Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Harassment

"Kaede, ini untukmu."

Osamu memberikan satu bungkus berisi lima onigiri dengan berbagai isian saat Kaede dan Atsumu keluar dari ruang penyimpanan.

"Eh?" Kaede sedikit terkejut saat Osamu memberikan bungkusan itu. Dia memang berniat membelikan beberapa onigiri untuk Tsukasa tapi dia tidak menyangka Osamu akan memberikannya.

"Bawa saja."

"Tapi..."

"Sudah jangan sungkan. Anggap saja ini bonus karena sudah membantuku hari ini."

"A-arigatou Osamu-kun." Kaede menerima bungkusan yang Osamu berikan.

"Lain kali aku ingin membicarakan masalah bisnis denganmu."

"Um." Kaede mengangguk.

"Ayo aku antar pulang Kaede-chan." Atsumu menarik Kaede agar menjauh dari Osamu.

"Jangan mampir ke hotel!"

"Berisik!"

Atsumu pun menarik Kaede keluar dari kedai Osamu.

"Sa-sampai jumpa Osamu-kun."

"Sampai jumpa."

___

Atsumu menggandeng tangan Kaede menuju stasiun.

"Sampai stasiun saja tidak apa-apa kok Atsumu-kun."

"Tidak! Aku antar sampai rumah!"

"Di rumahku ada temanku kan."

"Sampai depan rumah!"

"Tapi-"

"Ayolah Kaede-chan! Aku masih kangen! Biarkan aku bersamamu sedikit lebih lama!" Atsumu merengek sambil memeluk Kaede.

Kelakuan Atsumu membuat orang-orang di sekitar memberikan atensi mereka pada sejoli itu.

"Hentikan Atsumu-kun!" Kaede berusaha melepaskan diri dari Atsumu.

"Tidak mau!"

"Iya antar aku sampai rumah iya!"

"Benarkah?"

"Iya! Sekarang lepaskan!"

"Sasuga Kaede-chan! Aku mencintaimu!" Atsumu mencium pipi Kaede.

"Cho-yamete!" Kaede mendorong Atsumu dengan wajah memerah. Sedangkan si tersangka hanya memasang senyum lebar di wajahnya.

Kaede melipat tangannya di depan dada sambil memalingkan wajahnya yang memerah. Dia kesal karena menjadi pusat perhatian tapi lebih dari itu dia merasa senang karena Atsumu mengatakan kalau dia mencintainya.

Tidak lama setelah itu, kereta yang mereka nanti pun datang. Mereka segera memasuki kereta yang penuh dengan penumpang itu. Kaede dan Atsumu terpaksa berdiri karena kereta sangat padat.

Sekeliling mereka pun menatap mereka sambil berbisik-bisik.

"Oi lihat! Ushijima Kaede!"

"Dia bersama Miya Atsumu?"

"Jadi rumor kalau mereka berpacaran itu benar?"

"Entahlah. Tapi mereka bersama!"

"Mereka mencurigakan!"

"Lalu bagaimana dengan rumor kalau Ushijima Kaede dekat dengan Kageyama Tobio?"

"Kau pikir aku tahu?!"

"Enak ya jadi orang tampan bisa dekat dengan perempuan cantik! Aku juga ingin dekat dengan Ushijima Kaede!"

"Jangan mimpi! Wajahmu seperti kain pel! Tidak cocok berdiri di sampingnya! Bahkan upil Ushijima Kaede masih terlalu bagus untukmu!"

"Apa katamu?!"

Kaede mendengar pembicaraan itu tapi dia tidak peduli. Dia membuka smartphone miliknya untuk membuka pesan yang masuk.

"Kaede jangan lupa belikan Onigiri Miya ya! Aku dan bayiku sudah lapar!"

Kaede sedikit terkekeh.

'Kenapa aku jadi seperti suami Tsukasa ya?'

"Ada apa Kaede-chan?" Tanya Atsumu yang melihat Kaede terkekeh.

"Temanku lucu."

"Lebih lucu dariku?" Tanya Atsumu sambil merangkul Kaede.

"Iya." Jawab Kaede tanpa ragu.

"Hidoi..." Gumam Atsumu.

Lalu seorang pria yang memakai topi dan masker berpindah ke belakang Kaede. Kaede mengubah posisinya, dia berhadapan dengan Atsumu dan membelakangi pria yang baru saja datang itu.

Kaede masih sibuk dengan smartphonenya, sedangkan Atsumu sibuk memainkan rambut depan Kaede yang sudah mulai menutupi matanya.

Pria yang berdiri di belakang Kaede pun terus menatap Kaede dari atas sampai bawah. Lalu dengan cepat tangannya mendarat di pantat Kaede.

"Eh?!" Kaede pun terkejut saat merasa ada yang menyentuhnya. Dia lalu menoleh ke belakang.

Pria itu pun bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Dia menolehkan kepalanya keluar jendela sambil melihat jam tangannya.

'Tidak sengaja bersenggolan?' Pikir Kaede.

Kaede pun tidak mempedulikannya lagi. Pria itu kemudian mulai menatap Kaede lagi. Kali ini dia memegangi miliknya dari luar celana yang dia kenakan dan dengan sengaja menyentuhkannya ke pantat Kaede.

Kaede awalnya tidak terlalu peduli karena memang kereta penuh dan berdesakan. Melihat Kaede tidak bereaksi apa-apa, pria itu semakin gencar. Dia membuka zipper celananya dan memasukkan tangannya ke dalam celana untuk mengeluarkan miliknya yang sudah menegang.

Dia lalu mulai menggesekkan miliknya itu di pantat Kaede. Tangannya yang semula bebas pun mulai meraba-raba pantat Kaede.

"Hm?" Kaede mulai merasa aneh. Dia lalu menoleh ke belakang. "KYAAA!" Kaede berteriak saat melihat pria itu menggesekkan miliknya di pantat Kaede.

"Ada apa?!" Atsumu dan orang-orang di dalam kereta pun langsung memberikan perhatian mereka ke Kaede.

"A-Atsumu-kun!" Kaede langsung maju dan memeluk Atsumu untuk menghindari pria itu.

Seketika mata Atsumu membulat saat melihat milik pria itu menegang dan tangannya masih menempel di pantat Kaede.

"KAU!" Atsumu naik pitam. "BRENGSEK!" Atsumu langsung menarik Kaede agar berdiri di belakangnya, menjauh dari pria itu.

GRAB

Atsumu menahan dan menggegam pergelangan tangan pria itu.

"APA YANG KAU LAKUKAN PADA PACARKU?! BANGSAT!" Atsumu menarik kerah baju pria itu.

BUAGH

Atsumu memukul wajah orang itu, membuat seisi gerbong itu heboh.

"Atsumu-kun!" Kaede menarik tangan Atsumu. "Hentikan!" Dia berusaha menghentikan tindakan Atsumu.

Lalu kereta pun berhenti di stasiun Hongo-sanchome. Para penumpang yang takut dengan perkelahian Atsumu segera turun dari kereta.

"JANGAN KABUR KAU BAJINGAN!" Atsumu megejar pria itu saat pria itu berlari keluar dari kereta.

"ATSUMU-KUN!" Kaede berusaha mengejar Atsumu.

"KU BUNUH KAU!"

BUAGH

"BANGSAT!"

Atsumu kembali mendaratkan sebuah pukulan ke wajah pria itu setelah dia berhasil menangkapnya.

Petugas keamanan stasiun pun segera berlari menghampiri Atsumu dan pria itu. Sedangkan Kaede dengan tubuh gemetar berusaha menahan Atsumu.

"A-Atsumu-kun... Hentikan..." Kaede merangkul tangan kanan Atsumu. Tanpa dia sadari air matanya sudah mengalir.

Kaede shock karena dilecehkan di dalam kereta dan takut dengan Atsumu yang hilang kendali. Lalu ingatan akan perlakuan kasar Atsumu padanya pun kembali teringat. Tapi meski begitu, Kaede tetap berusaha menghentikan Atsumu. Dia tidak mau Atsumu terjebak dalam masalah besar karena memukuli seseorang di tempat umum.

PRIIITTTT

"HENTIKAN!"

Tiga petugas keamanan pun datang. Dua dari mereka menahan Atsumu yang sedang mengamuk, sedangkan yang satu lagi menahan sang tersangka.

"Ikut ke kami ke kantor!" Atsumu dan pria itu diseret ke kantor keamanan stasiun.

"Laki-laki itu melecehkan nona ini di dalam kereta! Aku melihatnya sendiri!" Seorang wanita menunjuk pria yang sedang digiring oleh polisi.

"Aku juga melihatnya!"

"Aku juga!"

Banyak orang yang menjadi saksi mata di dalam kereta. Akhirnya beberapa dari mereka diminta ikut ke kantor untuk dimintai keterangan.

Kaede masih terdiam mematung di tempat itu. Air matanya mengalir semakin deras saat melihat wajah menyeramkan Atsumu. Dia bahkan tanpa sadar menjatuhkan kantung berisi onigiri pemberian Osamu.

Atsumu masih memelototi pria itu seolah ingin membunuhnya meski saat ini dia tengah digiring oleh polisi.

"Kau baik-baik saja nona?" Tanya seorang petugas keamanan yang baru saja datang.

Kaede hanya menggelengkan kepalanya sambil menyembunyikan wajahnya di balik poni. Orang-orang di sekitar pun menatap dan membicarakan Kaede.

"Ayo kesini, nona." Petugas keamanan itu mengajak Kaede ke kantor untuk dimintai keterangan. Tidak lupa dia memungut kantung yang dijatuhkan Kaede.

Sesampainya di kantor, Kaede duduk di ruang tunggu sambil menunduk. Dia masih menangis karena terkejut dan takut. Bukan hanya karena kelakuan pria yang sudah melecehkannya, tapi juga karena Atsumu yang hilang kendali atas dirinya dan membuatnya mengingat kembali kejadian menyakitkan waktu itu.

Tidak lama setelah itu Kaede dipanggil masuk ke sebuah ruangan. Di dalam ada Atsumu dan pria itu, lalu masih ada beberapa saksi mata yang sedang dimintai keterangan dan ada beberapa polisi.

"Ushijima Kaede-san, apakah benar anda dilecehkan di dalam kereta?" Tanya seorang polisi.

Kaede menjawab pertanyaan itu dengan anggukan.

"JANGAN FITNAH!" Teriak pria itu. "KAU ITU BIKAN TYPEKU! JANGAN SOK CANTIK!"

Kaede terkejut mendengar teriakan pria itu.

"TUTUP MULUTMU BANGSAT! AKU MELIHATNYA DENGAN JELAS!" Atsumu menarik kerah baju pria itu.

"LEPASKAN AKU!"

"TIDAK SEBELUM AKU MEMBUNUHMU!"

"TENANGLAH KALIAN!" Para petugas keamanan mulai hilang kesabaran.

"Kami melihatnya sendiri! Ushijima-san dilecehkan di dalam kereta!"

"Iya benar!"

Para saksi mata tidak menyerah begitu saja. Mereka terus mendesak polisi dengan mengatakan kebenaran yang mereka lihat.

Kaede yang melihat hal itu menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Isakan tangisnya membuat Atsumu tersadar.

"Kaede-chan!" Atsumu menghampiri Kaede dan memeluknya.

"Atsumu-kun..." Kaede menangis di pelukan Atsumu.

"Sudah tidak apa-apa, jangan menangis ya sayang." Atsumu mengusap kepala Kaede.

Melihat Atsumu memeluk Kaede, pria itu terlihat marah, lalu dia menghampiri Atsumu dan Kaede.

"AAARRRRGGGHHHH!!!!!"

Pria itu berteriak dan dengan brutal memukuli Kaede dari belakang.

"AAKKKH!!" Kaede kesakitan saat punggungnya terkena pukulan-pukulan pria itu. "Uhukk uhuukkk!!!"

"KAEDE-CHAN!" Atsumu menarik Kaede menjauh. "APA YANG KAU LAKUKAN BANGSAT!"

"HENTIKAN!" Dua polisi menahan tubuh Atsumu dan pria itu, dan seorang lagi membantu Kaede duduk.

"Kita panggil ambulance!"

"Tidak!" Kaede menahan polisi yang hendak memanggil ambulance. "Sa-saya baik-baik saja..."

"Kaede-chan!" Atsumu melepaskan diri dari kuncian polisi dan menghampiri Kaede.

"OI!" Polisi yang menahan Atsumu pun mengejar Atsumu.

"Kau baik-baik saja? Mana yang sakit? Kita ke rumah sakit ya!" Atsumu menggenggam kedua lengan Kaede.

"A-aku baik-baik saja..." Kaede meletakkan kepalanya di pundak Atsumu. "Aku ingin pulang..."

"Iya... Iya sayang kita pulang ya..." Atsumu mengusap punggung Kaede yang dipukul oleh pria tadi.

"Kami akan menahan tersangka sementara menunggu rekaman cctv tiba." Ucap salah satu polisi.

"AKU TIDAK BERSALAH! JANGAN SEENAKNYA!!!" Pria itu semakin emosi.

Atsumu hendak berdiri untuk menghampiri pria itu, tapi Kaede menahannya.

"Atsumu-kun... sudah hentikan..."

"Maafkan aku, Kaede-chan." Atsumu kembali memeluk Kaede dengan erat.

Polisi menarik pria itu keluar dari ruangan dan menahannya di sebuah ruangan tertutup. Keadaan pun mulai tenang.

"Para saksi diperbolehkan meninggalkan tempat ini setelah mengisi nama dan nomor yang bisa dihubungi."

"Hai'."

Setelah memberikan kontak mereka pada polisi, para saksi pun meninggalkan tempat itu.

"Miya-san, Ushijima-san." Panggil polisi.

"Hai?"

"Kalian juga boleh meninggalkan tempat ini."

"Hai'." Atsumu berdiri. "Ayo Kaede-chan. Kau bisa berdiri?"

"Um." Kaede mengangguk lalu berdiri.

"Arigatou gozaimasu. Maaf sudah merepotkan." Atsumu membungkuk.

Mereka lalu meninggalkan ruangan itu.

"Ushijima-san." Panggil polisi yang memungut kantung onigiri Kaede. "Ini milikmu."

"Hai'." Kaede menerima kantung itu. "Arigatou gozaimasu."

___

Atsumu dan Kaede duduk di bangku stasiun sambil meminum segelas air setelah meninggalkan kantor keamanan.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanya Atsumu.

"Sudah tidak apa-apa."

"Benar sudah tidak apa-apa?" Atsumu terlihat sangat khawatir.

"Um." Kaede mengangguk.

"Maafkan aku ya Kaede-chan!" Atsumu meraih tangan Kaede. "Aku tidak bisa menjagamu dan malah membuatmu ketakutan. Aku juga tidak bisa melindungimu."

"Atsumu-kun sudah membelaku sampai seperti itu. Justru aku yang harusnya minta maaf."

"Karena kejadian ini aku jadi tidak ingin jauh-jauh darimu." Atsumu memeluk Kaede. "Kaede-chan pindah ke apartemenku ya! Kita tinggal bersama agar aku bisa menjagamu."

"Aku sangat ingin tapi Nii-san pasti tidak akan mengizinkan."

"Lalu aku harus bagaimana agar bisa menjagamu?"

"Aku akan baik-baik saja." Kaede mengusap punggung Atsumu.

"Kalau begitu kau harus cepat pulang!"

"Um." Kaede mengangguk.

Akhirnya Atsumu mengantar Kaede pulang ke apartemennya. Mereka berjalan bersama sambil bergandengan tangan.

Sepanjang perjalanan Kaede hanya diam dan menunduk. Kejadian hari ini benar-benar membuatnya shock karena ini pertama kalinya dia dilecehkan di tempat umum.

'Sial! Dia pasti sangat terkejut karena kejadian ini! Aku harus bagaimana?'

Atsumu melirik Kaede lalu menghela nafas. Dia melepaskan gandengan tangannya lalu berhenti, membuat Kaede menatapnya.

"Atsumu-kun?"

"Kaede-chan, aku akan pindah ke apartemenmu!"

"Eh?"

"Aku tidak akan tenang jika meninggalkanmu sendirian! Aku akan memohon pada Ushijima-san! Aku akan lakukan apapun asal aku bisa terus bersamamu!"

"Atsumu-kun!" Kaede meletakkan kedua tangannya di pipi Atsumu. "Aku memang sangat terkejut karena kejadian hari ini, tapi aku bisa menjaga diriku sendiri. Aku akan berusaha agar kejadian seperti itu tidak terulang lagi."

"Tapi-"

"Percayalah padaku, Atsumu-kun."

Atsumu menatap kedua mata Kaede. Entah apa yang membuatnya ingin melakukan apapun untuk gadis yang ada di hadapannya itu.

"Janji?" Atsumu meraih kedua tangan Kaede.

"Janji." Kaede tersenyum.

Atsumu merasa sedikit lega melihat Kaede tersenyum. Baginya, gadis Ushijima ini adalah segalanya. Dia tidak mau orang lain menyentuh dan merebutnya.

"Pacarku ini memang yang terbaik." Atsumu memeluk Kaede. Dia tidak mempedulikan keramaian di sekitarnya.

"Atsumu-kun, kita jadi pusat perhatian lagi!"

"Kalau begitu ayo lanjutkan perjalanan!"

Kaede tersenyum tipis.

'Kami-sama, terima kasih sudah menghadirkan Atsumu-kun di kehidupanku. Dia sangat menyayangi dan menghargaiku. Aku mohon jangan pisahkan kami.'

___

Setelah perjalanan yang tidak terlalu jauh itu berakhir, kedua sejoli yang bucin satu sama lain itu pun akhirnya sampai di sebuah pintu apartemen bernomor 508.

"Sudah sampai." Ucap Atsumu saat mereka berada di depan pintu.

"Um." Kaede mengangguk. "Arigatou Atsumu-kun."

"Istirahatlah. Jika punggungmu terasa sakit katakan padaku ya!"

"Um."

Atsumu menatap Kaede cukup lama. Sungguh dia tidak mau berpisah dari gadisnya itu.

"Ada apa Atsumu-kun?" Tanya Kaede.

"Kaede-chan..." Atsumu meraih pipi kiri Kaede "Kita tidak tahu kapan akan bertemu lagi. Untuk yang terakhir di hari ini, aku sangat ingin menciummu..."

Kaede tersenyum tipis. Dia lalu menjijitkan kakinya, meraih tengkuk Atsumu dan mendaratkan bibirnya di bibir Atsumu dengan lembut.

Atsumu sedikit terkejut saat Kaede menciumnya. Sangat jarang gadis tsunderenya itu menciumnya seperti ini.

Kaede menatap Atsumu saat mengakhiri ciuman itu. "Pacarku yang tampan, jangan melirik perempuan lain ya selama kita tidak bertemu." Kaede tersenyum.

Atsumu gemas dengan sikap dan perkataan Kaede. Dia langsung menarik Kaede dan mencium bibirnya.

"Itu tidak akan terjadi!" Bisiknya setelah ciuman itu berakhir. "Kalau begitu aku pulang ya sayang. Jaga dirimu baik-baik!"

"Um." Kaede mengangguk. "Hati-hati di jalan, Atsumu-kun."

"Sampai jumpa lagi."

"Sampai jumpa."

Atsumu meninggalkan Kaede sambil melambaikan tangan.

Kaede pun segera masuk ke dalam rumah. Dia menghela nafas dan mendudukkan dirinya di lantai setelah berada di dalam rumah.

"Astaga Kaede?!" Tsukasa yang baru saja keluar dari kamar mandi pun terkejut dan langsung menghampiri Kaede.

"Tsukasa...hiks!" Kaede menangis dan langsung memeluk Tsukasa.

"Ada apa? Kau kenapa?!"

"Aku takut... Aku dilecehkan di kereta saat bersama Atsumu-kun!"

"HAH?! KAU DILECEHKAN?!" Tsukasa terkejut dan marah. "Mana orangnya?! Sini biar aku hajar!"

"Dia ditahan polisi."

"Lalu apa yang dilakukan si Atsumu itu?! Kenapa dia tidak bisa menjagamu?! Bawa aku padanya! Aku akan hajar dia!"

"Atsumu-kun menghajar pria itu dan jadi berurusan dengan polisi karena aku..."

"Sudah sudah... Sudah tidak apa-apa..." Tsukasa mengusap punggung Kaede. "Ayo duduk di dalam."

Tsukasa menggiring Kaede duduk di mini bar dapur. Dia memberi Kaede air hangat.

"Ini minum dulu."

"Arigatou." Kaede pun meminumnya.

"Ini onigiriku?" Tanya Tsukasa yang mengambil kantung berisi onigiri.

"Um." Kaede mengangguk. "Osamu-kun memberikan itu."

"Hah?! Kenapa dia memberimu? Kau kenal dengan Miya Osamu?"

"Osamu-kun kan-"

TING TUNG TING TUNG

Suara bell menginterupsi kalimat Kaede.

"Ada tamu?" Tanya Tsukasa.

"Biar aku yang lihat. Tsukasa tolong hangatkan onigirinya ya."

"Baiklah."

Kaede pun berjalan kearah monitor dan melihat pria berbadan besar bersama gadis bertubuh mungil berdiri di depan pintunya.

"Nii-san dan Aika?" Gumam Kaede. Dia lalu bergeser dan membuka pintu.

"Kaede-san!" Aika tersenyum manis.

"Kalian? Kenapa?"

"Aku menemani Aika." Jawab Wakatoshi.

"Akan ada promosi besar-besaran kan? Aku datang untuk memantau." Aika masih tersenyum.

"Souka. Masuklah."

Wakatoshi dan Aika pun masuk ke dalam rumah.

"Are? Apa ada orang lain?" Tanya Aika saat dia melihat sepatu Tsukasa.

"Um. Ada Tsukasa." Jawab Kaede dengan santai.

"Souka."

Mereka lalu masuk menuju sofa living room.

"Kanzaki? Ushiwaka-san?" Panggil Tsukasa.

"Ada Kujo." Ucap Wakatoshi.

"Konbanwa Kujo-senpai." Sapa Aika.

"Kalian lengket ya seperti ayam dan tepung."

Perkataan Tsukasa membuat Aika dan Wakatoshi sweatdrop.

"Kalian mau makan apa?" Tanya Kaede.

"Kami sudah makan saat perjalana kemari." Jawab Wakatoshi.

"Souka."

"Kau kenapa Kaede?" Tanya Wakatoshi saat menatap wajah Kaede. "Kau habis menangis?"

"Eh?" Kaede sedikit kelabakan saat sang kakak bertanya. "T-tidak...A-aku hanya sedikit kelelahan..."

'Dia bohong.' Pikir Wakatoshi.

"Souka."

Mendengar Kaede berbohong padanya membuat Wakatoshi menghela nafas.

'Apa Kaede masih sulit mempercayaiku? Aku kakaknya. Kenapa dia masih menyembunyikan sesuatu dariku?'

Aika yang mengerti akan keadaan Ushijima bersaudara itu pun menggenggam tangan kelasih besarnya. Dia tersenyum saat Wakatoshi menatapnya.

"Daijoubu." Bisiknya.

Wakatoshi tersenyum tipis lalu mengusap kepala Aika. Kekasih mungilnya itu memang selalu bisa membuatnya merasa tenang.

___

Sementara itu...

"Tadaima~~"

Atsumu baru saja kembali ke kedai Osamu setelah mengantar Kaede pulang. Semua pekerja Osamu sudah pulang karena stock untuk hari ini sudah habis.

Osamu menunggu Atsumu kembali karena kunci kedai ada di kantung jaket Osamu yang saat ini bertengger di badan Atsumu. Atsumu memakai jaket Osamu seenaknya sendiri.

"Kenapa lama sekali?" Tanya Osamu. "Ada yang menunggumu sejak tadi."

"Siapa?" Tanya Atsumu.

"A-Atsumu-kun!"

Seorang gadis bersurai coklat pucat menghampiri Atsumu sambil menangis.

"Rumi?!" Atsumu terkejut saat melihat mantan kekasihnya itu.

"Atsumu-kun...aku...aku...hikss..."

"Kenapa?" Tanya Atsumu sedikit malas.

'Kenapa sih manusia ini?!' Pikir Atsumu sambil menatap sinis gadis yang ada di hadapannya itu.

"Atsumu-kun aku...aku hamil..."

"Hah?"

"Anakmu!"

"HAAAAHHH?!!"

____________

Doumoooo Hana kembali #digebukin

Hueee maafkan saya yang semakin lama updatenya (T⌓T)

Pokoknya terima kasih banyak buat kalian yang jadi pembaca setia book ini (T▽T) gak nyangka book ini udah 7.8K views (T▽T)

Jangan lupa terus dukung book ini ya agar saya semakin semangat buat lanjutin book ini (^v^)

Sekian sambutan dari saya

Sampai jumpa chapter depan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro