Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Reach

"Duduklah."

Osamu meminta Kaede duduk saat mereka sampai di kedainya. Dia mengambil kotak P3K dari dalam lemari dan duduk di samping Kaede.

"Darahnya sampai ke bajumu."

"Tidak apa-apa."

Osamu mengambil kapas dan membasahinya untuk membersihkan darah yang mengalir di pipi dan leher Kaede.

"Aku akan lakukan sendiri." Kaede menahan tangan Osamu.

"Tidak. Kau duduk diam dan menurut saja."

"Tapi-"

"Kaede!"

"U-um."

Setelah membersihkan darah yang mengalir, Osamu membasahi kapas dengan alkohol dan mulai membersihkan luka Kaede.

"Itai!" Keluh Kaede saat kapas beralkohol itu menyentuh lukanya.

"Tahan sedikit."

Kaede memejamkan matanya setiap kali Osamu menempelkan kapas beralkohol di lukanya. Setelah merasa cukup, Osamu mengambil plester dan menutup luka di dahi Kaede. Dia juga mengompres pipi Kaede yang membiru karena terkena benturan.

"Tunjukkan tanganmu."

Kaede mengulurkan tangan kirinya. Osamu membersihkannya dan memplesternya juga.

"Selesai." Osamu menutup kotak P3K. "Aku buatkan teh hangat untukmu."

"A-aku akan pulang."

"Aku akan antar kau pulang." Osamu bangkit. "Sebelum itu tenangkan dirimu dulu."

Kaede hanya bisa menuruti apa kata Osamu. Tanpa sadar dia lemah pada wajah Osamu yang sama persis dengan wajah pria yang sangat dia cintai.

"Ini minumlah." Ucap Osamu yang sudah selesai membuatkan teh untuk Kaede.

"Arigatou, Osamu-kun."

Osamu duduk di depan Kaede. Dia menatap keadaan Kaede menurutnya sangat menyedihkan.

"Kau tidak tidur?" Osamu meletakkan punggung jari telunjuknya di bawah mata Kaede.

"..." Kaede hanya bisa memalingkan pandangannya.

"Sepertinya masalah yang kau hadapi bukan hanya karena si Brengsek itu. Apa yang terjadi?"

"..." Kaede menatap wajah Osamu dan sekuat tenaga dia menahan air matanya.

'Wajah itu... selama ini aku tidak terlalu memperhatikannya. Aku hanya berfikir mereka kembar jadi jika wajah mereka sama itu bukan hal yang aneh. Dan aku tidak merasakan apapun saat melihat wajah Osamu-kun. Tapi sekarang, jantungku berdebar dan hatiku terasa sakit saat melihat wajah Osamu-kun, wajah yang sama dengan Atsumu-kun.'

Tes

Tanpa sadar air mata Kaede mengalir saat matanya masih tertuju pada Osamu.

"Kaede?"

"Go-gomen..." Kaede menunduk.

Osamu menghela nafas. Dia tidak menyangka Kaede akan sekacau ini setelah putus dengan Atsumu.

'Secinta itukah kau pada Tsumu, Kaede?'

BRAK

"Samu, aku lapar!"

"Tunggu aku Atsumu-kun!"

Terlihat dua orang masuk ke kedai Osamu dengan seenaknya sendiri. Seorang pria berambut pirang dan perempuan berambut coklat pucat.

"Eh?!" Mata Kaede membulat melihat dua orang baru saja masuk ke kedai Osamu.

"Ka-Kaede-chan?!"

Kaede berdiri dan melangkah menjauhi pria itu.

"Osamu-kun, aku pulang."

"Ah! Aku antar!"

"Tunggu Kaede-chan!" Atsumu meraih tangan Kaede.

"Lepaskan aku!"

"Ka-kau terluka?! Ada apa? Apa yang terjadi?"

"Para pemujamu hampir saja membunuh Kaede!"

"HAH?! Apa maksudmu?!"

"Mereka mendorong Kaede dan dia hampir saja tertabrak mobil! Jika tidak ada yang menolongnya mungkin dia sudah-"

"Tidak mungkin!" Atsumu meraih pundak Kaede. "Kau baik-baik saja Kaede-chan? Mau ke rumah sakit? A-aku akan mengantarmu ke rumah sakit! Tunggu ya!"

"Atsumu-kun!" Kaede sedikit berteriak. "Sudah cukup!"

"Tidak! Aku tidak bisa diam saja melihatmu terluka seperti ini!" Atsumu meraih pipi Kaede.

'Tidak... jangan... aku harus membencimu! Jangan berikap seperti ini! Itu hanya akan membuatku lebih mencintaimu!'

"Lepaskan aku!"

"Tidak! Aku tahu kau membenciku. Tapi aku tidak bisa melihatmu seperti ini! Aku tahu kau sedang mengalami masa sulit."

"Apa yang kau tahu?!"

"Tatapanmu mengatakan semuanya! Kesedihanmu itu bukan hanya karena aku. Ada masalah lain yang menimpamu!"

"Jangan sok tahu!"

"Aku sangat mengerti dirimu, Kaede-chan."

PLAK

"Sudah aku bilang lepaskan aku!" Kaede menepis tangan Atsumu.

"Biarkan saja dia pergi!" Rumi melipat tangannya di depan dada. "Dia kan gagal mendapatkan Atsumu-kun, sekarang dia menggoda Osamu-kun. Jalang murahan!"

"Diam Rumi!" Sinis Atsumu.

"Lihatlah dia sekarang! Menyedihkan! Hahaha! Yah jalang tetaplah jalang! Sampai kapanpun dia akan tetap menggoda pria sana sini! Dasar pelacur!"

PLAK

Kaede menampar pipi Rumi dengan keras.

"Tutup mulutmu!" Kaede menatap tajam Rumi.

"APA YANG KAU LAKUKAN?!" Rumi menjambak rambut Kaede.

"OI!" Osamu dan Atsumu melerai mereka. Osamu menarik Kaede sedangkan Atsumu menarik Rumi.

"SI JALANG ITU MENAMPARKU!"

"Diam!" Atsumu menggenggam pundak Rumi.

"Jalang? Kau tidak salah sebut?" Kaede berdiri di depan Osamu. "Jika aku yang tulus mencintai seseorang diaebut jalang, lalu wanita yang membiarkan kekasih orang lain mengamilinya lalu merebut pria itu dari orang yang dia cintai disebut apa?"

"A-APA KATAMU?!"

"Aku bertanya, wanita sepertimu itu disebut apa? Kau pikir dengan mengandung anak Atsumu-kun kau akan dicintai olehnya?"

"Te-tentu saja! Aku adalah Ibu dari anaknya!"

"Ah sou. Aku merasa kasihan padamu, Sakaki-san. Apakah tidak ada pria yang mau denganmu sampai kau merebut kekasih orang lain?"

"K-KAU!"

"Wanita menyedihkan. Mengejar kekasih orang lain yang tidak mencintaimu lalu dengan bodohnya membiarkan pria itu menghamilimu."

"KU BUNUH KAU!" Rumi memberontak hendak memukul Kaede tapi Atsumu masih bisa menahannya.

"Diamlah Rumi!"

"Aku pulang, Osamu-kun. Terima kasih sudah mengobati lukaku." Kaede lalu melangkah mendekati Atsumu. "Jaga perempuan bodoh ini baik-baik Atsumu-kun. Jika tidak dia akan membawa kesialan untukmu."

"BANGSAT! BERHENTI KAU JALANG! AKAN AKU HANCURKAN WAJAHMU ITU!!" Rumi semakin memberontak dengan wajah yang memerah karena marah.

"DIAM!" Bentak Atsumu.

"Berikan kunci mobilmu!" Osamu menarik jaket Atsumu.

"Ini." Atsumu memberikan kunci mobilnya pada Osamu.

"Serahkan Kaede padaku."

"Tolong ya Samu."

Osamu keluar dan mencari Kaede. Dia menemukan Kaede sedang berjalan pelan tak jauh dari kedainya.

"Kaede!" Osamu meraih tangan Kaede.

"Aku ingin sendiri." Ucap Kaede lirih tanpa menoleh pada Osamu.

"Setidaknya biarkan aku mengantarmu sampai rumah!"

"Ne Osamu-kun. Kenapa kau peduli padaku? Aku kan sudah bukan pacar Atsumu-kun. Kau tidak perlu berbuat seperti ini padaku."

"Apakah kau harus selalu menjadi pacar Atsumu agar aku peduli padamu?!"

"..." Kaede terdiam.

"Aku tidak peduli kau pacar siapa, bahkan jika kau membenci Atsumu aku akan tetap peduli padamu."

"Nande?"

"Jika aku bilang aku menganggapmu temanku, apa kau akan marah?"

"Teman?"

"Ya. Bahkan aku rasa lebih dari itu."

"Apa maksudmu?"

"Ikut aku ke mobil dan aku akan memberitahumu." Osamu menunjukkan kunci mobil Atsumu pada Kaede.

"..." Kaede menatap Osamu. Dia berfikir untuk menerima tawaran Osamu atau tidak. "Baiklah."

Mereka lalu berjalan menuju mobil Atsumu yang terparkir di pinggir jalan. Mereka masuk ke dalam mobil dan Osamu mulai tancap gas.

"Maksud dari perkataanku tadi..."

Kaede menatap Osamu, menunggu kelanjutan dari kalimat Osamu. Dugaan demi dugaan muncul di kepala Kaede.

"Kau tahu setiap kali melihatmu entah kenapa membuatku ingin menjagamu. Aku merasa melihat sosok seorang adik dalam dirimu."

"Adik..." Gumam Kaede. "Tapi aku bukan gadis imut dan polos."

"Sikapmu yang mudah malu dan tenang itu membuatku berfikir kau gadis yang imut. Aku yakin Atsumu juga berfikiran hal yang sama."

"Souka."

"Kau tahu? Saat ini kami sedang menunggu hasil test DNA."

"DNA?"

"Kami ingin memastikan apakah anak yang dikandung Sakaki adalah anak Atsumu atau bukan. Semoga saja anak itu bukan anak Atsumu."

"Anak Atsumu-kun atau bukan aku sudah tidak peduli."

"Hm?"

"Meski anak itu bukan anak Atsumu-kun, aku tidak akan kembali padanya."

"Kenapa? Bukannya kau masih mencintai Atsumu?"

"..." Kaede memalingkan wajahnya keluar jendela.

"Atsumu itu memang menyebalkan. Dia tidak mau mendengar perkataan orang lain dan selalu seenaknya sendiri. Hanya karena dia lahir beberapa menit lebih awal dariku dia selalu ingin menang sendiri, dan dia tidak pernah mengaku saat memakan makananku."

"..." Kaede menggigit bibir bawahnya.

"Mungkin karena sikapnya yang seenaknya sendiri itu, dia berakhir menjadi pria playboy yang selalu mempermainkan perempuan. Tapi setelah mengenalmu, Atsumu mulai berubah."

"Itu hanya luarnya saja." Lirih Kaede.

"Tidak. Di dunia ini yang paling mengerti Atsumu adalah aku, bahkan melebihi dirinya sendiri. Kau tahu kami saudara kembar. Terkadang aku bisa membaca pikirannya dan mengerti apa yang sedang dia pikirkan. Dia benar-benar berubah setelah mengenalmu."

"..." Kaede menunduk, meremas ujung hoodie yang dia kenakan.

"Atsumu yang hidupnya tidak teratur dan selalu menghamburkan uangnya mulai mengatur diri sendiri. Bahkan dia sampai menabungkan uangnya. Tidak hanya itu. Dia yang biasanya selalu menggoda perempuan cantik pun menjadi seseorang yang tidak peduli dengan perempuan di sekitarnya dan hanya fokus padamu."

"Hentikan Osamu-kun. Aku tidak mau mendengarnya!"

"Untuk pertama kalinya Atsumu sungguh-sungguh mencintai perempuan dan yang dia cintai hanya kau, Kaede!"

"Semua itu sudah tidak ada artinya lagi! Kau pikir aku perempuan gila yang tetap mau bersama pria yang sudah menghamili perempuan lain?!"

"Itu jika bayi yang dikandung Sakaki adalah anak Atsumu! Jika bukan apa alasan yang membuatmu tidak bisa kembali padanya?!"

"Hanya satu." Kaede menatap lurus ke mata Osamu. "Kepercayaanku padanya sudah menghilang!"

"Kau keras kepala ya Kaede." Osamu pun menghentikan percakapan itu. Dia tidak ingin melihat Kaede menangis di depannya lagi.

'Meski kepercayaanmu hilang, cintamu padanya masih sama dan tidak berkurang. Aku ingin penderitaan Tsumu hilang dan aku bisa melanjutkan hidupku dengan tenang.'

___

"Arigatou Osamu-kun."

"Jika ada apa-apa hubungi aku ya Kaede."

"Um."

Kaede turun dari mobil setelah mereka sampai di depan apartemen Kaede.

"Sampai jumpa."

"Sampai jumpa Osamu-kun."

Osamu pun melajukan mobilnya. Kaede hanya bisa menatap mobil kesayangan Atsumu itu berjalan menjauh dari tempat itu.

Dia segera berlari masuk menuju rumahnya. Dia melempar tas dan sepatunya, melepas hoodie yang dia kenakan dan langsung masuk ke dalam kamarnya. Dia menjatuhkan dirinya di atas kasur.

"Aku mencintaimu, Kaede-chan!"

"Aku mengandung anak Atsumu-kun!"

"Aku sudah bukan pacar Atsumu-kun."

"Kau akan dijodohkan dengan putra Kageyama!"

"Demi aku, berbahagialah dengan Tobio-kun, Kaede-san!"

"Kau akan lebih bahagia bersama Kageyama."

"Lupakan Miya-san dan lihatlah aku, Kaede!"

"Dasar jalang! Berani sekali menggoda Atsumu-sama!"

"Dasar pelacur! Tukang selingkuh!"

"Kasihan sekali Tobio-sama terjebak rayuan pelacur!"

"Mati saja bangsat!"

"Jika semua kontrakmu dicabut, kami terpaksa akan memberhentikanmu."

"Kau membuatku kerepotan. Kau tahu kan model yang aku urus bukan cuma kau. Aku pikir itu keputusan yang tepat jika Direktur memberhentikanmu. Kerugian yang kau sebabkan terlalu besar."

"Dasar jalang! Kenapa dia tidak mati saja?!"

"Tidak adakah orang yang mau membunuhnya?"

"Dasar pengecut!"

"Itu semua demi Atsumu-sama!"

"Dia gagal mendapatkan Atsumu-kun dan sekarang dia menggoda Osamu-kun! Jalang murahan!"

"Aku sangat mengerti dirimu, Kaede-chan!"

"Setelah mengenalmu, Atsumu mulai berubah."

"Hah!" Kaede sedikit tertawa. "Hidupku ini benar-benar sesuatu!"

Kaede pun bangkit. Dia berjalan keluar kamar menuju kamar mandi dan membasuh wajahnya.

"Aku tidak akan kalah."

___

Dua hari berlalu.

Hari Senin, 21 November 2016.

Kaede sedang bersiap untuk kembali melanjutkan aktifitas kampusnya. Dia merias dirinya, memakai pakaian simple tapi bisa dibilang cukup fashionable.

Setelah siap dia keluar dari rumahnya dan berjalan menuju kampusnya.

Sepanjang jalan dia menjadi pusat perhatian dan Kaede berusaha mengabaikannya. Tapi bukan hinaan yang dia terima, melainkan pembicaraan tentang kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawanya dua hari yang lalu.

Semenjak hari itu memang hinaan dan hujatan yang diterima Kaede berkurang. Dia juga sudah mulai bertukar pesan dengan Osamu karena Osamu masih mengkhawatirkannya.

Kini Kaede berdiri di depan gerbang kampusnya. Dia menarik nafas dalam-dalam dan mulai melangkahkan kakinya.

Seperti biasa dia menjadi pusat perhatian dan Kaede masih berusaha menghiraukan mereka. Dia masuk ke dalam kelas dan duduk di samping sahabat pirangnya yang sedang menggambar sesuatu di sketchbook miliknya.

"Ohayou." Sapa Kaede.

"Ini sudah bukan pagi bodoh!" Ucap sahabatnya itu tanpa menoleh.

"Ah souka."

"Haahh... kau-" Tsukasa menoleh dan kalimatnya terhenti seketika. "Kau terluka?! Kenapa?!" Tatapan khawatir terpancar dari matanya.

"Ah ini... kau tidak dengar beritanya? Semua orang membicarakannya."

"Kau pikir aku peduli dengan gosip?!"

"Kemarin sepulang dari apartemenmu aku hampir tertabrak mobil."

"HAH?! Lalu?! Kau baik-baik saja kan?!"

"Um. Aku baik-baik saja. Kau tahu Osamu-kun?"

"Tentu. Saudara kembar si brengsek Miya Atsumu itu kan?!"

"Um. Dia menolongku. Jika dia tidak ada mungkin aku sudah mati."

"Astaga! Kau ini!"

"Aku baik-baik saja kok." Kaede tersenyum tipis.

'Kenapa anak ini? Auranya terasa berbeda dari saat terakhir kali kita bertemu. Sepertinya dia sudah mulai bangkit.'

"Yah baguslah kalau kau tidak jadi mati."

"Tsumetai ne Tsukasa." Kaede meletakkan tangannya di atas meja dan menopang dagunya, menatap Tsukasa. "Gomen ne, Tsukasa."

"Kau ini benar-benar! Dasar Bakaede!" Tsukasa memeluk Kaede. "Jangan meminta maaf bodoh!" Ucap Tsukasa lirih.

"Um." Kaede mengangguk. Dia membalas pelukan Tsukasa dan tersenyum.

'Aku tidak akan mengalah begitu saja pada keadaan. Aku adalah Kaede. Gadis pemalas yang akan menjadi kuat pada waktunya.'

________

Heihoo

Saya kembali

Sebagai permintaan maaf karena update saya yang semakin molor saya update lagi hari iniii *karna saya lagi libur* #dibacok

Ternyata masih banyak yang mengikuti book ini 🤧🤧 terima ksih banyaaakkk 😭😭 saya terharu 😭🤧🤧

Saya akan berusaha update lebih cepat demi kalian 🤧🤧 dukungan kalian adalah energy saya untuk tetap semangat melanjutkan book ini 💪🏻💪🏻

Sekian dari saya

Sampai jumpa lagi chapter depan 😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro