Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Satu

Disclaimer! Cerita ini hanya fiktif. Seluruh foto yang digunakan diambil dari laman pinterest untuk kebutuhan cerita.

Begitulah hari-hari Harvi beberapa hari belakang. Semenjak ia dengan sukarela membawakan paket milik tetangga apartmentnya yang bernama Nadina dari ruang mailbox di lantai dasar ke unit mereka, kini ia dan Nadina jadi sering bertukar pesan. Meski memang sih pesannya terbatas hanya seputar info bahwa ia sudah membawakan paket Nadina dan gadis itu bisa mengambilnya. Hanya itu.

Kata Gerald sahabatnya, perbuatan Harvi ini hanya akal-akalan dan modusnya belaka untuk bisa berinteraksi dengan Nadina. Padahal, Harvi murni hanya ingin membantu saja. Karena setiap hari Nadina selalu kedatangan paket yang ukurannya tidak kecil, Harvi jadi berinisiatif membawakannya, toh hal itu juga dilakukan hanya setiap kali Harvi sekalian mengambil paketnya.

***

"What the hell..."

Harvi nggak tahu apa maksud Nadina mengirimkan barang tersebut padanya. Bahkan Harvi masih nggak paham untuk apa sebetulnya barang-barang berbulu tersebut? Barang-barang itu lebih mirip seperti mainan anak-anak? Atau malah mainan kucing? Lagian Harvi juga tidak punya kucing, bahkan di apartment mereka jelas-jelas dilarang memelihara binatang.

Harvi tidak berani bertanya apa fungsi benda pemberiannya itu kepada Nadina, takut dirasa nggak sopan dan tidak menghargai. Jadi, di saat seperti ini di pikiran Harvi hanya satu. Bertanya pada sahabatnya yang mungkin lebih mengerti karena sahabatnya itu memiliki kucing di rumahnya.

"Itu apaan anjrit, lo ngapain ngirimin gue link bokep?" Harvi berteriak marah begitu panggilannya diangkat Gerald. Di sebrang sana, ia bisa mendengar Gerald terbahak.

"Lah, kan lo nanya itu fungsinya apaan. Kalau gue jelasin lo nggak bakal ngerti jadi gue kasih tau langsung contohnya fungsinya aja, bro!" Gerald masih ngakak di sebrang sana membuat Harvi kesal. Kalau saja Harvi bukan sahabat yang sudah dikenalnya baik sejak mereka SD, sudah dipukulnya kepala sahabatnya itu jika mereka bertemu. But Gerald just being Gerald.

"Nggak lucu, Ger, gue lagi serius."

"IDIH emang siapa yang bercanda sih, Vi? Gue juga serius. Itu lo liat dulu sana. Tapi bayar sih, tapi asli lo nggak bakal rugi sumpah."

"Nggak mau! Udah mending lo kasih tau aja ke gue itu fungsinya apa, cepet!"

"Dibilangin, lo nggak bakal ngerti kalau gue jelasin. Lo lihat sendiri aja. Udah ya, ayang gue minta jemput nih. Dah!"

"Ger—" Panggilan terputus.

Harvi menghela napas. Harvi terpaksa membuka lagi browser di ponselnya yang masih menampilkan halaman website yang dikirimkan Gerald. Menampilkan laman profil dengan beberapa foto yang 'menggoda' menghiasi layar. Ini bukan sekali dua kali Gerald mengerjainya soal seperti ini. Bahkan Gerald pernah dengan iseng mengirim film biru secara langsung ke hpnya. Memang isengnya Gerald itu kadang sudah bukan lagi bikin Harvi geleng kepala tetapi juga sakit kepala!

Awalnya Harvi hanya berniat untuk menutup halaman web tersebut. Sampai Harvi menyadari siapa wajah yang ada di halaman itu. Harvi tidak begitu yakin karena foto itu diambil dari belakang. Tetapi hal yang membuat Harvi yakin adalah background foto itu yang layoutnya persis dengan apartmentnya begitupun dengan gedung-gedung yang menjadi latarnya. Harvi yakin bahwa foto itu diambil di gedung apartment yang sama dengannya, bahkan secara layoutpun sama bedanya hanya di sofanya saja. Harvi jadi sedikit tertarik.

Harvi melihat harga tertera di halaman itu dan cukup terkejut. 40$ untuk biaya berlangganannya. What the hell? Memangnya ada yang membayar hampir enam ratus lima puluh ribu untuk langganan konten... apalah itu. Harvi bahkan tidak yakin apa yang sebenarnya dijajakan oleh dia yang profilnya sedang Harvi lihat selain foto-foto?

Dari previewnya foto-foto itu juga bukan tipe foto-foto vulgar. Tidak. Kalau iya, Harvi pasti sudah langsung menutupnya sejak tadi. Foto-foto itu justru terlihat...cantik. Meski foto-foto itu tidak memperlihatkan wajah sama sekali, tetapi...aduh bagaimana ya Harvi menjelaskannya? Fotonya cantik. Entah itu baju yang digunakanannya, posenya, tone fotonya, cantik.

Harvi bahkan hanya melihat previewnya saja yang mana blurry, karena jelas Harvi harus membayar biaya langganan lebih dulu sebelum membuka konten-konten itu. Aduh, tapi masa iya Harvi rela merogoh kocek enam ratus ribu untuk melihat jelas foto-foto itu? Memangnya Harvi pria mesum, apa?

Payment successful.

Harvi tahu ini mungkin kebodohan termahal yang pernah ia lakukan. Tetapi begitu akhirnya seluruh konten yang totalnya ada 123 itu terbuka seluruhnya, mendadak Harvi merasa ia baru saja melakukan sesuatu yang...benar.

Setelah satu persatu foto itu ia buka, akhirnya Harvi sampai di foto yang mungkin menjadi maksud Gerald mengirimkan link itu padanya. Gerald ternyata tidak sepenuhnya bercanda. Ia serius soal Harvi akan paham sendiri begitu melihat contohnya.

The hell...

Harvi benar, kalau barang-barang itu jelas bukan untuk kucing apalagi untuknya. Yang jadi masalah, untuk apa benda-benda itu diberikan Nadina padanya?

Tunggu...Nadina?

Harvi menatap ulang lagi foto-foto menggoda milik dia yang bahkan Harvi tidak tahu siapa namanya selain usernamenya yang bernama nadnad96 itu. Harvi bahkan tidak yakin username itu mengacu kepada nama asli si pemilik akun. Tetapi semakin Harvi memperhatikan foto di hadapannya, Harvi malah jadi memikirkan seseorang.

Harvi tersentak ketika ponselnya bergetar dan pop up notifikasi pesan dari Nadina masuk. Gimana tidak terkejut? Masalahnya Harvi sedang memikirkan perempuan itu dan tiba-tiba saja perempuan itu menghubunginya.

Harvi tidak tahu harus darimana membalas pesan itu. Rasa bersalah justru menjalarinya saat ini. Satu, karena Harvi sudah membuka paketnya. Dua, karena Harvi bahkan sudah menyebarkan soal isi paket itu ke Gerald. Tiga, karena Harvi sempat berpikir bahwa nadnad96 dan Nadina adalah orang yang sama.

Harvi memberanikan diri menemui Nadina keesokan harinya. Lebih tepatnya, memaksakan diri. Karena ia juga merasa tidak enak pada gadis itu karena sudah mendiaminya semalaman. Harvi sudah berusaha untuk menyolatip paket Nadina lagi, tetapi tentu saja ia tahu usahanya membuat paket itu kembali seperti awal adalah mustahil. Jadi, pada akhirnya Harvi harus jujur pada Nadina bahwa ia sudah membuka paketnya.

Tentu saja ekspresi Nadina terkejut, Harvi bisa melihat pipi gadis itu yang sedikit kemerahan. "Aduh... Mas Harvi lihat, ya?" tanyanya lagi meski jelas sudah tahu jawabannya.

"Maaf Nad..." hanya itu yang bisa Harvi katakan untuk saat ini.

"Nggak usah minta maaf Mas... kan bukan salah kamu juga." Nadina hanya bisa memasang senyum getir. "Ini...sebenernya aku mau kasih kamu ini. Tapi malah salah..." Nadina menyerahkan kotak yang memang ukurannya hampir serupa dengan kotak sebelumnya. Tapi kali ini Harvi bisa melihat apa isi kotak itu hanya dari tulisan yang tertera di luar kotaknya.

Itu adalah kue. Brownies lebih tepatnya.

"Ma—makasih Nad, padahal kamu nggak perlu repot-repot."

Nadina tersenyum seperti biasa, cantik. Seolah ia bahkan sudah melupakan kejadian tadi. "Nggak repot kok. Itu brownies favorit aku dari zaman kuliah di Bandung. Enak banget, kamu wajib coba," ucapnya dengan antusias. Tetapi Nadina kemudian tersadar akan sesuatu, "Eh...tapi kamu suka manis-manis kan Mas? Aku lupa nanya malah main beliin aja..."

"Suka kok suka." Tidak, Harvi berbohong. Ia bukan penyuka makanan manis. Satu-satunya makanan manis yang bisa dimakannya hanyalah carrot cake buatan ibunya itupun karena Harvi minta dibuatkan dengan gula yang sangat sedikit. Sisanya, Harvi tidak suka.

Mereka berpisah beberapa menit kemudian. Dengan Harvi yang kini memegang kotak berisi brownies sebagai ganti dari kotak berisi bando dan ekor bulu-bulu kucing berwarna pink barusan. Astaga, kenapa Harvi tidak bisa mengenyahkan soal paket bulu-bulu itu, sih?

Harvi memilih bersantai di kamarnya sambil memainkan tablet. Hingga kemudian notifikasi email masuk membuat dahinya mengernyit.

Onlyfans! Nadnad96 has posted something! Click here to open their new post

Harvi hampir melupakan soal langganannya di laman tersebut karena Nadina kalau saja notifikasi itu tidak muncul. Sekarang tidak ada alasan lagi untuk Harvi mengeceknya, kan? Toh ia sudah tahu apa kegunaan paket milik Nadina itu.

Tunggu dulu...

Lagi-lagi Harvi malah memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya. What the hell Vi...

Harvi membuka postingan terbaru dari akun onlyfans nadnad96 itu dan menemukan satu foto baru. Oke, bukan masalah fotonya. Seperti biasa, foto nadnad96 selalu cantik meski fotonya bahkan tidak memperlihatkan wajahnya sama sekali. Tetapi yang menarik perhatian Harvi sepenuhnya kali ini adalah bagaimana bisa baju yang digunakan oleh nadnad96 sama persis dengan baju yang digunakan Nadina saat menemuinya tadi.

Kecurigaan yang semula hanya ada di kepala Harvi sejak kemarin pada akhirnya tak terbendung lagi. Ia yakin kalau pemilik akun onlyfans nadnad96 itu adalah orang yang sama dengan Nadina, tetangga apartmentnya.

Milik Harvi menegang di bawah sana tanpa diminta. Harvi sampai terkejut sendiri dan merasa kotor serta bersalah. Padahal foto Nadina bahkan tidak betul-betul vulgar, kenapa dirinya bisa menegang hanya karena sadar bahwa nadnad96 dan Nadina adalah orang yang sama?

Harvi melempar tabletnya ke tempat tidur, ia berdiri dari kasur dan segera melakukan gerakan push up di lantai. Mencoba mengenyahkan wajah Nadina dari dari setiap konten nadnad96 yang sudah dilihatnya. "Air H2O, etanol C2H5OH, Glukosa C6H12O6, Kalsium Nitrat Ca(NO3)2..." Secara random menyebutkan rumus senyawa kimia demi bisa melupakan apapun yang ada di kepalanya saat ini.

Usaha Harvi untuk mengenyahkan soal Nadina di kepalanya berhasil. Tetapi hanya sementara. Karena keesokan harinya, Harvi bangung dalam keadaan bersimbah peluh dan celana yang lembab.

Harvi tidak menyangka bahwa di usianya yang tiga puluh tahun ini, akan ada hari di mana ia bermimpi basah lagi namun dengan wanita cantik yang merupakan tetangganya sendiri sebagai objek mimpinya.

Shit, Harvi benar-benar tidak tahu bagaimana harus menghadapi Nadina setelah ini.

*

*

*

Comment dan like jangan lupa~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro