Date
"Sudah semua belanjaanmu, Tsukasa?"
"Iya sudah. Kau tidak belanja apa-apa?"
"Tidak. Aku harus berhemat."
"Souka. Mau ngopi dulu? Aku yang traktir."
"Baiklah."
Kedua gadis cantik itu melenggang ke cafe langganan mereka. Tsukasa berbelanja kebutuhannya dan beberapa keperluan untuk rencana liburannya ke Rio.
Sedangkan Kaede hanya menemani Tsukasa berbelanja. Dia tidak membeli apapun karna saat ini dia sedang tidak butuh apapun.
'Aku tidak boleh boros dan merepotkan Nii-san. Aku tidak bisa terus meminta uang darinya. Dia juga butuh uang untuk masa depannya.'
Tsukasa memesan kopi kesukaannya, Kaede memesan moca. Tsukasa juga memesan cheesecake, sedangkan Kaede tidak memesan makanan karna dia sudah makan sebelum berangkat.
"Jadi bagaimana tadi?" Tanya Tsukasa sambil memakan cheesecake.
"Apanya?"
"Fansign lah bodoh!"
"Tadi aku bertemu dengan orang yang lucu."
"Heehh siapa?"
"Pemain dari tim lain yang juga melakukan fansign."
"Kau suka?"
"Entahlah. Aku hanya menganggapnya lucu."
"Souka. Lalu kakakmu bagaimana?"
"Baik-baik saja. Tubuhnya makin kekar."
"Benarkah?"
"Aku jadi kasihan dengan istrinya nanti."
"Kau pikir orang tolol seperti dia bisa menikah?"
"Eh?"
"Dia akan menikahi bola voli. Percayalah."
'Apa Tsukasa tidak tahu kalau Nii-san sudah punya pacar?'
___
Kaede merebahkan dirinya ke kasur. Dia sudah selesai membersihkan diri dan sudah selesai dengan tugas kuliahnya.
'DRRTTT'
Ada chat masuk.
"Miya Atsumu. Dia lucu." Kaede tersenyum tipis.
___
Keesokan harinya.
Kaede pergi ke kampus seperti biasa. Hari ini ada tiga kelas. Entah kenapa hari ini dia masih merasa malas pergi ke kampus. Padahal kemarin sang kakak menyuruhnya rajin kuliah.
'Gomen, Nii-san.' Pikirnya saat dia mengingat perkataan Wakatoshi.
"Ohayou Ushijima-san." Sapa dua gadis yang Kaede anggap 'Alay People'.
"Ohayou." Balas Kaede datar.
"Nee... Ushijima-san kemarin datang ke fansign tim Schweiden dan MSBY kan?!"
"Bagaimana dengan Kageyama-kun? Dia pasti tampan sekali yaa..."
"Lalu Miya-kun?! Aahhh andai saja aku bisa datang kemarin..."
Kaede tidak merespon mereka dan hanya menatap mereka dengan datar.
"Ne Ushijima-san... Ceritakan pada kami!"
"Ushijima-kun juga ada di sana kan? Dia keren sekali pasti! Astagaaa aku ingin bertemu dengannya!"
Kaede pun berjalan menjauhi mereka.
"Cih! Dasar sombong!" Mereka mulai berbisik-bisik.
"Setidaknya berbicara sedikit kek tentang fansign kemarin!"
"Kalau dia bukan adik Ushijima Wakatoshi-kun aku tidak akan sudi berbicara padanya!"
"Hoohh..." Kaede berbalik. "Jadi begitu."
"Eh?" Mereka terkejut.
"Aku tidak kenal dengan kalian dan aku tidak sudi kenal dengan pencari muka macam kalian. Alay. Munafik. SAMPAH!" Setelah memberikan tatapan tajam dan aura kelam pada kedua 'Alay People' itu, Kaede melangkah menuju kelasnya.
'Apa-apaan sih?! Kenapa sekarang banyak orang alay? Menjijikkan!'
Kaede memasang wajah masam. Moodnya langsung down, membuatnya semakin malas dengan kelas hari ini.
___
Tiga kelas hari ini selesai. Setengah nyawa Kaede sudah pergi entah kemana.
"Oi Kaede!"
"Aku sudah mati."
"Apa yang kau katakan bodoh! Ayo cepat kemasi barangmu!"
"Tsukasa galak."
"Jangan mengataiku dan cepat kemasi barangmu! Kelas akan dipakai oleh para Senpai! Kono kuso ushi!"
"Hai~"
Kaede dan Tsukasa, dua gadis yang menjadi primadona jurusan arsitektur angkatan mereka itu keluar dari kelas dan langsung menjadi pusat perhatian.
"Oi lihat! Tsukasa-chan dan Kaede-chan!"
"Hari ini mereka juga terlihat mempesona!"
"Andai saja mereka sedikit lebih ramah..."
"Mereka sulit didekati ya."
"Tapi melihat bidadari setiap hari saja aku sudah bahagia."
"Kau benar! Kelas jadi hidup karena ada mereka berdua!"
Tsukasa dan Kaede yang mendengar itu menghela nafas.
'Selalu saja.' Pikir Kaede.
"Aku pulang duluan ya Kaede!"
"Um." Kaede mengangguk. "Hati-hati Tsukasa."
"Sampai jumpa." Tsukasa pun meninggalkan Kaede yang sedang melambaikan tangannya dengan malas.
'Hari ini langsung pulang dan tidur ah.'
Kaede mengeluarkan smartphone miliknya, melirik jam. Pukul 3.15.
'Hari ini ada janji dengan Miya-kun.'
'DRRTT DRRTT'
Panggilan masuk.
"Nii-san?"
"Kaede, malam ini aku ke rumahmu."
"Eh? Nande?"
"Timku diberi waktu bebas sampai besok. Aku akan menginap di tempatmu."
"Baiklah. Tapi malam ini aku ada janji dengan temanku."
"Tidak masalah."
"Yasudah aku mau pulang."
"Hati-hati."
"Um."
'TUUTT'
Kaede tersenyum tipis. Dia senang bisa bertemu dengan sang kakak.
___
07.00 p.m.
Kaede sudah berdandan. Dia hanya memakai kaos ketat berwarna putih dan jaket tipis berwarna navy blue, memakai celana jeans dan sneakers berwarna putih.
Dia juga tidak memakai makeup tebal. Hanya blusher berwarna peach dan lipstick senada dengan blusher.
Dia mengikat rambutnya ala messy buns. Dia juga membawa ransel kecil berwarna hitam polos.
Dia berjalan menuju lobby apartemennya. Menengok ke kiri dan kanan mencari sosok pria blonde buatan salon yang akan menjemputnya.
'Miya-kun belum datang.'
Kaede pun berjalan keluar sambil membawa snartphone miliknya.
"Kaede-chan!" Atsumu datang.
Atsumu memakai kaos polos berwarna putih dengan kemeja lengan panjang bermotif kotak-kotak berwarna navy blue dan putih, memakai celana jeans sobek dan sneakers.
"Miya-kun."
"Ah! Baju kita senada!" Atsumu tersenyum lebar.
"Sou da nee." Jawab Kaede datar.
"Kaede-chan simple dan cantik."
"Arigatou." Semburat merah tipis muncul di pipi Kaede.
"Ayo kita jalan!" Atsumu menggandeng tangan Kaede.
"Miya-kun-"
"Atsumu!"
"Huh?"
"Panggil aku Atsumu."
"Nande?"
"Kau tahu kan aku punya saudara kembar? Jika kau memanggilku Miya-kun kita berdua akan bingung."
"Tapi kan-"
"Atsumu!"
"Baiklah Atsumu-kun. Kenapa menggandeng tanganku?"
"Agar Kaede-chan tidak hilang."
"Kau pikir aku anak TK?" Protes Kaede dengan datar.
"Ahahaha Kaede-chan lucu sekali ya." Atsumu tertawa.
"Atsumu-kun menyebalkan."
"Eeh?!"
"Tapi juga lucu." Kaede tersenyum tipis.
'Ah menggemaskan! Aku ingin memakannya!' Atsumu memasang wajah gemas.
___
"Hari ini sebelum makan kita nonton Sadako!"
"Hah?"
"Aku ingin menontonnya. Kaede-chan mau kan?"
"Tapi aku-"
"Ayo kita mengantre!" Atsumu menarik tangan Kaede.
"Cho-Atsumu-kun!"
"Kau suka film horror?" Atsumu sudah berbaris di atrean tiket.
"Tidak." Jawab Kaede sedikit kesal.
"Eh? Nande? Jangan-jangan kau takut?" Atsumu sedikit merasa tidak enak.
"Aku tidak takut! Aku hanya tidak suka. Itu saja." Kaede melipat tangannya di depan dada dan memalingkan wajahnya.
'Tunggu tunggu! Kaede-chan itu type gadis datar yang pelit ekspresi kan? Lalu apa ini?' Atsumu mulai berfikir.
"Kenapa tidak suka? Kan film horror itu seru."
"Pokoknya aku tidak suka!"
"Alasan kau tidak suka apa?"
"Pokoknya bukan karena takut!"
'YAPPARI! Astaga siapa yang menyangka gadis pelit ekspresi dan irit bicara ini ternyata tsundere! Aduh imut sekali!' Atsumu sudah sangat gemas.
"Tidak apa Kaede-chan. Ada aku kok. Kau tidak usah takut." Atsumu merangkul Kaede.
"Su-sudah aku bilang aku tidak takut!" Wajah Kaede memerah.
"Hai' hai'."
'Gadis langka seperti ini tidak akan aku lewatkan! Ah aku gemas!' Atsumu menangis bahagia.
___
Mereka sudah mendapatkan tiket. Film dimulai satu jam lagi.
"Mau ngopi dulu?" Tanya Atsumu.
"Um." Kaede mengangguk.
Mereka lalu masuk ke cafe dekat bioskop. Seperti bisasa Kaede memesan hot moca dan Atsumu memeran iced americano.
"Wajah Kaede-chan sedikit mirip dengan Ushijima-san ya."
"Wajah Atsumu-kun tidak ada bedanya dengan wajah Osamu-kun."
"Hahaha kita kan kembar!" Atsumu tertawa.
"Osamu-kun itu yang kakak?"
"Tidak. Aku yang kakak." Jawab Atsumu dengan bangga.
"Heeh... Padahal Osamu-kun terlihat lebih dewasa."
"Itu hanya luarnya saja. Aslinya dia sangat menyebalkan!"
"Benarkah?"
Lalu jauh dari situ, Osamu yang sedang membuat onigiri bersin beberapa kali. 'Masuk angin?' Pikirnya.
"Tapi aku tidak tahu kalau Ushijima-san punya adik perempuan secantik ini."
"Aku tinggal dengan Ayahku setelah orang tua kami bercerai."
"Pantas saja ya."
Mereka pun mengobrol banyak.
___
"Uwaahh banyak juga ya yang menonton."
Atsumu dan Kaede sudah duduk di kursi mereka. Atsumu membawa popcorn berukuran besar dan Kaede membawa dua softdrink.
"Ini." Kaede memberikan minuman pada Atsumu.
"Sankyu."
Kaede menghela nafas.
'Kenapa harus fim horror sih? Tapi untung saja hari ini Nii-san menginap jadi aku tidak sendirian di rumah.'
"Jangan takut ya Kaede-chan." Atsumu menggenggam tangan Kaede.
"Aku tidak takut!"
"Hai' hai'. Kaede-chan tidak takut." Atsumu tersenyum menatap Kaede.
"Nani?" Tanya Kaede yang ditatap oleh Atsumu.
"Kaede-chan sangat cantik."
"Atsumu-kun playboy."
"E-eehh?!!" Atsumu merasa tertusuk. "Aku seperti ini hanya pada Kaede-chan kok!"
"Nande?"
"Karena aku suka Kaede-chan." Atsumu tersenum lebar.
"Nani sore?" Kaede menanggapinya datar.
"Jangan memasang ekspresi datar seperti itu Kaede-chan!"
"Hai' hai'. Aku juga suka Atsumu-kun." Ucap Kaede datar.
"Benarkah?!" Mata Atsumu berbinar.
"Tidak."
"Hidoi!"
Kaede terkekeh. Atsumu terpaku melihat Kaede terkekeh.
"Atsumu-kun kau lucu sekali ya."
Atsumu tersenyum lalu mengusap kepala Kaede.
"Jika tersenyum seperti ini kau lebih cantik, Kaede-chan."
___
Kaede tidak nyaman.
Dia berkali-kali menutup matanya karena takut. Sesekali dia menutup telinganya juga.
Atsumu yang tahu kalau Kaede takut pun merangkul Kaede.
"Yosh yosh." Ucapnya sambil mengusap kepala Kaede.
"Atsumu-kun... Aku tidak suka fim ini. Ayo kita keluar saja."
Atsumu memeluk Kaede.
"Tidak apa. Ada aku."
'Aroma Atsumu-kun... Entah kenapa aku suka.'
Kaede menutup matanya, meremas pakaian Atsumu dan menenggelamkan wajahnya di pundak Atsumu saat Sadako muncul di layar.
'cup'
Atsumu mengecup kening Kaede. Kaede yang merasakan ada sesuatu yang menempel di keningnya membuka matanya.
"Atsumu-kun?"
"Itu agar kau tidak takut lagi." Atsumu tersenyum.
Kaede memalingkan wajahnya yang memerah. Dia memang sudah tidak terlalu peduli dengan film yang diputar tapi jantungnya berdebar-debar karena Atsumu.
___
"Haahh..." Kaede meghela nafas lega.
Mereka sudah keluar dari theatre bioskop.
"Tunggu di sini ya. Aku belikan minuman dulu."
"Um."
Kaede berdiri di dekat pintu keluar theatre.
'DRRTT DDRRTT'
Panggilan masuk.
"Nii-san?"
"Aku sudah sampai di rumahmu. Berantakan."
"Gomen... aku tidak sempat membersihkannya."
"Kapan kau pulang?"
"Entahlah."
"Aku rapikan rumahmu dulu."
"Tidak usah! Biarkan saja begitu! Ambil saja fuuton di lemari dekat kamar mandi!"
"Yasudah. Jangan pulang terlalu malam."
"Um."
'TUUTT'
Kaede menghela nafas.
"Ah! Halo nona seksi!" Tiga pria mendekati Kaede.
"Sendirian?"
"Mau kami temani?"
Kaede hanya menatap datar mereka.
"Kita ke bar sebelah sana yuk! Kami yang traktir!"
"Setelah itu kita bermain di hotel dekat sini ya."
"Hahahaha." Ketiga pria itu tertawa.
Kaede pun melangkah hendak meninggalkan mereka tapi salah satu menahan tangan Kaede.
"Eits! Mau kemana?"
"Kita kan mau main!"
"Lepaskan!" Kaede menatap tajam mereka.
"Ah! kowai kowai~"
"Sudahlah menurut saja dan ayo bermain dengan kami! Kami ini memuaskan lho."
"Hahahahaha."
"Lepaskan! Dia pacarku!" Atsumu datang.
Ketiga pria itu menoleh dan sedikit terkejut karena tubuh Atsumu yang lebih besar dari mereka.
"Cih!" Ketiga pria itu pergi.
"Kau tidak apa-apa?" Atsumu memberikan sebotol air mineral pada Kaede.
"Um. Tapi aku bukan pacarmu."
"Ah itu agar mereka berhenti mengganggumu." Atsumu tersenyum. "Tapi jika Kaede-chan mau-"
"Tidak." Sahut Kaede. "Tapi arigatou ne Atsumu-kun." Kaede tersenyum.
Atsumu pun menarik tangan Kaede dengan tangan kanan, dan tangan kirinya meraih tengkuk Kaede.
'Cup'
Atsumu mencium bibir Kaede. Kaede terkejut, matanya membulat. Dia sedikit memberontak tapi tenaga Atsumu terlalu besar.
"Kaede-chan..." Bisik Atsumu setelah dia mengakhiri ciumannya. "Suki da yo."
"Eh? T-tapi aku-"
"Sshh..." Atsumu meletakkan jari telunjuknya di bibir Kaede. "Tidak apa. Aku akan segera membuatmu menyukaiku." Atsumu tersenyum.
Kaede memalingkan wajahnya yang memerah.
"Mau minum?" Tanya Atsumu
"Um."
___
"Mau pesan apa Kaede-chan?"
"Hmm..." Kaede berfikir sambil melihat daftar menu di depannya.
"Mau makan dulu saja?"
"Aku ingin makanan yang berkuah."
"Mau corn soup?"
"Baiklah."
"Minumnya?"
"Gin cocktail."
"Eh? Kau yakin?"
"Um."
Mereka pun memesan makanan dan minuman mereka. Tidak lama kemudian pesanan mereka datang.
"Kaede-chan suka makanan apa?"
"Aku suka yokan. manis. Ah dan juga aku suka oshiruko."
"Kaede-chan suka kacang merah ya."
"Um. Atsumu-kun sendiri?"
"Aku suka Kaede-chan yang manis." Atsumu tersenyum sambil mengedipkan mata kanannya.
"..." Kaede hanya menatap datar Atsumu.
"Kaede-chan... Kenapa kau suka sekali memasang ekspresi datar begitu sih?" Protes Atsumu.
"Gomen. Kebiasaan." Kaede lalu tersenyum tipis. "Atsumu-kun asik ya. Selama ini tidak ada pria yang tahan dengan gadis dingin sepertiku."
"Benarkah? Kenapa? Kaede-chan lucu kok. Aku suka."
Kaede memalingkan wajahnya yang memerah. Dia meminum minumannya.
'Aku pasti akan mendapatkanmu Kaede-chan.' Atsumu menyeringai tipis saat melihat wajah Kaede yang sudah mulai memerah karena mabuk.
___
"Astaga Kaede-chan kenapa kau tadi minum banyak?!" Atsumu berusaha menggendong Kaede yang sudah teler di meja.
"Atsumu-hik-kun..."
"Ayo aku gendong." Atsumu membantu Kaede naik ke punggungnya.
"Kita mau-hik kemana?"
"Mengantarmu pulang."
"Heehh... Aku kan-hik masih ingin bersama-hik Atsumu-kun..."
"Kau sudah mabuk begini Kaede-chan!"
"Hik!" Kaede mengeratkan pegangannya lalu tertidur di gendongan Atsumu.
Atsumu berjalan menuju apartemen Kaede. Dia masuk dan sedikit bingung karena dia tidak tahu rumah Kaede ada di lantai berapa.
"Are?! Kaede-chan?!" Seorang wanita tua terkejut.
"Etto..." Atsumu sedikit bingung.
"Ah! Aku tetangga Kaede-chan."
"Begitukah... Aku mengantar Kaede-chan pulang tapi tidak tahu rumah Kaede-chan lantai berapa."
"Ayo aku antar."
"Arigatou gozaimasu."
"Kaede-chan lagi-lagi pulang mabuk begini." Ucap wanita itu saat mereka sudah ada di dalam lift.
"Eh? Kaede-chan sering pulang mabuk?"
"Yah tidak terlalu sering sih. Dan biasanya tidak mabuk separah ini."
"Begitukah."
"Mungkin karena dia sedang bersama pacarnya." Wanita itu tertawa nakal.
'TING'
Pintu lift terbuka di lantai 5.
"Rumah Kaede-chan nomor 508." Ucap wanita itu.
"Arigatou gozaimasu."
Atsumu pun langsung menuju pintu dengan momor 508 dan bertuliskan 'Ushijima Kaede'.
"Kaede-chan, kita sudah sampai. Dimana kau simpan kunci rumahmu?"
'KLEK'
Pintu apartemen Kaede terbuka.
"Hm?"
"E-EH?! U-USHIJIMA-SAN?!"
__________
Maafkan saya kalau Atsumu terlalu OOC ╥﹏╥
Terima kasih untuk sahabat saya Ichirisa yang sudah memberikan inspirasi untuk chapter ini (>y<)saya minjem Tsukasa lagi ya
Terima kasih sudah membaca
Maaf kalau banyak typo
See you (〜^∇^)〜
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro