Sick
Pagi datang.
Atsumu membuka matanya. Dia tersenyum saat melihat Kaede tertidur pulas di pelukannya. Dibelainya rambut lembut Kaede, membuat sang pemilik melenguh dan membuka matanya.
"Ohayou sayang." Sapa Atsumu.
"Ohayou..." Jawab Kaede dengan suara pelan dan serak.
"Suaramu..."
"Kepalaku sakit." Kaede memegangi kepalanya saat dia berusaha mendudukkan dirinya.
Atsumu meraih kening Kaede. Dia sedikit terkejut saat menyentuhnya.
"Kau demam Kaede-chan?!" Atsumu sedikit panik.
"Demam?" Kaede berusaha duduk tapi tubuhnya terasa sangat lemas dan kepalanya sakit.
"Kaede-chan!" Atsumu terkejut saat melihat Kaede terjatuh di kasur karena tubuhnya tidak kuat untuk bangun.
Atsumu bangkit. Dia membuka laci nakas di dekat kasurnya dan mengambil thermometer. Dia lalu mengecek suhu tubuh Kaede.
38.3°C
"Kau demam Kaede-chan."
"Aku tidak mau demam." Kaede menarik kaos Atsumu. "Aku mau pulang."
"Dengan keadaan seperti ini kau mau pulang?! Tidak boleh!"
"Tapi..."
"Aku akan membuatkan sarapan dan minuman hangat." Atsumu mengusap kepala Kaede. "Tunggu ya."
Kaede mengangguk sebagai jawaban.
'Aku tidak mau merepotkanmu. Itulah alasan kenapa aku ingin pulang.'
Kaede menenggelamkan wajahnya ke dalam selimut.
Atsumu yang sudah mencuci muka dan menggosok giginya melangkah menuju dapur.
"Ohayou. Membuat sarapan?" Osamu yang sudah bangun dan sedang bersiap untuk pergi menyapa Atsumu.
"Ohayou. Iya untuk Kaede-chan. Dia demam."
"Yah kalian hujan-hujanan begitu. Aku tidak kaget jika dia demam."
"Kau sudah mau pergi?"
"Iya. Aku tidak bisa libur terlalu lama."
"Hari ini... sepertinya aku tidak bisa menjaga Kaede-chan."
"Kenapa?"
"Hari ini ada kamp pelatihan anak SMA pilihan Tokyo. Timku menjadi tamu yang akan melatih mereka."
"Izin sehari tidak bisa? Setter Black Jackal kan bukan cuma kau."
"Pengurus kamp memintaku secara pribadi untuk melatih para setter dan aku sudah mengiyakannya."
"D-daijoubu da yo Atsumu-kun." Kaede keluar dari kamar Atsumu.
"Kaede-chan! Kenapa keluar?"
"A-aku mual." Kaede masuk ke kamar mandi.
Atsumu dan Osamu terdiam mendengar Kaede memuntahkan isi perutnya.
"Hamil?" Tanya Osamu.
"Tidak." Jawab Atsumu.
"Kalian sudah sering melakukannya kan?"
"Baru sekali dan pakai pengaman."
"Tidak mungkin baru sekali."
"Baru sekali."
"Souka. Yang sabar ya."
"Kh!" Perempatan muncul di pelipis Atsumu. "Teme!"
'KLEK'
Kaede keluar dari kamar mandi.
"Hahh..." Kaede menghela nafas lega.
"Kaede-chan..."
"Atsumu-kun ada pekerjaan penting kan? Jangan khawatirkan aku."
"Eh? Tapi..."
"Aku akan baik-baik saja setelah minum obat dan beristirahat."
"Kau yakin Kaede-chan?"
"Um." Kaede mengangguk.
"Baiklah. Tapi kau harus makan dan minum obat ya!"
"Um."
"Sekarang masuk ke kamarku dan berbaringlah. Aku akan buatkan sarapan untukmu." Atsumu mengusap kepala Kaede.
"Um." Kaede masuk ke kamar Atsumu dengan langkah perlahan karena kepalanya terasa sangat sakit.
"Kau berubah ya." Osamu menepuk pundak Atsumu.
"Apanya?" Atsumu melanjutkan aktivitasnya.
"Kau kan biasanya tidak pernah bersikap begitu pada perempuan."
"Berisik! Cepat pergi sana!"
"Itu hal yang baik kan! Setidaknya kau tidak bejat lagi." Osamu memukul kepala Atsumu.
"Kau tidak berkaca? Kau juga bejat!" Atsumu membalas memukul kepala Osamu.
"Sudahlah. Aku pergi dulu."
"Iya iya sana pergi! Hati-hati di jalan."
Osamu meninggalkan rumah, membuat Atsumu menghela nafas.
"Dasar Samu."
Atsumu melanjutkan kegiatan memasaknya. Dia membuat bubur untuk Kaede agar mudah dimakan.
Setelah selesai, Atsumu memberikan bubur itu pada Kaede.
"Aku suapi ya Kaede-chan."
"U-um." Kaede mengangguk dengan malu-malu.
Atsumu tersenyum saat melihat Kaede mau memakan bubur masakannya.
"Su-sudah..."
"Sudah?" Pertanyaan Atsumu dijawab anggukan oleh Kaede. "Kalau begitu minum obat ini." Atsumu memberikan obat demam yang dia ambil dari kotak P3K.
"Arigatou Atsumu-kun." Ucap Kaede setelah meminum obat.
"Istirahatlah." Atsumu mengusap pipi Kaede sambil tersenyum.
"Um."
Setelah selesai mengurus Kaede, Atsumu pun bersiap untuk berangkat.
"Aku berangkat ya Kaede-chan. Aku akan langsung pulang setelah latihan selesai." Atsumu mengecup kening Kaede yang sudah tertidur karena efek obat. "Ittekimasu."
___
"Ada apa Atsumu? Kau tidak fokus hari ini." Meian, sang kapten menghampiri Atsumu yang sedang beristirahat.
"Hari ini aku meninggalkan Kaede-chan sendirian. Dia sedang demam." Jawab Atsumu.
"Kaede sakit?" Tanya Sakusa yang muncul tiba-tiba.
"Kemarin kami kehujanan."
"Kenapa kau tidak mengajaknya berteduh? Kenapa kau membiarkan Kaede sakit? Jika penyakitnya parah bagaimana?!" Sakusa terlihat kesal karena Kaede yang dia anggap temannya sakit karena ulah Atsumu.
"Te-tenanglah Omi-kun. Tadi Kaede-chan sudah minum obat."
"Jika terjadi sesuatu padanya aku akan laporkan kelakuanmu pada Wakatoshi-kun! Mengerti?!!"
"Hi-hidoi yo Omi-kun!"
"Setelah latihan selesai kau harus cepat pulang. Dia tidak punya keluarga kan di Tokyo?" Tanya Meian.
"Hai'."
___
Matahari terbenam.
Kaede membuka matanya. Dia berusaha bangkit tapi kepalanya terasa lebih sakit dari pagi ini dan tubuhnya terasa semakin lemas dan berat.
'Aku haus... minumku habis... ayolah aku harus bangkit.'
Dengan susah payah Kaede bangkit dan berjalan gontai menuju dapur. Sesekali dia berpegangan pada sesuatu agar tidak jatuh.
'Kepalaku sakit sekali.'
Kaede mengambil gelas, membuka kulkas, mengambil botol berisi air dan menuang air ke dalam gelas. Dia menaruh botol berisi air kembali ke dalam kulkas dan tiba-tiba pandangannya menjadi kabur.
'Kenapa ini?'
Kaede memegangi kepalanya yang terasa semakin berdenyut. Gelas berisi air yang dia pegang pun lolos dari genggamannya dan meluncur dengan mulus ke lantai, membuatnya pecah dan berserakan.
Pandangan Kaede semakin gelap dan telinganya berdengung. Nafasnya terasa berat dan badannya seperti tertimpa batu yang sangat besar.
'BRUK'
Kaede tumbang di lantai dapur. Air minum yang tumpah di lantai karena pecahnya sang wadah pun menjadi keruh dengan warna merah yang tercampur.
Pecahan gelas yang ada di lantai menyayat bagian kanan leher Kaede dan darah mengalir dari situ.
Sementara itu...
Atsumu mempercepat langkahnya saat dia sudah sampai di gedung apartemennya. Dia menunggu di depan pintu lift yang sedang turun.
"Cepatlah!" Gumamnya. Dia gelisah entah karena apa.
Tidak lama kemudian, pintu lift terbuka. Dia buru-buru masuk dan memencet tombol angka yang ada di dalam lift.
'TING'
Atsumu langsung berlari menuju apartemennya setelah pintu lift terbuka. Dia lalu membuka pintu apartemennya dengan kasar.
"Gelap."
Dengan segera, dia menghidupkan lampu apartemennya.
"KAEDE-CHAN!" Atsumu menghampiri Kaede yang tergeletak di lantai dapur. "Kaede-chan!" Atsumu lalu terkejut. "Da-darah?!" Atsumu menyentuh darah yang mengalir dari luka sayatan di leher Kaede. "Masih basah."
Atsumu membuka tasnya dan mengambil handuk bersih. Dia lalu menutup luka Kaede dengan handuk itu.
"Kaede-chan! Ne! Kaede-chan!" Atsumu menepuk pipi Kaede. "Demamnya tidak turun?!" Atsumu mulai panik. "Ba-bagaimana ini?!"
Dia mengangkat tubuh Kaede dan berusaha menggendong Kaede di punggungnya. Dia berniat membawa Kaede ke rumah sakit terdekat.
"Tunggu ya sayang, aku akan membawamu ke rumah sakit!"
___
39.7°C
"Demamnya sangat tinggi dan dia dehidrasi. Sementara ini dia harus dirawat di rumah sakit. Untuk lukanya tidak terlalu parah. Kami sudah mengobati dan menutupnya. Lukanya akan sembuh dalam beberapa hari."
"Hai'. Arigatou gozaimasu Sensei."
Kaede sudah ditangani di UGD rumah sakit.
"Kami akan memindahkannya ke bangsal. Bisa tolong lengkapi administrasinya?"
"Hai'."
Atsumu melengkapi administrasi dan Kaede dipindahkan ke bangsal VIP.
"Maafkan aku Kaede-chan." Atsumu menggenggam tangan Kaede yang belum sadar. "Maafkan aku karena telah meninggalkanmu."
Atsumu menatap Kaede yang terlihat tenang. Dia lalu mencium pipi Kaede dan mengusap kepalanya.
"Kenapa hatiku rasanya sakit melihat Kaede-chan seperti ini? Kenapa aku sangat menyesal karena meninggalkannya? Ini pertama kalinya merasakan berbagai hal karena perempuan. Beginikah rasanya mencintai seseorang?"
Tanpa sadar air mata Atsumu menetes.
"Are?" Atsumu mengusap matanya. "Aku menangis?" Atsumu mengusap pipinya tapi air matanya terus mengalir. "Kenapa ini? Ada apa denganku?"
"Atsumu...kun..." Terdengar suara lemah Kaede.
"Kaede-chan!"
"Kau...menangis?" Kaede mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Atsumu.
"Maafkan aku Kaede-chan! Maafkan aku!" Atsumu meraih tangan Kaede yang mengusap pipinya.
Kaede menggeleng lalu tersenyum tipis. "Daijoubu."
"Ka-kau butuh sesuatu? Makan? Minum? Atau mau aku telfon kakakmu?"
"Aku hanya butuh Atsumu-kun."
"Kaede-chan..." Atsumu memeluk Kaede. "Aku akan di sampingmu sampai kau sembuh. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi."
"Arigatou Atsumu-kun."
'Untuk sekarang aku akan menjaga Kaede-chan.'
___
Keesokan harinya.
"Tsumu tidak ada?"
Bokuto mencari sosok pria blonde buatan salon itu tapi dia tidak menemukannya. Padahal latihan sudah dimulai.
"Atsumu izin hari ini. Dia bilang Kaede masuk rumah sakit." Ucap sang kapten.
"A-ADIK USHIWAKA MASUK RUMAH SAKIT?!"
"Jangan berisik!" Meian memukul kepala Bokuto.
"Kutu busuk sialan itu! Berani sekali dia membuat Kaede masuk rumah sakit!" Sakusa kesal. "Akan aku laporkan kelakuannya pada Wakatoshi-kun!"
___
"Kaede-chan makan dulu ya."
Atsumu membawa nampan berisi makanan rumah sakit.
"Um." Kaede mengangguk.
Atsumu duduk di samping Kaede lalu menyuapinya.
"Setelah makan, minum obat lalu tidur agar kau cepat sembuh."
"Um." Kaede mengangguk.
"Lehermu bagaimana?"
"Sudah tidak apa-apa."
"Baguslah."
"Gomen ne Atsumu-kun."
"Kenapa minta maaf?"
"Kau harus izin latihan karena menjagaku."
"Sudah sewajarnya kan? Kaede-chan kan pacarku." Atsumu tersenyum lebar.
___
Matahari terbenam.
"Aku akan menjenguk Kaede. Ada yang mau ikut?" Tanya Meian yang sudah siap untuk pulang.
"Aku." Sakusa berjalan menghampiri Meian.
"Kau yakin? Kaede ada di rumah sakit lho. Banyak kuman dan virus lho."
"Aku ingin memukul Atsumu yang sudah membuat Kaede sakit!"
"Baiklah baiklah."
"AKU JUGA IKUT!" Bokuto berlari menghampiri Meian dan Sakusa.
"Berisik!" Protes Sakusa.
"Kau jangan ribut di rumah sakit ya!" Tegur Meian.
"Iya iya!"
"Ada lagi yang mau ikut?" Tanya Meian.
"Aku." Shion melambaikan tangan.
"Baiklah ayo berangkat."
___
"Sudah?"
Atsumu menuntun Kaede yang sudah selesai membersihkan diri.
"Um." Kaede mengangguk.
"Masih pusing?"
"Tidak. Aku sudah baik-baik saja."
"Syukurlah. Jika demammu turun malam ini besok kau sudah diperbolehkan pulang."
"Um."
'TOK TOK'
"Hm?" Kaede menoleh ke arah pintu.
"Siapa ya?" Atsumu melangkah ke pintu dan membukanya.
"Yo." Sapa Meian.
"Mina!" Atsumu terkejut saat teman satu timnya datang.
"Kami datang menjenguk Kaede." Ucap Shion.
"Uwaa! Omi-kun!" Atsumu terkejut lagi.
"Apa?! Aku bukan hantu sampai kau harus terkejut begitu!"
"O-Omi-kun kan tidak suka tempat seperti ini..."
'PLAK'
Sakusa memukul kepala Atsumu.
"Aku datang kemari untuk melakukan itu. Berani sekali kau membuat Kaede sakit!"
"Te-tenanglah Omi-kun..."
"Sudah ayo masuk. Kita kesini untuk menjenguk Kaede, bukan untuk bertengkar." Titah Meian.
"Hai'."
Rombongan pria tampan itu pun masuk ke dalam ruangan Kaede.
"Mina..."
"Yo adik Ushiwaka!"
"Kami datang menjengukmu." Meian tersenyum.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Sakusa.
"Sudah baik-baik saja. Terima kasih sudah datang."
"Baguslah. Aku berniat membunuh kutu busuk ini jika keadaanmu masih parah." Sakusa menunjuk Atsumu.
"Omi-kun..."
"Sakusa-kun tidak takut virus di tempat ini?" Tanya Kaede.
"Berisik. Berterima kasihlah aku mau datang menjengukmu!"
Kaede hanya menatap datar Sakusa.
'Aku kan tidak memintamu datang.'
"Jangan bicara kasar begitu pada perempuan!" Tegur Meian.
Mereka berbincang sampai Kaede mengantuk. Dia memposisikan dirinya di kasur tanpa mempedulikan para pria yang sedang adu mulut. Dia memejamkan matanya lalu tidur tanpa mengucapkan apapun.
"Ah dia tidur." Shion menunjuk Kaede.
"My pace sekali ya dia." Ucap Meian.
"Entah kenapa aku kesal." Sakusa mendekati Kaede.
"Jangan ganggu dia Omi-kun. Demamnya masih belum turun." Tegur Atsumu.
Sakusa lalu menjauhi Kaede karena dia takut tertular demam.
"Orang yang kita jenguk sudah tidur. Aku pulang." Sakusa melangkah menuju pintu.
"Ah benar juga. Ini sudah malam sebaiknya kita pulang." Titah sang kapten.
"Jaga pacarmu ya Tsumu!" Bokuto menepuk pundak Atsumu.
"Hai~"
"Besok kau izin lagi?" Tanya Shion.
"Sepertinya iya." Jawab Atsumu.
"Akan aku sampaikan pada pelatih." Ucap Meiam.
"Arigatou gozaimasu."
"Kalau begitu kami pulang ya. Sampai jumpa."
"Sampai jumpa Tsumu!"
"Sampai jumpa Atsumu. Jaga Kaede ya."
"Hai'."
Ke empat pria tampan itu pergi. Atsumu kemudian menghampiri Kaede dan mengusap kepalanya.
"Hari ini kau sudah terlihat lebih baik. Istirahatlah agar cepat sembuh, Kaede-chan." Atsumu mengecup kening Kaede.
___
Siang ini Kaede sudah diperbolehkan pulang. Atsumu membawa Kaede pulang ke apartemennya.
"Sementara ini Kaede-chan tinggal di sini ya! Sampai pulih."
"Aku sudah baik-baik saja."
"Tidak tidak! Aku harus memastikan kau benar-benar sehat sebelum kau pulang."
"Wakatta."
"Sekarang tidurlah. Aku akan ambilkan baju ganti dari apartemenmu."
"Um." Kaede mengangguk.
Atsumu lalu bersiap untuk keluar. Dia mengambil kunci mobil kesayangannya dan tancap gas menuju apartemen Kaede.
Kaede berbaring di tempat tidur Atsumu. Dia tidak mengantuk dan tubuhnya sudah terasa lebih baik.
'Aku akan buatkan makan siang.'
Dia lalu beranjak dari kamar Atsumu menuju dapur. Dia membuka kulkas dan mengeluarkan bahan-bahan makanan dari dalam kulkas. Dia lalu memulai kegiatan memasaknya.
Dia menanak nasi dan membuat beberapa makanan hangat karena cuaca di luar cukup dingin.
"Ternyata aku memang belum pulih benar." Gumamnya saat dia merasa sedikit pusing.
Dia menghentikan kegiatan memasaknya, membuat teh hangat dan istirahat sebentar.
"Aku harus selesaikan sebelun Atsumu-kun datang."
Setelah merasa cukup istirahat, dia lalu melanjutkan kegiatan memasaknya.
Setelah semua masakannya selesai, Kaede duduk di sofa sambil memainkan smartphone miliknya yang sudah tergeletak selama dua hari.
'Drrtt drrrttt'
Smartphonenya bergetar. Dia bisa melihat nama 'Ushijima Wakatoshi' di layar.
"Moshi-moshi."
"Kau dimana? Aku akan ke apartemenmu."
"Eh?!"
__________
Hai hai saya back! Padahal gak ada yang nungguin ಥ_ಥ
Oiyaa saya mau ingatkan sekali lagi kalau book saya ini gak 100% sesuai sama manga atau animenya yaa. jadi kalau ada situasi atau scene yang melenceng dari anime atau manga jangan protes ya ಥ⌣ಥ
Soalnya pernah ada yang dm saya protes kalau book saya gak sesuai sama manga atau anime padahal saya sudah pernah bilang ಥ⌣ಥ sedih saya tuh
Yaa tapi yang pasti terima kasih banyak buat pembaca yang meninggalkan jejak dalam bentuk vote atau komen, satu vote dan komen dari kalian sangat berharga buat saya (T▽T)
Aduh saya dari kemaren bacot mulu yaa ಥ⌣ಥ
Yasudah sampai jumpa chapter depan (ノ^o^)ノ
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro