Gumam Kageyama yang sudah mengambil beberapa sayuran dan satu bungkus daging.

"Karena aku tidak begitu suka daging aku akan masak dagingnya terpisah."

"Aku akan cuci sayurannya."

"Um." Kaede mengangguk.

Kageyama membantu Kaede memasak dengan senyum lebarnya. Dia sangat senang bisa menghabiskan waktu berdua dengan Kaede.

'Menyukai seseorang memang rumit tapi saat bisa melakukan sesuatu dengan orang disukai rasanya sangat menyenangkan!'

___

"Gochisousama."

"Kaede-san hari ini makanmu banyak ya."

Kageyama dan Kaede baru saja selesai makan malam.

"Um." Kaede mengangguk sambil merapikan peralatan makannya. "Energy yang aku keluarkan hari ini cukup banyak."

"So-soudesu ka..." Kageyama sweatdrop.

"Kaede-san itu selalu menghemat energy. Karena itu dia selalu terlihat malas melakukan sesuatu. Jadi jika kau bisa membantunya melakukan sesuatu, dia pasti akan merasa senang."

Kalimat yang pernah Aika ucapkan terngiang di telinga Kageyama.

'Membantunya melakukan sesuatu?'

Kageyama memasang pose berfikir.

"Apa yang sedang kau pikirkan Tobio-kun?" Kaede bangkit sambil membawa nampan berisi peralatan makannya.

"Ti-tidak..."

"Jika sudah selesai makan berikan piringmu."

"Ah!" Kageyama bangkit.

"Hm?"

"Biar aku saja yang mencucinya Kaede-san!"

"Kau yakin?"

"Hai'!"

"Baiklah. Jangan sampai pecah ya."

"Ryoukai!"

Kageyama membawa dua nampan itu ke sink dan mulau mencucinya.

"Aku mau mandi." Kaede melenggang ke kamar mandi.

___

"Sudah selesai?" Tanya Kaede saat dia keluar dari kamar mandi.

"Hai'." Kageyama sedang merapikan fuuton di living room.

"Mandilah."

"Hai'."

Kageyama masuk ke kamar mandi dan Kaede masuk ke dalam kamarnya untuk mengeringkan rambut.

Setelah rambutnya kering, Kaede mengambil piama dari dalam lemari dan mengganti kaosnya dengan piama.

Dia lalu keluar dari kamarnya untuk minum segelas air tapi perhatiannya tertuju pada fuuton yang masih berantakan di living room.

"Dia belum selesai merapikan fuuton?" Kaede menghampiri fuuton yang akan dipakai Kageyama untuk tidur dan melanjutkan merapikannya.

'KLEK'

Kageyama keluar dari kamar mandi.

"Ah! Tidak usah Kaede-san!"

"Tidak apa."

Kageyama lalu menbantu Kaede merapikan fuutonnya.

"Sudah selesai." Kaede lalu melangkah menuju dapur.

Dia membuka kulkas untuk mengambil air tapi wajahnya berubah masam saat melihat rak pintu di bagian tengah yang kosong.

"Ck!" Dia merasa kesal.

"Ada apa Kaede-san?" Tanya Kageyama.

"Susu untuk sarapan sudah habis."

"Biar aku belikan."

Kaede menatap Kageyama yang sudah berdiri di dekatnya.

'Apa tidak apa-apa? Yah 7-eleven hanya tiga menit dari sini sih. Tapi apa dia tidak lelah?'

"Kaede-san?"

"Apa tidak apa-apa Tobio-kun?"

"Hm? Tentu saja tidak apa-apa."

"Tunggu sebentar." Kaede melangkah ke kamarnya untuk mengambil dompet.

"Kaede-san." Kageyama menahan tangan Kaede. "Pakai uangku saja."

"Hah?! Tidak! Kali ini aku akan bayar sendiri!"

"Sudah tidak apa-apa." Kageyama melangkah menuju pintu. "Ittekimasu."

"Chotto! Tobio-kun!"

'BLAM'

Kageyama hilang dibalik pintu setelah mengambil kunci rumah Kaede.

"Haahh..." Kaede menghela nafas. "Sudah aku bilang untuk tetap jadi adik laki-laki yang imut kan?! Kenapa kau tetap bersikap seperti itu Tobio-kun?"

___

"Aku tergoda untuk membeli gungun yogurt. Kulkas Kaede-san muat tidak ya untuk 9 kotak?" Gumam Kageyama saat dia dalam perjalanan kembali ke apartemen Kaede.

Kageyama berjalan santai sambil meminum satu kotak gungun yogurt kesukaannya.

"Tadaima." Kageyama membuka pintu apartemen Kaede. "Kaede-san? Tidur?" Kageyama berbelok ke dapur sebelum menghampiri Kaede yang terbaring di atas sofa.

Dia memasukkan belanjaannya ke dalam kulkas dan merapikan gungun yogurt kesukaannya di dalam kulkas.

Setelah selesai dengan urusannya dengan kulkas, Kageyama menghampiri Kaede.

"Kaede...san?" Mata Kageyama membulat saat melihat Kaede.

Kaede tertidur dengan kancing piamanya yang tanpa sengaja tebuka, membuat setengah bagian oppai besarnya terekspos. Bagian bawah kemejanya tersibak oleh tangan kanannya hingga perutnya terlihat. Dan paha Kaede terekspos karena celana piamanya yang pendek.

Deg

Deg

Deg

Kageyama menelan ludahnya saat melihat Kaede. Dia lalu membalikkan badannya sambil menutup mulutnya. Wajahnya memerah dan keringat mengalir di pelipisnya.

"Kuso!" Gumamnya.

Dia mengepalkan tangannya, berusaha menenangkan diri.

'Srek'

Kaede sedikit bergerak, membuat Kageyama menoleh.

"Kh!" Keringat kembali mengaliri wajah Kageyama. Gerakan Kaede membuat oppainya semakin terbuka.

Kageyama membalikkan badannya menghadap Kaede. Dia menatap Kaede dengan nafas sedikit terengah dan jantung yang berdegup kencang.

'Sial! Apa-apaan ini?! Kaede-san sangat sexy! Sial! Sial! Kenapa aku sangat ingin menyentuhnya?!'

Kageyama mengepalkan kedua tangannya, dia masih berusaha menahan segala hasratnya untuk menyentuh Kaede.

'Kenapa Kaede-san tidur seperti ini? Apa dia tidak khawatir aku akan melakukan sesuatu padanya? Apa memang dia tidak menganggapku seorang pria?'

Kageyama maju satu langkah. Dia mendudukkan dirinya lalu meraih tangan Kaede dan menggegamnya.

'Aku ini seorang pria, Kaede-san! Berhentilah menganggapku anak kecil dan lihatlah aku!"

Kageyama mendekatkan wajahnya pada wajah Kaede.

7cm

6cm

5cm

4cm

3cm

2cm

1cm

Cup

Bibir mereka saling bersentuhan.

Kageyama menutup matanya, menikmati deru nafas hangat Kaede.

'Drrttt drrrttt'

Smartphone Kaede bergetar. Ada panggilan video dari Atsumu.

Kageyama melepaskan ciumannya dan meraih smartphone Kaede yang ada di atas meja. Dia lalu mengangkat panggilan itu.

"Moshi-moshi Miya-san." Ucap Kageyama dengan nada datar.

"T-Tobio-kun?! Loh? Kok?" Atsumu kaget dan kebingungan dengan kehadiran Kageyama di layar. "Kenapa ada Tobio-kun?"

"Aku sedang ada di apartemen Kaede-san."

"Haah? Kenapa? Dimana Kaede-chan?"

"Ah ini." Kageyama mendekat pada Kaede dan menjauhkan smartphone Kaede agar Kaede tertangkap oleh layar.

Atsumu yang melihat Kaede tertidur dengan setengah bagian oppai yang terlihat pun terkejut.

"Kaede-chan?!" Mata Atsumu membulat. "APA YANG KAU LAKUKAN TOBIO?!"

"Aku tidak melakukan apapun."

"JANGAN BERCANDA!"

"Aku tidak sedang bercanda."

"JANGAN SENTUH KAEDE-CHAN!"

'TUUT'

Kageyama memutus sambungan telfon dan menaruh kembali smartphone Kaede ke meja setelah mematikannya.

Kageyama kembali mendekati Kaede dan menggenggam tangan Kaede. "Aku mencintaimu Kaede-san." Lalu dia kembali mencium Kaede.

Kaede yang merasakan sesuatu yang hangat menempel di bibirnya pun akhirnya terbangun. Seketika matanya membulat saat dia tahu Kageyama mencium bibirnya.

"Hmmhh!" Kaede mendorong tubuh besar Kageyama.

Kageyama yang merasa didorong pun melepaskan ciumannya.

"T-Tobio-kun?!"

Kageyama naik ke sofa, membawahi Kaede dan menggenggam kedua tangannya.

"Apa yang kau lakukan Tobio-kun?!"

"Kaede-san, kau menganggap aku ini apa?"

"Hah?!"

"Jawab aku Kaede-san!"

"Apa yang kau katakan?! Lepaskan aku Tobio-kun!"

"Jawab aku!" Suara Kageyama sedikit meninggi, membuat Kaede terkejut.

"A-adik laki-laki..."

"Aku bukan adikmu, Kaede-san! Aku ini seorang pria!"

"T-Tobio-kun..." Kaede sedikit takut saat melihat Kageyama kehilangan ketenangannya.

"Aku tidak bisa tenang saat melihatmu tidur dengan keadaan yang seperti ini. Kau menganggapku polos tapi aku ini juga seorang pria."

Kageyama mengganti posisi tangan Kaede dan menahan keduanya dengan tangan kanannya. Tangan kirinya yang bebas meraba perut Kaede yang terlihat.

"He-hentikan..."

Sementara itu...

Atsumu mengambil jaketnya dan bergegas keluar dari apartemennya setelah sambungan telfonnya terputus.

"Mau kemana kau?" Tanya Osamu yang baru saja masuk ke apartemen.

"Apartemen Kaede-chan."

"Dengan emosi seperti itu?"

"Tobio ada di apartemen Kaede-chan dan akan melakukan sesuatu padanya."

"Apa maksudmu?"

"Tadi saat aku video call Kaede-chan Tobio yang mengangkatnya. Saat aku tanya dimana Kaede-chan dia menunjukkan Kaede-chan sedang tidur dan kancing atas kemejanya terbuka."

"Hah?!"

"Itu pasti ulah Tobio!" Atsumu membuka pintu dan keluar.

"Oi Tsumu!"

'BRAK'

Atsumu membanting pintu dan bergegas menuju parkiran mobil.

Lalu Kageyama dan Kaede...

"Dame da yo Tobio-kun!"

Kageyama tidak mempedulikan perkataan Kaede dan terus menggerayangi perut Kaede. Kemudian tangannya semakin naik dan mendarat di oppai Kaede.

"HENTIKAN!" Kaede berteriak saat tangan Kageyama mulai bermain di oppainya.

Kageyama sedikit tersentak saat Kaede berteriak dan melepaskan tangannya yang menahan kedua tangan Kaede.

"Nande?" Air mata Kaede menggenang di ujung matanya.

"Aku mencintaimu, Kaede-san."

"Tapi kau tahu kan aku sudah punya kekasih?!"

"Aku tahu."

"Lalu kenapa?"

"Aku ingin Kaede-san meninggalkan Miya-san sebelum Miya-san menyakitimu."

"Itu tidak akan terjadi!"

"Miya-san selalu mempermainkan perempuan! Aku tidak mau Kaede-san menjadi korbannya!"

"Tapi tidak dengan cara seperti ini!" Air mata Kaede mengalir.

Kageyama terdiam. Dia bangkit dan turun dari sofa. Kaede mengusap matanya dan menghapus air matanya.

'BRAK BRAK'

Ada yang menggebrak pintu apartemen Kaede.

'TING TUNG TING TUNG'

Kaede bangkit dan memencet tombol monitor.

"Atsumu-kun?!" Dia terkejut.

Kaede lalu berlari dan membuka pintu apartemennya.

"Atsumu-kun!"

Atsumu langsung masuk ke dalam apartemen Kaede dan menghampiri Tobio.

"TOBIO!" Atsumu menarik kaos Kageyama.

"Atsumu-kun! Hentikan!" Kaede berusaha menenangkan Atsumu yang sudah ditelan amarah.

"DIAM KAEDE-CHAN! AKU AKAN MENGHAJAR TOBIO!"

Kageyama menggegam pergelangan tangan Atsumu dan mengepalkan tangannya.

"Apa yang kau lakukan Miya-san?!"

"DASAR BOCAH SIALAN! APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA KAEDE-CHAN!"

'BUAGH'

Atsumu memukul wajah Kageyama.

"HENTIKAN! ATSUMU-KUN!" Kaede berteriak sambil menarik jaket Atsumu.

"DIA SUDAH MENYENTUHMU KAN?! AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANNYA!"

"SUDAH AKU BILANG HENTIKAN!" Kaede menangis.

Atsumu melepaskan Kageyama lalu menarik tangan Kaede.

"Ikut aku!" Atsumu menarik Kaede keluar dari apartemen.

"Cho-Atsumu-kun! Sakit! Lepaskan!"

Atsumu tidak merespon Kaede dan tetap menarik Kaede dengan kasar.

"Sakit! Atsumu-kun!"

Atsumu semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Kaede saat mereka ada di dalam lift. Kaede hanya menangis dalam diam saat melihat wajah Atsumu yang terlihat sangat marah.

Atsumu kembali menarik Kaede keluar dari lift. Kaede tidak lagi protes karena dia takut Atsumu semakin marah.

Atsumu berhenti di dekat mobilnya dan membuka pintu mobil.

"Masuk!" Atsumu melepaskan genggaman tangannya dan menyuruh Kaede masuk.

Kaede pun masuk ke dalam mobil Atsumu, begitu juga dengan Atsumu. Setelah menghidupkan mesin mobilnya, Atsumu tancap gas menuju apartemennya.

Sementara itu Kageyama...

Dia duduk menunduk di sofa apartemen Kaede.

"KUSO!"

Dia mengambil smartphonenya dan menelfon Wakatoshi.

"Ada apa Kageyama?"

"Maaf Ushijima-san. Aku sudah tidak bisa mengawasi Kaede-san. Aku akan kembali ke Miyagi."

_____

Yahoo saya kembali

Weheheh saya menistakan Tobio lagi di chapter ini (>y<)

Jangan lupa vote dan komen yaa karena tanpa vote dan komen dari pembaca sekalian saya tidak akan punya semangat untuk melanjutkan book ini ಥ⌣ಥ

Stay safe ya pembaca sekalian di tengah Covid-19 ini. Selalu jaga kebersihan, jaga kesehatan, jaga pola makan, dan minum vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.

Terima kasih sudah membaca

See you next chapter (>y<)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro