Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Friend

'Aku tidak bisa konsentrasi.'

Kaede menghela nafas di sela perkuliahan. Penjelasan dosen sama sekali tidak masuk di otaknya. Dia bahkan kesulitan saat mencatat hal-hal penting yang disampaikan.

Tsukasa yang mendengar helaan nafas Kaede pun meliriknya. Di mata Tsukasa, Kaede sedang fokus mendengarkan penjelasan dosen.

'Tumben anak ini mendengarkan. Biasanya dia akan bosan dan memainkan smartphonenya.'

___

"Tsukasa mau ikut aku jalan?"

"Kemana?"

Perkuliahan selesai siang menjelang sore. Kaede yang ingin melupakan sejenak masalahnya pun mengajak Tsukasa untuk jalan-jalan.

"Mall?"

"Ah gomen. Hari ini aku sedang tidak mood."

"Kau sakit?"

"Tidak sih. Hanya sedikit lelah dan ingin istirahat saja."

"Souka."

"Kenapa tidak ajak Tobio saja?" Tsukasa tersenyum nakal.

"Tobio-kun sudah pulang ke Miyagi." Kaede memalingkan wajahnya.

"Heehh... Kalau begitu ajak pacarmu saja! si Atsumu itu."

"Dia sibuk."

"Kau tidak punya teman selain aku?"

"Entahlah."

"Dasar! Menyedihkan sekali kau ini!" Tsukasa mengusap kepala Kaede. "Sudahlah hari ini kau diam di rumah saja!"

"U-um." Kaede mengangguk.

"Aku pulang ya Bakaede. Sampai jumpa!" Tsukasa berjalan menjauhi Kaede.

"Sampai jumpa." Kaede melambaikan tangan sambil menatap punggung sahabatnya.

'Gomen Tsukasa. Sepertinya aku tidak bisa menceritakan masalahku padamu.'

Kaede duduk di bangku dekat kelasnya sambil memainkan smartphone miliknya.

'Drrttt drrttt'

Ada panggilan masuk dari sang Ayah.

"Moshi-moshi Tou-san?"

"Kaede, bagaimana kabarmu?"

"Aku baik-baik saja."

"Syukurlah. Aku baru saja mengirimkan uang. Maaf ya kalau terlambat."

"Eh? Aku sudah bilang Tou-san tidak perlu mengirim uang lagi."

"Tidak apa-apa. Kau kan putri Tou-san, mengirim uang itu sudah hal yang wajar. Dan juga semenjak di Jepang kau tidak pernah kembali ke sini."

"Aku merindukan Tou-san."

"Sudah kau jangan khawatirkan aku. Bersenang-senanglah di Jepang. Jangan bolos kuliah ya."

"Um."

"Kau jangan bandel ya dengan Wakatoshi! Jangan sampai bertengkar dengannya!"

"Um."

"Yasudah. Jaga kesehatanmu ya Kaede. Aku akan menghubungimu lagi."

"Um. Arigatou Tou-san."

'TUUTT'

Takashi memutus sambungan telfon.

Kaede tidak bisa menahan tangisnya. Dia menutup mulut dan mengusap air mata yang terus mengalir di pipinya.

'Gomen Tou-san...'

___

Sesuai dengan perkataan Tsukasa, Kaede kembali ke apartemennya.

"Aku lapar." Gumam Kaede saat dia baru sampai di apartemennya.

Dia melangkah menuju dapur dan membuka kulkas, mencari bahan makanan yang bisa dia masak.

"Ah." Kaede menghentikan aktifitasnya saat melihat berkotak-kotak gungun yogurt di dalam kulkasnya. "Milik Tobio-kun..."

Kaede menghela nafas dan menutup kembali kulkasnya. Ingatannya akan kejadian semalam membuat rasa laparnya pergi entah kemana.

'Aku harus bagaimana?'

___

Matahari terbenan.

"Besok latihan libur. Kalian istirahat yang benar ya!"

"Osu!"

Para pemain Black Jackal yang sudah selesai latihan pun bersiap untuk pulang.

"Hari ini kau payah." Ucap Sakusa pada Atsumu saat mereka ganti baju di ruang locker.

"Souka." Jawab Atsumu singkat.

'Ada apa dengannya? Biasanya dia tidak terima jika dikatai payah.' Pikir Sakusa.

"Aku duluan." Atsumu bergegas keluar dari ruang locker setelah selesai merapikan dirinya.

"Ada apa dengannya?"

"Hari ini tossnya buruk, dia juga lebih banyak diam."

"Apa dia bertengkar dengan saudara kembarnya?"

"Entahlah."

'Jika hanya bertengkar dengan kembarannya aku tidak peduli. Tapi jika terjadi sesuatu antara dia dan Kaede awas saja!' Pikir Sakusa.

Sedangkan Atsumu...

Dia berjalan perlahan menuju apartemennya. Lalu langkahnya terhenti saat dia melihat Billboard iklan Kanzaki Brand.

'Iklan itu masih belum diturunkan ya?'

Atsumu menatap foto Kaede. Rasa sakit menerjang dadanya. Dia ingin memeluk Kaede dan meminta maaf. Dia sangat menyesal sudah berlaku kasar padanya.

"Atsumu-kun!"

Atsumu sedikit tersentak saat ada suara seseorang yang memanggilnya.

"Rumi?!"

"Kebetulan sekali bertemu di sini!"

Rumi, mantan kekasih Atsumu yang pernah bertengkar dengan Kaede.

Atsumu memutus hubungannya dan Rumi dengan alasan bosan. Padahal hubungan mereka berjalan tidak lebih dari satu bulan.

"Sudah mau pulang?" Rumi menghampiri Atsumu.

"Iya."

"Aku juga mau pulang. Ayo bersama-sama!"

"Baiklah."

Mereka berdua berjalan bersama. Rumi tersenyum girang saat bertemu dengan Atsumu.

"Wanita penggoda itu sudah menjadi model ya sekarang. Meski wajahnya pas-pasan dan badannya sama sekali tidak menarik. Aku yakin dia pasti menggoda pihak management agar bisa menjadi model." Rumi mengoceh di tengah perjalanan mereka.

Atsumu kesal mendengar perkataan Rumi. Dia ingin memplester mulutnya.

"Kaede-chan cantik dan sexy. Oppainya lebih besar darimu."

"Hah?!" Rumi kesal. "Ta-tapi kulitku lebih cerah darinya!"

"Warna kulit itu bukan jaminan kecantikan seorang wanita."

"Tapi standar cantik di Jepang adalah perempuan berkulit putih!"

"Pikiranmu sempit ya Rumi."

"Apa?!" Rumi semakin kesal. "Kenapa kau terus membela wanita penggoda itu?!"

"Sudah jelas karena Kaede-chan pacarku! Dan dia bukan wanita penggoda!"

Atsumu menghentikan langkahnya saat mereka sampai di depan gerai Dream Parfume. Rumi yang melihat Atsumu berhenti pun melakukan hal yang sama.

Atsumu menatap foto Kaede yang dipajang di depan toko. Rumi pun melakukan hal yang sama.

"Cih!" Rumi berdecih kesal.

"Lihat foto ini dan katakan Kaede-chan tidak cantik!" Atsumu menunjuk foto Kaede.

"Dia jelek!"

"Kau tidak waras ya Rumi. Untung saja kita sudah putus."

"Atsumu-kun!"

"Pergilah kau mengganggu."

"Cih!" Rumi melangkah menjauhi Atsumu. "Awas saja!"

Atsumu masih berdiri memandang foto Kaede. Jantungnya berdegup kencang. Dia benar-benar ingin menghampiri Kaede dan memeluknya.

'Kaede-chan bilang dia benci padaku. Jika aku menghampirinya dia pasti tidak akan mau bertemu denganku.'

Atsumu meremas rambutnya.

'Sial! Bisa-bisanya aku galau seperti ini karena dibenci seorang perempuan!'

___

"Okaeri."

Atsumu masuk ke dalam rumah dan disambut oleh Osamu.

"Kenapa kau masih ada di sini?!" Atsumu kesal.

"Kenapa? Ini kan apartemenku juga!"

"Haahh..." Atsumu menghela nafas sambil mendudukkan diri di sofa.

"Jika kau putus dengan Kaede aku akan memacarinya."

"JANGAN SEMBARANGAN!" Atsumu melempar botol minuman yang dia ambil dari dalam tasnya. "Cepat kembali ke Hyogo sana!"

"Kau tahu Tsumu?"

"Apa?!"

"Meski kau menyebalkan dan terkadang membuatku ingin mencoret namamu dari kartu keluarga-"

"HAH?!"

"Dengarkan dulu!" Osamu berjalan menghampiri Atsumu. "Meski kau menyebalkan, melihatmu galau seperti ini cukup mengganggu pikiranku." Osamu duduk di samping Atsumu.

"Bukannya kau senang melihatku galau?"

"Ya. Itu lucu dan membuatku ingin tertawa."

"SAMU!" Perempatan muncul di wajah Atsumu.

"Tapi aku tidak bisa tenang melihat wajah murungmu itu." Osamu merangkul pundak Atsumu. "Meski terkadang aku tidak mau mengakuinya, kita tetap saudara."

"Kalau begitu bagaimana caranya agar Kaede-chan mau memaafkanku?"

"Itu mustahil karena kau bodoh."

"HAH?!"

"Tapi meskipun Kaede mau memaafkanmu, aku rasa perasaannya tidak akan sama seperti dulu."

Atsumu terdiam. Dia tahu yang dikatakan Osamu itu benar. Tapi hatinya terasa sakit saat membayangkan hal itu.

"Tapi kau benar-benar galau karena perempuan ya... benar-benar lucu!"

"OI!"

"Sudahlah. Kalian kan sudah dewasa. Biarkan Kaede sendiri dulu. Dia pasti butuh ruang untuk memikirkan semuanya."

'Tapi jika Kaede-chan memutuskan untuk berpisah denganku, apa yang harus aku lakukan?'

___

Hari minggu pukul 10.00.

Kaede masih enggan meninggalkan ranjangnya. Dia masih terbaring dengan tidak elitnya sanbil memainkan smartphonenya. Sudah tiga hari semenjak kejadian Kaede dan Atsumu bertengkar.

'Atsumu-kun sama sekali tidak menghubungiku. Apakah hubungan ini akan berakhir begitu saja? Haruskah aku mencoba berbicara padanya?'

Sejuta kebimbangan muncul di hati Kaede. Dia mencintai Atsumu dan ingin memperjelas hubungan mereka, tapi di sisi lain Kaede tidak yakin apakah dia tetap bisa mencintai Atsumu yang telah berbuat kasar padanya.

'Mungkin aku butuh refreshing.'

Kaede pun bangkit dan mulai bersiap-siap untuk keluar. Dia mengenakan sweater tipis berwarna putih, celana jeans, sneakers, dan membawa ransel hitam kecil.

Kaede keluar dari apartemennya dan berjalan santai. Jalanan cukup ramai.

'Jalan-jalan di Shibuya mungkin bisa sedikit menghibur.'

Kaede melangkahkan kaki menuju stasiun Suidoubashi. kebetulan kereta yang menuju stasiun Jimbocho sedang berhenti.

Kaede segera masuk ke dalam kereta. Dia menghela nafas saat kereta penuh dan dia harus berdiri. Beruntung kereta hanya memerlukan waktu kurang dari dua menit untuk sampai ke stasiun Jimbocho.

Setelah sampai di stasiun Jimbocho, Kaede berjalan menuju gate selatan untuk naik kereta menuju stasiun Shibuya. Dia duduk di salah satu bangku yang kosong, menanti kedatangan kereta yang akan membawanya ke Shibuya.

"Oi itu bukannya Ushijima Kaede?"

"Ushijima Kaede?"

Orang-orang disekitar Kaede berbisik-bisik.

"Dia sedang ramai diperbincangkan di media sosial! Adik perempuan Ushiwaka pemain voli pro di tim Schweiden Adlers dan dia juga model!"

"Uwaah Selebgram?"

"Baru-baru ini dia disewa oleh Dream Parfume!"

"Parfume yang sedang viral itu?"

"Iya!"

"Sial! Aku ingin mengencaninya!"

"Hentikan! Hahaha bisa-bisa wajahmu dispike oleh Ushiwaka!"

"Wajahku bisa hancur!"

"HAHAHAHA!"

Setelah beberapa menit, kereta pun datang. Kaede segera masuk ke dalam kereta dan sayang sekali lagi-lagi kereta penuh.

'Haahh...lagi-lagi berdiri.'

Kaede berdiri di dekat pintu sambil memainkan smartphone miliknya. Dia lagi-lagi menghela nafas saat melihat foto Atsumu yang ada di locksreen smartphonenya.

Dia memasukkan kembali smartphonenya kedalam tas.

'Aku benci kau yang terus muncul di pikiranku.'

Kaede mengalihkan pandangannya keluar. Dia berniat menghibur diri dengan jalan-jalan tapi Atsumu selalu muncul dalam pikirannya.

Setelah perjalanan selama kurang lebih enam belas menit, akhirnya kereta berhenti di stasiun Shibuya.

Kaede melangkahkan kakinya menuju Shibuya cross dan mulai menelusuri pusat perbelanjaan yang ada di Shibuya.

Saat menemukan Family Mart, Kaede pun masuk untuk membeli air minum. Berjalan membuat tenggorokannya cukup kering.

Kaede terdiam sejenak saat keluar dari Family Mart. Dia memikirkan tujuan dari perjalanannya di distrik perbelanjaan Shibuya.

'Aku seperti orang bodoh yang berjalan tanpa tujuan di tempat seperti ini.'

Kaede menghela nafas.

"Kaede?"

"Hm?"

Kaede menoleh saat ada suara seseorang memanggilnya.

"Sakusa-kun?!" Kaede terkejut saat pria jangkung berambut ikal itu berdiri di dekatnya.

"Sedang apa?"

"Minum."

Jawaban Kaede membuat Sakusa sweatdrop.

"Siapa dia Kiyoomi?" Tanya pria yang ada di samping Sakusa.

"Ushijima Kaede." Sakusa menunjuk Kaede.

"Doumo." Kaede mengangguk dengan wajah datarnya.

"Heehh... Jadi kau ya Ushijima Kaede. Aku Komori Motoya. Yoroshiku."

"Hai'."

"Sendirian?" Tanya Sakusa.

"Um." Kaede mengangguk.

"Kenapa? Dimana Atsumu?"

Pertanyaan Sakusa membuat Kaede memalingkan wajahnya. Petir imajiner menyambar Sakusa.

'Mereka pasti sedang bertengkar! Atsumu brengsek! Awas saja dia!'

"Kalian bertengkar?" Tanya Sakusa to the point.

"Atsumu? Miya Atsumu?" Tanya Komori.

"Ya. Kaede pacar Atsumu."

"Hah? Adiknya Ushiwaka berpacaran dengan Atsumu?!" Komori terkejut.

"Sa-Sakusa-kun..." Kaede menunduk.

"Hm?"

"Apakah kau temanku?" Kaede melirik Sakusa.

"Kenapa bertanya begitu?"

"Karena kau pernah bilang kalau kau menganggap aku temanmu."

"Ya itu tidak salah."

"Kalau begitu apa kau mau mendengar ceritaku?"

"Boleh saja."

"Berbicara di pinggir jalan begini tidak nyaman. Ayo kita ke Burger King." Komori menunjuk Burger King yang ada di dekat situ.

"U-um." Kaede mengangguk.

Mereka lalu berjalan menuju Burger King. Komori dan Sakusa berjalan di depan dan Kaede mengekor di belakang mereka. Komori sedikit melirik Kaede.

'Dia sering dibicarakan di SNS tapi baru kali ini aku melihatnya secara langsung. Dia cantik juga. Pantas saja Atsumu tergoda untuk memacarinya. Tapi kenapa dia mau berpacaran dengan Atsumu?' Pikir Komori.

Mereka bertiga mengantre untuk memesan. Kaede dan Sakusa hanya memesan minuman, sedangkan Komori memesan burger.

"Tumben Sakusa-kun ada di tempat ramai."

"Orang ini memaksaku." Sakusa menunjuk Komori.

"Hehe sekali-sekali kita harus refreshing kan." Komori tersenyum.

Setelah mereka mendapat pesanan mereka, mereka duduk di meja yang kosong. Kaede duduk berhadapan dengan Sakusa, sedangkan Komori di samping Sakusa.

"Jadi?" Sakusa melepas maskernya untuk menyedot minuman yang dia pesan.

'Aku harus cerita dari mana?'

Kaede memasang wajah sedih. Wajah yang pertama kali dilihat Sakusa.

"Ceritakan saja. Aku akan mendengarkan."

"Se-sebenarnya..."

Kaede menceritakan semua kejadian saat Kageyama hampir menyerangnya, saat Atsumu mengetahuinya dan marah sampai berlaku kasar padanya, dan saat dia marah pada Wakatoshi yang bersikap berlebihan.

'Aku yakin kejadian itu cukup membuatnya stress, tapi dia menceritakan semua itu dengan wajah dan sikap yang tenang. Ternyata dia memang kuat.'

"Atsumu dan Kageyama berbuat seperti itu padamu?!" Komori terkejut.

'Cukup rumit. Aku tidak menyangka Kageyama bisa berbuat seperti itu dan membuat Atsumu cemburu sampai hilang kendali.' Pikir Komori.

"Aku katakan dengan jelas. Kau salah karena kau lengah!"

"Hah?"

"Kau menganggap Kageyama adik laki-laki tapi seharusnya kau juga tahu kalau dia juga seorang pria!"

"Tapi-"

"Kau benar-benar bodoh ya Kaede!"

"Oi kau kasar sekali Kiyoomi!" Tegur Komori.

Kaede menatap Sakusa dengan tatapan kesal, begitu juga Sakusa.

"Tapi yang paling keterlaluan adalah Atsumu!"

'Tapi baru kali ini dia bersikap seperti itu. Biasanya dia kan tidak peduli dengan sikap perempuan padanya.' Pikir Sakusa.

"Kutu busuk itu berani sekali berbuat kasar pada perempuan! Aku akan membunuhnya!"

"Padahal biasanya Atsumu tidak pernah peduli pada sikap perempuan padanya." Komori memasang pose berfikir.

"Hm?" Kaede memiringkan kepalanya.

"Atsumu itu jika dia tidak suka dengan sikap perempuan padanya dia tidak akan ambil pusing. Dia akan membuang perempuan itu dan mencari perempuan lain. Tapi kali ini dia berbeda."

Kaede menunduk. Hatinya sakit saat mengingat kembali perlakuan Atsumu padanya waktu itu.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Tanya Sakusa.

"Entahlah."

"Aku yakin kau tidak akan semudah itu melepaskan Atsumu."

"Um." Kaede mengangguk. "Mungkin aku akan mencoba berbicara padanya."

"Aku tahu kau bodoh jadi kau pasti akan melakukan itu."

"Hah?!"

"Kau tidak boleh berkata kasar begitu pada perempuan!" Tegur Komori.

"Berisik! Aku sedang menahan kekesalanku agar tidak menghujat Kaede!"

"Oi! Jangan seperti itu! Dia kan juga korban!"

"Diamlah!" Sakusa kesal.

'Kenapa mereka malah bertengkar? Tapi Komori-kun orang yang baik.' Pikir Kaede.

"Tapi saranku lebih baik kau akhiri hubunganmu dengan Atsumu."

"Mungkin kau benar." Kaede tersenyum kecut. "Tapi untuk kali ini biarkan aku percaya sekali lagi padanya."

'Dia kuat ya. Jika aku mendapatkan perempuan sepertinya aku akan menjaganya dan tidak akan pernah menyakitinya.' Pikir Komori.

"Yah apapun itu aku tetap tidak akan memaafkannya." Sakusa mengeluarkan smartphone miliknya dia seperti mengirim pesan pada seseorang.

"Arigatou Sakusa-kun."

"Untuk apa?"

"Karena sudah mendengarkan ceritaku."

Sakusa bangkit. Dia mendekati Kaede lalu mengulurkan tangannya.

"Aku tahu kau pasti sangat sedih." Sakusa mengusap kepala Kaede. "Jika ingin menangis menangislah."

'Heh?! Sakusa menyentuh seseorang?!' Komori terkejut.

Kaede menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Aku..." Kaede mulai menangis. "Sebenarnya tidak tahu harus bagaimana. Aku takut pada Atsumu-kun."

"Itu wajar."

"Aku harus bagaimana Sakusa-kun?" Kaede mengepalkan tangannya.

"Kau masih butuh waktu untuk berfikir. Jangan memaksakan diri."

Komori menatap Kaede dan Sakusa. Dia tersenyum tipis melihat Sakusa bersikap baik pada perempuan.

'Mereka seperti kakak dan adik.'

"Untuk sekarang pulanglah. Aku akan mengantarmu."

"Um." Kaede mengangguk.

"Aku ada urusan setelah ini jadi aku tidak bisa ikut mengantar Ushijima-san." Ucap Komori.

"Daijoubu. Arigatou Komori-kun." Kaede mengusap pipi dan matanya.

"Aku kan tidak melakukan apapun." Komori tersenyum.

________

Doumo!!(>y<)

Disclaimer : gambar Atsumu saya ambil dari pinterest (^.^)

Terima kasih banyak sudah membaca dan meninggalkan jejak berupa vote dan komen. Satu vote dari kalian adalah sumber semangat saya buat lanjutin book ini (^v^)

Maaf juga kalau banyak typo

Sampai jumpa chapter depan (⌒▽⌒)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro